Anda di halaman 1dari 39

26/09/2018

IS-6101
Perencanaan Infrastruktur Air dan Sanitasi (Studio)

Kuliah Minggu ke-6:


Konsep Pengelolaan
Persampahan
Rabu, 26 September 2018
Oleh: Dr. I Made Wahyu Widyarsana, S.T, M.T. IPM.
Dosen Program Studi Sarjana RIL, FTSL - ITB

OUTLINE
Pendahuluan

Penyusunan Perencanaan Aspek Teknis dan Manajemen

Deskripsi Daerah Perencanaan

Kebijakan, Strategi dan Rencana Pengembangan SPS

Rencana Program Pengembangan SPS

Kajian Kelayakan Ekonomi dan Keuangan

Kajian Lingkungan + Readiness Criteria

1
26/09/2018

1
PENDAHULUAN

Pentahapan Proyek
FS dan AMDAL berfungsi
sebagai proses
pengambilan keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
MP/PTMP
Bila suatu usaha
dan/atau kegiatan tidak
layak secara lingkungan,
maka tidak
diperbolehkan dilakukan
konstruksi apalagi
tahapan-tahapan
setelahnya.
Sumber: PPLH-LPPM IPB

2
26/09/2018

Pentahapan Proyek
Pencegahan dampak
lingkungan lebih efektif
dilakukan saat Studi
Kelayakan aspek
lingkungan
dibandingkan pada
tahap lainnya.

Semakin maju tahapan


suatu usaha dan/atau
kegiatan, maka akan
semakin sulit untuk
melakukan penolakan.
Waktu Pelaksanaan Studi FS dan Studi AMDAL dan
Implikasinya

Pentahapan Proyek

3
26/09/2018

Dasar Hukum
• UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan Sampah

• PP No. 81/2012 ttg Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


& Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

• PerPres No. 67/2017 ttg Kebijakan dan Strategi


Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga

• Peraturan Menteri PU No. 03/PRT/M/2013 ttg


Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan
Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga

• Peraturan Menteri PU No. 01/PRT/M/2014 ttg


Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang

Perubahan Paradigma
Pengelolaan Sampah di Indonesia

JAKSTRANAS
(PerPres 67/2017)

Pengurangan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah
[a] [b] [c] Sejenis Sampah Rumah
Tangga
sebesar 30% dan
EKSISTING PERMEN PU NO. 03 Penanganan Sampah 70% di
GERAKAN AKSES
tahun 2025.
UNIVERSAL 100-0-100 TAHUN 2013
Gambar–Perubahan piramida
pengelolaan sampah dari [a]: “Setelah tahun 2025,
“50% sampah dibuang ke
sebelum tahun 2008, [b]: akhir TPA, 50% sisanya akan hanya residu yang
tahun 2019, dan [c]: tahun 2025. dikelola dengan upaya masuk ke TPA”
3R”

4
26/09/2018

PERMASALAHAN
SAMPAH

PERLU PERUBAHAN

IDEAL: REALITA:

PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN KETERBATASAN PEMERINTAH


EFISIENSI PENANGANAN SAMPAH DI KOTA/KABUPATEN DALAM
KOTA/KABUPATEN YANG MENGELOLA SAMPAH  MASIH
KOMPREHENSIF DALAM JANGKA DENGAN PARADIGMA LAMA
WAKTU PANJANG

SOLUSI:

PERENCANAAN ASPEK
TEKNIS MAUPUN
MANAJEMEN 3

5
26/09/2018

Isi Perencanaan Output Perencanaan

Gambaran umum kondisi kota/kawasan ▰ TPA sampah andal,


▻ Wilayah dan tingkat pelayanan ▰ Menjadi program dalam meningkatkan
pengelolaan persampahan jangka pendek,
▻ Program dan kegiatan penanganan sampah
menengah, dan jangka panjang
▻ Rencana penanganan sampah yang telah ▰ Menjadi kunci dari keberhasilan
memuat unsur-unsur kelayakan teknis, pelaksanaan, pengoperasian,
sosial, ekonomi, keuangan, dan lingkungan. pemeliharaan, dan perawatan dari
▻ Program prioritas infrastruktur TPA sampah.
▻ Tahapan pelaksanaan
▻ Aspek pengaturan dan kelembagaan
▻ Pembiayaan
▻ Peran serta masyarakat dan swasta.
4

Kedudukan Perencanaan PS Persampahan

Perencanaan teknis dan manajemen persampahan termasuk prasarana


dan sarana persampahan wajib disusun berdasarkan evaluasi kondisi
kota/kawasan dan rencana pengembangannya dan evaluasi kondisi
eksisting penanganan sampah dari sumber (hulu) sampai TPA (hilir).

6
26/09/2018

Acuan Normatif

Peraturan yang terkait dalam penyusunan perencanaan persampahan, adalah sebagai berikut :
▰ Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
▰ Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
▰ Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
▰ Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
▰ Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
▰ Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
▰ Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
▰ Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
▰ Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
▰ Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
▰ Peraturan Menteri LH Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
▰ Peraturan Menteri LH Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduse, Reuse, Recycle melalui bank sampah.
▰ Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
▰ Peraturan Menteri PU Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
6
▰ Peraturan Daerah.

