Laporan CBL
Laporan CBL
BLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL
Kelompok Tutorial 10
Joko Widodo 1518011001 Ni Sayu Putu Desya 1718011030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan alat tubuh terberat dan terluas
ukurannya, yaitu kira-kira 15 % dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5
𝑚2 . Kelainan-kelainan kulit dapat terjadi akibat adanya patogen seperti jamur,
bakteri, parasit, ataupun virus yang dapat menyerang semua orang dan segala usia.
Infeksi kulit sering dijumpai di Negara beriklim tropis hal ini disebabkan karena
Negara beriklim tropis mempunyai udara yang panas dan lembab yang dapat
menyebabkan berkembangnya patogen seperti jamur khususnya. Penyakit infeksi
jamur pada kulit merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang dapat mengenai
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, pekebunan, maupun persawahan.
Masyarakat yang mempunyai faktor risiko cukup tinggi untuk terkena penyakit
kulit akibat kerja adalah masyarakat yang pekerjaannya sebagai petani. Hal ini
dapat disebabkan karena para petani akan lebih sering terpapar sinar matahari
secara langsung selain itu hal ini dapat juga disebabkan karena para petani
berkontak langsung dengan berbagai faktor yang dapat menyababkan penyakit
pada kulit seperti faktor biologis, fisik, dan kimiawi.
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia (Djuanda, 2007). Kulit merupakan alat tubuh terberat
dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15 % dari berat tubuh dan luas kulit orang
dewasa 1,5 𝑚2 . kulit sangat kompleks, elastis, dan sensitif serta sangat bervariasi
pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta
memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya, Fungsi utama kulit adalah
pembatas yang berperan untuk melindungi organ internal tubuh dari gangguan
berbagai faktor lingkungan di luar tubuh. Selain itu, kulit juga berguna dalam
menjaga homeostasis tubuh. Fungsi tersebut dibedakan menjadi fungsi proteksi,
absorpsi, ekskresi, persepsi, termoregulasi, dan pembentukan vitamin D. Kulit
juga sebagai barier infeksi dan memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan (Harien, 2010).
Menurut Graham dan Robin (2005) jika dihubungkan dengan jenis pekerjaan,
penyakit kulit dapat terjadi pada semua pekerjaan yang tidak dilengkapi dengan
penggunaan alat pelindung diri, salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko
terjadi penyakit kulit adalah petani. Penyakit kulit akibat kerja (PKAK) pada
sektor pertanian disebabkan oleh bahan kimia, bakteri, dan jamur yang dapat
menimbulkan gambaran eksim dan dermatitis. Dermatitis merupakan penyakit
kulit yang berupa peradangan pada kulit akibat pengaruh faktor eksogen dan
endogen. Dermatitis terbagi menjadi 2, yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak alergi adalah peradangan kulit yang terjadi setelah terpajan
bahan alergen melalui proses hipersensitivitas tipe lambat. Terjadinya dermatitis
kontak alergi tergantung dari kemampuan suatu bahan untuk mensensitisasi,
tingkat paparan, dan kemampuan masuknya bahan tersebut ke dalam kulit.
Sedangkan, dermatitis kontak iritan dapat terjadi akibat kerusakan yang
disebabkan oleh bahan iritan kimiawi, fisik, maupun biologi melalui
pekerjaannya. Oleh karena itu, petani memiliki faktor risiko untuk menderita
penyakit tersebut karena sering kontak dengan bahan iritan apalagi jika tidak
menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, petani
juga dapat menderita penyakit infeksi jamur salah satunya adalah tinea pedis.
Petani cenderung tidak menggunakan alat pelindung diri ketika musim penghujan
datang karena mereka merasa APD dapat membatasi pekerjaan mereka. Hal
tersebut yang menyebabkan petani mudah terinfeksi jamur saat musim hujan
dimana pada musim tersebut jamur berkembang dengan baik akibat perubahan
suhu dan kelembaban.
Tugas Community Based Learning (CBL) ini dilaksanakan pada hari Kamis dan
Jumat, 21 dan 22 Februari 2019 dan berlokasi pada Jl. Desa Jati Mulyo,
Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Kami mengambil
sampel pemeriksaan terhadap lima orang petani sayur yang bekerja di daerah
tersebut, dengan melakukan pemeriksaan berupa anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan terhadap petani tersebut, di peroleh
kelainan kulit yang dialami oleh beberapa petani yang bekerja di daerah tersebut.
