Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan
Jurnal ilmiah Petro merupakan sebuah jurnal yang berisi beberapa paper bidang
perminyakan dan diterbitkan dengan tema -tema yang aktual dari hasil penelitian paradosen
maupun mahasiswa program studi tenik perminyakan yang berlandaskan perkembangan
dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tekknologi seputaran duniaPerminyakan.
Pada Jurnal Ilmiah Petro Volume V bulan April Tahun 2016 terdiri dari 6 judul bahasan
antara lain mengenai Optimasi sumur – sumur GasLift, Analisis Data Log, Studi Penentuan
Tekanan Tercampur Minimum dengan Gas CO2, Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan
Fluida Komplesi CABR2, Studi Laboratorium Pengaruh Penambahan Cement Dispersant,
Optimasi Deliverabilitas Sumur-Sumur Geothermal, Optimalisasi Pemboran Menggunakan
Teknologi Pemboran Berarah, Analisa Pengaruh Heterogenitas Sifat Fisik Batuan dan Pola
Sumur Injeksi, Analisis Pengaruh Thermal Terhadap Casing, Optimalisasi Pemboran Lepas
Pantai Menggunakan Drilling Template.
Dari keseluruhan judul diatas memiliki beberapa bidang antara lain, BOR, Produksi,
Gas bumi, Reservoir, Simulasi Reservoir,Panas bumi, Lumpur pemboran, Cementing,
Surface Facilities, PenilaianFormasi, dan Kimia.
Pembaca diharapkan dapat membaca beragam penelitian yang diterbitkan dari karya ilmiah
yang dibuat oleh para Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Trisakti
yang nantinya dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Redaksi
ABSTRACT
The unidealized of physical and rheological mud can occured when drilling on rock layers with high salt
concentrations. It is therefore necessary to add an additive to balance the effect of the salt. The aims of this
study is to see the effect of salt addition on various temperature drilling mud.
This research will use two types of mud with different oil-water ratio. The drilling mud will be divided into four
compositions, ie LA, LB, LC, and LD. LA and LC compositions have an oil-water ratio of 80% oil and 20%
fresh water. While LB and LD compositions have oil-water ratio of 75% oil and 25% fresh water. Then the
study was conducted at various temperatures, ie 80 °F, 130 °F, 180 °F, 230 °F, 280 °F, and 330 °F. After
observing of the physical properties and rheology of drilling mud, it was found that the effect of adding salt
NaCl can improve the physical and rheological properties of mud such as density, viscosity, gel strengh, mud
cake, and solid content. Conversely, the effect of adding NaCl salt may reduce the nature of electrical stability.
While the increasing of the temperature can reduce the physical and rheological properties of mud and on the
contrary the loss of water and mud cake will increase.
Keyword: drilling mud, salt addition NaCl, physical properties of mud, muddy rheological properties
PERMASALAHAN
Dalam pengeboran sering dijumpai ketidakidealan Tabel 4.1.b
Komposisi Lumpur LC dan LD
sifat fisik maupun rheolofi lumpur. Salah satu
sebabnya adalah penambahan konsetrasi garam Lumpur
NaCl ketika pengeboran pada lapisan batuan Bahan L. C L. D
dengan konsentrasi garam yang tinggi. Oleh karena Biodiesel (mL) 259,95 264
itu perlu ditambahkan suatu zat aditif untuk invermul (gr) 12,50 14,5
menyeimbangkan pengaruh dari garam tersebut. Ezmul (gr) 12,50 13
Lime (gr) 15,70 17
METODOLOGI Duration (gr) 22,75 17,5
Langkah pertama dari penelitian ini adalah Fresh Water (ml) 86,65 88
pembuatan lumpur. Lumpur pemboran dibagi Geltone (gr) 49,10 35,5
menjadi empat komposisi, yaitu LA, LB, LC, dan Nacl (gr) 3,5 5
LD.
Barite (gr) 350 350
Penentuan Berat Jenis Lumpur LB 16,0 16,0 16,0 15,8 15,8 15,8
Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis
lumpur adalah mud balance. Untuk mendapatkan LC 16,5 16,3 16,2 16,1 16,0 15,9
pengukuran yang didasarkan atas perbandingan
LD 16,6 16,5 16,4 16,3 16,2 16,0
densitas air, maka mud balance harus dikalibrasi
lebih dahulu sebelum alat tersebut digunakan untuk
mengukur lumpur. Berdasarkan spesifikasi standar lumpur pemboran,
densitas standar dari lumpur pemboran adalah 15.5
Penentuan Viskositas Lumpur – 16.5 lb/gal. Sehingga dari penelitian yang
Marsh Funnel digunakan untuk mengukur dilakukan, hanya satu komposisi yang tidak sesuai
viskositas. Viskositas yang diukur dengan marsh standar, yaitu komposisi LD pada temperatur 800F.
funnel dalam satuan detik/quartz dan dilaksanakan Pada tabel 4.2 diatas, tabel yang diarsir
secara kontinyu. Sebelum alat ini digunakan, menunjukkan densitas yang sesuai standar
sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi spesifikasi.
marsh funnel ini dilakukan dengan cara mengisi air
tawar dari bagian atas (jaring) sampai bawah Berdasarkan tabel 4.2 diatas, terlihat bahwa
(orifice) hingga bersih. Kemudian keringkan penurunan berat jenis lumpur terjadi seiring
menggunakan lap kering. meningkatnya temperatur.
