PENDAHULUAN
sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka baik itu dalam kebutuhan
mencapai 27,76 juta orang. Kemiskinan juga merupakan salah satu masalah utama
di Provinsi Jambi dimana berdasarkan data dari BPS jumlah penduduk miskin di
Jabung Timur merupakan salah satu kabupaten dengan penduduk miskinnya yang
1
2
berkualitas adalah gizi yang baik, masalah gizi di Indonesia tidak hanya dialami
oleh balita tapi juga orang dewasa. Permasalahan gizi salah terus menghambat
pendek (stunting), namun pada saat yang sama, terjadi peningkatan jumlah orang
dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau Obesitas (Dinas Ketahanan
Menurut WNPG tahun 2012, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup
memenuhi kebutuhan pangan dengan cukup baik dalam jumlah maupun mutu
(aman dan bergizi). Berdasarkan Global Hunger Index tahun 2014, Indonesia
telah berhasil mengurangi tingkat kelaparan dari GHI 20,5% menjadi GHI 10,3%.
3
kelaparan serius.
Berdasarkan data Pola Pangan Harapan Aktual tahun 2015 (Lampiran 1), kondisi
masyarakat Tanjung Jabung Timur sebesar 1.764 kkal/kap/hr atau 88.2% dari
yang dianjurkan yakni sebesar 2.000 kkal/kap/hr. Kontribusi energi terbesar dari
kkal/kap/hari atau 50% dari total energi sebesar 2.000 kkal/kap/hari. (Badan
kepada tinggi rendahnya jumlah produksi padi tersebut, selain itu harga gabah
juga berperan dalam menentukan pendapatan petani padi tersebut yang akan
terhadap pangan dan fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dan lain
tanaman pangan di Indonesia tersebar secara luas diberbagai daerah sesuai dengan
4
Wilayah Provinsi Jambi adalah salah satu daerah yang memiliki potensi besar
dalam pengembangan tanaman pangan dan daerah tersebut telah menjadi lumbung
memproduksi padi sebanyak 75.109 ton dan menjadi produsen padi terbesar
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berikut adalah tabel yang menyajikan luas
kedua adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur setelah Kabupaten Kerinci tetapi
menurut data dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, 2015 Kabupaten
Tanjung Jabung Timur memiliki presentase terbesar dalam jumlah desa yang
rawan terhadap pangan, sekitar 75,26% desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
merupakan daerah rawan pangan atau sekitar 70 desa dari 93 desa merupakan
Timur, 2015 Kecamatan Muara Sabak Timur merupakan kecamatan yang rawan
desa yang rawan pangan (Lampiran 4). Kerawanan pangan terjadi ketika rumah
kesehatan para individunya. Ada tiga indikator yang menyebabkan suatu daerah
rendah, 3) proses distrubusi pangan yang tersedia dari sumber ke rumah tangga
yang sulit. Apabila salah satu dari ketiga indikator tersebut dihubungkan dengan
tingkat pendapatan petani yang rendah maka akan mempengaruhi pola konsumsi
pangan di rumah tangga petani tersebut dan akan berdampak kepada buruk atau
Tangga Petani Padi Di Desa Rawan Pangan Kecamatan Muara Sabak Timur
penghasil tanaman padi terbesar kedua di Provinsi Jambi pun tak luput dari
dalam status rawan pangan. Kecamatan Muara Sabak Timur merupakan salah satu
daerah yang mayoritas penduduknya adalah petani dan juga merupakan sentra
salah satu sentra penghasil beras di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sudah
seharusnya Kecamatan Muara Sabak Timur tidak akan memiliki kendala dalam
desa di Muara Sabak Timur terindikasi rawan pangan. Berdasarkan uraian diatas,
hubungan pendapatan petani padi pada pola konsumsi pangan yang nantinya akan
berhubungan juga terhadap status gizi rumah tangga petani padi di desa rawan
Melihat kondisi tersebut maka perumusan masalah dalam penelitin ini adalah:
2. Bagaimana pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga petani padi di
2. Mengetahui pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga petani padi
3. Melihat apakah ada hubungan antara pendapatan dengan status gizi petani