Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik konseling di sekolah (PLK – S) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
Universitas Riau Kepulauan untuk mempersiapkan tenaga professional kependidikan yang
memiliki sikap dan nilai serta pengetahuan dan juga keterampilan yang profesional. Dalam
kegiatan PLK-S ini mahasiswa diterjunkan langsung ke sekolah untuk dapat mengenal,
mengamati, dan mempraktikkan semua kompetensi yang diperlukan oleh seorang calon guru di
lingkungan sekolah selain mengajar. Bekal yang diperoleh dalam kegiatan PLK-S ini diharapkan
dapat dipakai sebagai modal untuk mengembangkan diri sebagai calon guru yang sadar akan
tugas dan tanggungjawab sebagai seorang tenaga akademis selain mengajar di kelas. .

Universitas Riau Kepulauan sebagai salah satu perguruan tinggi yang mencetak tenaga
kependidikan atau calon guru, juga harus meningkatkan kualitas lulusannya agar dapat bersaing
dalam dunia kependidikan baik dalam skala nasional maupun internasional. Sesuai dengan Tri
Dharma perguruan tinggi yang ketiga, yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung
jawab seorang mahasiswa setelah menyelesaikan tugas-tugas belajar dikampus adalah
mentransfer, metransformasikan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dari kampus pada
masyarakat. Oleh karena itu, Universitas Riau kepulauan menerjunkan mahasiswa kependidikan
untuk melaksanakan program PLK-S sebagai wujud komitmen Universitas Riau Kepulauan
terhadap dunia kependidikan.

PLK-S yang berbobot 4 SKS setara dengan 16-20 jam praktik nyata perminggu
disekolah. PLK-S dilaksanakan selama empat bulan penuh. Selama praktik mahasiswa dibimbing
oleh Dosen pembimbing lapangan dan Guru Pamong yang ditetapkan oleh jurusan dan sekolah
yang bersangkutan. Disamping menjalani kegiatan praktik disekolah selama 16-20 jam
perminggu, mahasiswa wajib mengikuti kegiatan tatap muka terjadwal setiap minggu dengan
DPL di kampus.

1
Berdasarkan hasil observasi dan analisis situasi yang telah dilaksanakan, maka disusunlah
program PLK-S yang diharapkan dapat menunjang pengembangan pembelajaran yang ada di
SMP KARTINI II BATAM.

B. TUJUAN

Tujuan umum penyelenggaraan PLK-S adalah agar mahasiswa dapat mengaplikasikan


kemampuan profesi konseling secara langsung melalui pengalamannya dalam melaksanakan
PLK-S serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap mahasiswa yang siap menjadi calon guru
sesuai standar prosedur operasional yang tepat.

C. RUANG LINGKUP MATERI DAN KEGIATAN LAYANAN


1. Ruang lingkup materi
Lingkup materi PLK-S meliputi :
a. Butir-butir pokok tugas konselor sekolah (PP Nomor 74/ 2008 dan peraturan bersama
pendikbud dan Kepala BKN Nomor 03 /V/PB/2010 dan no 14/2010)
b. Butir-butir pokok tentang kepengawasan BK di sekolah (SK Menpen No 118/1996)
c. Panduan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi disekolah.
d. Materi "BK pola 17 plus" di sekolah.
e. Dasar-dasar standarisasi profesi konseling (DSPK).
f. Penyusunan program konseling di sekolah.
g. Kegiatan kelompok belajar siswa
h. Bimbingan teman sebaya.
i. Penjurusan siswa di sekolah.
j. Penilaian proses dan hasil layanan dan kegiatan pendukung konseling.
k. Manajemen BK di sekolah.
2. Kegiatan layanan
a. Lingkup kegiatan PLK-S adalah agar mahasiswa mempraktikan seluruh isi dalam lingkup
materi di atas terhadap siswa di sekolah tempat PLK-S diselenggarakan yaitu di SMP
Kartini II Batam.

2
b. Selama praktek diselenggararakan mulai dari tanggal 08 Agustus sampai penjemputan
mahasiswa ,dalam praktik lapangan konseling di sekolah mengacu pada pola 17 plus
yang terdiri dari 4 bidang bimbingan, 10 jenis layanan, dan 6 kegiatan pendukung yang
telah di fokuskan pada kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

D. KONDISI UMUM TEMPAT PENYELANGGARAAN

Untuk pelaksanaan praktik PLK-S inipraktikan bertempat di SMP KARTINI II BATAM,


untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identitas Sekolah
Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) Kartini Batam yang didirikan pada tanggal 1 Juni
1980, sebagai salah satu manifestasi dan komitmen YKB untuk membantu perintah
menaggulangi masalah pendidikan di pulau Batam yang pada masa itu jumlah
penduduknya sedang berkembang pesat. Dua puluh tujuh tahun sudah hampir berjalan
sekoah SMP Kartini telah banyak melahirkan insan-insan berpendidikan, yang pada
umumnya mereka saat ini telah bekerja dan berprestasi pada hampir seluruh instansi, baik
pemerintah maupun swasta.
Adapun identitas sekolah dari sekolah SMP Kartini II Batam :
Nama Sekolah : SMP Kartini II Batam
Alamat Sekolah : Komplek Sumber Agung No. 3 Sei Jodoh . Kec Batu Ampar
Kota Batam : Batam
Provinsi : Kepulauan Riau
Kode Pos : 29453
Telpon : (0778) 7022817
Fax Sekolah : (0778) 430 263
Email : smpkartini2@yahoo.co.id.
Website : http://www.ykbatam.org
2. Visi dan Misi SMP Kartini II Batam
a. VISI
Unggul Dalam Kualitas, Kreatif dalam Aktivitas,dan Iman dalam Identitas
b. MISI :

3
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh komunitas
sekolah.
3. Mendorong dan membantu siswa dengan metode pelayanan yang ramah serta
kebersamaan untuk setiap siswa dalam mengenali potensi dirinya, sehingga dapat
berkembang secara wajar dan optimal.
4. Menumbuhkan serta mendorong kualitas dan unggul dalam penerapan ilmu dan
teknologi, serta seni yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap berbagai aspek kehidupan atas dasar
peningkatan ilmu agama sesuai dengan agama yang di anut oleh setiap peserta
didik.
6. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi dan beraklaq mulia, serta mampu
berkompetitif baik dalam maupun luar negeri, dengan kemampuan bahasa Inggris
yang baik dan benar.
7. Memberikan pelayanan pendidikan secara INCLUSIF kepada siswa dan siswi SLB
untuk belajar bersama dan bermain bersama dengan seluruh siswa di lingkungan
SMP Kartini.
3. Susunan Personalia
Sekolah yang mengutamakan mutu dan kulitas yang benar-benar baik, maka tenaga
pengajar dan staf tata usahanya sangat ditekankan kepada keahlian dibidang masing-
masing. Karena dengan adanya tenaga pengajar yang memiliki keahlian dibidangnya dan
penempatan guru sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing merupakan salah
satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

NO NAMA GURU BIDANG STUDY


1. Drs. Dusmar, M.Pd Kepsek
2 Edi Gusman, S.Ag Agama Islam
3 Shucy Qalbyanti, S.Sn Seni Budaya
4 Donny R Manurung, S.Pd B. Inggris
5 Hardilla Sartika, S.Pd Pkn & Ips

4
6 Rafiequrrahman, S.Pd B. Inggris + Conv
7 Kukuh Eko Prasetyo Penjas
8 Nafiah Ipa + Elektro
9 Sariati,G.S , S.Pd B. Indonesia
10 Wisnawati Prakarya + Ict
11 Juslim Sihotang, S.Ag Agama Kristen
12 Purwodasih, S.Ag Agama Budha
13 Denloro Lestari, A.Md Ipa
14 Dewi Susanti Mandarin
15 Sudarmono, S.Si Matematika
16 Arief Yudistira,S.Si Matematika
17 Pertiwi Setiyawati, S.Pd Bimbingan & konseling
18 Abdullah Mautang Staff Kebersihan
19 Ella R Faridha Adm- tu

4. Keadaan Siswa
Menurut sumber data SMP Kartini II Batam yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa -
siswi SMP Kartini II Batam berjumlah 174 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
siswa dapat dilihat pada table berikut :

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1 VII 39 31 70
2 VIII 36 18 54
3 IX 32 18 50

JUMLAH 107 67 174

5. Keadaan Sarana dan Prasarana


SMP Kartini II Batam memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai baik yang
berbentuk bangunan yang sifatnya permanent maupun sarana yang sifatnya pendukung
dalam proses belajar mengajar.
Keadaan Sarana dan Prasarana pada Tahun Pelajaran 2016/2017, sebagai berikut:

5
1. Gedung Sekolah
Bangunan SMP Kartini II Batam terdiri dari 3 unit bangunan
a. Ruangan Kepala Sekolah : 1 ruangan
b. Ruangan Guru : 1 ruang majelis Guru
c. Rungan Belajar : 6 Ruangan belajar
d. Ruang Multimedia : 1 ruangan
e. Ruangan Wakil : 1 ruangan
f. Ruangan Osis : 1 ruanga
g. Kamar Mandi / WC : 2 kondisi mencukupi
h. Mushollah : 1 unit
2. Inventaris Sekolah:
JUMLAH/KONDISI
NO JENIS BARANG INVENTARIS JUMLAH
BAIK SEDANG RUSAK
1. Meja siswa 183 - 25 158
2. Kursi murid 183 -
3. Meja guru/Kepala Sekolah 15 - 3 7
4. Kursi guru/Kepala Sekolah 3 - 4 7
5. Lemari 2 - 4 6
6. Rak buku 3 2 1 6
7. Papan tulis 6 0 0 6
8. Kursi tamu 1 1 - 1
9 Alat Band 1 - - 1
10. Alat Olahraga 2 set 1 set 2 set
11. Komputer 2 - - 2 unit
12. Laptop 3 unit - 2 5 unit
13. TV 2 unit - - - buah
14. VCD - - 1 1 buah
15. Sound system - - - - set
16. LCD - - - - buah

6
E. WAKTU PENYELENGGARAAN PLK-S

PLK-S dilaksanakan selama Semester Ganjil (VII) Tahun Akademik 2016/2017. Waktu
penyelenggaraan dimulai tanggaal 08 Agustus 2016 sampai 10 Desember 2016.

7
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH SISWA

Identifikasi merupakan proses dimana seseorang Menentukan atau menetapkan identitas


(orang, benda, dsb) dengan cara menggunakan data atau objek sehingga memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Masalah /problem merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara 2 faktor/ lebih yang menghasilkan situasi
yang membingungkan.
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan
atau masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Salah salah satu cara untuk memudahkan
seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah ialah melalui identifikasi
melalui aplikasi instrument dan identifikasi melalui himpunan data.

A. IDENTIFIKASI MELALUI APLIKASI INSTRUMENTASI

Identifikasi peserta didik merupakan tingkat awal yang harus dilakukan oleh guru
pembimbing dalam menjalankan tugasnya. Sehingga program-program yang telah direncanakan
dapat terlaksana secara efektif dan efesien. Adapun maksud dan tujuan di lakukan
pengendentifikasian siswa adalah dalam rangka untuk mengumpulkan dan mendapatkan data
berbagai data dan keterangan yang berkenaan dengan siswa asuh. Dan selanjutnya berdasarkan
data dan keterangan inilah guru pembimbing dapat membuat program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.

Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan


tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument, baik tes maupun non tes, dengan tujuan
untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik
lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-
sumbernya.

Menanggapi hal ini perlu kiranya pengindetifikasian masalah siswa agar bahan yang
diberikan oleh guru pembimbing tepat guna dan tapat sasaran, berikut ini dikemukan

8
anindentifikasi masalah yang ada telah penulis lakukan kepada siswa kelas VII A, SMP Kartini
II Batam.

1. Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu bentuk metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan
struktur hubungan antara individu individu dalam suatu kelompok. metode ini sangat memiliki
peranan penting dalam pengukuran hubungan social siswa.

Sosiometri ini merupakan salah satu instrument BK yang digunakan untuk


mengungkapkan keadaan yang sebenarnya dalam hal hubungan social sebuah kelompok ,dalam
hal ini keadaan sosial yang ada pada kelas XII Widya 3 Batam. Hasil dari data sosiometri bisa
menunjukan hubungan social seorang individu dalam kelasnya. Sosiometri pada kelas XII Widya
3 Batam dilaksanakan pada:

Subjek : Siswa kelas XII Widya 3Batam

Tanggal :

Waktu : Kamis

Tempat : Ruang kelas XII Widya 3 Batam

Tujuan : Untuk mengetuahui hubungan individu di dalam lingkungan kelasnya

2. Angket
Angket adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
membuat daftar pertanyaan secara tertulis dan lalu oleh narasumber (read : responden) akan diisi
dengan cara tertulis. Mahasiswa PLK-S memberikan Daftar Cek Masalah kepada siswa kelas
XII Gabungan yaitu didalamnya telah terdapat alternative jawaban yang telah ditentukan oleh
pembuat DCM. Teknis pengisiannya dengan memberi Contreng ( di bawah huruf S (Sangat
membutuhkan), C (Cukup Membutuhkan), dan huruf K (Kurang membutuhkan ).
Berdasarkan pengolahan angket yang disertakan pada lembar lampiran, maka dapat
disimpulkan materi – materi yang dipilih siswa kelas VII A SMP Kartini II Batam. Item

9
pernyataan yang paling banyak dipilih siswa adalah materi yang akan menjadi dasar dalam
pembentukan program oleh mahasiswa PLK-S bimbingan dan konseling.

Subjek : Siswa kelas VII A SMP Kartini II Batam

Waktu : Jumat

Tanggal : 09 Agustus 2016

Tempat : Ruang kelas VII A SMP Kartini II Batam

Tujuan : Untuk mengetuahui materi layanan yang dibutuhkan siswa

Hasil : Adapun hasil pengolahan angket sebagai berikut:

1. Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari


2. Multiple intelegensi (8 kecerdasan manusia)
3. Sikap terhadap perilaku bullying
4. Cara menjalankan pola hidup sehat
5. Sopan santun dalam perkataan perbuatan dan budayakan
6. Memahami perbedaan setiap individu
7. Menghadapi mata pelajaran yang tidak disukai
8. Tugas perkembangan remaja
9. Sikap dalam menghadapi masalah
10. Berani bersaing secara positi
11. Memelihara fasilitas umum dan pribadi
12. Cara Melatih kepercayaan diri
13. Gaya remaja yang sehat
14. Tips bergaul atau bersahabat yang baik
15. Menumbuhkan sikap empati
16. Mengikuti tata tertib sekolah dengan baik
17. Menjaga kesehatan alat reproduksi

(data lengkap pengolahan angket terlampir)

10
B. IDENTIFIKASI MELALUI ANALISIS HIMPUNAN DATA

Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Pelaksanaan Himpunan
Data ini bertujuan untuk mengungkap data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
peserta didik, masalah yang dimaksud adalah ,masalah yang berkenaan dengan masalah masalah
belajar ,masalah umum atau pun masalah kehidupan social.

Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan diatas maka penghimpunan data di SMP
Kartini II Batam diselenggarakan pada :

Subjek : Siswa kelas VII A SMP Kartini II Batam

Waktu : Jumat

Tanggal : 09 Agustus 2016

Tempat : Ruang kelas VII A SMP Kartini II Batam

Tujuan : Menghimpun data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang
penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran
layanan.

Hasil : Data yang dihimpun mencakup data umum, data pribadi dan data keluarga. Data
selengkapnya dilampirkan (hasil identifikasi terlampir)

11
BAB III
PROGRAM LAYANAN KONSELING

A. PENYUSUNAN PROGRAM

Program adalah kata, ekspresi, atau pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu
kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan masalah yang
diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman sehingga dapat dieksesuksi oleh
komputer. Tugas Pokok guru yang terteraPada SK (PP Nomor 74/2008 dan peraturan bersama
Mendikbud dan kepala BKN No 03/V/PB/2010 dan No 14/2010) adalah menyusun program
bimbingan melaksanakan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan,analisis hasil pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan
tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tangung jawabnya.

Penyusunan program bimbingan dan konseling harus merujuk pada kebutuhan sekolah
secara dan lingkup bimbingan dan konseling di sekolah. Berkaitan dengan perencanaan program

12
layanan bimbingan dan konseling Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:28)
mengemukakan ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu:
1. analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
2. penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai
3. analisis situasi dan kondisi disekolah
4. penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
5. penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan
6. penetapan personel-personelyang akan melaksanakan kegiatan yang akan ditetapkan
7. persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan
8. perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.

