Anda di halaman 1dari 8

UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

UTS PETROGENESIS oleh Sayyid Abdullah Marzuqi (12016044)


Berikut dilampirkan data komposisi kimia gunung Kelud:
Tabel 1. Data geokimia gunung Kelud

Rock units Scoria Lava Dome Lava


BKD- BKD- BKD- BKD- KD- KD- KD- KD- KD- KL- KL-
Sample no. 3 3a 4 6 1 2A 3A 4A 5A 1A 1B KL-5
Eruption age 2014 2007 1990 and before

Major elements (weight %) :


SiO2 54,53 55,38 53,58 54,47 55,4 55,45 54,99 55,86 55,77 59,08 56,64 56,82
TiO2 0,667 0,643 0,689 0,651 0,564 0,599 0,563 0,56 0,549 0,467 0,561 0,637
Al2O3 18,54 19,2 19,03 19,2 18,93 18,75 19,17 19,43 19,85 19,08 19,12 18,16
Fe2O3 9,35 8,99 9,58 9,32 8,6 8,13 7,78 8,16 7,99 6,58 7,92 9,11
MnO 0,209 0,202 0,211 0,205 0,188 0,172 0,173 0,185 0,178 0,163 0,181 0,184
MgO 3,93 3,54 3,65 3,62 3,12 3 2,95 2,97 2,9 2,36 3,17 2,91
CaO 9,47 8,88 9,01 8,87 8,86 9,31 9,06 9,17 9,41 8,02 8,68 8,61
Na2O 0,64 0,71 0,64 0,68 0,71 0,64 0,7 0,74 0,7 0,86 0,81 0,79
K2 O 2,82 2,98 2,75 2,9 3,03 2,81 3,07 3,13 3,1 3,41 3,16 3,13
P2O5 0,14 0,15 0,14 0,15 0,13 0,14 0,15 0,14 0,15 0,17 0,16 0,16
LOI 0,1 -0,07 0,51 0,42 0,38 -0,11 -0,14 0,02 0,09 0,08 0,18 0,16
Total 100,40 100,61 99,79 100,49 99,91 98,89 98,47 100,37 100,69 100,27 100,58 100,67
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

Tabel 2. Data hasil koreksi terhadap LOI 55

BKD-3 BKD-3a BKD-4 BKD-6 KD-1 KD-2A KD-3A KD-4A KD-5A KL-1A KL-1B KL-5
Faktor Koreksi 1,000997 0,999305 1,005137 1,004197 1,003818 0,998889 0,99858 1,000199 1,000895 1,000798 1,001793 1,001592
SiO2 54,58437 55,34149 53,85524 54,69862 55,61151 55,38839 54,91193 55,87113 55,8199 59,12717 56,74154 56,91045
TiO2 0,667665 0,642553 0,692539 0,653732 0,566153 0,598334 0,562201 0,560112 0,549491 0,467373 0,562006 0,638014
Al2O3 18,55849 19,18665 19,12776 19,28059 19,00227 18,72917 19,14278 19,43387 19,86776 19,09524 19,15428 18,18891
Fe2O3 9,359322 8,983749 9,629212 9,359118 8,632834 8,120967 7,768954 8,161626 7,997148 6,585254 7,934199 9,124502
MnO 0,209208 0,20186 0,212084 0,20586 0,188718 0,171809 0,172754 0,185037 0,178159 0,16313 0,181324 0,184293
MgO 3,933918 3,537539 3,66875 3,635194 3,131912 2,996667 2,945812 2,970592 2,902595 2,361884 3,175683 2,914632
CaO 9,479442 8,873826 9,056284 8,907229 8,893826 9,299656 9,047137 9,171828 9,418419 8,026404 8,695561 8,623706
Na2O 2,822812 2,977928 2,764127 2,912172 3,041568 2,806878 3,065641 3,130624 3,102773 3,412723 3,165665 3,134983
K2O 0,640638 0,709506 0,643288 0,682854 0,712711 0,639289 0,699006 0,740147 0,700626 0,860687 0,811452 0,791258
P2O5 0,14014 0,149896 0,140719 0,15063 0,130496 0,139844 0,149787 0,140028 0,150134 0,170136 0,160287 0,160255

Total 100,396 100,605 99,79 100,486 99,912 98,891 98,466 100,365 100,687 100,27 100,582 100,671

Diketahui data diatas merupakan data komposisi geokimia gunung Kelud yang diambil berdasarkan tiga jenis tipe batuan, yakni; 1.
Skoria, 2. Lava Dome, 3. Lava. Akan tetapi, jika kita meninjau data tersebut, kita dapat melihat adanya kandungan LOI. Sebelum kita
mengolah data tersebut kita harus menormalisasi terlebih dahulu data LOI tersebut, karena data LOI (Lost Of Ignition) menunjukkan
massa batuan pada saat analisis kimia tidak sesuai dengan massa batuan di alam. Karena ketidakhadirannya konsentrasi volatile (seperti
air, CO2, dll) pada batuan. Dimana faktor koreksi adalah:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Faktor koreksi =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐿𝑂𝐼
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

