Anda di halaman 1dari 12

Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang serta Mekanisme Kerja Otot

Sonia Dwi Reina Tumanggor 102016118, Florentina Luisa 102016065, Singgih 102016020,
Eggy Fherdyansa 102016148, Thevedharrshine A/P Mogan Kumar 102016272, Anna Gracia
102013189, Larin Laudita 102016172, Ayu Riyanti Paduai 102015194
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna utara No.6 – Jakarta Barat 11470
Email: florentinaluisa34@gmail.com

Abstrak
Tulang merupakan salah satu organ yang amat penting. Tubug manusia terdiri dari sekitar 206
tulang. Tulang memainkan peranan yang penting sebagai anggota gerak dan melindungi organ
dalam. Tulang merupakan sebuah jaringan ikat khusus dalam tubuh kita. Ia membantu dalam
pergerakkan dan menyokong tubuh manusia. Tulang mempunyai mekanisma pertumbuhannya
tersendiri di samping ciri spesifiknya yang berubah dalam masa bedasarkan keperluan tubuh.
Vitamin D memainkan peranan dalam memfasilitasi metabolism tulang untuk pertumbuhannya
supaya sehat dan kuat dan juga terlibat dalam mekanisma kontraksi otot. Konsumsi Kalsuim
dan Vitamin D dalam kehidupan seharian amatlah penting.

Kata kunci: Tulang, Kontraksi otot, kalsium

Abstract

Bone is one of the vital organs. The human body consists of approximately 206 bones. Bone
plays an important role as a member of motion and protects internal organs. Bone is a
specialize connective tissue in our body. It aids in the movement and support. Bones has its
own mechanism in growing and specific structures that changes in period according to the
needs of the body. Vitamin D and Calcium plays and important role in aiding the metabolism
of bones to grow healthy and stronger and also involve in the mechanism of the muscle
contraction. Calcium and vitamin D consumption is really important in our daily life.
Key word: bone, contraction, calcium
Pendahuluan

Tulang dan otot merupakan antara komponen pengerakkan manusia yang terpenting.

Walupun mempunyai struktur yang keras namun dalam kehidupan manusia melakukan

aktivitas seharian akan pasti mengalami kecederaan yang tidak diigini seperti patahnya tulang.

Tulang terbentuk dari masa embrional hingga tubuh seseorang itu menjadi dewasa. Ia

merupakan jaringan ikat manusia yang terbesar. Tulang seperti tubuh manusia sendiri

mempunyai komponen yang membinanya. Ia di komposisikan oleh kasium fosfat dan kalsium

carbonate lalu bertindak sebagai tempat penyimpanan kalsium dan memainkan peranan dalam

manjaga keseimbangan kalsium didalam darah.1 Tulang mempunyai beberapa jenis sel seperti

osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas.

Oleh itu, Vitamin D dan kalsium amat membantu dalam menguatkan strktur dan

komponen tulang manusia. Vitamin D membantu dalam penyerapan kalsium fosfat didalam

maknan dan kalsium untuk pembinaan tulang itu sendiri.2 Dari awal kalcium selalu dijaga

untuk pertumbuhan tulang yang maksimum dan asupan gizi yang seimbang untuk mendapat

vitamin D amatlah penting bagi manusia.

Tulang

Komposisi tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler (matriks).

Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas. Matriks

tulang terdiri atas bahan-bahan anorganik serta zat dasar yang amorf.

Osteoprogenitor

Osteoprogenitor merupakan sel yang akan menjalani divisi mitotic dan berdiferensi

menjadi osteoblast. Sel Osteoprogenitor terletak di lapisan dalam periosteum, endosteum dan

di batas kanalis Havers. Sel sel ini merupakan antara sel yang teraktif dalam pertumbuhan
tulang tetapi kebanyakan direaktivasi pada masa dewasa individu untuk membaik pulih

kerosakan. Sel ini juga akan berdefirentiasi pada proses remodelling tulang.