Sebelum melaksanakan program layanan ,mahasiswa PLK-S melakukan assessment di


SMP Kartini II Batam, hal ini untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan siswa akan adanya
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri adapun layanan yang di susun berdasarkan
permasalahan pada siswa /siswi SMP Kartini II Batam.
Adapun studi kelayakan yang di laksanakan oleh penulis berupa :
1. Aplikasi instrumentasi
Aplikasi instrumentasi di lakukan mahasiswa PLK – S dengan cara mengunakan
instrument non tes sosiometri ,instrument di berikan kepada siswa / siswi asuh di kelas VII
A dengan tujuan untuk mengungkapkan apa saja yang di butuhkan peserta didik yang
menjadi siswa binaan kita. Dari hasil sosiometri itu diketahui adanya hubungan social yang
kurang baik di kelas mia 1 sehingga bisa di adakan layanan –layanan sesuai dengan
kebutuhan masing –masing individu tersebut.siswa asuh sudah ditentukan oleh sekolah yang
bersangkutan sehingga memudahkan mahasiswa dengan mudah mengenal satu persatu siawa
asuh tersebut, karena di bantu oleh guru pamong .
2. Data dokumentasi .
Data dokumentasi diperoleh dari siswa secara langsung karena kami membagikan angket
pribadi peserta didikdengan tujuan untuk mengetahui data pribadi mereka serta kehidupan
mereka di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Selain itu kami juga
barusaha untuk mengetahui hasil belajar siswa dari hasil raport siswa pada kelas satu selama

13
dua semester.Untuk mengetahui rajin tidaknya siswa masuk sekolah kami melihat dari
absensi di kelas mereka pada semester satu ini.
Dari pelaksanaan assesmen dan observasi di lapangan maka dapat kita ketahui keadaan
peserta didik yang menjadi siswa asuh . Sehingga dapat di jadikan acuan untuk membuat
program pelaksanaan lapangan di sekolah .Penyusunan program di SMP Kartini II batam di
bantu oleh guru pamong . Disesuaikan dengan berbagai pengalaman masalah yang sering
muncul di sekolah tersebut. Sehingga di harapkan program sesuai dan tepat sasaran.
Penyusunan program tidak lepas pula dengan bantuan dosen pembimbing yang turut
mengarahkan program dan dapat di laksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah
tersebut. Program layanan bimbingan dan konseling di susun selama dua bulan yang di
jabarkan dalam program - program bulanan dan minguan serta harian .( hasil penyusunan
terlampir ).

B. FORMAT DAN MATERI LAYANAN

1. Format layanan

a. Format individual
format kegiatan bimbingan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan dan
melayani sesuai kebutuhan
b. Format kelompok
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui
suasana dinamika kelompok ,format ini memungkin kandilakukan akses yang lebih
intesif terhad abyek obyeknya.
c. Format klasikal
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta didik dalam satu kelas
d. Format lapangan
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
didik melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan

14
e. Format pendekatan khusus
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik
melalui pendekatan kepada pihak pihak yang dapat memberikan kemudahan.

2. Materi Program
Materi program memuat bahan bahan ajar atau informasi yang akan diberikan
kepada peserta didik. Materi program yang akan dilaksanakan selama PLK-S diberikan
berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi dan himpunan data yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya. Program pelayanan konseling dilakukan 1 (satu) semester yang diberikan
kepada 34 peserta didik atau siswa binaan. adapun materi yang ditetapkan ,layanan yang
ditetapkan dalam pelaksanaan PLK-S ini meliputi :
NO JENIS LAYANAN JUDUL MATERI
1 Layanan orientasi 1. Pengenalan BK
2 Layanan informasi 1. Tugas perkembangan remaja
2. Mengenal multiple intelligence (keberagaman
kecerdasan, talenta, bakat alami)
3. Kesehatan : Menjaga kesehatan alat reproduksi
4. Sopan santun dalam perkataan perbuatan dan
budayakan
5. Kesehatan : Membiasakan hidup sehat melalui
aktivitas jasmani
6. Menumbuhkan sikap empati terhadap sesama
mahkluk hidup
7. Kompetitif : Berani bersaing secara positif.
8. Kedisiplinan : Mengikuti tata tertib sekolah dengan
baik
3 Layanan penempatan dan 1. pengaturan tempat duduk siswa.
penyaluran 2. pembentukkan kelompok belajar
3. Pembentukan kelompok layanan BK
4 Layanan penguasaan konten 1. Cara beretika dan berbicara dgn orang yg berbeda (
Guru, Orang tua, teman, adik dll)

15
2. Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari (di rumah, di
sekolah atau di luar rumah)
3. Mengatur dan Memanfaatkan waktu senggang
5 Layanan bimbingan kelompok 1. Sikap terhadap perilaku bullying
2. Memahami perbedaan setiap individu
3. Tips bergaul atau bersahabat yang baik
4. Melatih kepercayaan diri
5. Menghadapi mata pelajaran yang tidak disukai
6 Konseling individual Sesuai masalah yang di hadapi oleh individu
7 Layanan konseling kelompok Sesuai masalah yang di hadapi oleh individu
8 Layanan konsultasi Sesuai dengan kondisi (insidental)
9 Layanan mediasi Sesuai dengan kondisi (insidental)
16 Layanan advokasi Sesuai dengan kondisi (insidental)

C. PENJABARAN PROGRAM

Program yang dilakukan selama PLK-S ini sesuai dengan apa yang dituliskan dalam
program bulanan dan mingguan (sebagai mana terlampir ).

a. Program Semesteran,yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
b. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.(lampiran).
c. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.(lampiran)

16
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM

A. PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN


Pelaksanaan program layanan di SMP Kartini II Batam sesuai dengan assessment yang
sebelumnya telah dilakukan. Adapun penjabaran 10 pelaksanaan program layanan sebagai
berikut :

a. Layanan orientasi
Kegiatan pertama kali dilaksanakan dalam pelaksanan PLK-S adalah
menyelenggaralkan layanan orientasi sebagai kegiatan pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu, Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai,
17
yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.Adapun rincian pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Perkenalan BK
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 08 Agustus 2016
Pukul : 07.15 - 08.10
Tempat : Ruangan kelas
Layanan orientasi dimulai dengan perkenalan mahasiswa PLK-S dengan siswa
asuh kelas VII A serta penyampaian tujuan layanan orientasi dengan topic pengenalan
BK. Tujuan layanan adalah agar siswa mampu mengenal BK dengan lebih jelas dan dapat
memanfaatkan setiap layanan BK dengan baik, sehingga siswa dapat berkembang secara
optimal.
Pemberian materi dengan topik pengenalan BK berjalan dengan lancar.Siswa
mampu memahami dan antusias dalam penyelenggaraan layanan ini.Diakhir layanan
pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

b. Layanan informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.Layanan
informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
1. Adapun rincian pelaksanaan layanan informasi yang pertama diberikan adalah
sebagai berikut :
Topik : Tugas perkembangan remaja
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 29 Agustus 2016
Pukul : 08.10 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas

18
Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking untuk menyegarkan
suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pelaksanan
mengemukakan tujuan topic layanan yaitu agar siswa mampu mengetahui dan memahami
tugas perkembangan remaja sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tugas perkembangan remaja.
Pada saat pelaksanaan layanan kondisi kelas berjalan secara kondusif.Kondisi ini
terlihat saat siswa mampu bertanya dan memberikan pendapat terkait materi yang sedang
disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi
layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi
dengan baik.
2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kedua sebagai berikut :
Topik : Mengenal Multipel intelegensi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 15 Agustus 2016
Pukul : 08.55 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas

Pada saat awal pelaksanaan layanan mengalami kendala karena siswa baru saja
melakukan olahraga diluar kelas sehingga masih banyak diataranya yang belum
mengganti baju.Pelaksanan memberikan kesempatan untuk siswa melakukan ganti
baju.Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan dari
pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa.Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengenal multiple intelegensi ini
diberikan agar siswa mampu memahami dan mengetahui kecerdasan yang ada di dalam
diri masing – masing individu, sehingga siswa dapat menyalurkan kecerdasan yang
mereka miliki secara tepat.

Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

19
3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang ketiga sebagai berikut
:
Topik : Menjaga kesehatan alat reproduksi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 05 September 2016
Pukul : 08.10 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan informasi dengan topik menjaga kesehatan alat reproduksi di mulai dengan
melakukan ice breaking. Ice breaking ini dilakukan agar siswa dapat bersemangat
kemmbali, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pemateri
menyampaikan tujuan dari pemilihan topik menjaga kesehatan alat reproduksi.Tujuan
dari topic tersebuat adalah agar siswa mengetahui bagaimana menjaga kebersihan alat
reprodusi pada remaja yang mulai mengalami pubertas, sehingga siswa dapat menjaga
kesehatan alat reproduksi dengan baik dan tidak mengalami kekeliruan.
Selama pelaksanaan layanan siswa kelas VII A antusias dalam menerima materi yang
disampaikan.Terlihat dari keaktifan siswa mendengan, bertanya dan mengemukakan
pendapat seputar materi yang disampaikan.Akhir dari pelaksanaan layanan adalah
pemateri menanyakan seputar pemahaman siswa setelah mengikuti layanan.Hasilnya
siswa mampu berpendapat sesuai dengan materi yang disampaikan.
4. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang keempat sebagai
berikut :
Topik : Sopan santun dalam perkataan, perbuatan dan budayakan
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 26 September 2016
Pukul : 10.40 – 11.35
Tempat` : Ruang kelas VII A
Layanan informasi dengan topic sopan santun dalam perkataan dan perbuatan tidak
dapat terlaksana sesuai dengan program yang telah dibuat karena libur nasional.
5. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kelima sebagai berikut
:
Topik : Membiasakan hidup sehat dengan aktivitas jasmani

20
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 03 Oktober 2016
Pukul : 08.45 – 09.15
Tempat` : Ruang kelas VII A
Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking untuk menyegarkan
suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pelaksanan
mengemukakan tujuan topik layanan yaitu agar siswa mampu membiasakan hidup sehat
dengan melakukan aktivitas jasmani.Pemateri menyampaikan pengertian hidup sehat dan
macam – macam aktivitas yang dapat dilakukan siswa untuk menunjang kebugaran
tubuh.
Pada saat pelaksanaan layanan mengalami sedikit hambatan karena keadan siswa
dikelas rebut. Akan tetapi pemateri dapat segera mengkondisikan siswa sehingga menjadi
kondusif kembali.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait
materi layanan yang disampaikan sebagai evaluasi dari layanan yang
diselenggarakan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan
baik.
6. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang keenam sebagai
berikut :
Topik : Menumbuhkan sikap empati kepada seluruh makluk hdup
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 10 Oktober 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruang kelas VII A

Pada saat awal pelaksanaan layanan mengalami kendala karena siswa masih
mengerjakan tugas mata pelajaran sebelumnya yang harus segera dikumpul. Pelaksanan
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya.Setelah itu pemateri memulai
kegiatan layanan informasi dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan dari
pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa. Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik menumbuhkan sikap empati kepada
seluruh makhluk hidup ini diberikan agar siswa mampu menunjukan perasaan peduli
kepada seluruh makhluk hidup baik itu manusia, hewan dan tumbuhan.Pemateri

21
mengemukakan pengertian empati, macam- macam empati kepada sesama makhluk
hidup serta manfaat bersikap empati.

Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan kondusif.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi, mengemukakan pendapat serta
bertanya mengenai materi yang disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan
pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu
berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

7. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang ketujuh sebagai
berikut :
Topik : Berani bersaing secara positif
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 07 November 2016
Pukul : 08.10 – 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan informasi dengan berani bersaing secara positif di mulai dengan melakukan
ice breaking. Ice breaking ini dilakukan agar siswa dapat bersemangat kemmbali,
menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk. Setelah itu pemateri menyampaikan tujuan
dari pemilihan topic berani bersaing secara positif. Tujuan dari topik tersebuat adalah
agar siswa mampu berkompetisi dalam hal positif dan dengan cara yang sportif.
Selama pelaksanaan layanan siswa kelas VII A antusias dalam menerima materi yang
disampaikan.Terlihat dari keaktifan siswa mendengar, bertanya dan mengemukakan
pendapat seputar materi yang disampaikan.Akhir dari pelaksanaan layanan adalah
pemateri menanyakan seputar pemahaman siswa setelah mengikuti layanan.Hasilnya
siswa mampu berpendapat sesuai dengan materi yang disampaikan.
8. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kedelapan sebagai
berikut :
Topik : Mengikuti tata tertib sekolah dengan baik.
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 01 Desember 2016
Pukul : 08.45 – 09.20

22
Tempat : Ruang kelas VII A

Pada awal layanan informasi ini dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan
dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa. Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengikuti tata tertib sekolah
denganbaik ini diberikan agar siswa lebih disiplin dalam mengikuti tata tertib yang
berlaku di lingkungan sekolah.Pemateri mengemukakan pengertian tata tertib, manfaat
tata tertib serta akibat melanggar tata tertib.

Proses pelaksanaan layanan berjalan dengan baik. Kondisi ini terlihat ketika siswa
antusias dalam mendengarkan penyajian materi, mengemukakan pendapat serta bertanya
mengenai materi yang disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan
memahami isi materi dengan baik.

c. Layanan penempatan dan penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai
dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan
penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan
1. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Pengaturan tempat duduk siswa
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 09 Agustus 2016
Pukul : 11.05-11.35
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan penempatan dan penyaluran ini dimulai dengan mengemukakan tujuan topic
layanan yaitu agar siswa dapat duduk sesuai dengan kondisi serta kebutuhan siswa serta
terciptanya suatu pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Pengaturan tempat duduk ini

23
dibuat berdasarkan himpunan data yang telah diterima dan diolah oleh mahasiswa PLK-
S.
Pada awalnya kondisi siswa cukup rebut karena pemindahan tempat duduk. Akan
tetapi setelah diberi pemahaman siswa dapat mengerti dan menerima penempatan duduk
yang dilakukan mahasiswa PLK-S.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa serta kendala terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu
berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang kedua
sebagai berikut :
Topik : Pembentukan kelompok belajar
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 06 September 2016
Pukul : 08.10 - 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A

Pada awal layanan penempatan dan penyaluran ini dengan melakukan ice breaking
sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan
pikiran siswa.Pelaksana menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan penempatan dan
penyaluran. Tujuannya adalah agar siswa dapat memanfaatkan kelompok belajar ini
sebagai media menambah pengetahuan, memudahkan dalam belajar, wadah berbagi
informasi, serta mampu meningkatkan penguasaan materi pembelajaran. Siswa dibagi
dalam 5 kelompok belajar, masing – masing kelompok berisi 6 orang.

Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang ketiga
sebagai berikut :
Topik : Pembentukan kelompok layanan BK
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 17 Oktober 2016

24
Pukul : 11.05-11.35
Tempat : Ruangan kelas VII A

Layanan penempatan dan penyaluran ini dengan melakukan ice breaking sebagai
peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran
siswa.Pelaksana menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan pembentukan kelompok
layanan BK. Tujuannya adalah agar siswa dapat memanfaatkan kelompok BK ini sebagai
wadah dalam mendapatkan layanan BK dan mempermudah pemberian layanan.

Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan mahasiswa PLK-S dalam membentuk dan
membagikan kelompok.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait
materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami
fungsi dan kegunaan dari layanan penempatan dan penyaluran yaitu pembentukan
kelompok.

d. Layanan pengusaan konten


Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
1. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Cara beretika dan berbicara dengan orang yang berbeda
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 23 Agustus 2016
Pukul : 08.55 – 09.40
Tempat : Ruang kelas VII A
Layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan ice breaking. Setelah itu
pelaksanan mengemukakan tujuan topik layanan yaitu agar siswa mampu menguasai dan
nempatkan diri dalam beretika dan berbicara dengan orang yang lebih tua, sebaya
maupun yang lebih muda.
Pada saat pelaksanaan layanan kondisi kelas berjalan secara kondusif. Kondisi ini
terlihat saat siswa mampu memperagakan cara berbicara denga orang yang berbeda dan

25
memperagakan ketika berhadapan dengan orang yang berbeda. Diakhir layanan
pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang kedua
sebagai berikut :
Topik : Mengatur jadwal kegiatan sehari – hari.
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 19 September 2016
Pukul : 08.10 – 08.45
Tempat : Ruang kelas VII A

Pada saat awal pelaksanaan layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan
ice breaking sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan
suasana dan pikiran siswa.Pemateri menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik
mengenai cara mengatur jadwal sehari – hari ini diberikan agar siswa mampu
memanagemen kegitan sehingga lebih terorganisir dan kegiatan – kegiatan tersebut dapat
terlaksana secara optimal sesuai dengan rencana. Siswa diberikan penjabaran tahap –
tahap membuat jadwal.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara aktif dan beberapa diantaranya
menanyakan kepada pemateri tentang tahap – tahap yang kurang dimengerti.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang ketiga sebagai
berikut :
Topik : Mengatur dan memanfaatkan waktu
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 11 Oktober 2016
Pukul : 08.10 – 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A

26
Layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan ice breaking Ice breaking ini
dilakukan agar siswa dapat bersemangat kemmbali, menghilangkan kejenuhan dan rasa
kantuk.Setelah itu pemateri menyampaikan tujuan dari pemilihan topic mengatur dan
memanfaatkan waktu.Tujuan dari topic tersebuat adalah agar siswa mengetahui
bagaimana memanajemen waktu dengan baik sehingga waktu dapat digunakan secara
maksimal dan optimal.. Siswa diberikan penjabaran tahap – tahap pengaturan waktu.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

4. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang keempat
sebagai berikut :
Topik : Memelihara fasilitas umum dan pribadi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 01 November 2016
Pukul : 08.55-09.40
Tempat : Ruang kelas VII A

Pada saat awal pelaksanaan layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan
ice breaking sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan
suasana dan pikiran siswa. menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengenai
memelihara fasilitas umum dan pribadi ini diberikan agar siswa mampu menjaga fasilitas
umum dan pribadi. Siswa diberikan penjabaran bagaimana memelihara fasillitas umum
dan pribadi dengan baik.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara aktif dan beberapa diantaranya
menanyakan kepada pemateri tentang tahap – tahap yang kurang dimengerti. Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.

