Anda di halaman 1dari 20

PRANATA KEBUDAYAAN

Oleh :

Kelompok 3

Muftih Alwi Aliu (413417025)

Aprilya Monaries Datau (413417020)

Sri Rahayu Pipii (413417013)

Fingki Syakila (413417022)

Karmila Thalib (413417033)

PROGRAM STUDI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin segala puji dan syukur bagi Allah yang telah

memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pranata

Kebudayaan", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik

itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun

dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya

makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih bermanfaat

kepada pembaca. Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat

kekurangan, oleh sebab itu kami dengan segala kerendahan hati

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan

makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Gorontalo, 14 Maret 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..4

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………...5

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pranata………………..…………………………………………………..6

2.2 Definisi Pranata Kebudayaan……………………………………………………6

2.3 Golongan Pranata Kebudayaan…………………………………………………9

2.3 Fungsi Pranata Kebudayaan…………………………………………...………14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….15

3.2 Saran…………………………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk individu, tetapi ia juga membutuhkan

interaksi antar sesamanya, atau dengan alam. Ini yang menyebabkan manusia

juga merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup

dengan berbagai aturan dan norma-norma. Hal-hal atau aktivitas-aktivitas dari

setiap manusia berbeda-beda, maka peraturan yang mengikatnya berbeda

pula.

Kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan oleh manusia dalam

lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek

kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan

masyarakat lainnya. Untuk itu, diperlukan norma – norma yang mengatur pada

kebutuhan pokok di dalam masyarakat. Norma-norma tersebut dapat dirinci

menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam

masyarakat.

Selain aktivitas yang berbeda-beda, kebutuhan dari manusia juga

berbeda-beda. Semakin berkembang suatu kelompok manusia, semakin

meningkat jumlah dan keanekaragaman kebutuhan. Kebutuhan manusia juga

dapat dikelompokkan menjadi suatu pranata. Kebutuhan manusia yang

berkaitan dengan aktivitas sehari-hari yang dilakukan secara terus-menerus

4
dan bersifat positif, dikelompokkan dalam pranata yang dinamakan pranata

kebudayaan.

1.2 Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Pranata?

2. Apa definisi Pranata Kebudayaan?

3. Apa Golongan Pranata Kebudayaan?

4. Bagaimana Fungsi dari Pranata Kebudayaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Definisi pranata

2. Untuk mengetahui Definisi Pranata Kebudayaan

3. Untuk mengetahui beberapa Golongan Pranata Kebudayaan

4. Untuk mengetahui Fungsi dari Pranata Kebudayaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pranata

Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-

istiadat dan norma yang mengatur tigkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya

guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat.

Secara umum pranata adalah interaksi antar individu atau kelompok yang

berfungsi meningkatkan kesejahtraan maupun kualitas hidup seseorang

(Putranto, 2017:75).

Koentjaraningrat menegaskan bahwa institution hampir selalu diterjemahkan

dengan kata “lembaga”. Koenjaraningrat tidak setujuh dengan istilah lembaga,

dan karena itu mengusulkan istilah lain ialah pranata untuk institution, agar

tidak dikacaukan dengan istilah lembaga untuk institute, yaitu suatu badan atau

organisasi yang berfungsi dalam suatu lapangan kehidupan masyarakat yang

khas, biasanya lapangan penelitian, pendidikan, pembinaan, atau

pengembangan (Tugiman, 1999:13).

Definisi Pranata Kebudayaan

E. B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang

kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan kesenian, hukum moral, adat dan

6
berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai

anggota masyarakat (Poerwanto, 2000:52).

Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-

istiadat dan norma yang mengatur tigkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya

guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat.

Sedangkan pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah

keseluruhan sisitem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

kehidupan masyarkat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal

tersebut berati bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah “kebudayaan”

karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang

tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri,

beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan

membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan

kemampuan naluri yang terbawa dalam gen bersama kelahirannya (seperti

maka, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya). Dari penjelasan diatas

dapat disimpulkan bahwa pranata kebudayaan adalah kelakuan berpola

manusia dalam kebudayaannya. Kelakuan yang berola tersebut dapat dirinci

menurut fungsi-fungsi khas nya dalam memenuhi kebutuahan hidup dalam

masyarakat.

Pranata kebudayaan adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang

berpusat kepada aktifitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek

kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengertian

7
tersebut dapat dipahami bahwa dalam sebuah pranata kebudayaan terdapat 2

hal yang utama, yakni aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan norma yang

mengatur aktifitas tersebut, di dalam pranata sosial terdapat seperangkat

aturan yang berpedoman pada kebudayaan.

