SAP 11
Kelompok 6:
Nyoman Ari Widnyani (1607532011)
Ni Kadek Sri Rahayu (1607532013)
Ni Kadek Puspita Yadnya Dewi (1607532014)
Kadek Indri Pradnyavita (1607532020)
I Gusti Nyoman Sintya Adnyani (1607532036)
Ni Putu Indriyani Permata Indah (1607532110)
Made Aida Pradnyadevi (1607532111)
Ni Luh Putu Jessika Andani Mertha (1607532112)
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Konsep Mengenai Struktu Organisasi
Struktur organisasi (organizational structure) merupakan suatu cara yang mana tugas
atau pekerjaan secara formal dibagikan, dikelompokkan dan dikordinasikan. Selain itu juga,
menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasikan secara formal.
Faktor – Faktor Pembentuk Struktur Organisasi
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi adalah seberapa jauh kebutuhan untuk melakukan diferensiasi dan integrasi.
1) Diferensiasi dibedakan menjadi:
a) Horisontal (pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi)
b) Vertikal (pembagian kerja didasarkan pada hirarkhi, otoritas, atau rantai komando).
c) Spasial (pembagian pekerjaan didasarkan pada wilayah geografis).
2) Integrasi atau koordinasi dilakukan dengan cara:
a) Formalisasi (kebijakan, aturan, prosedur)
b) Sentralisasi (lokus pembuat kebijakan)
c) Rentang kendali (membatasi jumlah anak buah yang harus diawasi)
d) Standardisasi (kerja, keahlian, output).
3) Strategi Organisasi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan,
logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.
Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun
perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka
strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi. Strategi
inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya
secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan
pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk
atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
4) Usia dan besaran organisasi
Ada beberapa hipotesis tentang usia dan besaran organisasi terhadap strukturnya
a) Semakin tua organisasi maka semakin terformalisasi perilakunya.
b) Semakin besar organisasi maka unit-unitnya makin terspesialisasi
c) Semakin tua organisasi semakin meningkat jenjang hirarkinya
d) Semakin tua organisasi semakin memerlukan koordinasi antar unit
5) Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi
output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya
finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
6) Kondisi lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-
kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-
kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah,
kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh
lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi
lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.
Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini,
atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat
dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,
kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap
produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit
ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian
adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah
melalui penyesuaian struktur organisasi.
7) Pengendalian kekuasaan
Dalam sebuah organisasi terdapat sebuah garis kekuasaan dari pucuk pimpinan
dimana kekuasaan diatur oleh pimpinan. Ketika pengendalian dilakukan secara pertisipatif
maka strukutur organisasi cenderung kearah perluasan funsional dari setiap lini dan begitu pun
sabaliknya.
Terdapat enam elemen kunci yang harus diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur organisasi mereka. Keenam elemen tersebut adalah spesialisasi kerja,
departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi serta
formalisasi.
1) Spesialisasi Kerja
Para pekerja yang dibiarkan melakukan pekerjaan secara mengkhusus akan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan lebih efektif. Saat ini istilah spesialisasi pekerjaan (work
specialization), atau pembagian tenaga kerja (division of labour), dilakukan untuk
menggambarkan sejauh mana berbagai kegiatan dalam organisasi dibagi-bagi menjadi
beberapa pekerjaantersendiri. Hakikat dari spesialisasi pekerjaan adalah bahwa ketimbang
seluruh pekerjaan dilakukan oleh seorang individ, pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi
sejumlah tahap, dengan masing-masing tahap diselesaikan oleh seorang individu tersendiri.
Intinya, individu mengkhususkan diri dalam melakukan bagian dari suatu kegiatan ketimbang
seluruh kegiatan.
2) Departementalisasi
Setelah memecah-mecah pekerjaan melalui spesialisasi, perlu pula dilakukan
pengelompokan bersama sehingga tugas-tugas yang sama dapat dikoordinasi dalam satu basis.
Dasar pengelompokan bersama pekerjaan ini disebut departementalisasi
(departementalizational). Ada beberapa cara untuk melakukan departementalisasi:
a) Salah satu cara paling poluler untuk mengelompokkan kegiatan adalah berdasarkan
fungsi-fungsi yang dijalankannya. Namun fungsi tersebut dapat berubah guna
mencerminkan tujuan dan aktivitas organisasi.
b) Pekerjaan juga dapat didepartementalisasikan berdasarkan jenis produk yang
dihasilkan organisasi. Keuntungan utama cara pengelompokan ini adalah
meningkatnya akuntabilitas terhadap kinerja produk, karena semua kegiatan yang
terkait dengan sebuah produk tertentu berada dibawah kendali seorang manajer
tunggal. Jika kegiatan sebuah organisasi terikat dengan jasa ketimbang produk, tiap
jasa akan dikelompokan dengan sendirinya.
c) Cara lain melakukan departementalisasi adalah berdasarkan faktor geografi atau
wilayah (teritori). Fungsi penjualan misalnya, mungkin mempunyai kawasan barat,
selatan, barat-tengah dan timur. Dengan demikian tiap kawasan ini merupakan sebuah
departemen yang diorganisasikan dalam lingkup geografi. Jika pelanggan sebuah
organisasi tersebar dalam area geografi yang luas, maka bentuk departementalisasi ini
dapat bernilai.
d) Departementalisasi juga dapat dilakukan berdasarkan pencetakan (proses).