Acuan Normatif (cont.)

Peraturan yang kelayakan lingkungan atau AMDAL:


▰ Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
PU No. 69/PRT/1995);
▰ Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);
▰ Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum
(Keputusan Menteri PU No.296/KPTS/1996);
▰ Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan
Menteri PU No. 377/KPTS/1996);
▰ Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum
(Keputusan Menteri PU No.148/KPTS/1995);
▰ Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP. 39/MENLH/8/1996).
▰ Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan . (Keputusan Badan Pengendalian Dampah
Lingkungan No. KEP-299/11/1996).

7
26/09/2018

Sistematika Penyusunan

▻ Melakukan kajian studi yang relevan dengan masalah persampahan di


Kabupaten/Kota wilayah studi.
▻ Pengumpulan data melalui survey (pengumpulan data primer) atau pengumpulan
data sekunder (berdasarkan sumber data yang valid dan terpercaya)
▻ Analisis Kondisi Eksisting
▻ Perencanaan
▻ Mengumpulkan informasi hidrogeologi, hidrologi, geoteknik, dan klimatologis
yang akurat dan mewakili
▻ Membuat rencana final berupa buku Laporan Akhir untuk minimal periode
perencanaan 10 tahun.

2
PENYUSUNAN PERENCANAAN ASPEK
TEKNIS DAN MANAJEMEN PERSAMPAHAN

10

8
26/09/2018

Tinjauan Studi Eksisting Yang Relevan

Tinjauan terhadap pengelolaan sampah eksisting meliputi proses


pengumpulan, pengangkutan, hingga ke pengolahan akhir dan TPA

Pengembangan terhadap sistem yang sudah ada

Program peningkatan pengelolaan mengadopsi paradigma baru

11

Periode Perencanaan

▰ Periode perencanaan minimal = 10 tahun yang dimulai dari H+1


tahun penyusunan sampai dengan 20 tahun yang akan datang.

▰ Perencanaan tersebut terdiri atas 3 (tiga) tahap perencanaan


yakni jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

▰ Secara teknis dapat mengacu pada ketentuan yang terdapat pada


SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Operasional Teknik
Pengelolaan Sampah Perkotaan dan pedoman pembangunan TPA
SNI 03-3241-1994.
12

9
26/09/2018

Periode Perencanaan (cont.)

▰ Tahap Rencana Jangka Pendek: Perencanaan Jangka Pendek (1 tahun) merupakan tahap
pelaksanaan yang bersifat mendesak dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk tahap program
selanjutnya.

▰ Tahap Rencana Jangka Menengah: Perencanaan Jangka Menengah, yakni perencanaan untuk
5 tahunan merupakan tahap pelaksanaan 5 (lima) tahun yang didasarkan pada hasil kajian
sebelumnya dengan mempertimbangkan tahap mendesak yang telah dilakukan.

▰ Tahap Rencana Jangka Panjang: Perencanaan Jangka Panjang (10 tahun), merupakan tahap
pelaksanaan yang bersifat menyeluruh dengan mempertimbangkan hasil pencapaian tahap
sebelumnya. 13

Kriteria Perencanaan

▰Kriteria Umum

▰Kriteria Teknis

▰Kriteria Standar Pelayanan Minimal

14

10
26/09/2018

Kriteria Perencanaan (Kriteria Umum)

Kriteria Umum dalam penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan adalah
sebagai berikut:

▻ Tersedianya dokumen teknis penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan,


mencakup gambar rencana detail, rencana anggaran biaya, SOP dan kebutuhan prasarana
dan sarana persampahan.

▻ Tersedianya perencanaan dan mekanisme peningkatan kapasitas kelembagaan


penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.

▻ Analisis tingkat investasi dan manfaat dari penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan. 15

Kriteria Perencanaan (Kriteria Teknis)

Kriteria teknis dalam penyusunan perencanaan persampahan adalah sebagai berikut:


▻ Tersedianya konsep perencanaan teknis dan manajemen pengelolaan persampahan
▻ Tersedianya rencana teknis kebutuhan dengan mengantisipasi pertumbuhan timbulan sampah
▻ Terintegrasinya konsep intensifikasi kebersihan berupa konsep 3R
▻ Tersedianya opsi konsep manajemen multi institusi pengelolaan kebersihan
▻ Teridentifikasinya kebutuhan materi pengaturan untuk bahan masukan PERDA
▻ Tersedianya konsep rancangan kebutuhan dana investasi dan operasional selama lima tahun ke depan serta
retribusi
▻ Tersedianya konsep jenis, bentuk, dan pola peran serta masyarakat, berikut teknik, metode, dan materi
penyuluhan serta pendidikan masyarakat.
16

11
26/09/2018

Kriteria Perencanaan (Kriteria Teknis cont.)