Osteoblast

Merupakan sel hasil dari diferensiasi osteoprogenitor yang berperanan dalam

mengsintesis bahan organic seperti matrix tulang iaitu (osteoid). Ia terletak di atas permukaan

tisu tulang and menyerupai epithelium. Apabila sel aktif ia mempunyai bentuk yang cuboidal

dan apabila di tidak aktif ia bebentuk leper. Mereka mempunyai struktur yang kerap dikunalkan

dalam sistesis protein seperti, Rough endoplasmic rectikulum (RER) , kopleks golgi dan vesicle

seckretory yang banyak dan sitoplasma basophil yang menghasilkan protein dan protoglikans

yang tinggi. Sitoplasmanya juga mempunyai tononjolan supaya dapat berkontak dengan sel

yang bersebelahan.

Osteosit

Osteosit adalah apabila osteoblast sudah menyelubungi dirinya dan sitoplasmanya

bereaktif dengan matriks. Ruangan di mana sel dikelilingi dipanggil lacunae. Sitoplasma

mempunyai tonjolan halus yang dikenali sebagai kanalikuli. Kalanikuli mengandungi

ekstraselular fluid yang mengandung nutrisi untuk osteosit tersebut. Sel bersebelahan

berkontak dengan (gap junction) yang membenarkan ion dan molekul kecil melalui dari satu

sel ke sel yang lain.

Osteoklasts

Mempunyai inti yang besar dan banyak anak init yang jumlahnya bervariasi juga, sel

penyerapan semula tulang yang di ambil dari darah monosit yang memenuhi ruang depresi di

didalam matriks tulang yang mengalami aktif reabsorsi. Terdapat pada pemukaan tulang dan

sering dalam lekuk (lacuna howship) Bahagiam osteklast yang berkontak langsung dengan

tulang dibahagikan kepada dua bahagian.


Ruffled border adalah bahagian ini dikaitkan lansung dengan reabsorsi ulang. Ia

mengandungi plasma membrane yang membesarkan area permukaan.

Clear zone adalah bahagian ini dikelilingi oleh perifer ruffled border. Ia mempunyai

actin filemen yang membantu dalam kontak antara plasma clear zone dan matriks tulang. Area

ini dimana osteoklas melekat pada matriks tulang dan bantu dalam menutupi kopartmen yang

berasam bertentangan ruffled border.

Osteoklas mengandung banyak lisosom, mensekresikan kolagenase dan enzim

proteolitik lain yang menyerang matriks tulang dan melepaskan zat dasar yang mengalami

klasifikasi. Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan

pembersih debris yang terbentuk selama responsi tulang.3

Matriks tulang

Strukturnya adalah sama seperti kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir

seluruhnya adalah fiber tipe I. Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang terdiri atas

chondroitin sulphate dan asam hyaluronic.

Materi organik non-kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam

pengikatan kalsium selama proses mineralisasi.

Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium

dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite.3

Struktur tulang

Tulang spongiosa terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang.

Bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling

berhubungan dengan susunan yang tidak teratur. Rongga-rongga trabekula tulang diisi oleh

sumsum tulang, terutama sumsum tulang merah. Pada penampang melintang tulang terlihat
bahwa diantara lamela-lamela tulang terdapat lacunae yang menempatkan osteosit yang

mendapat nitrisi dari nutrients yang berdifusi melalui canaliculi dari sumsum tulang.

Tulang Kompakta

Tulang kompakta tersusun atas osteon. Osteon yaitu sistem Havers yang terdiri dari

saluran Havers yang dikelilingi oleh lamela. Pada lamela terdapat lakuna yg berisi osteosit.

Tulang Kompakta memiliki susunan yang teratur sesuai dengan distribusi pembuluh

darah yang memasukinya. Pembuluh darah berjalan dalam saluran Havers dan saluran yang

menghubung permukaan dalam dan luar tulang dengan saluran Havers yang disebut saluran

Volkmann. Terdapat lamela tulang yang tersusun mengelilingi saluran Havers. Serabut kalogen

yang berada pada lamella menjadikan ia lebih kuat. Lacunae yang mengandungi osteocytes

juga dijumpai diantara dan didalam lamellae.

