Anda di halaman 1dari 5

Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri &

Kongres BKSTI VI 2011


Hal IIA - 23

USULAN PERBAIKAN LAYANAN JASA PAKET


REGULAR EXPRESS PADA PT. TIKI JNE BANDUNG
DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA

Jongkey Mulia 1, Sri Widaningrum 2, dan Amelia Kurniawati 3


Fakultas Rekayasa Industri, Institut Teknologi Telkom
Jl. Telekomunikasi 1, Terusan Buah Batu, Bandung 40257
Email : mulia.jongkey@gmail.com 1, swidaningrum@yahoo.com 2, amelia.kurniawati@gmail.com 3

Abstrak
Prospek cerah di bisnis pengiriman barang , menciptakan suatu kompetisi yang ketat, hal ini mendorong
JNE mempertajam visinya menjadi perusahaan berstandar internasional dan menjadi tuan rumah di
negeri sendiri. Salah satunya dengan mengevaluasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan di
layanannya.JNE memiliki beberapa paket layanan populer seperti OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), REG
(Regular Express), dan YES (Yakin Esok Sampai). Dengan indikator ketepatan pengiriman dalam satuan
hari, dan berdasarkan target lamanya waktu pengiriman yang telah ditetapkan, paket REG, merupakan
layanan JNE Bandung yang paling menunjukkan persentase kegagalan ketepatan waktu penyampaian
dan melebihi toleransi standar DPMO kelas dunia, dilihat dari packet summary report wilayah Bandung
periode November-Desember 2010. Metode Lean Six Sigma adalah metode yang digunakan pada
penelitian, kombinasi dua metode, Lean untuk merampingkan proses serta menghilangkan aktivitas non
value added dan Six Sigma untuk mengurangi kecacatan produk.Dari penelitian ditemukan waste kritis
yang terjadi, yakni defect, waiting, NUE, excess processing dan transportation. Adapun penyebab
terjadinya antara lain faktor kelalaian petugas dan kebijakan perusahaan yang tidak efektif. Solusi telah
dihimpun untuk mengatasinya , yaitu seputar pendayagunaan teknologi serta perubahan kebijakan teknis
perusahaan. Dalam penentuan prioritas perbaikan, melalui metode FMEA, dihasilkan prioritas menurut
angka resikonya, yaitu pelanggan seringkali kesulitan dalam memproses klaim status paket kiriman,
pelanggan menunggu lama dalam antrian cash counter hingga birokrasi layanan yang berbelit-belit

Kata Kunci: lean six sigma, waste kritis, FMEA, kualitas layanan.

1. Pendahuluan semata–mata untuk tetap menjaga kepuasan


dan kepercayaan, serta kesetiaan pelanggan.
Sejak awal tahun 1990, PT TIKI Jalur Dengan indikator ketepatan kecepatan
Nugraha Ekakurir atau JNE telah memulai penyampaian pengiriman dalam satuan hari,
kegiatan usaha mandirinya terpusat pada pelayanan pengiriman barang kategori
penanganan kegiatan pengiriman barang REG, ternyata merupakan paket layanan
dan dokumen, dalam serta luar negeri. JNE yang paling menunjukkan persentase
Eksistensi JNE yang telah hadir di seluruh kegagalan ketepatan waktu penyampaian,
Indonesia selama 20 tahun belakangan ini baik rute Inbound maupun outbound, hal ini
menjadi salah satu bukti bahwa kualitas diperoleh setelah membandingkan laporan
pelayanan JNE, terutama fokus jasa layanan realisasi penyampaian barang dengan target
kurir dalam negeri telah diterima oleh lamanya waktu pengiriman yang
masyarakat. Hal ini mendorong JNE untuk sebelumnya telah dideklarasikan JNE saat
terus mempertajam visinya menjadi peluncuran layanan. Data laporan
perusahaan berstandar internasional dan pengiriman paket inbound dan outbound
menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Demi dapat dilihat pada Tabel I.1 dam I.2.
kepentingan tersebut, JNE diharapkan
mengevaluasi diri dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan di tiap layanannya,
Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri &
Kongres BKSTI VI 2011
Hal IIA - 24