27
e. Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman
dan pengembangan.
1. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Sikap terhadap perilaku bullying
Sasaran : Kelompok 1 VII A
Tanggal pelaksanaan : 16 Agustus 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Taman sekolah

Layanan bimbingan kelompok ini dimulai dengan penstrukturan dimana siswa


diberikan penjelasan tentang Bkp dan proses pelaksanaannya. Setelah itu pemateri
mengadakan lingkaran nama dan permainan, tujuannya untuk menjalin keakraban
diataran peserta kelompok dan ketua Bkp. Topik kali ini ini adalah topik tugas yang telah
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini adalah sikap terhadap perilaku bullying. Tujuan
pemilihan topik agar siswa dapat menyiapkan diri ketika berhadapan dengan pelaku
bullying dan dapat menghindari perilaku bullying.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan kondusif. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagi informasi terkait topik yang sedang dibahas.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

2. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang kedua adalah


sebagai berikut :
Topik : Memahami perbedaan setiap individu

28
Sasaran : Kelompok 2 VII A
Tanggal pelaksanaan : 20 September 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruangan BK

Layanan bimbingan kelompok ini dimulai dengan penstrukturan dimana siswa


diberikan penjelasan tentang Bkp dan proses pelaksanaannya. Setelah itu pemateri
mengadakan lingkaran nama dan permainan, tujuannya untuk menjalin keakraban
diataran peserta kelompok dan ketua Bkp. Topik kali ini ini adalah topik tugas yang telah
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini adalah memahami perbedaan diantara
individu.Tujuan pemilihan topic agar siswa dapat meningkat pemahaman serta pengertian
terhadap orang – orang yang memiliki perbedaan baik berdasarkan fisik, sikap, keyakinan
dll.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Salah satu peserta
Bkp mengambil alih dan membuat BKp menjadi sesi curhat. Akan tetapi ketua Bkp
mampu mengatur kembali jalannya BKp sehingga kembali pada pembahasan topik awal.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

3. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang ketiga adalah


sebagai berikut :
Topik : Tips bergaul dan bersahabat dengan baik
Sasaran : Kelompok 3 VII A
Tanggal pelaksanaan : 04 Oktober 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Taman sekolah

Layanan bimbingan kelompok ini dimulai dengan penstrukturan dimana siswa


diberikan penjelasan tentang Bkp dan proses pelaksanaannya. Setelah itu pemateri
mengadakan lingkaran nama dan permainan, tujuannya untuk menjalin keakraban
diataran peserta kelompok dan ketua Bkp. Topik kali ini ini adalah topik tugas yang telah

29
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini tips bergaul dan bersahabat dengan baik.
Tujuan pemilihan topic agar siswa dapat menjalin keakraban dengan teman secara baik.

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informai terkait topik yang sedang dibahas.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

4. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang keempat adalah


sebagai berikut :
Topik : Melatih kepercayaan diri
Sasaran : Kelompok 4 kelas VII A
Tanggal pelaksanaan : 21 November 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruangan BK

Layanan bimbingan kelompok ini dimulai dengan penstrukturan dimana siswa


diberikan penjelasan tentang Bkp dan proses pelaksanaannya. Setelah itu pemateri
mengadakan lingkaran nama dan permainan, tujuannya untuk menjalin keakraban
diataran peserta kelompok dan ketua Bkp. Topik kali ini ini adalah topik tugas yang telah
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini adalah melatih kepercyaan diri. Tujuan
pemilihan topic agar siswa mampu tampil didepan umum, serta melatih kepercayaan diri
dalam mengemukakan pendapat

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Beberapa peserta
BKp masih ada yang malu- malu dalam berbicara. Akan tetapi ketua Bkp mampu
mengajak peserta Bkp untuk aktif. Sehingga kegiatan Bkp menjadi lebih bersemangat.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.Siswa juga mampu merasakan bagaimana

30
menyenangkannya mengemukakan pendapat didalam foru tanpa perasaan malu – malu
lagi.

5. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang kelima adalah


sebagai berikut :
Topik : Menghadapi mata pelajaran yang tidak disukai
Sasaran : Kelompok 5 kelas VII A
Tanggal pelaksanaan : 02 Desember2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruangan BK

Layanan bimbingan kelompok ini dimulai dengan penstrukturan dimana siswa


diberikan penjelasan tentang Bkp dan proses pelaksanaannya. Setelah itu pemateri
mengadakan lingkaran nama dan permainan, tujuannya untuk menjalin keakraban
diataran peserta kelompok dan ketua Bkp. Topik kali ini ini adalah topik tugas yang telah
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini adalah menghadapi mata pelajaran yang tidak
disukai. Tujuan pemilihan topic ini agar siswa dapat mensikapi pelajaran yang tidak
disukai menjadi lebih baik

Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informasi terkait topik yang sedang dibahas.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasil dari kegiatan Bkp ini siswa mampu berpendapat, memahami serta
memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

f. Layanan Konseling Perorangan


Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru
pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik
dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan konseling perorangan berfungsi

31
untuk pengentasan dan advokasi. Layanan konseling perorangan dilaksanakan mahasiswa
PLK-S di sekolah SMP Kartini II Batam berjumlah 10 kasus, Adapun rincian
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang pertama adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Berprasangka buruk
Sasaran layanan : HCM
Tanggal pelaksanaan : 22 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK

Pada awal layanan konseling individual penyelenggara melakukan penstrukturan


dengan menyampaikan pengertian konseling individual, menjelaskan asas – asas dan
tujuan dari konseling. Penstrukturan ini berfungsi agar pelaksana layanan mampu
menjalin rapport dengan klien (HCM). Pada tahap penjajakan pelaksana layanan
menggali masalah atau perasaan tidak nyaman yang dihadapi klien. HCM memiliki
keinginan sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih
mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah
HCM adalah merasa teman – temannya membicarakan dia dengan kata – kata yang tidak
pantas dibelakang HCM. Masalah HCM adalah merasa teman – temannya membicarakan
dia dengan kata – kata yang tidak pantas dibelakang HCM. Dalam usaha yang dilakukan
pelaksanan layanan dalam membantu klien mengambil keputusan untuk mengentaskan
permasalahan yang dialaminya adalah dengan berpikir positif kepada temannya sehinnga
tidak menimbulkan prasangka. Jika ada perasaan curiga ada baiknya untuk HCM
menanyakan langsung pada temannya dengan begitu tidak akan menimbulkan
kesalahpahaman diantara kedua belah pihak.
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa permasalahan yang
dialami klien sudah mulai berkurang, dan tampaknya dinamika dalam diri konseli sudah
mulai hidup kembali yang ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh
pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan
konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.

32
2. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kedua adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Mengalami bullying
Sasaran layanan : MP
Tanggal pelaksanaan : 19 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK

Dalam memulai hubungan awal antara pelaksana layanan dengan klien, pelaksana
layanan berupaya menghantarkan klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman.
dalam hubungan awal ini pelaksana layanan dan klien mempunyai pemahaman dan
persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan proses konseling antara
pelaksana layanan dengan klien dalam rangka nantinya konseli dapat mengentaskan
masalah yang dihadapinya secara mandiri. MP memiliki keinginan sendiri untuk
melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk
menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah MP adalah klien memiliki
permasalahan dengan salah satu temannya di sekolah, permasalahan MP adalah dia tidak
mampu membela ataupun melawan saat diri sedang di ejek ataupun dilecehkan. Konseli
merasa takut saat ingin melawan.
Dalam usaha yang dilakukan pelaksanan layanan dalam membantu klien mengambil
keputusan untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya adalah dengan
memberikan pelatihan sikap asertif kepada MP agar konseli mampu tegas dan
menghadapi temannya. Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa
permasalahan yang dialami klien sudah mulai berkurang, dan tampaknya dinamika dalam
diri konseli sudah mulai hidup kembali yang ditandai dengan mimik wajah, konseli
memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang
dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan
dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang dihadapinya.

3. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang ketiga adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Perasaan rendah diri
Sasaran layanan : PM

33
Tanggal pelaksanaan : 06 September 2016
Tempat : Ruangan BK

Pelaksana layanan konseli individu diawali dengan menghantarkan klien untuk


bisa memiliki rasa aman dan nyaman. dalam hubungan awal ini pelaksana layanan dan
klien mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan
pelaksanaan proses konseling antara pelaksana layanan dengan klien dalam rangka
nantinya konseli dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya secara mandiri. PM
memiliki keinginan sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan
lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi
dengan sukarela. Masalah PM adalah klien memiliki permasalahan dengan salah satu
temannya di sekolah, permasalahan MP adalah dia merasa malu dengan kondisi dirinya
yang serba kekurangan di bandingkan teman-teman yang lainnya karena memang dia dari
keluarga yang bisa dikatakan sangat sederhana ditambah dia selalu di ejek oleh teman-
teman sekolahnya.
Dalam usaha yang dilakukan konselor dalam membantu klien mengambil keputusan
untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya adalah dengan memfokuskan konseli
terhadap masalahnya, memberikan informasi serta motivasi belajar kepada konseli untuk
bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Menyadarkan konseli akan
potensi dirinya, dan memberikan pemahaman agar konseli dapat menerima
realitas/kenyataan hidupnya, menerima semua kekurangan yang ada padanya.
Meluangkan waktu belajar dengan sering bertanya pada orang yang lebih tahu.
Setelah proses konseling yang dilakukan maka konseli memperoleh pemahaman
baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli
mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.

4. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang keempat adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Diejek teman sekelasnya
Sasaran layanan : ARP
Tanggal pelaksanaan : 20 September 2016

34
Tempat : Ruangan BK

Pada awal layanan konseling individual penyelenggara melakukan penstrukturan


dengan menyampaikan pengertian konseling individual, menjelaskan asas – asas dan
tujuan dari konseling. Penstrukturan ini berfungsi agar pelaksana layanan mampu
menjalin rapport dengan klien (ARP). Pelaksana layanan menggali masalah atau perasaan
tidak nyaman yang dihadapi klien. ARP memiliki keinginan sendiri untuk melakukan
konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk
menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah ARP adalah dia tidak mampu
membela maupun melawan diri saat di ejek ataupun dijauhi oleh teman-teman sebayanya.
Dalam usaha yang dilakukan konselor dalam membantu klien pengambilan
keputusan untuk meyelesaikan permasalahan yang dialaminya adalah dengan
memberikan pelatihan sikap kepada konseli agar konseli mampu bersosialisasi dengan
teman sebayanya. Setelah proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa
klien tampak lega dan tampaknya dinamika dalam diri konseli sudah mulai hidup kembali
yang ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang
keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.

5. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kelima adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Keegoisan
Sasaran layanan : RAP
Tanggal pelaksanaan : 06 September 2016
Tempat : Ruangan BK

Dalam memulai hubungan awal antara pelaksana layanandengan klien. Pelaksana


layanan dengan menghantarkan klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman. dalam
hubungan awal ini pelaksana layanan dan klien mempunyai pemahaman dan persepsi
yang sama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan proses konseling antara pelaksana
layanan dengan klien dalam rangka nantinya konseli dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya secara mandiri. RAP memiliki keinginan sendiri untuk melakukan konseling

35
sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah
yang sedang klien hadapi dengan sukarela. Masalah RAP adalah merasa kesal dengan
keponakannya karena barang RAP seing diminta oleh keponakannya
Setelah RAP mengemukakan masalah pelaksana layanan dalam membantu klien
pengambilan keputusan untuk meyelesaikan permasalahan yang dialaminya adalah
mengubah perasaan kesal berupa kegoisan sindi menjadi sikap empati dan mau berbagi
kepada orang lain. Pelaksana layanan juga menyampaikan jika barang tersebut banyak
maka tidak ada salahnya untuk diberikan pada ponakannya dan jika barang tersebut
hanya satu maka disimpan saja, tidak perlu dipamerkan sehingga tidak menimbulkan rasa
ingin memiliki pada ponakannya.
Setelah proses konseling yang dilakukan maka konseli memperoleh pemahaman
baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli
mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.

6. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang keenam adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Masalah haid pertama
Sasaran layanan : DRU
Tanggal pelaksanaan : 05 Oktober 2016
Tempat : Ruangan BK

Pada awal layanan konseling individual penyelenggara melakukan penstrukturan


dengan menyampaikan pengertian konseling individual, menjelaskan asas – asas dan
tujuan dari konseling. Penstrukturan ini berfungsi agar pelaksana layanan mampu
menjalin rapport dengan klien (DRU). Pada tahap penjajakan pelaksana layanan
menggali masalah atau perasaan tidak nyaman yang dihadapi klien. DRU memiliki
keinginan sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih
mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah
DRU adalah merasa kebingungan saat mengalami menstruasi pertama, menstruasi
tersebut pertama kali terjadi di sekolah sehingga DRU merasa panik. Pelaksana layanan
memberikan penjelasan bahwa siswa SMP sudah wajar mendapatkan menstruasi sebagai

36
tanda tugas perkembangan. Pelaksana layanan juga memberikan arahan terkait menjaga
kebersihan alat reproduksi pada remaja, Pelaksana layanan juga memberikan arahan
bagaimana menghadapi menstruasi.
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa konseli mulai lega
ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang
keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.

7. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang ketujuh adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Tidak menyukai pelajaran B.ing karena gurunya
Sasaran layanan : FJA
Tanggal pelaksanaan : 17 Oktober 2016
Tempat : Ruangan BK

Pelaksana layanan konseli individu diawali dengan menghantarkan klien untuk


bisa memiliki rasa aman dan nyaman. dalam hubungan awal ini pelaksana layanan dan
klien mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan
pelaksanaan proses konseling antara pelaksana layanan dengan klien dalam rangka
nantinya konseli dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya secara mandiri. FJA
memiliki keinginan sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan
lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi
dengan sukarela. Masalah FJA adalah memiliki hambatan belajar dalam pelajaran bahasa
Inggris karena menurutnya mahasiswa PPL yang mengajar kurang dalam menyampaikan
materi.
Setelah FJA mengemukakan masalah pelaksana layanan dalam membantu klien
pengambilan keputusan untuk meyelesaikan permasalahan yang dialaminya adalah FJA
harus rajin bertanya kepada guru yang mengajar B. Inggris jika merasa kurang paham.
Agar tidak salah paham dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Setelah proses
konseling yang dilakukan maka konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang
keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan

37
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.

8. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kedelapan adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Kurang percaya diri
Sasaran layanan : DAP
Tanggal pelaksanaan : 08 November 2016
Tempat : Ruangan BK

Dalam memulai hubungan awal antara pelaksana layanandengan klien. Pelaksana


layanan dengan menghantarkan klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman. dalam
hubungan awal ini pelaksana layanan dan klien mempunyai pemahaman dan persepsi
yang sama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan proses konseling antara pelaksana
layanan dengan klien dalam rangka nantinya konseli dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya secara mandiri. DAP memiliki keinginan sendiri untuk melakukan konseling
sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah
yang sedang klien hadapi dengan sukarela. Masalah DAP adalah merasa kurang percaya
diri ketika tampil di depan kelas ataupun saat mengemukakan pendapat didepan khalayak
ramai. Setelah FJA mengemukakan masalah pelaksana layanan dalam membantu klien
pengambilan keputusan untuk meyelesaikan permasalahan yang dialaminya adalah DPA
harus melawan rasa malunya. Anggap saja semua yang ada dihadapannya adalah sama,
berpikir positif bahwa semua akan baik – baik saja dan mereka juga memikirkan yang
baik tentang dirimu saat sedang tampil didepan. Kemudian berlatih berbicara disepan
kaca.
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa konseli merasa lebih
baik ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang
keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.

9. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kesembilan adalah


sebagai berikut :

38
Topik masalah : Kesulitan dalam menerima pelajaran
Sasaran layanan : MRA
Tanggal pelaksanaan : 15 November 2016
Tempat : Ruangan BK

Pada awal layanan konseling individual penyelenggara melakukan penstrukturan


dengan menyampaikan pengertian konseling individual, menjelaskan asas – asas dan
tujuan dari konseling. Penstrukturan ini berfungsi agar pelaksana layanan mampu
menjalin rapport dengan klien. Pada tahap penjajakan pelaksana layanan menggali
masalah atau perasaan tidak nyaman yang dihadapi klien. MRA memiliki keinginan
sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan
klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah MRA adalah
mengalami kesulitan dalam meyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan itu
tidak hanya dalam satu mata pelajaran melainkan hampir seluruh mata pelajaran.Dalam
usaha yang dilakukan pelaksanan layanan dalam membantu klien mengambil keputusan
untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya adalah mengajarkan tentang
bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya mengulang pelajaran
dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas tugas dan PR
yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan belajar
didalam kelas
Setelah konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa permasalahan yang
dialami klien sudah mulai berkurang, dan tampaknya dinamika dalam diri konseli sudah
mulai hidup kembali yang ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh
pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan
konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.

10. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kesepuluh adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Malas dalam belajar
Sasaran layanan : PGP
Tanggal pelaksanaan : 13 Desember 2016

39
Tempat : Ruangan BK

Pelaksana layanan konseling individual dimulai dengan menghantarkan klien untuk


bisa memiliki rasa aman dan nyaman. dalam hubungan awal ini pelaksana layanan dan
klien mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan
pelaksanaan proses konseling antara pelaksana layanan dengan klien dalam rangka
nantinya konseli dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya secara mandiri. PGP
memiliki keinginan sendiri untuk melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan
lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah yang sedang klien hadapi
dengan sukarela. Masalah PGP adalah merasa malas dalam menyimak pelajaran dikelas
dan malas mengulang pelajaran di rumah. Setelah PGP mengemukakan masalah
pelaksana layanan dalam membantu klien pengambilan keputusan untuk meyelesaikan
permasalahan yang dialaminya adalah memotivasi PGP agar lebih giat lagi dalam belajar,
memberikan pengetahuan tentang pentingnya belajar bagi masa depannya dan PGP sadar
tentang perilakunya yang urang baik sehingga PGP ingin merubah perilaku malasnya.
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa konseli merasa
senang dan lega ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh pemahaman baru
terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli
mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.

g. Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Masalah yang
dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok. Layanan konseling kelompok berfungsi untuk pengentasan masalah. Adapun
rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang pertama adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Menjaga kesehataan saat menstruasi

40
Sasaran layanan : AF, WK, SF, NFW, PM, KRH, HCM, S,
Tanggal pelaksanaan : 11 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK

Pada awal penyelenggara layanan membuka kegiatan dengan pembacaan salam dan
berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking” sebagai
pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian wawasan
seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi yang
sedang dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu permasalahan
berkenaan dengan menjaga kesehataan saat menstruasi. Kemudian setiap anggota
kelompok membahas bagaimana menjaga kesehatan saat menstruasi.

Selama layanan Secara keseluruhan, pelaksanaan layanan ini dapat dikatakan lancar.
Siswa sudah aktif mengemukakan pendapatnya walaupun tidak tertib (asal berbicara
saja), dan akhirnya bisa diatasi Pk. Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat,
memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

2. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang kedua adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Mengurangi intensitas bermain game online
Sasaran layanan : AD, GTR, MP, HR, NI, PAB, SA, RM
Tanggal pelaksanaan : 16 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK

Layanan bimbingan kelompok dimulai dengan membuka kegiatan dengan pembacaan


salam dan berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking”
sebagai pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian
wawasan seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah yang sedang
dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan

41
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu mengurangi intensitas
bermain game online. Kemudian setiap anggota kelompok membahas bagaimana
mengurangi intensitas bermain game online.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Beberapa peserta
Kkp masih ada yang malu- malu dalam berbicara. Akan tetapi PK mampu mengajak
peserta Kkp untuk aktif. Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa
terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat,
memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

3. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang ketiga adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Dampak menonton video porno
Sasaran layanan : RGP, NFA, GTR, BRG, DAP, NFA, EA, HR
Tanggal pelaksanaan : 13 September 2016
Tempat : Ruangan BK

Pada awal penyelenggara layanan membuka kegiatan dengan pembacaan salam dan
berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking” sebagai
pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian wawasan
seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi yang
sedang dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu dampak menonton
video porno Kemudian setiap anggota kelompok membahas dampak menonton video
porno
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informasi terkait topik yang sedang dibahas.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

42
4. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang keempat adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Meningkatkan kepercayaan diri
Sasaran layanan : NI, HR1, NA, SN, RAP, RKM, CTJ, DRU
Tanggal pelaksanaan : 04 Oktober 2016
Tempat : Ruangan BK

Pelaksanaaan layanan konseling kelompok dimulai dengan pembacaan salam dan


berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking” sebagai
pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian wawasan
seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah yang sedang
dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu meningkatkan
kepercayaan diri Kemudian setiap anggota kelompok membahas bagaimana
meningkatkan kepercayaan diri
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Salah satu peserta
Bkp mengambil alih dan membuat Kkp menjadi sesi curhat. Akan tetapi PK mampu
mengatur kembali jalannya Kkp sehingga kembali pada pembahasan topik awal. Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.

5. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang kelima adalah


sebagai berikut :
Topik masalah : Menyikapi perubahan fisik setelah pubertas
Sasaran layanan : AF, AAA, CTJ, FJA, NFW, RAP, SSP, SR
Tanggal pelaksanaan : 04 Oktober 2016
Tempat : Ruangan BK
Layanan bimbingan kelompok dimulai dengan membuka kegiatan dengan pembacaan
salam dan berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking”
sebagai pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian

43
wawasan seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah yang sedang
dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu Menyikapi perubahan
fisik setelah pubertas. Kemudian setiap anggota kelompok membahas bagaimana
menyikapi perubahan fisik setelah pubertas
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. AK mampu
menyampaikan pendapat dan menerima pendapat dengan baik. Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa
mampu berpendapat, memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang
dibahas.

h. Layanan Konsultasi

Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Pelaksanaan
layanan konsultasi di sekolah SMP Kartini II Batam dilaksanakan jika terjadi kondisi
yang harus menggunakan layanan ini( insidental). Pengertian konsultasi dalam program
BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua,
administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah
yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara
tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

i. Layanan Mediasi

Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik


menyelesaikan permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan antar
peserta didik dengan konselor sebagai mediator. Pelaksanaan layanan konsultasi di

44
sekolah SMP Kartini II Batam dilaksanakan jika terjadi kondisi yang harus menggunakan
layanan ini( insidental).

j. Layanan advokasi

Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu


peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan
dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji. Pelaksanaan layanan konsultasi di sekolah SMP Kartini II Batam dilaksanakan
jika terjadi kondisi yang harus menggunakan layanan ini( insidental).

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PENDUKUNG

Kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahdilaksanakan


untuk menunjang atau memperkuat terlaksananya jenis layanan bimbingan dan konseling,
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terdiri dari :Aplikasi Instrumentasi, Himpunan
Data, Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah, AlihTangan Kasus dan Tampilan Kepustakaan

1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan
memakai alat ukur atau instrument tertentu.Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling.Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu,
menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Pelaksanaan aplikasi instrumentasi yang dilaksakan di SMP Kartini II Batam
menggunakan sosiometri.Sosiometri berfungsi sebagai mengetahui hubungan social
didalam kelas, sosiometri juga sebagai pertimbangan dalam pemberian layanan.

45
2. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman. Pelaksanaan himpunan data di SMP
Kartini II Batam menghimpun data pribadi, data keluarga dan data belajar.Sosiometri
berfungsi sebagai mengetahui hubungan social didalam kelas, sosiometri juga sebagai
pertimbangan dalam pemberian layanan.
3. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran
atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya
melalui pihak yang lebih kompeten. Alih tangan kasus di sekolah SMP Kartini II Batam
tidak terlaksana karena kasus yang terjadi di sekolah masih dalam ranah bimbingan dan
konseling
4. Kunjungan rumah,
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah
klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.Kegiatan kunjungan rumah tidak dilaksanakan mahasiswa
PLK-S karena kasus yang terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan kunjungan
rumah.
5. Konferensi Kasus
Tujuan Umum Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Tujuan Khusus Diperolehnya gambaran
yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan yang dihadapi oleh

46
siswa.Dan terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi lebih mudah dan tuntas.
Kegiatan konferensi kasus tidak dilaksanakan mahasiswa PLK-S karena kasus yang
terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan kunjungan rumah.
6. Tampilan kepustakaan
Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan
belajar, dan karir/ jabatan.Tampilan kepustakaan tidak dilaksanakan mahasiswa PLK-S
karena kasus yang terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan tampilan
kepustakaan.