Tulang lamela terdiri atas beberapa bagian, yaitu lamela sirkumfrensial luar yang

terletak pada bagian di bawah periosteum. Lamela sirkumfrensial dalam yang terdapat diatas

endosteum. Lamela interstisial yang terdapat diantara lamela konsentris dan berada diantara

kedua lamela sirkumfrensil. berbentuk segi tiga dan kadang-kadang tidak teratur. Ia

merupakan sisa-sisa lamela yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak selama

pertumbuhan tulang. Lamela konsentris yang dibentuk oleh serabut kolagen yang tersusun

konsentris atau sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran Havers

dan lamela yang tersusun konsentris inilah yang disebut sistem Havers.

Sel-sel tulang mendapat nutrisi melalui difusi sepanjang kanalikuli yang

menghubungkan lakuna dan meluas ke permukaan endosteum dari trabekula. Di dalam saluran

Havers terdapat pembuluh darah, pembuluh saraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat.
Periosteum dan Endosteum

Periosteum merupakan lapisan jaringan penyambung padat, terdapat pada permukaan

luar tulang. Permukaan luarnya diliputi selubung fibrosa, kecuali pada permukaan sendi.

Lapisan dalam terdiri dari jaringan ikat fibrosa dengan pembuluh darah, jaringan ikat longgar

dan kolagen. Serabut kolagen periosteum yang menembus matriks tulang dan mengikatkan

periosteum ke tulang disebut serat Sharpey. Pada lapisan periosteum yang terdalam, terdapat

sel stem mesenkim yang mempunyai sel osteoprogenitor yang dapat berproliferasi secara

mitosis dan berdiferensiasi menjadi osteoblas.

Endosteum

Endosteum memiliki komponen mirip periosteum namun lebih tipis. Terletak di

permukaan dalam tulang atau di dinding rongga sumsum tulang. Lapisan ini berupa jaringan

retikular padat.

Fungsi prinsip periosteum dan endosteum adalah untuk memberi suplai nutrisi pada

jaringan tulang dan menyediakan bekal untuk sel osteoblas yang berterusan untuk reparasi dan

pertumbuhan tulang.4

Gambar 1:menunjukan periosteum


Rekonstruksi berlaku pada daerah yang tertentu di tulang spongiosa mahupun kompak

dan rekonstruksi juga berlaku sepanjang hidup. Rangga rongga absorbs terus terjadi dan diganti

oleh sistem havers angkatan ke dua, ketiga dan seterusnya. Terdapat 4 situasi, yaitu

pembentukan tulang pada saat embrio, pertumbuhan tulang sampai dewasa, remodelling tulang

dan perbaikan fraktur.

Osifikasi merupakan proses pembentukan tulang dimana tulang dibentuk dan di

hancurkan mengikut kebutuhan tubuh. Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini

berfungsi menyerap kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas

sel osteoklas mengakibatkan tulang berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang.5

Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis

dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive

diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan

tulang. Jadi Osteoklas merupakan sel yang merusak tulang dan osteoblas merupakan sel yang

membentuk tulang. Osteoblas adalah sel yang bertugas dalam pembentukan kolagen,

selanjutnya sebagian osteoblas menyatu dengan matriks tulang dan menjadi osteosit. Osteoklas

merupakan sel yang lebih besar, membentuk kolagenase untuk menghancurkan kolagen juga

proteolitik untuk menghancurkan tulang.6 Dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan

berongga.

Pertumbuhan tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi

dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian,

resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi

perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium.

Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan

hormone sex. Vitamin D mempunyai fungsi, yaitu untuk meningkatkan absorbsi Ca usus,
membantu mineralisasi normal tulang dan mempercepat reabsorpsi Ca dari tulang. Vitamin A

juga berfungsi untuk pertumbuhan tulang. Pada vitamin C berperan untuk pertumbuhan tulang

normal, karena dibutuhkan pada sintesis kolagen. Estrogen berfungsi menghambat produksi

asam laktat pada glikolisis dalam tulang, sehingga terjadi mineralisasi tulang. Hormon

paratiroid berguna untuk meningkatkan reasorbsi tulang. Pada kalsitonin berperan untuk

mempercepat pemasukan Ca dan P dari darah ke tulang. Growth hormone berfungsi untuk

meningkatkan sintesis kolagen, meningkatkan pertumbuhan tulang panjang pada epifisis

Kalsium dan vitamin D. Kalsium merupakan zat yang penting dalam menciptakan

tulang yang sehat dan kuat. Kalsium akan bergabung dengan fosfor membentuk matriks tulang.

Pembentukan ini dipengaruhi oleh vitamin D. Vitamin D membantu proses penyerapan

kalsium pada tulang

Modeling tulang

Pada tahap modeling, ini terjadi pada usia 0-30 tahun. Pada proses modeling, seseorang

akan mengalami masa pembentukkan tulang sejatinya/bentuk tulang seseorang, karena setiap

orang memiliki perbedaan bentuk tulang. Pada masa modeling tulang, faktor paling penting

yaitu kalsium. Karena dengan banyaknya kalcium di dalam tubuh kita, maka proses modeling

tulang seseorang tidak mengalami gangguan.

Remodeling tulang

Merupakan pergantian jaringan tulang tua dengan jaringan tulang muda. Kondisi ini

sebagian besar terjadi pada kerangka hewan dewasa untuk mempertahankan massa tulang.

Proses ini mencakup pembentukan dan resorpsi tulang secara bersamaan (berpasangan).

Remodeling merupakan sebuah proses yang dinamis termasuk penggantian dan pengisian

kembali baik tulang kompak maupun trabekula. Proses ini terus-menerus terjadi untuk

mempertahankan massa tulang serta integritas dan fungsi kerangka. Proses ini kompleks dan
dikendalikan oleh susunan saraf pusat melalui hormon dan oleh tekanan mekanis. Proses ini

bergantung pada keterpaduan aksi dari osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

Proses remodeling tulang terjadi dalam beberapa fase. Aktivasi, yaitu pre-osteoklas

terstimulasi menjadi osteoklas dewasa yang aktif. Resorpsi adalah osteoklas mencerna matriks

tulang tua. Pembalikan adalah akhir dari proses resorpsi, saat osteoklas digantikan oleh

osteoblas. Pembentukan adalah osteoblas menghasilkan matriks tulang yang baru. Fase pasif

adalah osteoblas selesai menghasilkan matriks dan terbenam di dalamnya. Beberapa osteoblas

membentuk sederet sel yang berjejer di permukaan tulang yang baru.7

Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot terjadi apabila terjadi ikatan antara miosin dan tempat spesifik pada

aktin. Apabila hal ini terjadi, energi yang disimpan di kepala myosin dari pemecahaan ATP

sebelumnya, dilepaskan. Energi yang dilepaskan, digunakan untuk mengayunkan jembatan

silang sehingga filamen aktin dan miosin bergeser satu sama lain. Filament filament aktin

mahupun myosin tidak akan berubah panjangnya tetapi pada saat kontraksi tersebut pita I dan

zona H yang memendek. Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pergeseran

filamen untuk menimbulkan tegangan yang diperlukan otot untuk bekerja. Kontraksi otot

rangka hanya terjadi sebagai respons terhadap stimulasi saraf dan pelepasan kalsium intrasel.