Setelah kita menentukan koreksi kita dapat menentukan mineral-mineral normative yang muncul
pada sampel-sampel tersebut berdasarkan pengolahan melalui aplikasi Microsoft excel menurut
perhitungan CIPW Pruseth, 2009.
Tabel 3. Data mineral normative dalam (wt%) klasifikasi menurut Pruseth, 2009

Rock BKD- BKD- BKD- BKD- KD-1 KD- KD- KD- KD-5A KL- KL- KL-5
3A 4 6 2A 3A 4A 1A 1B
sample 3

5,68 8,81 5 4,71 5,68 8,81 5 4,71 4,5 8,25 5,55 6,99

Quartz
60,35 60,72 61,19 60,91 60,35 60,72 61,19 60,91 61,77 59,89 59,83 57,88

Plagioclase
4,14 3,78 4,08 4,2 4,14 3,78 4,08 4,2 3,96 4,85 4,61 4,55

Orthoclase

Nepheline
5,94 7,3 6,25 6,39 5,94 7,3 6,25 6,39 6,13 5,23 7
3,67

Diopside
20,82 16,53 20,34 20,67 20,82 16,53 20,34 20,67 20,37 20,37 21,61 20,23

Hypersthene

Olivine
1,04 1,14 1,04 1,03 1,04 1,14 1,04 1,03 1,01 1,03 1,18
0,84

Ilmenite
1,74 1,38 1,74 1,08 1,74 1,38 1,74 1,08 1,78 1,78 1,8
1,77

Magnetite
0,3 0,32 0,35 0,3 0,3 0,32 0,35 0,3 0,32 0,37 0,35 0,37

Apatite

Dari data mineral normatif tersebut kita dapat menentukan kondisi magma yang terbentuk saat
itu, kondisi magma ini terbagi menjadi strongly undersaturated – strongly oversaturated.
Tabel 4. Data saturasi magma berdasarkan data mineral normatifnya.

BKD-
BKD- BKD- BKD- KD-1 KD-2A KD- KD-4A KD-5A KL- KL- KL-5
Sampel 3
3A 4 6 3A 1A 1B
SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS- SS-
Kondisi SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS SOS
Keterangan:
SUS : Strongly Undersaturated Ditandai dengan kehadiran mineral
nepheline atau leucite
US : Undersaturated Ditandai dengan kehadiran
mineral olivin
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

SS : Silica Saturated Ditandai dengan kehadiran


mineral hipersten
SOS : Silica Ditandai dengan kehadiran
Oversaturated mineral kuarsa
Dapat dikatakan bahwasanya sampel magma pada Gunung Kelud, berasosiasi dengan magma
yang tersaturasi silica sehingga mineral kuarsa dan hipersten muncul pada data mineral normatif.
Data yang sudan dikoreksi terhadap LOI dapat kita gunakan untuk menentukan penamaan batuan
berdasarkan data geokimianya, yakni melakukan pengeplottan data tersebut kedalam grafik total
Alkalin vs SiO2 klasifikasi menurut Le Bas et al, 1986. Hasil daripada pengeplottan tersebut
dapat dilihat pada grafik berikut ini:

16
Grafik klasifikasi nama batuan (Le Bas et al, 1986)
14 Phonolite
BKD-3
BKD-3a
12
Tephriphonolite BKD-4
Trachyte
10 BKD-6
Na2O + K2O wt.%

Phonotephrite
Rhyolite KD-1
8 Basaltic KD-2A
Trachy- KD-3A
Basanite
6 Trachy- andesite
basalt KD-4A
KD-5A
4
KL-1A
Basaltic Andesite Dacite
Pirco- Basalt KL-1B
2
basalt andesite
KL-5

0 Params 1
36 41 46 51 56 61 66 71 76 Params 2
SiO2 wt.%

Gambar 1. Grafik klasifikasi nama batuan menurut Le Bas et al, 1986.

Dapat disimpulkan dari grafik nama batuan diatas bahwasanya sampel Lava yang berumur 1990
termasuk kedalam klasifikasi batuan Andesit – Basaltic Andesite kemudian dapat dilihat bahwa
semakin muda umur erupsi (sampel scoria-lava dome) komposisi magma dari Andesite semakin
menuju Basaltic Andesite. Selain dengan menentukan batuan, kita juga dapat menentukan tipe
magma apakah batuan tersebut, apakah alkaline, ataukah sub-alkaline dengan melakukan
pengeplottan menggunakan diagram Ewart 1982.
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

Grafik SiO2 vs K2O


6

5
Banakite High-K
High-K rhyolite
4
dacite
K2O wt. %

Shoshoni
3 te
Absarok High-K High-K
ite basaltic andesite
2 andesite
Rhyolite
Andesite Dacite
Basaltic andesite
1 Basalt Low-K
Low-K
Low-K basaltic dacite Low-K
Low-K basalt andesite
0 andesite rhyolite
45 50 55 60 65 70 75
SiO2 wt. %

Plotting fields BKD-3 BKD-3a BKD-4 BKD-6


KD-1 KD-2A KD-3A KD-4A KD-5A
KL-1A KL-1B KL-5

Gambar 2. Grafik SiO2 vs K2O untuk menentukan tipe geokimia batuan berdasarkan klasifikasi Ewart 1982.