Selain itu beberapa hal teknis dalam penyusunan perencanaan adalah:


▰Periode perencanaan minimal 10 (sepuluh) tahun
▰Sasaran dan prioritas penanganan
▰Strategi penanganan
▰Kebutuhan pelayanan

17

Kriteria Perencanaan (Kriteria Standar Pelayanan


Minimal = SPM)

▻Presentase pengurangan sampah perkotaan mencapai 20% pada tahun 2019

▻Presentase pengangkutan sampah mencapai 70% pada tahun 2019

▻Presentase pengoperasian TPA mencapai 70% pada tahun 2019.

▻Untuk timbulan sampah yang sampai ke TPA adalah residu pada tahun 2025.

▻Untuk pengangkutan sampah di perkotaan sebesar 100% pada tahun 2025.

18

12
26/09/2018

Kriteria Perencanaan (Kriteria Standar Pelayanan


Minimal cont.)

▻Cara Perhitungan Pelayanan Minimal

1. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

Keterangan:
jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengurangan volume sampah dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah fasilitas 3R di kota tersebut (unit) dengan penduduk
terlayani per fasilitas 3R (jiwa/unit)
19

Kriteria Perencanaan (Kriteria Standar Pelayanan


Minimal cont.)

2. Tersedianya sistem pengangkutan sampah di perkotaan

Menghitung jumlah penduduk yang dilayani:


A = (C x 1.000x D x E) / F
Keterangan:
A = jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengangkutan sampah (jiwa)
C = kapasitas kendaraan pengangkut (m3/unit)
D = jumlah ritasi (rit/hari)
E = jumlah truk (unit)
F = timbulan sampah (liter/jiwa/hari). 20

13
26/09/2018

Kriteria Perencanaan (Kriteria Standar Pelayanan


Minimal cont.)

3. Tersedianya sistem pengoperasian tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah


 SPM Pengoperasian TPA sampah adalah frekuensi penutupan sel sampah (40%), kualitas
pengolahan lindi (40%), dan penanganan gas (20%).

SPM pengoperasian TPA = (koefisien pengoperasian TPA x 40%) + koefisien kualitas


pengolahan lindi x 40%) + (koefisien penanganan gas x 20%)

Untuk dapat menghitung pencapaian SPM bidang persampahan ini diperlukan data dari:
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
• Data timbulan sampah dan komposisi sampah yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi
pengelolaan persampahan.
21

Metodologi Survei

• Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan


1
• Survei dan Pengkajian Sumber Timbulan, Komposisi dan
2 Karakteristik Sampah

• Survei dan Pengkajian Demografi dan Tata Kota


3
• Survei dan Pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan dan
4 Keuangan

• Survei dan Pengkajian Perencanaan Desain TPA


5
22

14
26/09/2018

Keterpaduan Perencanaan Dengan Sektor Lainnya

Air Minum Air Limbah Drainase Jalan dan Sarana


Transportasi

23

Kontribusi SPS dalam Program Perubahan Iklim

Upaya mitigasi perubahan iklim dilakukan dengan tujuan


meningkatkan kapasitas penyerapan karbon (carbon sink) dan
pengurangan emisi GRK yang difokuskan pada 5 (lima) bidang
dengan kebijakan dan strategi yang termuat dalam Peraturan
Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi (RAN PE) GRK (Perpres 61/2011), yang salah
satunya adalah Bidang Pengelolaan Sampah.

24

15
26/09/2018

3
DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

25

Data yang Diperlukan Dalam Penyusunan


Perencanaan

▰Data Kebijakan pembangunan dan tata ruang


▰Data Kondisi Fisik Wilayah
▰Data Demografi (Kependudukan)
▰Data Sosial, ekonomi dan Budaya
▰Data Kesehatan Masyarakat
▰Data Prasarana Kota
▰Data Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Sampah

26

16
26/09/2018

4
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN
RENCANA PENGEMBANGAN SPS
27

Pengembangan PSP Persampahan harus

memperhatikan:

• Visi dan Misi yang mengacu ke Visi dan Misi

Kota Besar/Metropolitan

• Hasil telaahan gambaran layanan SKPD

Persampahan

• Telaahan review Renstra terdahulu

28

17
26/09/2018

Langkah Penyiapan Konsep Penyusunan


Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan

Penyiapan Konsep

Merumuskan Kebijakan Pengelolaan Persampahan

Tujuan dan Sasaran Pengembangan

Merumuskan strategi

Memeriksa kembali alur logis


29

Perumusan strategi, kebijakan dan rencana pengembangan sistem


pengelolaan sampah mempunyai tujuan yaitu :
▰ Tersusunnya Visi dan Misi Pengembangan Sistem Pengelolaan
Sampah
▰ Menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis dan kriteria perencanaan
dalam penyusunan rencana induk Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan
▰ Menyusun kriteria standar pelayanan minimal
▰ Mengidentifikasi daerah pelayanan
▰ Menghitung proyeksi timbulan sampah
▰ Menghitung prasarana dan sarana sistem pengelolaan sampah.

30

18
26/09/2018

Penyusunan Konsep Merumuskan Kebijakan

Menyusun konsep dan kriteria ▰ Kebijakan dan Strategi Nasional


penyusunan perencanaan teknis dan mengenai Sistem Pengelolaan
manajemen persampahan meliputi Persampahan:
periode perencanaan, evalusi, kriteria ▰ Pedoman Penataan Ruang Sekitar
penyusunan, survei, keterpaduan dengan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
prasarana dan sarana air minum, air
▰ Kebijakan Nasional Mitigasi dan
limbah, drainase, dan kontribusi sistem
Perubahan Iklim
pengelolaan sampah dalam program
perubahan iklim. ▰ Komitmen internasional yang telah
diratifikasi oleh pemerintah .

31

Tujuan dan Sasaran Pengembangan


Prasarana dan Sarana Persampahan

▰Tujuan
Menetapkan tujuan pengembangan prasarana dan sarana persampahan
dengan mempertimbangkan hasil tahapan pengembangan.

▰Sasaran
Sasaran dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Spesific,
Measurable, Achieveable, Realistic and Timebound) atau spesifik, terukur,
dapat dicapai, realistis dan memiliki jangka waktu yang jelas. Setelah
pernyataan sasaran dirumuskan, juga ditetapkan indikator pencapaian
sasarannya.
32

19
26/09/2018

Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah

▰Menyesuaikan strategi pengembangan sistem pengelolaan


sampah dengan arahan teknik operasinal berdasarkan SNI Tabel 2. Penentuan Alternatif Strategi (Contoh)
19-2454-2002 Sumber: Permendagri No. 54 tahun 2010 Tabel T-IV.C.25
Faktor Eksternal Peluang: Tantangan:
▰Merumuskan strategi pada Renstra SKPD dengan langkah: 1…………. 1……………
2………….. 2……………
1. Menyusun alternatif pilihan langkah realistis untuk Faktor Internal 3. dst. 3. dst…
mencapai tujuan Kekuatan: Alternatif Strategi Alternatif Strategi
1……………… 1………….. 1…………..
2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi 2……………… 2………….. 2…………..
keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mencapai 3. dst………. 3. dst…….. 3. dst……..

tujuan Kelemahan: Alternatif Strategi Alternatif Strategi


1…………….. 1………….. 1…………..
3. Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah 2…………….. 2………….. 2…………..
1. dst……… 3. dst…….. 3. dst……..
yang paling tepat (metode SWOT)
4. Menentukan alternatif strategi pencapaian dari setiap
indikator sasaran kedalam bentuk Tabel 2.
33

Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah (cont)


CONTOH: Gambar 2. Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana
5. Pemilihan strategi yang paling tepat (efektif dan Persampahan (Contoh)
Sumber: Hasil Kajian Direktorat Pengembangan PLP, Kementerian PU-PR
efisien) diantara berbagai alternatif strategi yang Kuadran II Kuadran IV

dihasilkan melalui metode SWOT, dapat dilakukan Pemusnahan Terpadu Pemusnahan Terpadu dengan
Tinggi

Teknologi Tinggi

melalui:
Tingkat Pemilahan di Sumber

● TPA Regional
● TPA - SLF
● 3R skala kota
● 3R Skala Besar / Kota
• Pembahasan kembali melalui Focussed ● Incenerator & WTE

Group Discussion (FGD);


• Menggunakan metode pembobotan; Kuadran I Kuadran III

• Menggunakan metode Balanced Score


Card; dan
Rendah

Pemusnahan Konvensional
Pemusnahan Konvensional
• Menggunakan kombinasi antara FGD
Skala Regional

● TPA - SLF ● TPA Regional


dengan metode lainnya untuk obyektivitas ● 3R Skala Kecil / kawasan ● 3R Skala Kecil / kawasan

pemilihan strategi. Tersedia Tidak Tersedia


Ketersediaan Lahan TPA

34

20
26/09/2018

Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah (cont)

Menentukan Strategi Pengembangan


Prasarana dan Sarana Persampahan Mempertimbangkan setiap aspek strategi
• Menentukan arah strategi untuk
pengembangan-pengembangan dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang
sesuai bagi Kota, Contoh: Grand menyusun alur logis:
Strategi Kuadran I yaitu: Pemusnahan • Strategi Pengembangan Teknis
Sampah Konvensional • Strategi Pendanaan
• Pokja perlu merumuskan secara • Strategi Kelembagaan
lengkap strategi pengembangan • Strategi Regulasi
Prasarana dan Sarana Persampahan • Strategi Peran Serta Masyarakat
dari 5 aspek persampahan.

35

Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah (cont)

Perumusan Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi


Memeriksa kembali alur logis antara strategi yang dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang
dirumuskan dengan Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai. dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.
a. Mendiskusikan kembali apakah strategi yang Kebijakan yang dirumuskan harus dapat:
dirumuskan dapat berkontribusi dalam tercapainya 1. Membantu menghubungkan strategi kepada sasaran
Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan, sesuai secara lebih rasional;
dengan isu strategis penanganan sampah, dan mampu 2. Memperjelas strategi sehingga lebih spesifik/fokus, konkrit,
menjawab permasalahan sampah yang ada. dan operasional;
b. Untuk menghasilkan perumusan strategi yang pada 3. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas
akhirnya dapat selaras dengan pilihan kegiatan yang yang menjadi tugas dan fungsi SKPD yang lebih tepat dan
tepat maka rumusan strategi harus dipetakan (strategy rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan
mapping), agar secara seimbang melintasi aspek- mempertimbangkan faktor-faktor penentu keberhasilan
aspek utama dalam pengembangan prasarana dan untuk mencapai sasaran; dan
sarana persampahan. 4. Mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas
yang menjadi tugas dan fungsi SKPD agar tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan
melanggar kepentingan umum.