C 108 102 94 84 74 63
HASIL DAN ANALISIS
Bab ini memaparkan hasil-hasil dari penelitian D 129 124 119 112 104 96
yang diperoleh dari hasil pengukuran di
laboratorium. Kemudian hasil-hasil ini
dibandingkan terhadap spesifikasi standar lumpur Berdasarkan spesifikasi standar lumpur pemboran,
pemboran yang berlaku dan dianalisis pengaruh viskositas standar dari lumpur pemboran adalah 75-
penambahan garam NaCl terhadap sifat-sifat fisik 90 cp. Sehingga dari pengamatan yang dilakukan,
lumpur sistem dispersi dan non dispersi serta sifat- hanya lima komposisi yang sesuai standar, yaitu
sifat rheologinya. komposisi LA temperatur 1800F, LA pada
temperatur 2300F, LB pada temperatur 2800F, LB
Pengamatan Berat Jenis Lumpur pada temperatur 3300F, dan LC pada temperatur
Berikut ini adalah tabel 4.2, yaitu tabel hasil 2300F. Pada tabel 4.3 diatas, tabel yang diarsir
pengamatan berat jenis lumpur (densitas) terhadap menunjukkan viskositas yang sesuai standar
berbagai temperatur. spesifikasi.
A 10 9 8 7 6 4
C 35 33 30 26 22 18
D 36 35 34 32 30 28 B 23 21 19 17 15 13
C 8 7,5 7 6 5 4
Berdasarkan spesifikasi standar lumpur pemboran,
plastic viscosity standar dari lumpur pemboran D 25 23 21 19 17 15
adalah 27–48 cps. Sehingga dari pengamatan yang
dilakukan, hanya delapan komposisi yang tidak
Berdasarkan spesifikasi standar lumpur pemboran,
sesuai standar, yaitu komposisi LA temperatur
spesifikasi standar gel strength 10 detik adalah 10 –
2300F, LA pada temperatur 2800F, LA pada
20 lb/100 ft. Sehingga dari pengamatan yang
temperatur 3300F, LB pada temperatur 2800F, LB
dilakukan, hanya delapan komposisi yang sesuai
pada temperatur 3300F, LC pada temperatur 2300F,
standar, yaitu komposisi LA temperatur 800F, LB
LC pada temperatur 2800F, dan LC pada
pada temperatur 1800F, LB pada temperatur 2300F,
temperatur 3300F. Pada tabel 4.4 diatas, tabel yang
LB pada temperatur 2800F, LB pada temperatur
diarsir menunjukkan plastic viscosity yang sesuai
3300F, LD pada temperatur 2300F, LD pada
standar spesifikasi.
temperatur 2800F, dan LD pada temperatur 3300F.
Pada tabel 4.6 diatas, tabel yang diarsir
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, terlihat bahwa
menunjukkan gel strength 10 detik yang sesuai
penurunan plastic viscosity lumpur terjadi seiring
standar spesifikasi.
meningkatnya temperatur.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa
• Yield Point penurunan gel strength 10 detik terjadi seiring
Berikut ini adalah tabel 4.5, yaitu tabel hasil
meningkatnya temperatur.
pengamatan yield point lumpur terhadap berbagai
temperatur.
Berikut ini adalah tabel 4.7, yaitu tabel hasil
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Yield Point TerhadapTemperatur pengamatan gel strength 10 menit terhadap
Yield Point (lb/100ft2) berbagai temperatur.
KOMP
1300 1800
OSISI 800F 2300F 2800F 3300F
F F Berdasarkan spesifikasi standar lumpur pemboran,
A 20 18 16 15 12 9 spesifikasi standar gel strength 10 menit adalah 22
B 24 23 22 21 19 17
C 20 18 16 14 12 9
- 30 lb/100 ft2. Sehingga dari pengamatan yang
D 44 41 38 35 31 27 dilakukan, terdapat 10 komposisi yang sesuai
kenaikan, begiu juga pengaruh meningkatnya 610 volt, lumpur C mengalami penurunan sebesar
temperature akan menyebabkan kenaikan harga 640 volt menjadi 615 volt, lumpur D mengalami
mud cake Dari hasil penelitian mengenai mud cake penurunan sebesar 640 volt menjadi 620 volt.
pada keempat lumpur percobaan, ampas yang Harga kestabilan elektrik masuk dalam standar
dihasilkan dari lumpur ini akan semakin tebal spesifikasi lumpur oil based mud yang mempunyai
apabila temperature dinaikan . Kedua jenis lumpur nilai kestabilan elektrik yang kurang dari 600 volt.