Adapun pranata atau institution itu mengenai kelakuan berpola dari manusia

dalam kebudayaan. Telah diterangkan adanya tiga wujud dari kebudayaan itu,

yaitu wujud ideal, wujud kelakuan dan wujud fisik dan kebudayaan. Seluruh

total dari kelakuan manusia yang berpola tentu dapat diperinci menurut fungsi-

fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam

masyarakatnya. Suatu sistem aktivitas dari kelakuan berpola (wujud kedua dari

kebudayaan) beserta komponen-komponenya ialah sistem notma dan tata

kelakuannya (wujud ketiga dari kebudayaan), ditambah dengan manusia atau

personel yang melaksanakan kelakuan berpola, itulah yang merupakan suatu

pranata atau institution (Koentjaraningrat, 1994:14-15).

Apakah ada suatu daftar standar yang lengkap yang dapat memberikan

suatu pandangan menyeluruh dari semua pranata yang ada dalam kebudayaan

manusia itu? Suatu daftar serupa itu biasanya termasuk dalam buku-buku

pelajaran sosiologi. Namun, daftar-daftar dariberbagai buku pelajaran juga

biasanya berbeda sifatnya. Jadi sebenarnya tidak ada suatu daftar yang baku.

Hanya saja kalau daftar-daftar itu kita teliti dengan seksama, maka berbagai

macam daftar panjang dari pranata-pranata itu dapat digolong-golongkan

sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat diperkecil menjadi suatu daftar dari

8
tujuh sampai sepuluh golongan pranata, yang bentuknya akan menyerupai

daftar dari ketujuh unsur kebudayaan universal (ialah unsur-unsur kebudayaan

yang pasti ada dalam tiap kebudayaan dimanapun juga dimuka bumi ini)

(Koentjaraningrat, 1994:15).

2.2 Golongan Pranata kebudayaan

Pranata kebudayaan digolongkan ke dalam delapan kelompok, dengan

memakai delapan kebutuhan hidup manusia sebagai prinsip penggolongan

(Tentu kebutuhan hidup itu ada lebih dari delapan, tetapi disini hanya

dicantumkan delapan, hanya sebagai ilustrasi).

2.3.1 Domestic Institution

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan,

ialah yang sering disebut kinship atau domestic institution. Contoh:

pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian,

dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1994:16).

2.3.2 Economic Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk

mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusikan

harta dan benda, ialah economic institution. Contoh: pertanian,

peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, barterm koperasim

perjualan, dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1994:16).

9
Pranata ekonomi adalah seperangkat norma atau aturan-aturan yang

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Peran

pranata ekonomi dalam mengatur pola ekonomi manusia adalah sebagai

berikut :

 Pengaturan produksi barang dan jasa

Produksi mencakup kegiatan untuk membuat suatu barang

semakin bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya, produksi

gula. Gula mempunyai manfaat dari pada tebu. Untuk melakukan

proses produksi diperlukan unsur-unsur produksi berupa tenaga

kerja, modal, dan tentu saja bahan mentah atau bahan baku.

 Fungsi distribusi barang dan jasa

Distibusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen

konsumen. Penyaluran barang dan jasa dapat dilakukan secara

langsung, yaitu dari produsen ke konsumen, dapat juga melalui

pelantara.

 Fungsi konsumsi barang dan jasa

Suatu kehidupan dikatakan layak jika kebutuhan barang dan jasa

dapat terpenuhi. Hidup layak sangat tergantung pada tiga factor:

pendapatan, tersedianya barang dan jasa, serta tingkat harga

barang dan jasa.

10
2.3.3 Educational Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan

pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna,

ialah educational institutions. Contoh: pengasuhan kanak-kanak,

pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi,

pemberantasan buta huruf, pendidikan keagamaan, pers, perpustakaan

umum, dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1994:16).

Peranan dan fungsi pranata pendidikan :

Fungsi pranata pendidikan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

 Fungsi manifest, yaitu fungsi yang memiliki peranan membantu

seseorang agar mampu secara mandiri mencarai nafkah dan

mengembangkan potensinya dalam memenuhi kebutuhan pribadi

bersama dengan proses pembangunan.

 Fungsi laten, yaitu dimana pendidikan dapat menjadi masyarakat

tahu akan fungsi yang dimaksud, tapi masyarakat tidak menyadari

atau seolah-olah tidak tahu. Misalnya: hasil lulusannya berkualitas

rendah akan mengakibatkan tenaga kerja tidak siap memasuki

dunia pendidikan

2.3.4 Scientific Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia,

menyelami alam semesta sekelilingnya, ialah scientific institution.