BAB V
KEGIATAN KHUSUS

Kegiatan khusus merupakan kegiatan di sekolah SMP Kartini II Batam yang


pelaksanaannya mengikutsertakan mahasiswa PLK-S bimbingan dan konseling. Kegiatan khusus
ini adalah kegiatan diluar program yang telah dilaksanakan mahasiswa PLK-S dalam rangka
mengentaskan maslah, mengembangkan, mengasah dan meningkatkan potensi siswa. Berikut
adalah kegiatan tersebut:
1. Kegiatan kelompok belajar
Pengertian kelompok belajar/ belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang
dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan persoalan – persoalan yang berkaitan
dengan belajar. Hal – hal yang diperhatikan dalam kegiatan kelomok belajar adalah :
a. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan KKB perlu diperhatikan:
 Jarak antar rumah dengan tempat belajar.

47
 Kemampuan anggota.
 Kualitas anggota.
 Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan putrid.
 Musyawara nama kelompok, tetapkan nama yang menarik dan bermakna, nama kota/
Negara/ tempat yang menarik dan semua anggota kelompok menjadi bangga bila
nama itu disebut.
b. Tempat belajar
Tempat penyelanggraan KKB diantarannya :
 Di rumah anggota dengan diatur bergiliran.
 Di ruang kelas pada sore hari.
 Di tempat lain yang memenuhi syarat antara lain adanya meja, kuris, penerangan
dan kenyamanan.
c. Persiapan belajar
Agar KKB benar – benar bermanfaat, setiap anggota wajib menyiapkan bahan – bahan
dan alat – alat belajar. Bahan dapat berupa soal – soal yang akan diselesaikan PR, tugas –
tugas yang akan dilaporkan hasilnya dab sebagainnya. Alat – alat dan sumber belajar
sepeti buku refrensi dan kamus harus pula disiapkan.
d. Pengantar bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang anggota, untuk membuka
suatu pertemuan dan menyebutkan apa yang akan dibahas agar tujuan KKB tidak
menyimpang. Pembuka pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
e. Waktu belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan waktunya/ jam berapa. Setiap
anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati. Lama pelaksanaan bias 1,5
jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan
digunakan untuk bergurau dan mengobrol.
f. Cara pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantarannya :
 Membahas dan menyelesaikan soal.
 Tanya jawab.\
 Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.

48
 Mencatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas dan lain – lain.
2. Smart Quran
Smart quran adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, dan kegiatan),(Fajri dan
senja, 2005:594). SMP Kartini II Batam memiliki tujuan peningkatan kemampuan membaca

dan menulis Al-Qur‟an, memahami isi bacaan membaca, memahami dan melafadzkan

jumlah huruf dalam Al-Qur‟an (Muhammad Anwar, 1988:5).Untuk dapat memahami dan

melafadzkan Al-Qur‟an dengan baik dan benar perlu proses pembelajaran yang efektif dan

memerlukan kesadaran, praktek, pengalaman dan latihan bukan karena secara kebetulan
(Nana Sudjana, 1990:5)
Kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik SMP Kartini II Batam terdiri dari 3 (tiga)
aspek yaitu :
a. Aspek Membaca
Kompetensi bimbingan Tahun pada aspek kemampuan membaca Al-Qur’an. Standar
kompetensi yang dikembangkan melalui smart Quran tidak hanya mampu membaca
ayat-ayat yang ada tetapi juga diharapkan dapat membaca ayat-ayat yang ada dalam Al-
Qur’an di luar SK.KD tersebut.Sementara dua kompetensi lainnya yakni kemampuan
menjelaskan arti, dan menampilkan perilaku diperoleh melalui proses pembelajaran
tatap muka di kelas atau kegiatan intrakurikuler.
b. Aspek Menulis
Kompetensi menulis merupakan salah satu aspek yang juga harus dimiliki oleh peserta
didik di SMP Kartini II Batam. Kompetensi menulis yang dimaksud, minimal peserta
didik mampu menulis dengan cara menyalin ayat Al-Quran dengan baik dan benar
sesuai kaidah penulisan huruf Arab atau kaligrafi dengan standar Khat Naskhi.
Seorang peserta didik, dapat dikatakan telah mencapai kompetensi menulis Al-Quran
apabila ia telah dapat menulis ayat-ayat Al-Quran dengan baik dan benar dengan tulisan
standar Khat Naskhi.
c. Menghapal
Setelah para peserta didik pandai membaca dan menulis Al-Qur’an, maka sebaiknya
para peserta didik juga diajari dan dibimbing untuk bisa menghafal surat-surat atau
ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an. Setidaknya surat/ayat-ayat pilihan dan surat-surat

49
pendek yang terdapat dalam Juz’amma. Ini penting sekali, mengingat ada harapan besar
di kemudian hari peserta didik SMP Kartini II Batam ini mampu menjadi imam shalat
fardlu baik untuk lingkungan teman sebayanya di sekolah, maupun imam shalat di
masyarakat.
3. Bimbingan teman sebaya
Pelaksanaan kegiatan khusus bimbingan teman sebaya di sekolah SMP Kartini II Batam
pada dasarnya merupakan suatu cara bagi para siswa belajar bagaimana memperhatikan
dan membantu teman-teman yang lain serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain bimbingan teman sebaya dapat juga dikatakan sebagai suatu ragam
tingkah laku membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu non profesional
untuk membantu orang lain dalam memberikan pertimbangan pemecahan masalah yang
dihadapinya. Secara umum tujuan BTS adalah membantu menyukseskan program
Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka mengoptimalkan perkembangan siswa.

BAB VI
PENUTUP

A. GAMBARAN TENTANG KEBERHASILAN BK


Selama mahasiswa PLK-S melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang
diprogramkan. Untuk menilai efektifitas dan pelayanan Bimbingan danKonseling yang
dilaksanakan tersebut, maka perlu dilakukan penilaian. Secara umum dapat dikatakan bahwa
kegiatan Bimbingan dan Konseling yang diprogramkan sebagian besar telah terlaksana.

B. FAKTOR, PENUNJANG PENGHAMBAT DAN UPAYA MENGATASINYA


a. Faktor Penunjang
Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang penulis programkan dapat terlaksana
dengan baik karena adanya dukungan dari semua pihak, yaitu dari kepala sekolah,
pamong dan staf guru yang ada di SMP Kartini II Batam. Selain itu pelayanan

50
Bimbingan dan Konseling yang penulis laksanakan juga ditunjang oleh sarana
dan prasarana yang tersedia, yang meliputi adanya ruangan khusus untuk konseling.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam terlaksananya program bimbingan dan konseling yang
telah direncanakan adalah tidak adanya jam khusus untuk bimbingan konseling.
sehingga mahasiswa PLK-S sedikit kesulitan dalam menjalankan program.
c. Upaya mengatasinya
Upaya mengatasi hambatan tidak adanya jam khusus adalah memanfaatkan jam
kosong jika guru mata pelajaran berhalangan masuk dan membentuk kelompok
bimbingan konseling yang secara bergantian diberikan layanan disela – sela jam
istirahat maupun pulang sekolah.
C. SARAN-SARAN
a. Agar guru pembimbing senantiasa meningkatkan kerja sama dengan personil
sekolah yang lain, seperti guru mata pelajaran, wali kelas, Pembina osis, guru piket
serta tatausaha. Sehingga program yang telah direncanakan mendapat dukungan dari
berbagai pihak di sekolah.
b. Diharapkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan layanan BK untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang mereka alami baik masalah umum maupun
khusus ataumasalah yang sangat mempribadi serta masalah belajar. Sehingga apa
yangdiharapkan dapat tercapai dengan baik.
c. Rasa terima kasih banyak kepada guru pamong yang telah mendukung kami, dan
membantu kami selama PLK-S di sekolah. Juga kepada Dosen DPL terima kasih
atas bimbingan yang telah diberikan.
d. Mahasiswa yang mengikuti PLK-S harus benar-benar mempersiapkan diri
dengan berbagai wawasan dan keterampilan dalam memberikan layanan kepada
siswa karena permasalahan yang muncul di lapangan terkadang berbeda dengan teori
yang dipelajaridi bangku kuliah
e. Kami harapkan kepada Prodi BK untuk dapat lebih memberikan kemudahan
dalam prosedur teknis pelaksanaan PLK-S

51
52

Anda mungkin juga menyukai