Dari data diatas dapat dikatakan bahwa sampel magma gunung kelud diatas berada pada transisi
magma dari Low K Series (Tholeiitic Series) menuju ke Calc – alkaline series. Untuk memastikan
data tersebut merupakan hal yang benar kita dapat melakukan pengeplotan AFM diagram menurut
klasifikasi Irivine & Baragar, 1971.
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

Gambar 3. Diagram AFM menurut Irivne dan Baragar, 1971 untuk menentukan seri magma Tholeitic ataukah Calc-alkaline

Dari gambar 3, dapat disimpulkan bahwasanya magma gunung Kelud secara rata-rata merupakan
magma transisi Tholeiitic menuju ke Calc-alkaline, sebagaimana dapat kita lihat pada gambar 3.
Untuk sampel Lava dengan letusan berumur tahun 1990 termasuk tipe Tholeiitic, kemudian
mengalami evolusi magma menjadi lebih ke calc – alkaline. Jika kita merujuk pada table 4, yang
menunjukkan klasifikasi tektonik berdasarkan tipe geokimia magmanya dapat disimpulkan bahwa
magma pada gunung Kelud berasosiasi dengan konvergen (dalam hal ini subduksi busur Sunda,
Gambar 4).
Tabel 3. Karakteristik magma yang berasosiasi dengan setting tektonik tertentu
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

Kesimpulan diatas masih berdasarkan


kepada asumsi, untuk memperkuat
argument kita dapat menggunakan
data pengeplottan REE untuk
mengetahui bagaimana evolusi
magma secara lebih terperinci dengan
melakukan pengeplottan terhadap
Gambar 4. Gambaran peta tektonik busur Sunda di Jawa
spiderdiagram dari data yang ada.
Data yang akan digunakan untuk pengeplottan terhadap spiderdiagram sebelumnya harus sudah
di normalisasi terlebih dahulu, penulis dalam hal ini menormalisasinya terhadap model mantel
primitive menurun Sun and McDonough Berikut hasil pengeplottan menggunakan spiderdiagram:

Spider Diagram REE Sampel Gunung Kelud


100
Scoria - BKD-3
Scoria - BKD-3a
Scoria - BKD4
Scoria - BKD-6
Lava Dome - KD-1

10 Lava Dome - KD-2a


Lava Dome - KD-3A
Lava Dome - KD-4a
Lava Dome - KD-5A
Lava - KL-1A
Lava - KL-1B
1 Lava - KL-5
Rb Ba Th Nb K La Ce Sr P Nd Zr Sm Ti Gd Tb Y Yb Lu

Gambar 4. Spiderdiagram Sebagai Penentuan Lingkungan Tektonik Magma.

Dari data REE tersebut dapat terlihat adanya penurunan Nb (terbentuk mineral sphene) yang rendah
serta pengkayaan menuju ke elemen-elemen inkompatibel (Rb, Ba, Th, U) ini mengindikasikan
bahwa magma berasal dari busur kepulauan (Island Arc), pengkayaan elemen inkompatibel ini
diakrenakan adanya pengaruh dari asimilasi magma serta fraksinasi Kristal selama proses evolusi
magma berlangsung, hal ini biasanya terjadi di daerah subduksi (partial melting). Tetapi dapat kita
UTS PETROGENESIS – OLEH SAYYID ABDULLAH MARZUQI 12016044

lihat dari umur letusan yang paling tahu (sampel Lava) semakin mendekati nilai magma primitive,
ini karena pada kondisi tersebut magma dalam keadaan tholeiitic Low – K series (Gambar 3 dan
2). Kemudian mengalami evolusi magma menjadi semakin Calc-alcaline basaltic andesite.
Semakin muda, oleh karena itu pada gambar 4 tersebut spiderdiagram untuk kubah lava dan scoria
semakin menuju ke atas. Lalu kenapa bisa terjadi evolusi magma ini, ini kemungkinan diakibatkan
di jalur subduksi terdapat injeksi magma terus-menerus akibat partial melting sehingga magma
asal bencampur dengan magma yang baru yang mengakibatkan terjadi perubahan komposisi kimia
tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan pengeplottan data major element dan rare earth element diperoleh kesimpulan bahwa
magma pada gunungapi Kelud berasal dari aktifivitas subduksi sehingga gunung Kelud ini
dikategorikan sebagai island arc, dimana subduksinya terletak pada Busur Sunda. Lava hasil
erupsi tahun 1990 mengindikasikan magma merupakan magma low – K tholeiitic, kemudian
magma yang muda seperti scoria dan lava dome merupakan transisi antara Low – K Tholeiitic
series menuju ke calc-alkaline series.

Referensi
Wilson, M. 1989. Igneous Petrogenesis: A Global Tectonic Approach. Belanda: Springer
www.geoplotter.com
Gill, R. (2010). Igneous rocks and processes: a practical guide. John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai