Aplikasi anestesi umum (general anesthesia) bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain
secara intravena, intramuscular, dan inhalasi. Anestesi inhalasi merupakan salah satu teknik
anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi yang
berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesi langsung ke
udara inspirasi. Aplikasi nestesi inhalasi dengan pemberian cairan volatil dan berupa gas dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Metode tetes terbuka (Open Drop System) : sistem anestesi yang sederaha engan
meneteskan cairan anestetik (eter, klorofom) dari botol khusus ke wajah pasien dengan bantuan
sungkup muka (face mask)
2. Metode semi terbuka (semi open drop method) : sistem anestesi yang hampir sama dengan
open drop system, namun untuk mengurangi terbuangnya zat anestetik maka duganakan masker.
CO2 yang keluar sering terhisap kembali oleh pasien sehingga dapat terjadi hipoksia. Untuk
menghindarinya dialirkan fvolume fresh gas flow yang tingginya minimal 3 kali dari minute
volume minimal.
3. Metode semi tertutup (Semi Closed Method) : Pada metode ini udara yang dihisap dialirkan
bersama oksigen murni yang dapat ditentukan kadarnya kemudian dialirkan melalu vaporizer
sehingga kadar zat anestetik dapat diatur. Udara dari hasil ekspirasi pasien akan dialirkan ke
udara luar. Keuntungan penggunaan sistem ini adalah dalamnya anestesi dapat diatur dengan
memberikan kadar tertenti dari zat anestetik, selain itu hipoksia dapat dihiindari dengan
memberikan volume fresh gas flow kurang dari 100% kebutuhan. Semi Closed Method tidak
memiliki absorbent seperti pada Closed Method.
4. Metode tertutup (Closed Method) : Metode ini hampir sama dengan Semi Closed Method.
Perbedaan yang ada pada sistem ini adalah udara ekspirasi dialirkan melalu soda lime
(absorbent) yang dapat mengikat CO2, sehingga udara yang mengandung anestetik dapat
digunakan lagi.