IS-6101
Perencanaan Infrastruktur Air dan Sanitasi (Studio)
OUTLINE
Pendahuluan
1
26/09/2018
1
PENDAHULUAN
Pentahapan Proyek
FS dan AMDAL berfungsi
sebagai proses
pengambilan keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
MP/PTMP
Bila suatu usaha
dan/atau kegiatan tidak
layak secara lingkungan,
maka tidak
diperbolehkan dilakukan
konstruksi apalagi
tahapan-tahapan
setelahnya.
Sumber: PPLH-LPPM IPB
2
26/09/2018
Pentahapan Proyek
Pencegahan dampak
lingkungan lebih efektif
dilakukan saat Studi
Kelayakan aspek
lingkungan
dibandingkan pada
tahap lainnya.
Pentahapan Proyek
3
26/09/2018
Dasar Hukum
• UU No. 18/2008 ttg Pengelolaan Sampah
Perubahan Paradigma
Pengelolaan Sampah di Indonesia
JAKSTRANAS
(PerPres 67/2017)
Pengurangan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah
[a] [b] [c] Sejenis Sampah Rumah
Tangga
sebesar 30% dan
EKSISTING PERMEN PU NO. 03 Penanganan Sampah 70% di
GERAKAN AKSES
tahun 2025.
UNIVERSAL 100-0-100 TAHUN 2013
Gambar–Perubahan piramida
pengelolaan sampah dari [a]: “Setelah tahun 2025,
“50% sampah dibuang ke
sebelum tahun 2008, [b]: akhir TPA, 50% sisanya akan hanya residu yang
tahun 2019, dan [c]: tahun 2025. dikelola dengan upaya masuk ke TPA”
3R”
4
26/09/2018
PERMASALAHAN
SAMPAH
PERLU PERUBAHAN
IDEAL: REALITA:
SOLUSI:
PERENCANAAN ASPEK
TEKNIS MAUPUN
MANAJEMEN 3
5
26/09/2018
6
26/09/2018
Acuan Normatif
Peraturan yang terkait dalam penyusunan perencanaan persampahan, adalah sebagai berikut :
▰ Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
▰ Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
▰ Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
▰ Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
▰ Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
▰ Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
▰ Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
▰ Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
▰ Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
▰ Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
▰ Peraturan Menteri LH Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
▰ Peraturan Menteri LH Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduse, Reuse, Recycle melalui bank sampah.
▰ Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
▰ Peraturan Menteri PU Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
6
▰ Peraturan Daerah.
7
26/09/2018
Sistematika Penyusunan
2
PENYUSUNAN PERENCANAAN ASPEK
TEKNIS DAN MANAJEMEN PERSAMPAHAN
10
8
26/09/2018
11
Periode Perencanaan
9
26/09/2018
▰ Tahap Rencana Jangka Pendek: Perencanaan Jangka Pendek (1 tahun) merupakan tahap
pelaksanaan yang bersifat mendesak dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk tahap program
selanjutnya.
▰ Tahap Rencana Jangka Menengah: Perencanaan Jangka Menengah, yakni perencanaan untuk
5 tahunan merupakan tahap pelaksanaan 5 (lima) tahun yang didasarkan pada hasil kajian
sebelumnya dengan mempertimbangkan tahap mendesak yang telah dilakukan.
▰ Tahap Rencana Jangka Panjang: Perencanaan Jangka Panjang (10 tahun), merupakan tahap
pelaksanaan yang bersifat menyeluruh dengan mempertimbangkan hasil pencapaian tahap
sebelumnya. 13
Kriteria Perencanaan
▰Kriteria Umum
▰Kriteria Teknis
14
10
26/09/2018
Kriteria Umum dalam penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan adalah
sebagai berikut:
▻ Analisis tingkat investasi dan manfaat dari penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan. 15
11
26/09/2018
17
▻Untuk timbulan sampah yang sampai ke TPA adalah residu pada tahun 2025.
18
12
26/09/2018
Keterangan:
jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengurangan volume sampah dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah fasilitas 3R di kota tersebut (unit) dengan penduduk
terlayani per fasilitas 3R (jiwa/unit)
19
13
26/09/2018
Untuk dapat menghitung pencapaian SPM bidang persampahan ini diperlukan data dari:
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
• Data timbulan sampah dan komposisi sampah yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi
pengelolaan persampahan.
21
Metodologi Survei
14
26/09/2018
23
24
15
26/09/2018
3
DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN
25
26
16
26/09/2018
4
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN
RENCANA PENGEMBANGAN SPS
27
memperhatikan:
Kota Besar/Metropolitan
Persampahan
28
17
26/09/2018
Penyiapan Konsep
Merumuskan strategi
30
18
26/09/2018
31
▰Tujuan
Menetapkan tujuan pengembangan prasarana dan sarana persampahan
dengan mempertimbangkan hasil tahapan pengembangan.
▰Sasaran
Sasaran dirumuskan dengan memperhatikan kriteria SMART (Spesific,
Measurable, Achieveable, Realistic and Timebound) atau spesifik, terukur,
dapat dicapai, realistis dan memiliki jangka waktu yang jelas. Setelah
pernyataan sasaran dirumuskan, juga ditetapkan indikator pencapaian
sasarannya.
32
19
26/09/2018
dihasilkan melalui metode SWOT, dapat dilakukan Pemusnahan Terpadu Pemusnahan Terpadu dengan
Tinggi
Teknologi Tinggi
melalui:
Tingkat Pemilahan di Sumber
● TPA Regional
● TPA - SLF
● 3R skala kota
● 3R Skala Besar / Kota
• Pembahasan kembali melalui Focussed ● Incenerator & WTE
Pemusnahan Konvensional
Pemusnahan Konvensional
• Menggunakan kombinasi antara FGD
Skala Regional
34
20
26/09/2018
35
36
21
26/09/2018
Teknis Teknologis Terjadinya pencemaran di Keterbatasan prasarana Tercapainya Berkurangnya praktek Mengoptimalkan prasarana dan sarana
lingkungan perumahan dan sarana Standar Pelayanan open burning Tidak ada penduduk pengumpulan sampah.
akibat pembakaran sampah pengumpulan sampah Minimum (SPM) yang melakukan
untuk penanganan praktek open burning
sampah tahun 2019 Seluruh sampah dapat di tahun 2019
Pengaturan Belum ada Perda mengenai Kurangnya landasan terkumpul untuk diolah Mengoptimalkan Perda mengenai pengaturan
pemilahan dan pengumpulan peraturan mengenai pemilahan sampah dan pengumpulan sampah.
sampah pemilahan dan Tidak ada sampah
pengumpulan sampah yang tidak terkumpul
di masyarakat
Kelembagaan Belum ada lembaga formal Kurang jelasnya Mengoptimalkan kelembagaan formal untuk
dalam menangani perbedaan peran menangani pengumpulan sampah dengan
pengumpulan sampah pengatur dan pelaksana membentuk UPT atau BLUD.
Pendanaan Alokasi pendanaan Kurangnya alokasi Alokasi pendanaan pengumpulan sampah yang
pengumpulan sampah pendanaan PS mencukupi.
kurang pengumpulan sampah
Peran Serta Masyarakat belum memilah Kurangnya penyuluhan Mengoptimalkan pemilahan sampah di sumber.
Masyarakat sampahnya dan sosialisasi
pemilahan sampah
Sistem Monitoring dan Belum ada sistem Kurangnya pendataan Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi
Evaluasi monitoring dan evaluasi pengumpulan sampah pengumpulan sampah.
untuk pengumpulan sampah Memiliki sistem data umpan balik dari
masyarakat.
37
5
RENCANA PROGRAM
PENGEMBANGAN SPS
38
22
26/09/2018
40
23
26/09/2018
6
KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI
DAN KEUANGAN
41
2. Kelayakan ekonomi dilakukan dengan membandingkan manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan biaya
yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan maupun biaya pengembalian modal.
3. Usulan kegiatan Pembangunan Sarana Pengolahan dan Sarana Pemrosesan Akhir Sampah dinyatakan layak
ekonomi, jika manfaat ekonomi lebih besar dari biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi,
pemeliharaan, maupun biaya pengembalian modal.
42
24
26/09/2018
3. Kelayakan keuangan dilakukan dengan membandingkan pendapatan dan tarif atau retribusi dengan biaya yang
ditimbulkan, baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal.
4. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil
dari faktor diskon, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD
atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
5. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional, maka proyek ditolak. Proyek ini
perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/P-nya dapat menjadi lebih rendah.
44
25
26/09/2018
45
46
26
26/09/2018
Benefit cost ratio adalah perbandingan antara present value benefit dibagi dengan present
value cost. Hasil B/C-R dari suatu proyek dikatakan layak secara ekonomi bila nilai B/C-R > 1
Metode ini dipakai untuk mengevaluasi kelayakan proyek dengan membandingkan total
manfaat terhadap total biaya yang telah didiskonto ke tahun dasar dengan memakai nilai suku
bunga diskonto (discount rate) selama tahun rencana.
Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut:
B/C-R =
27
26/09/2018
NPV digunakan untuk menentukan apakah suatu rencana mempunyai manfaat dalam periode
waktu analisis. Hal ini dihitung dari selisih present value of the benefit (PVB) dengan present
value of the cost (PVC).
Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut:
Economic Economic internal rate of return (EIRR) merupakan tingkat pengembalian berdasarkan pada
penentuan nilai suku bungan diskonto (discount rate) dimana semua manfaat masa depan yang dinilai
sekarang dengan discount rate tertentu adalah sama dnegan biaya kapital atau present value dari total
biaya.
Dengan pengertian :
EIRR = Economic Internal Rate of Return;
i1 = Tingkat bunga 1 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 );
i2 = Tingkat bunga 2 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 );
NPV1 = Net present value 1
NPV2 = Net present value 2
50
28
26/09/2018
Secara garis besar evaluasi kelayakan keuangan yang dilakukan, meliputi Analisis
keuangan, terdiri atas:
▰Pay Back Period
▰Financial Net present value (FNPV)
▰Financia Internal Rate of Return (FIRR)
Analisis Analisis Pay Back Period adalah analisis periode yang diperlukan untuk dapat
menutup kembali pengeluarang investasi dengan menggunakan proceed atau alira kas neto
(net cash flow).
Dengan demikian payback period suatu investas menggambarkan panjangnya waktu yang
diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
sepenuhnya.
Metode payback ini sangat mudah perhitungannya, namun memiliki kelemahan sebagai
berikut:
▰ Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh
setelah payback period tercapai.
▰ Metode ini mengabaikan time value of money (nilai waktu daripada uang).
52
29
26/09/2018
Metode yang memperhatikan proceeds setelah payback period maupun time value of money.
Dalam menganalisa, tanda layak dinyatakan oleh nilai NPV yang sama atau lebih besar dari nol,
artinya suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan.
▰ NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sama dengan nilai modal yang
ditanamkan.
▰ NPV < nol, berarti proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan, oleh karena
itu pelaksanaanya harus ditolak.
Discount factor ditentukan sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Bila discount rate
ditentukan 20% dan ternyata NPV lebih kecil dari nol, yang berarti bahwa rate of return dari proyek
kurang dari 20%, maka proyek tersebut tidak layak.
53
Tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima.
Suku bunga yang ditetapkan adalah sesuai dengan suku bunga yang berlaku. Suku bunga ini
sesungguhnya merupakan suatu ukuran yang dapat dipergunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek.
Dalam menetapkan suku bunga ada 2 kategori suku bunga yang harus diperhatikan, yaitu
▰ suku bunga kredit jika sumber pembiayaan diperoleh dari modal pinjaman,
▰ suku bunga deposito sumber pembiayaan berasal dari modal sendiri
Pada dasarnya internal rate of return harus dicari dengan cara trial and error. Kriteria pertimbangan jika
IRR lebih besar dari rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah alokasi resiko.
54
30
26/09/2018
Analisis kepekaan adalah analisa yang dilakukan kembali untuk mengetahui akibat dari kondisi-
kondisi tertentu. Ini merupakan salah satu petunjuk bahwa pada dasarnya proyeksi-proyeksi yang
dibuat dalam analisa keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang cukup tinggi.
Analisis Finansial diselenggarakan untuk mengevaluasi apakah proyek yang diadakan adalah
layak secara Finansial. Hasil dari analisis finansial di evaluasi dengan menghitung Net Present
Value (NPV), Rasio Manfaat dan Biaya (B/C Ratio) dan Financial Internal Rate of Return (FIRR).
▰ Pendanaan Konstruksi
▰ Perhitungan Keuntungan/Manfaat (Retribusi, OM, Analisis Keuangan)
56
31
26/09/2018
1. Pendanaan Konstruksi
Pinjaman Anggaran
1 Biaya perbaikan, ekspansi dan konstruksi
baru dan biaya pembaharuan TPA Sampah
TOTAL
57
Perhitungan Keuntungan/Manfaat
1. Komponen Penerimaan Retribusi
Tahun
Jenis Permukiman
N N+1 N+2 N+3 N+4 N+5
Rumah Tangga
Komersial
Institusional
High Rise Building
Keuntungan
Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi persampahan, maka komponen
penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan
sebagai berikut:
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam Rp/Thn.
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.
• Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan high rise building dalam Rp/Thn.
58
32
26/09/2018
TOTAL
59
Nilai masa
No. Perihal Nilai saat ini
depan
1 0 0 Biaya Operasi
1 1 0 Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja
operator;
1 1 1 Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya);
dan
1 1 2 Biaya peralatan operasi.
Biaya (total)
Pendapatan dari Retribusi
Keuntungan (total
Rasio B/C
NPV
Financial Internal Rate of Return (FIRR) 60
33
26/09/2018
7
KAJIAN LINGKUNGAN
61
62
34
26/09/2018
63
3 Pembangunan Transfer Station Kapasitas ≥ 500 ton/hari lokasi transfer station pada umumnya terletak di dalam atau
di pinggiran kota dan dibangun pada luas lahan yang
terbatas
6. Composting Plant Kapasitas ≥ 500 ton/hari kapasitas composting plant diperbesar untuk mendorong
minat swasta/masyarakat dalam komposting
64
35
26/09/2018
Ya
Sudah Memiliki
RDTR
Tidak
Studi AMDAL, Ya
RKL, dan RPL
Memenuhi
Dilakukan
Tidak Dapat Diatasi Ya Ketentuan Kajian
Kajian Ulang
Lingkungan
Sosialisasi
65
66
36
26/09/2018
67
37
26/09/2018
Readiness Criteria
o Rencana rinci
o Indikator kinerja
o Dana pendamping pusat dan daerah
o Status lahan
o Organisasi pengelola proyek
o Rencana pengelolaan proyek
o Surat pernyataan pemerintah daerah untuk
berpartisipasi/mendukung program
69
38
26/09/2018
Terima kasih
Dr. I Made Wahyu Widyarsana, ST. MT. IPM.
Hp. 08156262892, e-mail: wahyu.labb3@gmail.com
@2018
39