Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori keperawatan menjadi sebuah tema utama yang menarik


pada abad terakhir ini, dan hal itu berlanjut hingga sekarang ini untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perluasan kepustakaan serta
pendidikan keperawatan yang professional dan fenomenal. Sejarah
perkembangan keperawatan telah mengalami perubahan yang sangat
pesat sebagai respon dari perkembangan kebutuhan manusia.
Berbagai aspek peristiwa dapat mempengaruhi perkembangan sejarah
dan praktik keperawatan, seperti peran dan sikap, status wanita, nilai
agama dan kepercayaan, perang dan kepemimpinan dalam
keperawatan yang berwawasan masa depan.
Sejarah singkat perkembangan keperawatan dari vokasional
menuju professional menjelaskan pencarian substansi keperawatan
mengarahkan kepada sebuah masa dalam sejarah keperawatan
sebagai korelasi yang signifikan antara akademik dan instansi
pelayanan. Sehingga sejarah perkembangan ini memberikan konteks
dan pemahaman yang luas dalam perkembangan lebih lanjut tentang
disiplin dan teori keperawatan. (Hamid & Ibrahim, 2017).
Pada saat sekarang keperawatan di Indonesia mulai
mengembangkan dirinya sebagai suatu profesi yang mandiri dan
bekerja secara berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai
profesi yang mandiri perawat dituntut untuk memgembangkan ilmu
pengetahuan, sikap dan keterampilanya, sehingga dapat diakui oleh
klien dan profesi lain. Keahlian dalam keperawatan merupakan hasil
dari pengetahuan dan pengalaman klinik. Keahlian diperlukan untuk
menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan kompleks,
merupakan inti dari asuhan keperawatan dan menjadi dasar untuk
pengembangan praktek keperawatan dan ilmu keperawatan.

1
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan
ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dihadapinya. Perawat mempunyai peran seperti
pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengabilan keputusan
klinik, advokasi, peneliti dan pendidik. Oleh sebab itu, karena
banyaknya keragaman dalam perawatan, perawat perlu memiliki filosofi
dan teori-teori praktek keperawatan untuk membentuk arah
pengembangan profesi dimasa yang akan datang. (Asmadi, 2008)
Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi
informasi maka akan semakin terbukalah jendela dunia kehidupan..
Teori Florence Nightingle adalah teori yang mengemukakan tentang
lingkungan. Florence Nightingle adalah seorang perawat yang pertama
kali ada didunia Florence dikenal dengan jiwa penolong dan sangat
mempengaruhi ilmu keperawatan. Teori Florence Nightingle ini sangat
bermanfaat bagi perawat terutama saat kita merawat pasien,mungkin
saja kita saat merawat pasien melupakan factor lingkungan padahal
faktor lingkungan ini adalah factor yang sangat penting bagi
penyembuhan pasien

B. Rumusan Masalah
Berdarakan uraian di atas, maka beberapa pertanyaan yang akan
dikembangan dalam bab berikutnya adalah :
1. Teori Filosofi apa yang dikembangkan oleh Florance Nightingale
dalam Keperawatan ?
2. Bagaimana aplikasi Teori Filosofi Florance Nightingale dalam
keperawatan?
3. Bagaimana analisis Teori Filosofi Florance Nightingale dalam
keperawatan?

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang teori filosofi keperawatan
2. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang teori filosofi keperawatan menurut Florence
Nightingale’s