percobaan ini memiliki harga mud cake pada
temperature 330oF yang masuk dalam standar
spesifikasi lumpur oil based mud yaitu dengan KESIMPULAN DAN SARAN
harga standar spesifikasi oil base mud untuk mud Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah
cake kurang dari 2 mm. Keempat lumpur dilakukan di laboratorium, maka dapat disimpulkan
percobaan berikut ini dinilai dari harga mud cake sebagai berikut :
dapat menangani tebalnya ampas pemboran dari 1. Sifat fisik dan sifat rheologi lumpur akan
lumpur untuk melapisi dinding lubang bor yang mengalami penurunan seiring dengan
terkontaminasi oleh garam bertemperatur tinggi. peningkatan temperatur.
2. Mud cake akan bertambah seiring dengan
Hasi loil content pada temperature 330oF pada meningkatnya temperatur.
lumpur A turun terhadap penambahan kadar garam 3. Laju tapisan bertambah seiring meningkatnya
sebesar 8 % dari 65% menjadi 57 %. Pada lumpur temperatur. Sementara penambahan garam
B turun terhadap penambahan kadar garam sebesar NaCl berdampak pada penurunan laju tapisan.
4 % dari 55 % menjadi 51 %. Pada lumpur C turun 4. Electrical stability menurun seiring
terhadap penambahan kadar garam sebesar 3 % meningkatnya temperatur. Sementara
dari 51% menjadi 48 %. Pada lumpur D turun penambahan garam NaCl berdampak pada
terhadap penambahan kadar garam sebesar 5 % penurunan electrical stability.
dari 50% menjadi 45 %.
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA
Hasil water content pada temperature 330oF pada
lumpur A turun terhadap penambahan kadar garam • “Penuntun Praktikum Teknik Lumpur
sebesar 3 % dari 15% menjadi 12 %. Pada lumpur Pemboran’’. Universitas Trisakti, Jakarta,
B turun terhadap penambahan kadar garam sebesar 2007.
5 % dari 15 % menjadi 10 %. Pada lumpur C turun • “Recommended Practice Standard
terhadap penambahan kadar garam sebesar 2 % Procedure for Field Testing Oil Based
dari 22 % menjadi 20 %. Pada lumpur D turun Drilling Fluids”, American Petroleum
terhadap penambahan kadar garam sebesar 2 % Institute, Suplement 2. 1996
dari 21% menjadi 19 %. • Rubiandi, “Teknik Operasi Pemboran
VolumeI“, Penerbit Institut Teknologi
Hasil solid content pada temperature 330oF pada Bandung, Bandung, 2012
lumpur A naik terhadap penambahan kadar garam
• Rubiandi, “Diktat Kuliah Teknik dan Alat
sebesar 11 % dari 20 % menjadi 31 %. Pada
Pemboran“, Himpunan Mahasiswa Teknik
lumpur B naik terhadap penambahan kadar garam
Perminyakan (HMTM) Patra, Institut
sebesar 9 % dari 30 % menjadi 39 %. Pada lumpur
Teknologi Bandung, Bandung, 2004
C naik terhadap penambahan kadar garam sebesar
• Sadya, Robani, “Diktat Teknik Lumpur
5 % dari 27 % menjadi 32 %. Pada lumpur D naik
Pemboran”, Jurusan Teknik Perminyakan,
terhadap penambahan kadar garam sebesar 7 %
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
dari 29 % menjadi 36%. Karena tidak ada standar
Universitas Trisakti, Jakarta, 1984
spesifikasi mengenai kandungan padatan pada
lumpur pemboran, maka penjelasan tersebut adalah • Sadiya. R dan Shebubakar. H. G..
asumsi yang dibuat untuk membandingkan “Teknologi Fluida Pemboran”, Vol. I dan
II, Jurusan Teknik Perminyakan,
keempat lumpur percobaan.
Universitas Trisakti, Jakarta. 1984.
Peningkatan temperature akan menyebabkan • “Teknologi Lumpur Pemboran Minyak”.
penurunan harga electric stability, begitu juga Lemigas, Jakarta. 1993.
pengaruh kontaminasi garam pada lumpur • http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle
percobaan menyebabkan harg aelectric stability /123456789/62213/BAB%20II%20Tinjau
mengalami penurunan. Kestabilan elektrik pada an%20Pustaka.pdf (diakses pada tanggal 2
lumpur D dengan temperature 330oF dinilai lebih Maret 2016)
baik dibandingakan dengan lumpur A, B dan C • http://maikhsani.blogspot.com/2010/08/sy
karena pada nilai stabilitas elektrik lumpur A nthetic-oil-base-mud.html (diakses pada
menurun dari 650 volt hingga 605 volt, lumpur B tanggal 2 Maret 2016)
mengalami penurunan sebesar 645 volt menjadi