Kelainan kulit yang terjadi berupa kulit yang mengelupas atau pecah-pecah, kulit
kering, menebal, mengeras, kasar, terdapat onimikosis, gatal saat memberi pupuk
organik meski menggunakan alat pelindung diri, gatal di telapak maupan di sela-
sela jari kaki, tidak eritem, dan pada lesi yang terlihat terasa gatal juga perih.
Selain itu, terdapat kelainan kulit yang dirasakan petani akibat terkena angin, juga
setelah memakan telur dan ayam potong. Petani juga merasakan kelainan kulit
akibat terpajan bahan iritan seperti semen.
Dari seluruh sampel pemeriksaan berdasarkan lima orang petani yang telah
diwawancarai, kami memutuskan untuk, mengambil satu sampel pemeriksaan
untuk dibahas dalam laporan kasus ini.
BAB II
HASIL LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Sudardi
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Gatal di kedua ruas-ruas jari kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset : 1 bulan yang lalu
Lokasi : Ruas-ruas jari kaki
Kronologi : Pasien dengan keluhan adanya rasa gatal di
ruas-ruas jari kaki dan perih, biasanya
semakin terasa perih dan gatal saat malam
hari, keluhan dirasakan sejak satu bulan
yang lalu. Pasien mengaku belum
mengunjungi dokter, tetapi telah
menggunakan salep dari warung, yaitu salep
88, pasien merasa sembuh setelah
menggunakan salep tersebut, tetapi keluhan
kembali lagi ketika sudah tidak
menggunakan salep tersebut. Pasien jarang
menggunakan alat pelindung diri ketika
bekerja sehingga saat musim hujan, keluhan
akan timbul kembali.
Kualitas : Pasien merasa gatal dan perih sekali
sehingga mengganggu aktifitas
Kuantitas : Keluhan gatal dirasakan setiap hari
Faktor Memperberat : Saat musim hujan
Faktor Memperingan : Obat salep dari warung
Gejala penyerta :-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36 0C
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 79 kg
IMT : 29,04 kg/m2 = obesitas derajat 2
Kepala
Kepala : Simetris, mesochepal, venektasi temporal (-/-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: Discharge (-), deviasi septum (-)
Mulut : Lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Telinga: Kelainan bentuk (-), discharge (-)
Leher : Deviasi trakhea (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Paru : SN vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologikus
Identitas Pasien
Nama : Reza Setyawan
Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Petani
Gejala penyerta :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes :-
Riwayat penyakit jantung :-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36 0C
Tinggi badan : 171 cm
Berat badan : 70 kg
IMT : 23,97 kg/m2 = overweigth
Kepala
Kepala : Simetris, mesochepal, venektasi temporal (-/-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: Discharge (-), deviasi septum (-)
Mulut : Lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Telinga: Kelainan bentuk (-), discharge (-)
Leher : Deviasi trakhea (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Paru : SN vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologikus
Identitas Pasien
Nama : Sumarni
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Petani
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Gatal di seluruh badan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset : 4 bulan yang lalu
Gejala penyerta :-
Riwayat diabetes :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes :-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36 0C
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 59 kg
IMT : 23 kg/m2 = normal
Kepala
Kepala : Simetris, mesochepal, venektasi temporal (-/-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: Discharge (-), deviasi septum (-)
Mulut : Lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Telinga: Kelainan bentuk (-), discharge (-)
Leher : Deviasi trakhea (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Paru : SN vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Identitas Pasien
Nama : Sutaryo
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Petani
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Gatal di kedua ruas-ruas jari kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset : 2 bulan yang lalu
Gejala penyerta :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes :-
Riwayat alergi :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes :-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 105/75 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36 0C
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 46 kg
IMT : 16,9 kg/m2 = kurang
Kepala
Kepala : Simetris, mesochepal, venektasi temporal (-/-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: Discharge (-), deviasi septum (-)
Mulut : Lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Telinga: Kelainan bentuk (-), discharge (-)
Leher : Deviasi trakhea (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Paru : SN vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologikus
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Anamnesis
5. Keluhan Utama : Gatal di kedua ruas-ruas jari kaki
6. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset : 2 bulan yang lalu
Lokasi : Ruas-ruas jari kaki
Kronologi : Pasien dengan keluhan adanya rasa gatal di
ruas-ruas jari kaki dan perih, biasanya
semakin terasa perih dan gatal saat malam
hari, keluhan dirasakan sejak satu bulan
yang lalu. Pasien mengaku belum
mengunjungi dokter, tetapi telah
menggunakan salep dari warung, yaitu salep
88, pasien merasa sembuh setelah
menggunakan salep tersebut, tetapi keluhan
kembali lagi ketika sudah tidak
menggunakan salep tersebut. Pasien jarang
menggunakan alat pelindung diri ketika
bekerja sehingga saat musim hujan, keluhan
akan timbul kembali.