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Florance Nightingle


Peran dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan
sejarah keperawatan. Sebelum Abad 19 profesi keperawatan masih
belum mendapat penghargaan di mata masyarakat dan masih
dipandang rendah dalam status sosial kemasyarakatan. Pekerjaan
keperawatan lebih banyak dilakukan oleh para wanita sebagai
tanggungjawab memelihara dan memberikan kasih sayang kepada
keluarga atau anak. Para perawat di rumah sakit pada zaman ini
sangat tidak berpendidikan, banyak dilakukan oleh para budak dan para
tahanan yang dipaksa untuk melakukan pekerjaan keperawatan. Citra
lain yang muncul pada abad ini, ketika pekerjaan perawat dilakukan
oleh para wanita maka perawat hanya dianggap sebagai objek seks
semata, dan ibu pengganti. Pada awal sampai dengan akhir abad 19,
seiring dengan muncul tokoh-tokoh dibidang keperawatan seperti
Florence Nightingale, dunia keperawatan mulai dihargai dan pekerjaan
perawat dipandang sebagai pekerjaan yang mulai, pekerjaan yang
penuh kasih sayang, bermoral dan penuh dengan pengabdian dan
pengorbanan diri sendiri. (Budiono, 2016)
Florence Nightingale adalah salah satu
pemimpin yang paling berpengaruh pada abad
ke-19. Florence lahir pada tahun 1820 dari
pasangan Fanny dan William Nightingale,
seorang tuan tanah kaya. Menurut entri buku
harian Nightingale, dia mengalami depresi
berat dan gangguan saraf. Pada usia 17 tahun,
ia bertentangan dengan keluarganya karena ia
telah memutuskan bahwa merawat adalah
panggilan dari Tuhan, namun orang tuanya beranggapan bahwa

4
keperawatan pekerjaan tidak cocok untuk seorang wanita. Tiga belas
tahun kemudian, pada tahun 1850, ia mengikuti “ panggilan dari Tuhan.
” Florence terinspirasi oleh kunjungan yang dia dilakukan untuk
Komunitas Lutheran sebuah Komunitas Kepercayaan Tuhan. ” di
Kaiserwerth Jerman, di mana ia melakukan pelatihan perawat dan
merawat orang sakit dan miskin. Dan akhirnya, ayahnya setuju untuk
membiarkan Florence berangkat di Kaiserwerth sebagai perawat di
Kaiserwerth, dan menjadi perawat pada tahun 1853. (Altimier, 2012).
Selama menjadi perawat, nightingle membayangkan para perawat
sebagai sosok wanita yang berpendidikan saat itu ketika para umumnya
tidak berpendidikan dan juga tidak bekerja pada pelayan public.
Kontribusi yang dilakukan Nightingle dalam praktik dan Pendidikan
keperawatan adalah mendirikan sekolah keperaawatan di St. Thomas
Hospital London yang kemudian menjadi inspirasi berdirinya sekolah-
sekolah keperawatan dan rumah sakit di Amerika Serikat pada awal
abad ke dua puluh. Pada tahun 1800-an Nightingle menjelaskan bahwa
focus keperawatan unik dan pengetahuan keperawatan yang berbeda
dari pengetahuan medis yang lain. Nightingle menjelaskan fungsi tepat
dari seorang perawat adalah dengan menempatkan pasien sebagai
dalam kondisi terbaik dalam proses pelayan keperawatan. Nightingle
juga menambahkan bahwa perawatan terhadap orang sakit didasarkan
pada pengetahuan tentang lingkungan. (Hamid & Ibrahim, 2017).

B. Teori Filosofi Keperawatan Florance Nightingale


Filosofi atau Falsafah keperawatan adalah pedoman dan landasan
yang diyakini oleh perawat terhadap nilai-nilai keperawatan dalam
pemberian asuhan keperawatan yang harus tertanam baik pada individu,
keluarga ataupun. masyarakat. keperawatan memandang individu secara
holistik yang memandang pasien sebagai satu kesauan yang utuh dna
kompleks. (Sulisno et al., 2012)