Tabel 1.1 Summary POD Report Inbound outbound Medan, layanan paket Regular
JNE Bandung Express (REG) summary POD report
(Dokumen JNE 2010) periode November-Desember 2010 dan
kondisi aktual pada PT TIKI JNE Bandung,
penelitian hanya sampai tahap improve
yaitu memberikan usulan perbaikan sebagai
bahan masukan untuk PT TIKI JNE
Bandung pada khususnya, sehingga tidak
memperhatikan tahap control dan
pengukuran keberhasilan jika
diimplementasikan, dan diasumsikan proses
dan prosedur pelayanan PT TIKI JNE
Tabel 1.2 Summary POD Report Outbound Bandung tidak mengalami perubahan
JNE Bandung signifikan selama periode penelitian
(Dokumen JNE 2010) dimulai (Januari 2010-selesai).

2. Landasan Teori

Metode lean six sigma merupakan sebuah


metode yang mempunyai konsep
menyeluruh dalam sistem bisnis. Konsep
lean sendiri berasal dari konsep sistem
manajemen Toyota yang dikembangkan dan
Melihat data realisasi ketepatan diperluas, sedangkan konsep six sigma
pengiriman yang ada dan berdasarkan berasal dari konsep sitem manajemen
faktor-faktor penyebab keterlambatan Motorola. Keunggulan kedua konsep
penyampaian pengiriman, diperlukan tersebut disinergikan ke dalam lean six
sebuah penelitian untuk menghasilkan sigma. Tujuan utama penggunaan metode
perbaikan kualitas pada sistem terintegrasi lean six sigma sendiri diperuntukkan untuk
JNE, mulai dari sumber daya manusia meningkatkan efisiensi dan fokus kepada
hingga proses pelayanannya. Hal ini sejalan persoalan pelanggan, selain fungsi lainnya
dengan uraian bahwa kualitas merupakan sebagai metode meminimalisasi waktu
suatu kondisi dinamis yang berhubungan proses (Womack & Jones, 1996, p.7).
dengan produk, jasa, manusia, proses dan Lean merupakan suatu pendekatan
lingkungan yang sesuai dengan harapan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
(Goetsch dan Davis dalam Tjiptono, 2005, pemborosan atau aktivitas–aktivitas yang
p.4). tidak bernilai tambah (non value added
Tujuan dari penelitian ini adalah activities) melalui peningkatan terus-
Mengetahui waste kritis yang terjadi dalam menerus secara radikal. Lean sebagai
pelayanan paket REG beserta CTQ sebuah filosofi bisnis yang berlandaskan
potensialnya, mengukur tingkat kinerja pada minimasi penggunaan sumber-sumber
pelayanan paket REG PT TIKI JNE saat ini daya (termasuk waktu) dalam berbagai
dengan metode lean six sigma dengan aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada
perhitungan Defect Per Million Opportunity identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas
(DPMO) dan level sigma, menentukan tidak bernilai tambah dalam desain, operasi
faktor-faktor penyebab terjadinya waste jasa, dan supply chain. Lean yang
kritis pada pelayanan paket REG, dan diterapkan dalam bidang jasa disebut
memberikan usulan cara untuk sebagai Lean Service.
memperbaiki kualitas pelayanan paket REG Six sigma dapat didefinisikan sebagai
dengan pendekatan lean six sigma. Batasan- suatu metodologi yang menyediakan alat-
batasan yang digunakan pada penelitian ini alat untuk peningkatan proses bisnis dengan
penelitian didasarkan oleh data pengiriman tujuan menurunkan variasi proses dan
cacat terbesar inbound Jakarta dan meningkatkan kualitas produk atau
Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri &
Kongres BKSTI VI 2011
Hal IIA - 25