Departementalisasi proses dapat digunakan untuk memproses pelanggan dan juga
produk.
e) Kategori terakhir dari departementalisasi adalah digunakannya tipe tertentu dari
pelanggan yang ingin dicapai organisasi itu. Microsoft misalnya, diorganisasi menurut
kategori empat pasar pelanggan: konsumen, perusahaan besar, pengembangan piranti
lunak, dan usaha kecil. Asumsi yang mendasari departementalisasi pelanggan ini
adalah bahwa pelanggan di tiap departemen memiliki masalah dan kebutuhan yang
sama yang dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya memiliki spasialis untuk masing-
masing.
3) Rantai Komando
Rantai Komando (chain of command) adalah suatu garis wewenang tanpa putus dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggungjawab kepada
siapa. Konsep ini menjawab pertanyaan-pertanyaan dari karyawan seperti “saya harus
menemui siapa jika punya masalah? “ dan kepada siapa saya bertanggungjawab?”. Konsep
komando di pengaruhi oleh:
a. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk
memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintah itu dipatuhi.
b. Kesatuan komando merupakan gagasan bahwa seorang bawahan harus memiliki satu
atasan saja yang kepadanya ia bertanggung jawab secara langsung.
4) Rentang Kendali
Rentang kendali merupakan jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang
manajer secara efisien dan efektif. Dengan mengendalikan semua hal sama, semakin lebar atau
besar rentangannya, semakin efisien organisasi. Namun dalam keadaan tertentu rentang yang
lebih lebar bisa merugikan keefektifan. Itu terjadi jika rentang terlalu lebar.
Rentang yang sempit atau kecil memiliki pengusungnya sendiri. Dengan membatasi
rentang kendali pada lima atau enam karyawan, seorang manajer dapat mempertahankan
kendalinya secara baik. Tetapi rentang yang sempit memiliki tiga kelemahan. Pertama,
sebagaimana disinggung sebelumnyahal ini akan mahal karena memperbanyak tingkatan
manajemen. Kedua, hal ini membuat komunikasi vertikal dalam organisasi lebih rumit. Tingkat
hirarki tambahan tersebut memperlambat pengambilan keputusan dan cenderung mengisolasi
manajemen atas. Ketiga, rentang kendali yang sempit mendorong supervise yang terlalu ketat
sehingga menghambat otonomi karyawan.
Kecenderungan dalam tahun-tahun terakhir adalah ke arah rentang kendali yang lebar
untuk mengurangi biaya, menekan overhead, mempercepat pengambilan keputusan,
meningkatkan keluwesan, lebih dekat dengan ke pelanggan dan memberdayakan para
karyawan. Tetapi untuk menjamin bahwa kinerja tidak dirugikan karena rentang yang lebih
lebar ini, organisasi-organisasi melakukan investasi yang besar dalam pelatihan karyawan.
Manajer mengakui bahwa mereka dapat menangani rentang yang lebih lebar bila para
karyawan mengetahui pekerjaan mereka sendiri luar-dalam atau dapat berpaling ke rekan
sekerjanya bila mereka mempunyai pertanyaan.
5) Sentralisasi dan Desentralisasi
Istilah sentralisasi (centralization) mengacu pada tingkat sampai sejauh mana
pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada satu titik tunggal dalam organisasi. Biasanya,
suatu organisasi dikatakan sentralitis jika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan
kunci organisasi dengan meminta sedikit masukan atau tanpa masukan sama sekali dari
personal tingkat bawah. Sebaliknya, semakin banyak personel tingkat bawah yang memberikan
masukan atau secara aktual diberi kebebasan memilih untuk membuat keputusan, semakin
desentralisasi suatu organisasi. Dalam organisasi yang desentralistis, tindakan untuk
memecahkan masalah dapat diambil dengan lebih cepat, lebih banyak orang yang bisa
memberikan masukan bagi keputusan, dan karyawan lebih kecil kemungkinannya merasa
terasing dari mereka yang membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan kerja mereka.
6) Formalisasi
Formalisasi (formalization) mengacu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didalam
organisasi dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu
mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan
harus dikerjakan dan bagaimana seharusnya ia mengerjakan. Di mana ad formalisasi yang
tinggi, di situ terdapat uraian jabatan yang tersurat, banyak aturan organisasi dan prosedur yang
terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Di mana formalisasi yang
itu rendah, perilaku kerja relatif tidak terprogram dan para karyawan mempunyai banyak
kebebasan untuk menjalankan keleluasaan dalam kerja.