5
Banyak factor yang mempengaruhi dalam perkembangan filosofi
keperawatan Nigtingle. Adanya pengalaman pribadi, masalah social, nilai-
nilai professional dan keprihatinan yang menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam pengembangan keyakinannya sehingga menghasilkan
teori yang mendasar dalam keperawatan. (Hamid & Ibrahim, 2017).
Teori Nightingale berfokus pada lingkungan. Walaupun ia tidak
pernah secara eksplisit menyebutkan lingkungan, ia menggambarkan dan
mendefinisikan tentang ventilasi, kehangatan, cahaya/penerangan,
makanan, kebersihan, dan suara. Nightingale tidak secara khusus
membedakan lingkungan pasien dalam aspek fisik, psikologis dan social,
tetapi dari tulisan-tulisan yang dibuatnya dapat teridentifikasi bahwa ia
memberikan penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan sehat dilihat
dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman
kumuh. Menurutnya, lingkungan yang sehat penting bagi pemberian
asuhan keperawatan yang tepat. Lima komponen penting lingkungan yang
sehat, meliputi 1) udara bersih, 2) air bersih, 3) pembuangan air yang
efisien, 4) kebersihan, dan 5) pencahayaan (Tomey & Alligod, 2006).
Dalam konteks masalah, menurut (Gropper, 1990) dalam (Hamis &
Ibrahim, 2017) keprihatinannya akan lingkungan yang sehat bermula dari
unsur dalam pelayanan di rumah sakit ketika pasien di rawat dan akan
berlanjut menjadi kebiasaan di public dan tempat tinggal . Nightingle
meyakini bahwa pemeliharaan atau pemulihan kesehatan dapat didukung
oleh lingkungan yang sehat. Dalam lingkungan yang sehat tergambar
kondisi ventilasi yang tepat bagi pasien , pasien harus terpapar sinar
matahari saat pagi hari, kebersihan diri pasien perlu di awasi, ketenangan
pasien, pemberian nutrisi yang tepat, serta pelaksanaan manajemen dalam
mengendalikan lingkungan baik fisik, psikis ataupun adminstratif. .

6
Paradigma keperawatan menurut Florence Nightingale: (Hamid
&Ibrahim, 2017)
1. Keperawatan
Nightingale percaya bahwa setiap perempuan pada dasarnya dapat
menjadi seorang perawat yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan orang lain. Perawat terdidik belajar dan mengaplikasikan
tambahan prinsip ilmiah pada pekerjaan dan lebih terlatih dalam
melaporkan status pasien saat memberikan intervensi yang
membantu proses penyembuhan pasien. Keperawatan dipandang
sebagai proses non-kuratif yang bergantung pada penempatan
individu dalam kondisi terbaik alamiah dimana lingkungan menjadi
kondusif untuk proses perbaikan. Komunikasi dengan individu
sangat penting dan tidak boleh terburu-buru serta bebas interupsi.
Komunikasi yang dilakukan perawat kepada dokter dan anggota
keluarga harus berada dalam lingkungan pasien. Observasi dan
pengumpulan data spesifik perlu dilakukan untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan. Tujuan keperawatan adalah untuk
membantu proses perbaikan.
2. Manusia
Perawat melaksanakan tugas-tugasnya kepada pasien dan
mengontrol lingkungan pasien untuk mempercepat proses
penyembuhan klien. Pasien tidak sepenuhnya pasif dimana ia
melakukan perawatan dirinya sendiri jika memungkinkan dan
dilibatkan pada penentuan waktu makan dan jenis makanan. Pasien
dilihat secara individual dengan cara ditanyakan akan pilihan
makanannya. Walaupun demikian perawat tetap mengontrol dan
bertanggung jawab pada lingkungan pasien, dan berarti mengontrol
beberapa pilihan dan perilaku indiviidual. Pasien dihargai atas latar
belakang kehidupannya masing-masing.

7
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan dalam keadaan baik dan
menggunakan setiap kekuatan/ sumber-sumber yang dimiliki
manusia secara penuh dalam kehidupannya. Penyakit dan sakit
adalah proses perbaikan secara alamiah pada saat manusia tidak
pada kondisi sehat. Penyakit tidak selalu membuat orang menderita.
Penyebab penderitaan lebih banyak dikarenakan kondisi lingkungan
buruk, makanan yang buruk atau kelemahan spiritual. Upaya
mempertahankan kesehatan dilakukan dengan cara mencegah
penyakit melalui kontrol lingkungan dan dan tanggung jawab sosial
(Modern Public Health Nursing). Nightingale membedakan antara
keperawatan sehat dan keperawatan untuk pasien yang sakit.
4. Lingkungan
Tujuan keperawatan adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan lingkungan terapeutik yang akan meningkatkan
kenyamanan dan proses penyembuhan pasien. Nightingale percaya
bahwa orang sakit yang miskin akan merasakan manfaat dari
perbaikan lingkungan yang mempengaruhi tubuh dan pikiran
mereka. Perawat dapat merubah status sosial orang miskin dengan
memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan psikologis mereka .

C. Aplikasi Teori Florance Nightingale dalam Keperawatan


1. Pelayanan Keperawatan
Prinsip-prinsip Keperawatan yang dikembangkan oleh
Nightingle tetap digunakan sebagai dasar praktik keperawatan
hingga saat ini. Aspek lingkungan yang menjadi teorinya
(ventilasi,kehangatan,ketenangan, diet ,kenyamanan dan
kebersihan) tetap menjadi komponen pokok dalam pemberian
asuhan keperawatan. Masalah sanitasi dan pengolahan limbah
yang saat ini sudah mengalami proses modern di beberapa
negara ,pencegahan infeksi nosocomial serta pencegahan

8
pengembangan organisme resisten dalam lingkungan perawatan
dengan menerapkan personal hygiene, serta penerapan patien
safety sebagai bukti implementasi teori Nightingle dalam tatanan
praktik keperawatan. (Hamid & Ibrahim, 2017)
2. Pendidikan Keperawatan
Florence Nightingale berpendapat untuk meningkatkan
keterampilan para perawat, perlu adanya suatu sekolah untuk
mendidik para perawat, Florance berpendapat bahwa dalam
mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan
bagi perawat, ketentuan jam kerja perawat dan
mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah
dengan menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat
diantaranya mendirikan sekolah perawat menetapkan tujuan
pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus
di miliki para calon perawat. Florence dalam merintis profesi
keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat
perang krim (1854 - 1856) antara Roma dan Turki yang dirawat
di sebuah barak rumah sakit (scutori) yang akhirnya kemudian
mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit
Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan yang
diberi nama Nightingale Nursing School.(Budiono, 2016)
Ninghtingle memandang bahwa praktik pelayanan yang baik
akan dapat dihasilkan oleh proses pendidikan yang baik pula.
Pada tahun 1800-an Nightingle menjelaskan bahwa focus
keperawatan unik dan pengetahuan keperawatan yang berbeda
dari pengetahuan medis yang lain. Sehingga pelatihan adalah
suatu cara yang dapat digunakan untuk mengajarkan kepada
perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam merawat
pasien. (Hamid & Ibrahim, 2017)

9
3. Penelitian Keperawatan
Nightingle memiliki kemampuan khusus dalam
mengumpulkan dan menganalisis data serta
menginterpretasikannya dalam grafik yang dikenal dengan
diagram polar. Penelitian Nightingale berfokus pada lingkungan
yang dapat berdampak pada praktik keperawatan. Sehingga
desain penelitian yang dilakukan oleh Nightingle adalah dengan
menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa kasus
untuk menggambarkan sejumlah konsep yang dia
temukan.(Hamid & Ibrahim, 2017)
Florance sudah menjadi seorang penulis dan menciptakan
sebuah ' Catatan tentang Keperawatan dan ' Catatan tentang
Rumah Sakit ''yang diterbitkan. Pada Oktober 1859 . Florance
telah melakukan kerja sama dengan pengelola terkemuka
sanitasi di Inggris, yang bertujuan untuk pencegahan penyakit
melalui penciptaan otoritas publik terpusat untuk meningkatkan
kesehatan dengan menyediakan air minum, drainase dan system
pembuangan limbah, kebersihan jalan dan peraturan terhadap
kepadatan penduduk dan perdagangan berbahaya seperti
pemotongan hewan. (Davies, 2012)

D. Analisis Teori Filosofi Nightinglae


1. Kejelasan
Teori Nightingle jelas dan mudah dipahami, ada tiga hubungan
utama yakni:
a. Lingkungan ke pasien
b. Perawat ke lingkungan
c. Perawat ke pasien
Lingkungan bagi Nightingale merupakan factor utama yang
menimbulkan penyakit pada pasien. Dan perawat bisa menjadi
pemicu agar dapat menata lingkungan dengan berbagai cara