11
Contoh: metode ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya

(Koentjaraningrat, 1994:16).

2.3.5 Aesthetic and Recreational Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia

menyatakan rasa keindahannya, dan untuk rekreasi, ialah aesthetic and

recreational institutions. Contoh: seni rupa, seni suara, seni gerak, seni

drama, kesusastraan, sport, dan sebagainya (Koentjaraningrat,

1994:16).

2.3.6 Religious Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk

berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib, ialah religious

institutions. Contoh: doa, kenduri, upacara, penyiaran agama,

pantangan, ilmu gaib, dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1994:17).

2.3.7 Political Institution

Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk

mengatur kehidupan berkelompok secara besar-besaran atau kehidupan

bernegara ialah political institutions. Contoh: pemerintahan, demokrasi,

kehakiman, kepartaian, kepolisisan, ketentaraan, dan sebagainya

(Koentjaraningrat, 1994:17).

12
Pranata politik adalah upaya atau kegiatan partai politik sebagai

organisasi kemasyarakatan yang memiliki cirri khas tersendiri dan

bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan berbekal ilmu

kenegaraan atau tata Negara.

Peran dan Funsi Pranata Politik : Untuk memenuhi kebutuhan manusia

demi memperjuangkan dan melaksanakan kedaulatan rakyat melalui

badan legeslatif, eksekutif dan yudukatif untuk mengembangkan dan

membina masyarakat ke arah kesejahteraan, ketertiban, dan

ketentraman hidup.

2.3.8 Somatic Institution

Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmaniah dari manusia,

ialah somatic institutions. Contoh: pemeliharaan kecantikan,

pemeliharaan kesehatan, kedokteran, dan sebagainya (Koentjaraningrat,

1994:17).

Penggolongan tersebut tidak memuaskan karena tidak mencakup segala

macam pranata yang mungkin ada dalam masyarakat manusia. Kalau

dipikirkan secara mendalam dan objektif, hal-hal seperti kejahatan, banditisme,

pelacuran dan sebagainya, juga dapat dianggap sebagai pranata-pranata

kemasyarakatan; tetapi dalam penggolongan di atas, pranata-pranata tersebut

tidak mendapat tempat. Kecuali itu pula, harus diperhatikan bahwa banyak dari

pranata tersebut di atas mempunyai demikian banyak aspek, sehingga pranata-

13
pranata itu tidak hanya dapat digolongkan ke dalam satu golongantetapi juga ke

dalam lebih dari satu golongan. Misalnya: feodalisme sebagai suatu sistem

hubungan antara pemilik tanah dan penggarap tanah, yang pada hakikatnya

menyebabkan suatu produksi dari hasil bumi, dapat dianggap suatu economic

institutions, tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak berkuasa dan

pihak rakyat sebagai dasar suatu negara dapat dianggap suatu political

institutions. Oleh karena itu, penggolongan diatas hanya untuk memberi

illustrasi secara konkret dari apa yang disebut pranata dalam ilmu-ilmu sosial

(Tugiman, 1999:16-17).

2.3 Fungsi Pranata Kebudayaan

Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan bersama yang berfungsi

sebagai referensi dan desain menyeluruh bagi perilaku dan kehidupan suatu

masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Dalam upaya menjembatani

kepwntingan manusia terhadap lingkungannya biasanya manusia menciptakan

pranata-pranata (institutions) kebudayaan. Kedudukan dan fungsi pranata

kebudayaan adalah untuk memenuhi dan mengatur kebutuhan khusus dalam

kehidupan bermasyarakat (Kusnadi, 2002:172).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-

istiadat dan norma yang mengatur tigkah laku itu, dan seluruh

perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan

manusia dalam masyarakat.

2. Pranata kebudayaan adalah kelakuan berpola manusia dalam

kebudayaannya. Kelakuan yang berpola tersebut dapat dirinci menurut

fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuahan hidup dalam

masyarakat.

3. Pranata kebudayaan digolongkan ke dalam delapan kelompok, dengan

memakai delapan kebutuhan hidup manusia sebagai prinsip

penggolongan (Tentu kebutuhan hidup itu ada lebih dari delapan, tetapi

disini hanya dicantumkan delapan, hanya sebagai ilustrasi) yaitu:

Domestic Institution, Economic Institution, Educational Institution,

Scientific Institution, Aesthetic and Recreational Institution, Religious

Institution, Political Institution, dan Somatic Institution.

4. fungsi pranata kebudayaan adalah untuk memenuhi dan mengatur

kebutuhan khusus dalam kehidupan bermasyarakat.

15
3.2 Saran

Sebagai penerus generasi bangsa kita tidak bisa lepas dengan adanya pranata

dalam keseharian yaitu pranata kebudayaan. Dalam menagapi hal ini sebagai

anak bangsa kita harus memenuhi dan mengatur kebutuhan khusus dalam

kehidupan bermasyarakat sebagai fungsi dari pranata kebudayaan itu sendiri.

Sehingga dalam bermasyarakat kita juga perlu mengetahui norma yang

mengatur aktivitas kehidupan bermasyarakat tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan Jakarta.

Jakarta: Gramedia.

Lusi, Mey. 2017. Paper Pengantar Ilmu Budaya-Pranata Kebudayaan Model

Koentjaraningrat (http://mymey72.blogspot.com/2017/01/paper-pengantar-ilmu-

budaya-pranata.html). Diakses 17 Januari 2017.

Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif

Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Putranto, Dedi Ary, Iwan wibisono dan Beta Suryokusumo. 2017. Pranata dan

Manejeman di bidang Arsitektur. Malang: UB Press.

Tugiman, Hiro.1999. Budaya Jawa Dan Mundurnya Presiden Soeharto.

Yogyakarta: Kanisiu.

Yanto, Jufri. 2015. Pranata Kebudayaan Manusia

(http://sikiting92blogspot.blogspot.com/2015/02/1.html). Diakses 05 Februari

2015.

17
PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWASAN BUDAYA KELOMPOK 3

Pertanyaan dari Irham M. M. Kadir

1. Dengan masuknya kebudayan asing seperti Kpop, apakah Pranata

Kebudayaan akan berpengaruh atau akan tergeser?

Jawaban dari Muftih Alwi Aliu

Ya tergeser, karena kebanyakan masyarakat menyukai Kebudayaan asing yaitu

Kpop sehingga dikesampingkan pranata Kebudayaan ini, jika dilihat

Kebudayaan asing ini masuk pada golongan pranata yang ke delapan karena

pranata yang kedelapan ini mengatur tentang Pranata-pranata yang mengurus

kebutuhan jasmaniah dari manusia sebagai contoh masyarakat sekarang ini

mengikuti kebudayaan asing ini dengan mengikuti Fashionnya misalnya gaya

rambut dan cara berbahasanya.

Tambahan jawaban dari Viarie Christin Katiandagho

Pranata yang mengatur Kebudayaan asing Kpop juga masuk pada pranata

yang ke lima yaitu Aesthetic and Recreational Institution yang menjelaskan

tentang Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia

menyatakan rasa keindahannya, dan untuk rekreasi, ialah aesthetic and

recreational institutions sebagai contoh masyarakat sekarang ini lebih memilih

menonton seni dramanya.

18
Pertanyaan Sahna Rahma Dai

2. Maksud dari Pranata Resmi itu Seperti apa?

Jawaban dari Aprilya Monaries Datau

Pranata kebudayaan di katakan resmi karena pranata merupakan sistem norma

atau aturan-aturan mengenai suatu aktifitas masyarakat yang khusus,

kemudian perilaku pranata yang bersifat resmi seperti 8 golongan dalam

pranata kebudayaan,contohnya seperti Domestic Institution,Economic

Institution dsb. Contohnya dalam Domestic Institution pelamaran, perkawinan,

poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian, dan sebagainya

Pertanyaan dari Febriyana Taki

3. Mengapa poligami itu termasuk dalam gologan pranata yang pertama?

Jawaban dari Sri Rahayu Pipii

Poligami masuk di pranata yang pertama karena poligami sendiri masuk dalam

hubungan kekerabatan dan keluarga sehingga dikatakan poligami masuk dalam

pranata pertama yaitu Domestic Institution, jawan tambahan Poligami sudah

mempunyai aturan yang di atur dan disahkan oleh UUD. yaitu pada pasal 3

ayat 2 UUD perkawinan berbunyi "Pengadilan dapat memberi izin kepada

seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh

pihak-pihak yang bersangkutan.

19
Pertanyaan dari Moh. Wahyu Warolemba

4. Apakah Poligami itu sifat masyarakat atau kebudayaan?

Jawaban dari Aprilya Monaries Datau

Poligami dapat disebut sifat masyarakat atau kebudayaan karena poligami

merupakan tingkah laku sosial yang sehingga poligami masuk dalam pranata

kebudayaan “Pranata kebudayaan adalah suatu sistem tata kelakuan dan

hubungan yang berpusat kepada aktifitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-

komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat"

20

Anda mungkin juga menyukai