36

21
26/09/2018

Tabel 3. Contoh Kerangka Alur Logis Penyusunan Strategi


Tahapan Penanganan Sampah : Pengumpulan Sampah
Permasalahan Penanganan Sasaran
Aspek Pengembangan Sampah Isu Strategis Tujuan Persyaratan sasaran Indikator sasaran Strategi

Teknis Teknologis Terjadinya pencemaran di Keterbatasan prasarana Tercapainya Berkurangnya praktek Mengoptimalkan prasarana dan sarana
lingkungan perumahan dan sarana Standar Pelayanan open burning Tidak ada penduduk pengumpulan sampah.
akibat pembakaran sampah pengumpulan sampah Minimum (SPM) yang melakukan
untuk penanganan praktek open burning
sampah tahun 2019 Seluruh sampah dapat di tahun 2019
Pengaturan Belum ada Perda mengenai Kurangnya landasan terkumpul untuk diolah Mengoptimalkan Perda mengenai pengaturan
pemilahan dan pengumpulan peraturan mengenai pemilahan sampah dan pengumpulan sampah.
sampah pemilahan dan Tidak ada sampah
pengumpulan sampah yang tidak terkumpul
di masyarakat
Kelembagaan Belum ada lembaga formal Kurang jelasnya Mengoptimalkan kelembagaan formal untuk
dalam menangani perbedaan peran menangani pengumpulan sampah dengan
pengumpulan sampah pengatur dan pelaksana membentuk UPT atau BLUD.

Pendanaan Alokasi pendanaan Kurangnya alokasi Alokasi pendanaan pengumpulan sampah yang
pengumpulan sampah pendanaan PS mencukupi.
kurang pengumpulan sampah

Peran Serta Masyarakat belum memilah Kurangnya penyuluhan Mengoptimalkan pemilahan sampah di sumber.
Masyarakat sampahnya dan sosialisasi
pemilahan sampah

Sistem Monitoring dan Belum ada sistem Kurangnya pendataan  Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi
Evaluasi monitoring dan evaluasi pengumpulan sampah pengumpulan sampah.
untuk pengumpulan sampah  Memiliki sistem data umpan balik dari
masyarakat.

37

5
RENCANA PROGRAM
PENGEMBANGAN SPS
38

22
26/09/2018

Pengembangan Perencanaan Teknis

▰Pengembangan daerah pelayanan


▰Rencana kebutuhan sarana prasarana
▰Rencana pewadahan
▰Rencana pengumpulan
▰Rencana pemindahan
▰Rencana pengolahan
▰Rencana pengangkutan
▰Rencana pemrosesan akhir
39

Pengembangan Perencanaan Non-Teknis

▰ Rencana pembiayaan (investasi, operasional dan pemeliharaan, retribusi)


▰ Penyempurnaan maupun pembuatan PERDA dan rencana law enforcement
▰ Kemitraan
▰ Partisipasi masyarakat

40

23
26/09/2018

6
KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI
DAN KEUANGAN
41

Kriteria Kelayakan Ekonomi Proyek

1. Kelayakan keuangan diukur berdasarkan :

▰ Nisbah hasil biaya ekonomi ( Economic Benefit Cost Ratio / EBCR)

▰ Nilai ekonomi kini bersih (Economic Net Present Value/ ENPV)

▰ Laju pengembalian ekonomi internal (Economic Internal Rate of Return/ EIRR)

2. Kelayakan ekonomi dilakukan dengan membandingkan manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan biaya
yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan maupun biaya pengembalian modal.

3. Usulan kegiatan Pembangunan Sarana Pengolahan dan Sarana Pemrosesan Akhir Sampah dinyatakan layak
ekonomi, jika manfaat ekonomi lebih besar dari biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi,
pemeliharaan, maupun biaya pengembalian modal.
42

24
26/09/2018

Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek

1. Kelayakan keuangan diukur berdasarkan :


▻Periode pengembalian pembayaran (Pay Back Period)
▻Nilai keuangan kini bersih (Financial Net Present Value/ FNPV)
▻Laju pengembalian keuangan internal (Financial Internal Rate of Return/ FIRR).

2. Kelayakan keuangan memperhitungkan beberapa aspek berikut ini, yaitu :


▻Tingkat inflasi
▻Jangka waktu proyek
▻Biaya investasi
▻Biaya operasi dan pemeliharaan
▻Biaya umum dan administrasi
▻Biaya penyusutan
▻Tarif retribusi
▻Pendapatan retribusi. 43

Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek (cont.)