10
agar dapat meningkatkan kesehatan pasien. Sehingga bisa
membina hubungan baik antara perawat dan pasien dalam
kolaborasi intervensi keperawatan
2. Kesederhanaan
Nightingale memaparakan teori yang deskriptis dan jelas yang
berkaitan dengan factor lingkungan yang berkaitan dengan
angka kejadian penyakit yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan.
3. Keumuman
Teori ini sudah digunakan sejak 150 tahun yang lalu sebagai
pedoman umum dalam pelayanan keperawatan, dan masih
berkembang hingga saat ini. Konsep mengenai (Lingkungan,
Pasien, dan Perawat) bahkan menjadi batang pohon hidup teori
keperawatan di era berikutnya.
4. Presisi Empiris
Munculnya teori yang dikemukan oleh Nightingale berdasarkan
pengamatan dan pengalaman langsung ketika menjadi perawat
perang. Hasil yang didapatkan juga dilakukan melalui olah data
yang dilakukan dengan metode kualitatif.
5. Konsekuensi
Prinsip-Prinsip dasar Nightingale tentang lingkungan dan
perawatan pasien dapat diterapkan dalam tata cara keperawatan
masa kini. Lewat penemuan yang dikembangkan oleh
Nightingale, seorang perawat harus lebih terlibat aktif dalam
berdiskusi dengan mitranya dalam bekerja merawat pasien.
Karena prinsip-prinsip dasar yang digunakan Nightingale adalah
terbuka untuk dikritik karena prinsip-prinsipnya yang sesuai
dengan identitas dan praktik keperawatan yaitu mengatur
lingkungan dan merawat pasien.

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Skenario Kasus
Seorang anak Y mengalami kanker darah / Leukimia. Penyakit
keganasan atau gangguan hematologi pada anak tersebut mau tidak
mau menjadikan anak mengalami berbagai macam gejala yang tidak
menyenangkan. Gejala tersebut dapat berasal dari perjalanan
penyakit itu sendiri maupun dari prosedur diagnostik atau
pengobatan penyakit tersebut.Beberapa gejala yang sering dialami
pada anak dengan penyakit keganasan adalah nyeri atau yang biasa
disebut nyeri kanker (cancer pain), mual serta berbagai reaksi tubuh
akibat perjalanan penyakit, prosedur diagnostik atau pengobatan.
Gejala tak menyenangkan tersebut pun tak pelak dapat
menyebabkan terganggunya rasa nyaman anak yang pada akhirnya
menurunkan kualitas hidup anak selama sakit.

B. Analisa Kasus
Dari scenario kasus yang telah dibahas, masalah yang
dialami oleh anak Y tentunya menjadi perhatian serius bagi perawat,
khususnya perawat anak. The National Institute of Nursing Resarch
(NINR) mengidentifikasi bahwa manajemen gejala (symptoms
management) menjadi salah satu area kunci dalam rencana
strategis suatu asuhan keperawatan. Guna melakukan manajemen
gejala yang tepat pada asuhan keperawatan, perawat membutuhkan
acuan atau panduan. Salah satu konsep keperawatan yang berfokus
pada manajemen gejala adalah Theory of Unpleasant Symptoms
(TOUS).
TOUS memiliki tiga komponen utama yaitu gejala tidak
menyenangkan yang dialami klien, faktor-faktor yang berpengaruh

12
pada gejala (fisiologis, psikologis, situasional) dan penampilan
(performance) klien (fisik,kognitif dan sosial) yang terpengaruh oleh
adanya gejala. Konsep TOUS ini telah diaplikasikan pada beberapa
kasus khususnya pada kasus klien penderita kanker.
Aplikasi TOUS ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Florance Nightingale pada tahun 1860 yang mengidentifikasi
bahwa kenyamanan merupakan tujuan utama dari sebuah asuhan
keperawatan. Pada awal abad ke 20, kenyamanan dan tindakan
untuk meningkatkan kenyamanan diidentikkan sebagai focus utama
dalam proses kepearwatan pasien. dengan proses penyakit yang
tidak kunjung sembuh serta menimbulkan efek samping dari
pengobatan. Sehingga diera sekarang ini, pengertian tersebut sudah
bergeser bahwa intervensi untuk meningkatkan kenyamanan tidak
hanya sekedar tindakan memberikan rasa nyaman, tapi juga
bertujuan untuk memperkuat pasien dalam rangka mencapai tujuan
akhir perawatan klien serta meningkatkan perilaku sehat klien.
Menurut Siefert (2002) dalam (Sefrina et al., 2010)
mengungkapkan ada 7 hal yang berkaitan dengan rasa nyaman
seseorang yaitu komunikasi, keluarga dan hubungan dengan orang
lain, fungsionalitas, karakteristik diri sendiri, penyembuhan gejala
psikososial dan fisik serta intervensinya, aktivitas spiritual,
keamanaan serta keselamatan. Apabila ketujuh hal tersebut dapat
terpenuhi denganbaik sesuai dengan kebutuhan klien, maka klien
dapat memperoleh rasa nyaman yang optimal.