penurunan kecacatan atau kegagalan 4. Pengumpulan & Pengolahan Data


produk. Lean six sigma yang merupakan
kombinasi antara lean dan six sigma dapat Setidaknya ada tiga garis besar pengukuran
didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pada tahap ini, yang pertama, sebagai
pendekatan untuk mengidentifikasi dan pembuka, pengukuran efisiensi proses saat
menghilangkan pemborosan (waste) atau ini (existing) dimulai dengan menggunakan
aktivitas–aktivitas yang tidak bernilai data pengukuran waktu setiap aktivitas oleh
tambah (non value added activities) melalui masing-masing entitas di proses pelayanan
peningkatan terus-menerus secara radikal pengiriman paket Regular Express (REG),
(radical continous improvement) untuk kedua, pengukuran concern pada waste
mencapai tingkat kinerja enam sigma kritis disertai pembobotan tiap waste-nya
(Gasperz, 2007, p.91). itu sendiri, dan penggunaan diagram
Visi lean six sigma adalah tercapainya importance-performance untuk pengukuran
efisiensi dan kinerja terbaik hingga atribut pelayanan kritis, yang selanjutnya
99,99966% tingkat keberhasilan atau hanya hasil pengukuran berupa waste kritis dan
3,4 cacat produk / jasa per-satu juta atribut pelayanan kritis digunakan sebagai
kesempatan produk / jasa yang diberikan dasar pembentukkan Critiqal To Quality
melalui perbaikan terus-menerus (CTQ). Ketiga atau yang terakhir, tahap
(continuous improvement). Dengan pengukuran ini juga melibatkan model
menerapkan metode ini maka pemborosan pengukuran DPMO-Level sigma untuk
yang terjadi dapat dikurangi sehingga mengukur kinerja existing.
meningkatkan keuntungan perusahaan
melalui peningkatan kinerja. Oleh karena Pengukuran Efisiensi Proses Existing
perusahaan harus terus melakukan
perbaikan untuk mencapai efisiensi dan Dari hasil klasifikasi proses pelayanan
kinerja terbaik berdasarkan konsep lean existing 2 (dua) rute pengiriman inbound
sigma agar dapat mencapai tingkat Jakarta-Bandung dan outbound Bandung-
kegagalan yang seminimal mungkin Medan sebelumnya, dapat ditarik
sehingga keuntungan yang diperoleh kesimpulan mengenai efisiensi waktu tiap
perusahaan dapat sebesar-besarnya. jenis aktivitas. Berikut adalah data masing-
masing rute yang telah dapat dihimpun.
3. Metodologi Penelitian Rute Pengiriman Inbound Jakarta-
Bandung
Untuk menghasilkan output yang sesuai Waktu siklus aktivitas RVA= 1065
dengan tujuan penelitian dibutuhkan suatu menit
kerangka berpikir yang dapat menjabarkan Waktu siklus aktivitas BVA= 182 menit
konsep dalam memecahkan masalah secara Waktu siklus aktivitas NVA= 0 menit
ringkas dan terstruktur. Adapun kerangka
Total waktu siklus= 1065 menit + 182
berpikir tersebut dapat dilihat pada Gambar
1.
menit + 0 menit= 1247 menit
Maka, efisiensi proses existing=

Rute Pengiriman Outbound Bandung-


Medan
Waktu siklus aktivitas RVA= 1200
menit
Waktu siklus aktivitas BVA= 332 menit
Waktu siklus aktivitas NVA= 0 menit
Total waktu siklus= 1200 menit + 332
menit + 0 menit= 1532 menit
Gambar 3.1 Model Konseptual
Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri &
Kongres BKSTI VI 2011
Hal IIA - 26

Maka, efisiensi proses existing= DPMO waste defect yang 250.000,


100% = 78,33 % menandakan bahwa dalam satu juta
kesempatan proses pengiriman,
Pengukuran Waste Kritis sebanyak 250.000 proses memiliki
kemungkinan untuk tidak dapat
Penggunaan kuesioner sebagai media membuat pelanggan terpuaskan
bersifat sangat penting dalam pengukuran terhadap CTQ Potensial yang diberikan.
waste kritis, sebab, hasil kuesioner akan
memberikan permasalahan teraktual yang 5. Analisis
dihadapi JNE. Pada segi teknis
pengisiannya, pihak internal JNE diminta Dari seluruh faktor penyebab kegagalan di
menjadi responden, hal ini dilakukan atas, dapat digolongkan kembali prioritas
mengingat mereka-lah yang memahami berdasarkan nilai RPN terbesar di tiap
sepenuhnya proses-proses yang terjadi waste kritis nya, sebagai berikut :
dalam layanan pengiriman paket REG, baik I. Defect
inbound Jakarta-Bandung, maupun Pelanggan seringkali kesulitan
outbound Bandung-Medan. Responden dalam memproses klaim terkait
sendiri terdiri dari bagian customer service, status paket kiriman .
marketing, hingga kordinator lokal dan II. Waiting
supervisor operation Bandung. Pelanggan harus menunggu lama
Hasil rekap kuesioner, lalu akan diolah dalam antrian cash counter.
dengan model pembobotan Weighted III. Not Utulizing Employee
Average Performance (WAP), Waste Petugas dikeluhkan pelanggan
dengan nilai bobot yang terbesar akan karena kerap tidak menerangkan
digolongkan sebagai waste kritis yang perlu informasi lebih lanjut,
diperbaiki atau setidaknya dikurangi untuk IV. Excess Processing
meningkatkan kinerja dari proses pelayanan Birokrasi layanan yang berbelit-
pengiriman paket REG. Pemilihan waste belit.
kritis juga berpegangan dengan prinsip V. Transportation
salah satu seven tools, yaitu diagram Pareto, Pemusatan pengiriman di
yang menjelaskan bahwa perbaikan 20% kawaluyaan untuk daerah Jawa
suatu permasalahan idealnya menghasilkan Barat.
perbaikan sebesar 80%. Usulan perbaikan yang telah disusun
Dari diagram Pareto kategori waste berdasarkan prioritasnya tersebut dapat
kritis dari proses pelayanan pengiriman menjadi masukan bagi perusahaan untuk
paket REG yang menjadi prioritas untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam usaha
direduksi atau bahkan dihilangkan adalah: meningkatkan kualitas pelayanannya.
1) Defect
2) Waiting Kesimpulan
3) NUE
4) Excess processing Adapun usulan cara untuk
5) Transportation
meningkatkan kualitas pelayanan
Pengukuran Kinerja Proses Pelayanan
pengiriman paket REG di PT TIKI JNE
Pengiriman Paket REG Bandung dengan pendekatan lean six
sigma, yaitu :
a) Man
Dari hasil dapat dikatakan bahwa,
proses pelayanan pengiriman jasa paket -Perekrutan SDM yang bermutu
-Peran kordinator cash counter
REG JNE Bandung harus terus sebagai pengawas sangat
diperbaiki dan ditingkatkan, dapat ditekankan
dibayangkan sebagai gambaran, nilai b) Method
Proceeding Seminar Nasional Teknik Industri &
Kongres BKSTI VI 2011
Hal IIA - 27

-JNE menerapkan otonomi bagi


kantor-kantor cabang sekelas pusat
kecamatan diseluruh Jawa Barat
-Pengoptimalan teknologi, misalnya
JNE pengirim memberikan
konfirmasi via email atau jaringan
khusus kepada JNE penerima
perihal jumlah, jenis dan data
alamat tujuan paket yang dikirim
c) Media
-Pengadaan media informasi
seputar pengiriman dan lain
sebagainya yang lengkap, dikemas
secara menarik dan jelas (misalnya
iklan, banner, spanduk, frame,
brosur hingga display monitor) di
tiap kantor pelayanan JNE.

Daftar Pustaka

[1]. Gaspersz, V., 2002. Pedoman


Implementasi Six Sigma Terintegrasi
dengan ISO 9001:2000, MBNQ, dan
HACCP. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
[2]. Gaspersz, V., 2007. Lean Six Sigma for
Manufacturing and Service Industrie.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[3]. Nur Romadona, M., 2010. Usulan
Cara Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Pemasangan Sambungan
Tegangan Rendah (TR) PT PLN UPJ
Bogor Kota Dengan Menggunakan
Metode Lean Sigma. Tugas Akhir S1
Teknik Industri. Bandung: IT Telkom.

Anda mungkin juga menyukai