3. Kelayakan keuangan dilakukan dengan membandingkan pendapatan dan tarif atau retribusi dengan biaya yang
ditimbulkan, baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal.

4. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil
dari faktor diskon, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD
atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.

5. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional, maka proyek ditolak. Proyek ini
perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/P-nya dapat menjadi lebih rendah.

44

25
26/09/2018

Kriteria Kelayakan Ekonomi dan Keuangan

Kriteria Sub-Kriteria Faktor penentu Data Survei


Ekonomi Economic Benefit Cost  Rasio B/C >1  Tingkat Inflasi
Ratio  Jangka waktu proyek
Economic Net Present  NPV > 0  Biaya investasi
Value  Biaya operasi dan
Economic Internal Rate  EIRR > r pemeliharaan
of Return r = ….%  Biaya umum dan
Keuangan Pay Back Period  Rasio B/C > 1 administrasi
 Biaya penyusutan
Financial Net Present  NPV > 0  Tarif retribusi
Value Pendapatan retribusi
Financial Internal Rate of  FIRR > r
Return r =….%

45

Pengkajian Ekonomi dan Keuangan

Skematik 1. Skematik Biaya dan Manfaat Proyek

46

26
26/09/2018

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi

▻Analisis Benefit cost ratio (B/C-R)


▻Analisis Net present value (NPV)
▻Analisis Economic internal rate of return (EIRR)
▻Analisis Kelayakan Keuangan
▻Analisis Pay Back Period
▻Analisis Financial Net Present Value
▻Analisis Financial Internal Rate of Return
▻Analisis Kepekaan/Sensibilitas
47

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (B/C-R)

Benefit cost ratio adalah perbandingan antara present value benefit dibagi dengan present
value cost. Hasil B/C-R dari suatu proyek dikatakan layak secara ekonomi bila nilai B/C-R > 1
Metode ini dipakai untuk mengevaluasi kelayakan proyek dengan membandingkan total
manfaat terhadap total biaya yang telah didiskonto ke tahun dasar dengan memakai nilai suku
bunga diskonto (discount rate) selama tahun rencana.
Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut:

B/C-R =

Nilai B/C-R yang lebih kecil dari 1 (satu), menunjukkan


investasi ekonomi yang tidak menguntungkan.
48

27
26/09/2018

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (NPV)

NPV digunakan untuk menentukan apakah suatu rencana mempunyai manfaat dalam periode
waktu analisis. Hal ini dihitung dari selisih present value of the benefit (PVB) dengan present
value of the cost (PVC).
Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut:

NPV = nilai bersih sekarang


bi = manfaat pada tahun i; Hasil NPV dari suatu proyek yang
ci = biaya pada tahun I; dikatakan layak secara ekonomi
r = suku bunga diskonto (discount rate); adalah yang menghasilkan nilai
n = umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap NPV bernilai positif.
perencanaan sampai akhir umur rencana jalan. 49

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (EIRR)

Economic Economic internal rate of return (EIRR) merupakan tingkat pengembalian berdasarkan pada
penentuan nilai suku bungan diskonto (discount rate) dimana semua manfaat masa depan yang dinilai
sekarang dengan discount rate tertentu adalah sama dnegan biaya kapital atau present value dari total
biaya.

Dengan pengertian :
EIRR = Economic Internal Rate of Return;
i1 = Tingkat bunga 1 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 );
i2 = Tingkat bunga 2 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 );
NPV1 = Net present value 1
NPV2 = Net present value 2

50

28
26/09/2018

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (Analisis


Kelayakan Keuangan)

Secara garis besar evaluasi kelayakan keuangan yang dilakukan, meliputi Analisis
keuangan, terdiri atas:
▰Pay Back Period
▰Financial Net present value (FNPV)
▰Financia Internal Rate of Return (FIRR)

Dalam mengevaluasi kelayakan keuangan suatu proyek, dapat dilakukan dengan


menganalisisi ketiga komponen tersebut di atas, atau apabila memungkinkan, dapat
menganalisis hanya dengan dua atau lebih dari keempat komponen tersebut.
51

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (Analisis Pay


Back Period)

Analisis Analisis Pay Back Period adalah analisis periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluarang investasi dengan menggunakan proceed atau alira kas neto
(net cash flow).
Dengan demikian payback period suatu investas menggambarkan panjangnya waktu yang
diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
sepenuhnya.
Metode payback ini sangat mudah perhitungannya, namun memiliki kelemahan sebagai
berikut:
▰ Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh
setelah payback period tercapai.
▰ Metode ini mengabaikan time value of money (nilai waktu daripada uang).
52

29
26/09/2018

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (Analisis


Financial Net Present Value)

Metode yang memperhatikan proceeds setelah payback period maupun time value of money.

Dalam menganalisa, tanda layak dinyatakan oleh nilai NPV yang sama atau lebih besar dari nol,
artinya suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan.
▰ NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sama dengan nilai modal yang
ditanamkan.
▰ NPV < nol, berarti proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan, oleh karena
itu pelaksanaanya harus ditolak.
Discount factor ditentukan sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Bila discount rate
ditentukan 20% dan ternyata NPV lebih kecil dari nol, yang berarti bahwa rate of return dari proyek
kurang dari 20%, maka proyek tersebut tidak layak.
53

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (Analisis


Financial Internal Rate of Return)

 Tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima.

Suku bunga yang ditetapkan adalah sesuai dengan suku bunga yang berlaku. Suku bunga ini
sesungguhnya merupakan suatu ukuran yang dapat dipergunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek.
Dalam menetapkan suku bunga ada 2 kategori suku bunga yang harus diperhatikan, yaitu
▰ suku bunga kredit jika sumber pembiayaan diperoleh dari modal pinjaman,
▰ suku bunga deposito sumber pembiayaan berasal dari modal sendiri

Pada dasarnya internal rate of return harus dicari dengan cara trial and error. Kriteria pertimbangan jika
IRR lebih besar dari rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah alokasi resiko.
54

30
26/09/2018

Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (Analisis


Kepekaan/Sensibilitas)

Analisis kepekaan adalah analisa yang dilakukan kembali untuk mengetahui akibat dari kondisi-
kondisi tertentu. Ini merupakan salah satu petunjuk bahwa pada dasarnya proyeksi-proyeksi yang
dibuat dalam analisa keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang cukup tinggi.

Proyek-proyek di bidang persampahan, biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :


▰Biaya,
▰Pendapatan,
▰Penundaan Pelaksanaan Proyek
▻Masalah-masalah administrasi dan persyaratan-persyaratan yang tidak dapat dihindarkan.
▻Kesulitan teknis yang tidak diperkirakan sebelumnya;
55
▻Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan peralatan;

Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisis Finansial diselenggarakan untuk mengevaluasi apakah proyek yang diadakan adalah
layak secara Finansial. Hasil dari analisis finansial di evaluasi dengan menghitung Net Present
Value (NPV), Rasio Manfaat dan Biaya (B/C Ratio) dan Financial Internal Rate of Return (FIRR).
▰ Pendanaan Konstruksi
▰ Perhitungan Keuntungan/Manfaat (Retribusi, OM, Analisis Keuangan)

56

31
26/09/2018

1. Pendanaan Konstruksi

Tingkat Alokasi untuk biaya konstruksi

No. Perihal Total Pemerintah Pusat Pemerintah Kota

Pinjaman Anggaran
1 Biaya perbaikan, ekspansi dan konstruksi
baru dan biaya pembaharuan TPA Sampah

2 Biaya konstruksi langsung


3 Biaya sistem lahan urug dan perataan tanah
TPA Sampah dan zona penyangga;

Biaya pekerjaan sipil TPA Sampah


4
(bangunan 3R, bangunan dan fasilitas
penunjang);

TOTAL

57

Perhitungan Keuntungan/Manfaat
1. Komponen Penerimaan Retribusi

Tahun
Jenis Permukiman
N N+1 N+2 N+3 N+4 N+5
Rumah Tangga
Komersial
Institusional
High Rise Building
Keuntungan

Tabel 5. Perhitungan Pendapatan Retribusi

Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi persampahan, maka komponen
penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan
sebagai berikut:
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam Rp/Thn.
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan high rise building dalam Rp/Thn.
58

32
26/09/2018

2. Pendanaan Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perawatan

Rasio Alokasi untuk Biaya


Pengoperasian
No. Perihal Total Pemerintah Pemerintah Kota
Pusat
Pinjaman Anggaran
1 0 0 Biaya Operasi
1 1 0 Biaya gaji tenaga operator
dan perlengkapan kerja
operator;
1 1 1 Biaya material habis pakai
(BBM, dan sebagainya); dan

1 2 0 Pemeliharaan rutin alat berat


(ganti olie, dan sebagainya);

TOTAL

59

3. Perhitungan Analisis Keuangan

Nilai masa
No. Perihal Nilai saat ini
depan
1 0 0 Biaya Operasi
1 1 0 Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja
operator;
1 1 1 Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya);
dan
1 1 2 Biaya peralatan operasi.
Biaya (total)
Pendapatan dari Retribusi
Keuntungan (total

Hasil Analisis Finansial NPV, B/C dan FIRR

Rasio B/C
NPV
Financial Internal Rate of Return (FIRR) 60

33
26/09/2018

7
KAJIAN LINGKUNGAN

61

Rencana Pembangunan yang perlu Kajian Lingkungan


mempunyai tujuan :

• Mengetahui ketentuan pelaksanaan kajian lingkungan


• Mengidentifikasi cakupan pelaksanaan kajian lingkungan
• Mengidentifikasi data yang dibutuhkan dalam melaksanaan kajian lingkungan
• Mengidentifikasi kriteria dalam menentukan kajian lingkungan
• Mengetahui kelayakan lingkungan proyek
• Mengetahui kegiatan mitigasi lingkungan dalam pelaksanaan proyek.