13
BAB IV

PENUTUP

A. KESEIMPULAN

1. Teori Florence Nightingle adalah teori yang mengemukakan


tentang lingkungan. Teori ini sangat bermanfaat bagi perawat
terutama saat kita merawat pasien,mungkin saja kita saat
merawat pasien melupakan factor lingkungan padahal faktor
lingkungan ini adalah factor yang sangat penting bagi
penyembuhan pasien
2. Nightingale tidak secara khusus membedakan lingkungan pasien
dalam aspek fisik, psikologis dan social, tetapi dari tulisan-tulisan
yang dibuatnya dapat teridentifikasi bahwa ia memberikan
penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan sehat dilihat dalam
situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman
kumuh. Menurutnya, lingkungan yang sehat penting bagi
pemberian asuhan keperawatan yang tepat.
3. Penjabaran teori Nightingle sangat mudah dipahami, olehnya itu
pengaplikasian penerapan teori lingkungan tersebut cepat untuk
dilaksanakan.
4. Aplikasi dari teori Nightingale masih menjadi isu utama dalam
penerapan praktik keperawatan dan mulai dikembangkan melalui
penelitian dan diajarkan dalam tingkat pendidikan.

B. SARAN
1. Untuk Praktik Keperawatan, ada baiknya pihak manajer dalam
keperawatan bisa lebih intens berkomunikasi dengan pihak pimpinan
rumah sakit berkaitan dengan menciptakan lingkungan yang ramah
pasien agar dapat menimbulkan kepuasaan.

14
2. Untuk Pendidikan, sebaiknya pihak institusi penyelenggara
Pendidikan bagi perawat dalam berkolaborasi dengan keilmuan di
bidang lingkungan dan masyarakat agar bisa meramu kurikulum
yang tepat dalam mengembangkan teori lingkungan dalam proses
asuhan keperawatan
3. Untuk Penelitian, banyak area-area sentral yang bisa dikembangkan
dalam menggali keterkaitan teori lingkungan dengan proses asuhan
keperawatan.

15
Daftar Pustaka

Altimier, L. (2012). Florence Nightingale: Neonatal Leaders, Take Notes!


Newborn and Infant Nursing Reviews, 12(1), 40–43.
https://doi.org/10.1053/j.nainr.2012.01.002

Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:EGC

Budiono. (2016). Kosep Dasar Keperawatan.


https://doi.org/10.15713/ins.mmj.3

Davies, R. (2012). “Notes on nursing: What it is and what it is not”. (1860):


By Florence Nightingale. Nurse Education Today, 32(6), 624–626.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2012.04.025

Hamid, Achir Yani S & Ibrahim, Kusman. (2017). Pakar Teori Keperawatan
dan Karya Mereka. Edisi Indonesia Ke-8 Volume 1. Singapore:
ELSEVIER.

Sefrina, A., Nurhaeni, N., Hayati, H., Cilacap, A. S., Keperawatan, F. I.,
Indonesia, U., … Indonesia, U. (2010). APLIKASI THEORY OF
UNPLEASANT SYMPTOMS ( TOUS ) PADA ANAK YANG
MENGALAMI MUAL AKIBAT KEMOTERAPI DI RUANG RAWAT NON
Latar Belakang dan Tujuan. Unimus. Retrieved from
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1465/15
18

Sulisno, M., Program, M., Ilmu, S., Kedokteran, F., Pengajar, S., Dasar, D.,
… Keperawatan, I. (2012). Pengetahuan PerawatTentang Konsep
Keperawatan Holistik. Jurnal Nursing Studies, 1, 157–162.

Tomey, A.M & Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists and Their. Work
Sixth Edition, Mosby :Elsever

16

Anda mungkin juga menyukai