Kualitas : Pasien merasa gatal dan perih sekali
sehingga mengganggu aktifitas
Kuantitas : Keluhan gatal dirasakan setiap hari
Faktor Memperberat : Saat musim hujan
Faktor Memperingan : Obat salep dari warung
Gejala penyerta :-
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36 0C
Tinggi badan : 140 cm
Berat badan : 46 kg
IMT : 23,4 kg/m2 = overweight
Kepala
Kepala : Simetris, mesochepal, venektasi temporal (-/-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: Discharge (-), deviasi septum (-)
Mulut : Lidah sianosis (-), atrofi papil lidah (-)
Telinga: Kelainan bentuk (-), discharge (-)
Leher : Deviasi trakhea (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Paru : SN vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologikus
Diagnosis Banding
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan ruam yang
diderita pasien. Dari gambaran klinis didapatkan lesi di telapak kaki dan tungkai.
Infeksi dapat terjadi setelah kontak dengan orang terinfeksi serta hewan ataupun
obyek yang baru terinfeksi. Pasien mengalami gatal-gatal, nyeri atau bahkan
sensasi terbakar.
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-
celah jari terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan
kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih
subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh. Bila
terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-
gejala umum.
2. Bentuk hyperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik
terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila
hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura yang dalam pada
bagian lateral telapak kaki.
b. Pomfolix
Pomfolix umumnya terjadi pada dorsum jari-jari kaki pada
anak-anak, agak kronik, sering pada musim dingin, sangat gatal
dan ada riwayat keluarga yang atopi. Kulit di dorsum pedis tidak
ditemukan jamur. (Szepietowski, 2006)
Gambar 4. Pomfolik
c. Psoriasis
Mengenai telapak kaki; jarang terdapat pustul, menebal,
lesi yang batas jelas; psoriasis dapat ditemukan pada bagian tubuh
yang lain dan pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin,
Auspitz dan Kobner. Tidak didapatkan jamur pada pemeriksaan
kulit. (Szepietowski, 2006)
Gambar 5. Psoriasis
BAB III
PEMBAHASAN
Sudardi
-Gejala subjektif : Gatal dan nyeri
-Gejala objektif : pada Plantar pedis dex et sin dan interdigitalis pedis dex
terdapat gambaran polimorfik dengan batas tegas tepi lebih aktif berukuran miliar
dengan susunan polisiklik penyebaran sirkumskrip
Reza Setyawan
-Gejala subjektif : gatal di kedua ruas kaki
-Gejala objektif : pada femur dex et sin terdapat gambaran macula eritem
dan papul dengan batas tidak tegas berukuran miliar dengan susunan polisiklik
penyebaran simetrik
Sumarni
-Gejala subjektif : gatal seluruh badan setelah makan telor dan ayam
-Gejala objektif :-
Sutaryo
-Gejala subjektif : gatal dikedua ruas kaki
-Gejala objektif : pada plantar pedis dex et sin dan interdigitalis pedis dex
terdapat gambaran polimorfik dengan batas tegas berukuran miliar dengan
susunan polisiklik penyebaran sirkumskrip
Sugiono
-Gejala subjektif : gatal dikedua ruas kaki
-Gejala objektif : pada plantar pedis dex et sin dan interdigitalis pedis dex
terdapat gambaran polimorfik dengan batas tidak tegas tepi lebih aktif berukuran
miliar dengan susunan polisiklik penyebaran sirkumskrip
3.2 Pemeriksaan Penunjang:
Tinea pedis dapat terjadi karena infeksi jamur jamur dapat lebih berkembang biak
dalam lingkungan yang lembab dan kotor
Jarang menggunakan alat pelindung diri terutama saat musim hujan dan kondisi
tanah yang becek.