62

34
26/09/2018

PERMEN LH No.05 tahun 2012 tentang jenis usaha


dan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL

Tabel 17 . Kegiatan Persampahan yang wajib AMDAL


No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1 Pembangunan TPA Sampah Luas Kawasan TPA ≥ 10 a. penyesuaian terhadap luas kawasan TPA
domestik, pembuangan ha dengan daya tampung TPA
dengan sistem controlled Kapasitas total ≥ 100.000 b. Perubahan paradigma dari tempat
landfill/sanitary landfill ton pembuangan/penampungan akhir menjadi
termasuk instalasi tempat pengolahan akhir.
penunjangya c. UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah dimana konsep 3R menjadi bagian dari
deskripsi kegiatan Amdal TPA. Bukan lagi “open
dumping” tapi sebagai tempat pengolah akhir.

63

Tabel 17 . Kegiatan Persampahan yang wajib AMDAL (cont.)


No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
2. TPA di daerah Pasang Surut Untuk semua kapasitas a. Pengaturan TPA ini lebih ketat dari pada di wilayah
dan besaran lain. secara teknis, daerah pasang surut tidak
direkomendasikan untuk menjadi lahan TPA.
b. Tetapi untuk beberapa wilayah yang tidak punya
pilihan wilayah lain maka tetap dapat diperbolehkan
membangun TPA di daerah pasang surut

3 Pembangunan Transfer Station Kapasitas ≥ 500 ton/hari lokasi transfer station pada umumnya terletak di dalam atau
di pinggiran kota dan dibangun pada luas lahan yang
terbatas

4 Pembangunan Instalasi Kapasitas ≥ 500 ton/hari Guna mendorong minat swasta/masyarakat


Pengolahan Sampah Terpadu
5. Pengolahan dengan insinerator Semua kapasitas dan pengolahan sampah domestik berapapun kapasitasnya
besaran harus dilengkapi dengan amdal karena saat ini sampah
domestik masih tercampur dengan limbah B3.

6. Composting Plant Kapasitas ≥ 500 ton/hari kapasitas composting plant diperbesar untuk mendorong
minat swasta/masyarakat dalam komposting

64

35
26/09/2018

Gambar 4. Skematik Kajian Lingkungan Proyek Persampahan


Pilih Calon Lokasi (IPLT, IPAL)

Dicari Alternatif Sesuai Kriteria


Lokasi yang Tidak
Lokasi
sesuai

Ya

Sudah Memiliki
RDTR

Tidak

Studi AMDAL, Ya
RKL, dan RPL

§ Potensi Masalah Perencanaan


§ Potensi Masalah Sosial
§ Kapasitas Biaya Pengembalian
Dampak sesuai RKL & RPL

Memenuhi
Dilakukan
Tidak Dapat Diatasi Ya Ketentuan Kajian
Kajian Ulang
Lingkungan

Sosialisasi
65

Penentuan Kriteria Kajian Lingkungan

▰Kajian Lingkungan Usulan Pembangunan Sarana Pengolahan Sampah


Tabel 18. Kajian Lingkungan Sarana Pengolahan Sampah
Aspek Kajian Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
Geologi dan Hidrologi
Kualitas Air
Kualitas Udara dan
Kebisisngan
Flora dan Fauna
Lalu Lintas
Pemanfaatan Lahan
dan Estetika

66

36
26/09/2018

Penentuan Kriteria Kajian Lingkungan (cont.)

▰Kajian Lingkungan Usulan Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Tabel 19. Kajian Lingkungan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Aspek Kajian Pra Konstruksi Konstruksi Operasional Paska Layanan


Geologi dan Hidrologi
Kualitas Air
Kualitas Udara dan
Kebisisngan
Flora dan Fauna
Lalu Lintas
Pemanfaatan Lahan dan
Estetika

67

Analisis Kajian Lingkungan

▰ Sarana Pengolahan Sampah

Tabel 20. Kajian Lingkungan Sarana Pengolahan Sampah

Aspek Kajian Tingkat Timbulan Dampak Faktor


Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Penentu
Geologi dan Hidrologi
Kualitas Air
Kualitas Udara dan Kebisingan
Flora dan Fauna
Lalu Lintas
Pemanfaatan Lahan dan
Estetika
68

37
26/09/2018

Analisis Kajian Lingkungan (cont.)

▰ Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Tabel 21 . Kajian Lingkungan Sarana Pemrosesan Akhir Sampah

Tingkat Timbulan Dampak Faktor


Aspek Kajian
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Penentu
Geologi dan Hidrologi
Kualitas Air
Kualitas Udara dan Kebisingan
Flora dan Fauna
Lalu Lintas
Pemanfaatan Lahan dan Estetika
69

Readiness Criteria

o Rencana rinci
o Indikator kinerja
o Dana pendamping pusat dan daerah
o Status lahan
o Organisasi pengelola proyek
o Rencana pengelolaan proyek
o Surat pernyataan pemerintah daerah untuk
berpartisipasi/mendukung program
69

38
26/09/2018

Terima kasih 
Dr. I Made Wahyu Widyarsana, ST. MT. IPM.
Hp. 08156262892, e-mail: wahyu.labb3@gmail.com

@2018

39

Anda mungkin juga menyukai