Apabila potensial aksi disampaikan oleh neuron motorik ke serabut otot rangka, neuron

melepaskan asetilkolin/ACh (neurotransmiter saraf untuk neuron motorik) ke dalam taut

neuromuskular. Asetilkolin berdifusi ke daerah khusus di sel otot yang disebut end plate. End

plate sel otot dipusatkan pada reseptor untuk asetilkolin. Asetilkolin berikatan dengan reseptor

sehingga terjadi pembukaan saluran natrium yang terdapat di sel otot. Dengan ini, ion-ion

natrium menyerbu masuk ke dalam sehingga terjadi depolarisasi sel (potensial intraseluler

menjadi positif) dan sampai titik tertentu mencapai firing level yang akan menghasilkan
potensial aksi. Potensial aksi diteruskan ke seluruh serabut otot sehingga terjadi depolarisasi

serabut, penyebaran ini melalui tubulus kecil yang disebut tubulus transversus, yang berjalan

sepanjang taut pita A dan I.Apabila intrasel menjadi positif, ion kalsium dilepaskan dari

retikulum sarkoplasmik. Kadar kalsium yang tinggi ini mencetus kontraksi otot.

Ketika serabut berada dalam keadaan istirahat, kepala miosin dan aktin dihambat untuk

berikatan karena adanya tropomiosin dan troponin. Tanpa adanya ikatan antara aktin dan

miosin, energi dari ATP tidak dapat dilepaskan, jembatan silang tidak berayun, dan otot tidak

dapat berkontraksi. Pada istirahat, tropomiosin melekat pada molekul aktin yang menghambat

jembatan silang miosin di suatu tempat di aktin. Troponin melekat pada aktin dan tropomiosin.

ketika konsentrasi kalsium dibagian dalam sel meningkat, kalsium berikatan dengan troponin

sehingga menyebabkan posisi troponin pada tropomiosin bergeser. Hal ini menyebabkan posisi

tropomiosin pada aktin bergeser, sehingga membuka tempat pengikatan aktin-miosin.

Kemudian filamen bergeser satu sama lain dan otot berkontraksi.8

Setelah setiap ayunan jembatan silang, ATP baru akan berikatan dengan miosin. Hal

ini menyebabkan jembatan silang miosin terpisah dari aktin dan serabut mengalami relaksasi.

Saat mengalami relaksasi, molekul ATP baru terpecah dan energinya kembali disimpan dalam

kepala miosin. Apabila kalsium intrasel tetap tinggi, jembatan silang miosin-aktin akan terjadi

lagi, dan energi ini akan dilepaskan sehingga menimbulkan kontraksi kedua dan seterusnya.

Serabut otot mengalami relaksasi ketika kalsium dipompa keluar dari sitoplasma kembali ke

dalam retikulum sarkoplasma. Proses pemompaan yang melawan gravitasi ini merupakan

transpor aktif yang menggunakan energi dari pemecahan ATP yang berbeda. Ketika kadar

kalsium turun sampai 10-7 molar, troponin akan kembali ke posisi semula pada tropomiosin

yang membuat tropomiosin menghambat ikatan aktin-miosin, dan kontraksi berhenti


Kesimpulan

Tulang dan otot mempunyai mekanisme dalam menjalankan tugasnya sebagai jaringan

ikat. Kalsium dan vitamin D merupakan suplimen yang amat membantu dalam perbaikan

tulang mahupun otot yang telah tercedera. . pemberian suplemen vitamin D juga akan

membantu mempercepat penyerapan karena jumlah vitamin D yang dibutuhkan tubuh untuk

menyerap kalsium cukup banyak. Dengan pemberian kalsium dan vitamin D yang cukup, maka

tulang dapat memperbaiki dirinya dan mampu melakukan kontraksi lagi secara normal.

Daftar pusaka

1. http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=2499

2. Vitamin D: Oxidative Stress, Immunity, and Aging. Adrian F. Gombart. CRC Press,

Nov 21, 2012 – Medica

3. Mescher AL. Basic histology text and atlas. Ed 12. United States: McGraw Hill; 2009.h.

121-39

4. http://budisma.net/2015/03/pengertian-jaringan-periosteum-dan-fungsinya.html
5. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung: PT

Setia Purna Inves; 2007.hal.43

6. Tandra H. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang osteoporosis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama; 2009.hal.28

7. Netter FH. Atlas Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit

Erlangga; 2005.h.103-4

8. Human anatomy. 3rd edition. United States: Icon Learning Systems; 2004.p.498-503

Anda mungkin juga menyukai