Tidak ada
Step 7:
3.4 Penatalaksanaan
Pada komunitas tersebut utamanya menderita Tinea Pedis yang disebabkan oleh
jamur golongan dermatophyta atau biasa disebut Mikosis Superficial.
Dermatophyta adalah golongan jamur yang menginvasi lapisan tanduk dan
bekerja dengan cara keratolisis, memakan lapisan keratin yang ada di kulit (FKUI,
2013). Hal inilah yang menjadi dasar berbagai macam mekanisme kerja golongan
antifungal terhadap jamur dermatophyta khususnya penyebab Tinea Pedis. Lama
pengobatan pada antifungal dermatophyta juga berbeda-beda disebabkan oleh
ketebalan lapisan keratin di seluruh tubuh yang berbeda. Pada kasus jamur tangan
(Tinea Manus) dan jamur kaki (Tinea Pedis) memakan waktu lama pada
pengobatannya dibandingkan pada jamur di bagian tubuh dengan lapisan keratin
yang lebih tipis (R. S. Siregar, 2016). Beberapa golongan antifungal untuk
pengobatan Tinea Pedis digolongkan sebagai berikut.
Azol adalah senyawa sintetik yang dapat diklasifikasikan sebagai imidazol atau
triazol sesuai dengan jumlah atom nitrogen di cincin azol beranggotakan lima.
Triazol mencakup itrakonazol, flukonazol, vorikonazol, dan posakonazol.
Aktivitas antijamur obat azol terjadi karena reduksi sintesis ergosterol oleh
inhibisi enzim-enzim sitokrom P450 jamur. Toksisitas selektif obat azol
disebabkan oleh afinitas mereka yang lebih besar terhadap enzim sitokrom P450
jamur daripada manusia. Imidazol memperlihatkan selektivitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan triazol sehingga insidens interaksi obat dan efek samping
mereka lebih tinggi (Katzung, 2012).
3.4.1.1. Ketoconazole
DOSIS:
DEWASA 200 mg/hari bersama makanan, biasanya untuk 14 hari; jika setelah 14
hari respons tidak memadai, lanjutkan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala
hilang dan kultur menjadi negatif; maksimum 400 mg/hari.
ANAK, 3 mg/kg bb/hari dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
KRIM ketokonazole dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari sampai lesi sembuh.
EFEK SAMPING: mual, muntah, nyeri perut; sakit kepala; ruam, urtikaria,
pruritus; jarang trombositopenia, parestesia, fotofobia, pusing, alopesia,
ginaekomastia dan oligospermia; kerusakan hati fatal. Peringatan: risiko
terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih dari 14 hari.
(PIONAS, BPOM RI)
3.4.1.2 Itraconazole
Itrakonazol tersedia dalam bentuk oral kapsul 100mg dan intravena serta krim 1%.
Penyerapannya bertambah baik oleh makanan dan oleh pH lambung yang rendah.
Seperti azol larut-lemak lainnya, obat ini berinter-aksi dengan enzim-enzim
mikrosom hati, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan
ketokonazol. Suatu interaksi obat penting adalah berkurangnya ketersediaan-
hayati itrakonazol jika digunakan bersama dengan rifamisin (rifampin, rifabutin,
rifapentin). Obat ini tidak memengaruhi sintesis steroid mamalia, dan efeknya
pada metabolisme obat lain yang dibersihkan oleh hati jauh lebih kecil daripada
efek ketokonazol. Meskipun memperlihatkan aktivitas antijamur yang kuat,
efektivitas itrakonazol dapat berkurang oleh terbatasnya ketersediaan-hayati.
Seperti ketokonazol, itrakonazol kurang dapat menembus cairan serebrospinal.
(Katzung, 2012)
DOSIS:
DEWASA Tinea manus dan pedis, 100 mg/hari selama 30 hari.
ANAK dan LANSIA, tidak dianjurkan.
KRIM 1% dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari sampai lesi sembuh.
EFEK SAMPING: mual, sakit perut, dispepsia, konstipasi, sakit kepala, pusing,
kenaikan enzim hati, gangguan haid, reaksi alergi (pruritus, ruam, urtikaria,
angioudem), hepatitis dan ikterus kolestatik (terutama bila pengobatan melebihi
satu bulan); neuropati perifer (hentikan obat), pernah dilaporkan sindrom Stevens-
Johnson; hipokalemia pada penggunaan jangka panjang, udem dan rambut rontok.
(PIONAS, BPOM RI)
3.4.2 GRISEOFULVIN
Griseofulvin adalah obat fungistatik yang sangat tidak larut dan berasal dari suatu
spesies penisilium. Satu-satunya pemakaiannya adalah dalam terapi sistemik
dermatofitosis Obat ini diberikan dalam bentuk mikrokristal dengan dosis 1
g/hari. Penyerapan meningkat jika obat ini diberikan bersama dengan makanan
berlemak.Mekanisme kerja griseofulvin di tingkat sel masih belum jelas, tetapi
obat ini mengendap di kulit yang baru terbentuk tempat ia berikatan dengan
keratin, melindungi kulit dari infeksi baru. Karena efeknya adalah mencegah
infeksi di struktur kulit yang baru ini, griseofulvin harus diberikan selama 2-6
minggu untuk infeksi kulit dan rambut agar keratin yang terinfeksi dapat diganti
oleh struktur yang resisten (Katzung, 2012).
DOSIS:
Dewasa dan lansia, 500 mg satu kali sehari dosis tunggal atau terbagi.
Anak-anak, dosis harian 10 mg/kg BB satu kali sehari dosis tunggal atau terbagi.
INDIKASI: Infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku bila terapi topikal gagal.
EFEK SAMPING: Reaksi urtikaria, ruam kulit, sakit kepala, tidak nyaman pada
lambung, pusing, kelelahan, granulositopenia, leukopenia, fotosensitivitas pada
pasien, SLE, eritema multiform, nekrolisis epidermal toksis, neuropati peripheral,
kebingungan dengan gangguan koordinasi, kandidiasis oral, kolestasis,
peningkatan enzim hati, hepatitis.
(PIONAS, BPOM RI)
3.4.3 TERBINAFIN
Terbinafin adalah suatu alilamin sintetik yang tersedia dalam bentuk oral. Obat ini
digunakan untuk terapi dermatofitosis, Seperti griseofulvin, terbinafin adalah
suatu obat keratofilik, tetapi tidak seperti griseofulvin, terbinafin bersifat
fungisidal. Seperti obat azol, obat ini mengganggu biosintesis ergosterol, tetapi
terbinafin tidak berinteraksi dengan sistem P450, juga menghambat enzim skualen
epoksida jamur Hal ini menyebabkan akumulasi skualen sterol, yang toksik bagi
organisme. Satu tablet sehari yang diberikan selama 12 minggu mencapai angka
kesembuhan hingga 90% untuk onikomikosis dan lebih efektif daripada
griseofulvin atau itrakonazol. Terbinafin tampaknya tidak memengaruhi sistem
P450 dan sampai saat ini terbukti tidak memperlihatkan interaksi obat yang
signifikan. (Katzung, 2012). Sediannya adalah krim 1% dan tablet 250mg.
DOSIS:
DEWASA 250 mg per hari biasanya selama 2-6 minggu untuk tinea pedis,
ANAK (tidak dianjurkan) biasanya selama 2 minggu, tinea kapitis, pada anak
berusia di atas 1 tahun, berat badan 10-20 kg, 62,5 mg sekali sehari; berat badan
20-40 kg, 125 mg sekali sehari; berat badan lebih dari 40 kg, 250 mg sekali
sehari.
KRIM 1% dioleskan 1-2 kali sehari dibagian yang terinfeksi sampai lesi sembuh.
INDIKASI: infeksi dermatofita pada kuku; infeksi kurap (termasuk tinea pedis,
tinea kruris dan tinea korporis), dimana terapi oral diperlukan (disebabkan tempat,
keparahan, atau luas).
3.5 Komplikasi
Tinea pedis yang tidak diobati atau diobati dengan tidak benar akan
menyebabkan berbagai komplikasi seperti selulitis, tinea unguium serta
dermatofid.
Selulitis
Infeksi tinea pedis, terutama tipe interdigital dapat mengakibatkan selulitis.
Selulitis dapat terjadi pada daerah ektermitas bawah. Selulitis merupakan infeksi
bakteri pada daerah subkutaneus sebagai akibat dari infeksi sekunder pada luka.
Faktor predisposisi selulitis adalah trauma, ulserasi dan penyakit pembuluh darah
perifer. Pada keadaan lembab, kulit akan mudah terjadi maserasi dan fisura,
akibatnya pertahanan kulit menjadi menurun dan menjadi tempat masuknya
bakteri patogen seperti β-hemolytic streptococci (grup A, B C, F, dan G),
Staphylcoccus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan basil gram negative.
Apabila terjadi selulitis maka diindikasikan pemberian antibiotik. Jika terjadi
gejala yang sifatnya sistemik seperti demam dan menggigil, maka digunakan
antibiotik intravena. Antibiotik yang dapat digunakan ampisillin, golongan beta
laktam ataupun golongan kuinolon.
Tinea Unguium
Tinea unguium merupakan infeksi jamur yang menyerang kuku dan
biasanya dihubungkan dengan tinea pedis. Seperti infeksi pada tinea pedis, T.
rubrum merupakan jamur penyebab tinea unguium. Kuku biasanya tampak
menebal, pecah-pecah, dan tidak berwarna.
Dermatofid
Dermatofid merupakan suatu penyakit imunologik sekunder tinea pedis
dan juga penyakit tinea lainnya. Hal ini dapat menyebabkan vesikel atau erupsi
pustular di daerah infeksi sekitar palmaris dan jari-jari tangan. Reaksi dermatofid
bisa saja timbul asimptomatis dari infeksi tinea pedis. Reaksi ini akan berkurang
setelah penggunaan terapi antifungal. Komplikasi ini biasanya terkena pada pasien
dengan edema kronik, imunosupresi, hemiplegia dan paraplegia, dan diabetes.
Tanpa perawatan profilaksis penyakit ini dapat kambuh kembali.
Jamur penyebab tinea pedis menyukai bagian kulit yang lembap dan basah.
Pemakaian sepatu yang sangat tertutup dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan keringat berlebih sehingga menambah kelembapan di daerah sekitar
kaki. Pemakaian kaus kaki berbahan tidak menyerap keringat juga dapat
menambah kelembapan kulit kaki.
Menjaga kaki agar tetap kering dan bersih merupakan metode terbaik untuk
pencegahan. Metode lain yang cukup baik adalah menggunakan sepatu dengan
aliran udara yang baik dan tidak ketat. Penggunaan bedak antiseptik di kaki
terutama sela – sela jari sangatlah dianjurkan untuk mencegah terjadinya tinea
pedis. Bedak Tolnaftate (Tinactin) atau bedak Zeasorb, tepung beras, tepung
maizena dapat diberikan di kaki, kaos kaki, dan sepatu untuk menjaga agar kaki
tetap kering (William et al., 2016).
Edukasi yang diberikan pada penderita tinea pedis dimulai dengan menjelaskan
deskripsi tinea pedis dan menyampaikan kepada pasien bahwa tinea pedis ini
memiliki prognosis bonam apabila pasien patuh pada perawatan dan pengobatan
yang dianjurkan. Misalnya, tetap menjaga kebersihan terutama pada sekitar lesi,
tidak menggaruk area yang gatal dengan kukunya sendiri atau benda lain yang
dapat memperparah lesi. Tetap mengonsumsi makanan sesuai pedoman gizi
seimbang dengan memperhatikan keanekaragaman makanan dan minuman dan
juga memperhatikan dari segi keamanannya yang berarti makanan dan minuman
itu harus bebas dari kuman penyakit atau bahan berbahaya. Cara menerapkan
pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau
setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok,
lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu
jenis untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan
buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik. Serta melakukan aktifitas fisik
yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
KESIMPULAN
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada petani
selada desa karang anyar dan sesuai dengan teori klinis pada para petani.
Diketahui jika hamper semua petani menderita Tinea Pedis yang diakibatkan
karena jarangnya penggunaan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaannya
pada musim hujan. Kaki yang lembab menyebabkan jamur dermatofita cepat
tumbuh di ruas-ruas jari kaki penderitanya.
pertumbuhan jamur makin subur dan cepat. Jamur penyebab tinea pedis
yang paling umum ialah Trichophyton rubrum (palingsering), T. interdigitale, T.
tonsurans (sering pada anak) dan Epidermophyton floccosum.
Azhar dan Handanto. 2011. Hubungan proses kerja dengan kejadian dermatitis
kontak iritan pada petani rumput laut di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan : Jurnal Ekologi Kesehatan.
Bolognia JL, Jorizzo L, Rapini RP. Dermatology. 2012. Tinea Pedis. Edisi ke-3.
British Library.
Chamlin L Sarah, Lawley P Leslie. 2013. Fitzpatrick’s Atlas. Tinea Pedis. Edisi
ke-7. New York; McGraw-Hill.
Djuanda, dkk. 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Juanda Adhi et al. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Katzung B G et al. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-12. McHill:
Lange.
Siregar, R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC.
Szepietowski, J.C., Reich A., Garlowska E., et al. 2006. Factors influencing
coexistence of toenail onychomycosis with tinea pedis and other dermatomycoses.
Arch Dermatol 142: 1279-84.
Youdim, et al. 2008. Application of CYP3A4 in vitro data to predict clinical drug-
drug interaction; predictions of compounds as objects of interaction. Br J Clin
Pharmacol.
Lampiran 1. Pertanyaan kepada Responden
Nama: Sudardi
Personal Hygiene
2 kali
Apakah sabun mandi untuk bapak/ibu mandi digunakan bersama dalam satu
keluarga?
Tidak
Iya menganti
Apakah bapak/ibu menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari?
Iya
Apakah bapak/ibu menggunakan handuk dan pakaian pribadi sendiri atau bersama
dalam keluarga?
Iya
Kebersihan tangan dan kuku
Apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum?
Iya mencuci
Iya
Iya
Kebersihan Handuk
Dijemur
Kering
Iya memiliki
1 kali
Apakah sprei yang digunakan sebelum tidur sudah dibersihkan terlebih dahulu?
Sudah
Berapa kali bapak/ibu menjemur kasur dan bantal dalam satu minggu?
1 kali
Kebersihan rambut
Ya
Kadang-kadang
Kulit di sela-sela jari kaki terasa gatal terutama pada malam hari
Apakah bapak bekerja dengan menggunakan alat per]lindung diri seperti sepatu
sarung tangan dan masker
Iya terkadang tapi pada saat musim hujan dan konsisi tanah yang becek saya
jarang menggunakan sepatu karena susah
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering di cuci atau dijemur dibawah sinar
matahari setelah digunakan?
Jarang sekali
Apakah sepatu yang bapak gunakan dalam keadaan pas dikaki bapak?
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering dipakai dalam keadaan lembab?
Iya sering
Nama: sutaryo
Personal Hygiene
1 kali
Apakah sabun mandi untuk bapak/ibu mandi digunakan bersama dalam satu
keluarga?
Tidak
Iya menganti
Apakah bapak/ibu menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari?
Kadang-kadang
Apakah bapak/ibu menggunakan handuk dan pakaian pribadi sendiri atau bersama
dalam keluarga?
Iya pribadi
Apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum
Iya mencuci tapi tidak menggunakan sabun
Iya mencuci
Iya
tidak
Kebersihan Handuk
Diletakan saja
Agak lembab
Tidak memiliki
Apakah sprei yang digunakan sebelum tidur sudah dibersihkan terlebih dahulu?
tidak
Berapa kali bapak/ibu menjemur kasur dan bantal dalam satu minggu?
Tidak pernah
Kebersihan rambut
Ya
Kadang-kadang
Kulit di sela-sela jari kaki terasa gatal terutama pada malam hari, dulunya juga
saya kena banyak panu tapi sekarang sudah sembuh
Apakah bapak bekerja dengan menggunakan alat perllindung diri seperti sepatu
sarung tangan dan masker
Tidak pernah
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering di cuci atau dijemur dibawah sinar
matahari setelah digunakan?
Apakah sepatu yang bapak gunakan dalam keadaan pas dikaki bapak?
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering dipakai dalam keadaan lembab?
Personal Hygiene
2 kali
Apakah sabun mandi untuk bapak/ibu mandi digunakan bersama dalam satu
keluarga?
Tidak
Iya menganti
Apakah bapak/ibu menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari?
Iya
Apakah bapak/ibu menggunakan handuk dan pakaian pribadi sendiri atau bersama
dalam keluarga?
Iya
Apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum
Iya mencuci tapi tidak menggunakan sabun
Iya mencuci
Iya
Iya
Kebersihan Handuk
Dijemur
Kering
Iya memiliki
1 kali
Apakah sprei yang digunakan sebelum tidur sudah dibersihkan terlebih dahulu?
Sudah
Berapa kali bapak/ibu menjemur kasur dan bantal dalam satu minggu?
1 kali
Kebersihan rambut
Ya
Kadang-kadang
Kalau malam merah-merah dan terasa gatal tapi masih bisa ditahan
tidak
Apakah bapak bekerja dengan menggunakan alat perllindung diri seperti sepatu
sarung tangan dan masker
Kadang-kadang
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering di cuci atau dijemur dibawah sinar
matahari setelah digunakan?
Iya sering
Apakah sepatu yang bapak gunakan dalam keadaan pas dikaki bapak?
Pas ukurannya
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering dipakai dalam keadaan lembab?
jarang
Nama: Sugino
Personal Hygiene
2 kali
Apakah sabun mandi untuk bapak/ibu mandi digunakan bersama dalam satu
keluarga?
Tidak
Iya menganti
Apakah bapak/ibu menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari?
Iya
Apakah bapak/ibu menggunakan handuk dan pakaian pribadi sendiri atau bersama
dalam keluarga?
Iya
Apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum
Iya mencuci tapi tidak menggunakan sabun
Iya mencuci
Iya
Iya
Kebersihan Handuk
Dijemur
Kering
Iya memiliki
1 kali
Apakah sprei yang digunakan sebelum tidur sudah dibersihkan terlebih dahulu?
Sudah
Berapa kali bapak/ibu menjemur kasur dan bantal dalam satu minggu?
1 kali
Kebersihan rambut
Ya
Kadang-kadang
Iya kulit saya kemarin setelah selesai mengaduk semen jadi bentol-bentol dan
berisi cairan jernih kalau dipecahkan, ini terjadi seseluruh tangan dan kaki setiap
selesai mengaduk semen, setiap kayak gini saya pasti ke mentri dan dikasih salep
dan sabun khusus
Apakah bapak bekerja dengan menggunakan alat perlindung diri seperti sepatu
sarung tangan dan masker
Kadang kadang
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering di cuci atau dijemur dibawah sinar
matahari setelah digunakan?
Jarang sekali
Apakah sepatu yang bapak gunakan dalam keadaan pas dikaki bapak?
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering dipakai dalam keadaan lembab?
Iya sering
Nama: Sumarni
Personal Hygiene
2 kali
Apakah sabun mandi untuk bapak/ibu mandi digunakan bersama dalam satu
keluarga?
Tidak
Iya menganti
Apakah bapak/ibu menjemur pakaian yang telah dicuci dibawah terik matahari?
Iya
Apakah bapak/ibu menggunakan handuk dan pakaian pribadi sendiri atau bersama
dalam keluarga?
Iya
Apakah bapak/ibu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum
Iya mencuci tapi tidak menggunakan sabun
Iya mencuci
Iya
Iya
Kebersihan Handuk
Dijemur
Kering
Iya memiliki
1 kali
Apakah sprei yang digunakan sebelum tidur sudah dibersihkan terlebih dahulu?
Sudah
Berapa kali bapak/ibu menjemur kasur dan bantal dalam satu minggu?
1 kali
Kebersihan rambut
Ya
Kadang-kadang
Kulit di sela-sela jari kaki terasa gatal terutama pada malam hari
Iya ada dan terasa gatal dan perih terutama pada saat malam hari dan juga sering
timbul pada saat musim hujan
Apakah ibu bekerja dengan menggunakan alat perllindung diri seperti sepatu
sarung tangan dan masker
Iya terkadang
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering di cuci atau dijemur dibawah sinar
matahari setelah digunakan?
Kadang-kadang
Apakah sepatu yang bapak gunakan dalam keadaan pas dikaki bapak?
Pas dikaki
Apakah sepatu yang bapak gunakan sering dipakai dalam keadaan lembab?
Iya sering
Lampiran 2. Dokumentasi