PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik konseling di sekolah (PLK – S) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
Universitas Riau Kepulauan untuk mempersiapkan tenaga professional kependidikan yang
memiliki sikap dan nilai serta pengetahuan dan juga keterampilan yang profesional. Dalam
kegiatan PLK-S ini mahasiswa diterjunkan langsung ke sekolah untuk dapat mengenal,
mengamati, dan mempraktikkan semua kompetensi yang diperlukan oleh seorang calon guru di
lingkungan sekolah selain mengajar. Bekal yang diperoleh dalam kegiatan PLK-S ini diharapkan
dapat dipakai sebagai modal untuk mengembangkan diri sebagai calon guru yang sadar akan
tugas dan tanggungjawab sebagai seorang tenaga akademis selain mengajar di kelas. .
Universitas Riau Kepulauan sebagai salah satu perguruan tinggi yang mencetak tenaga
kependidikan atau calon guru, juga harus meningkatkan kualitas lulusannya agar dapat bersaing
dalam dunia kependidikan baik dalam skala nasional maupun internasional. Sesuai dengan Tri
Dharma perguruan tinggi yang ketiga, yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung
jawab seorang mahasiswa setelah menyelesaikan tugas-tugas belajar dikampus adalah
mentransfer, metransformasikan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dari kampus pada
masyarakat. Oleh karena itu, Universitas Riau kepulauan menerjunkan mahasiswa kependidikan
untuk melaksanakan program PLK-S sebagai wujud komitmen Universitas Riau Kepulauan
terhadap dunia kependidikan.
PLK-S yang berbobot 4 SKS setara dengan 16-20 jam praktik nyata perminggu
disekolah. PLK-S dilaksanakan selama empat bulan penuh. Selama praktik mahasiswa dibimbing
oleh Dosen pembimbing lapangan dan Guru Pamong yang ditetapkan oleh jurusan dan sekolah
yang bersangkutan. Disamping menjalani kegiatan praktik disekolah selama 16-20 jam
perminggu, mahasiswa wajib mengikuti kegiatan tatap muka terjadwal setiap minggu dengan
DPL di kampus.
1
Berdasarkan hasil observasi dan analisis situasi yang telah dilaksanakan, maka disusunlah
program PLK-S yang diharapkan dapat menunjang pengembangan pembelajaran yang ada di
SMP KARTINI II BATAM.
B. TUJUAN
2
b. Selama praktek diselenggararakan mulai dari tanggal 08 Agustus sampai penjemputan
mahasiswa ,dalam praktik lapangan konseling di sekolah mengacu pada pola 17 plus
yang terdiri dari 4 bidang bimbingan, 10 jenis layanan, dan 6 kegiatan pendukung yang
telah di fokuskan pada kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
1. Identitas Sekolah
Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) Kartini Batam yang didirikan pada tanggal 1 Juni
1980, sebagai salah satu manifestasi dan komitmen YKB untuk membantu perintah
menaggulangi masalah pendidikan di pulau Batam yang pada masa itu jumlah
penduduknya sedang berkembang pesat. Dua puluh tujuh tahun sudah hampir berjalan
sekoah SMP Kartini telah banyak melahirkan insan-insan berpendidikan, yang pada
umumnya mereka saat ini telah bekerja dan berprestasi pada hampir seluruh instansi, baik
pemerintah maupun swasta.
Adapun identitas sekolah dari sekolah SMP Kartini II Batam :
Nama Sekolah : SMP Kartini II Batam
Alamat Sekolah : Komplek Sumber Agung No. 3 Sei Jodoh . Kec Batu Ampar
Kota Batam : Batam
Provinsi : Kepulauan Riau
Kode Pos : 29453
Telpon : (0778) 7022817
Fax Sekolah : (0778) 430 263
Email : smpkartini2@yahoo.co.id.
Website : http://www.ykbatam.org
2. Visi dan Misi SMP Kartini II Batam
a. VISI
Unggul Dalam Kualitas, Kreatif dalam Aktivitas,dan Iman dalam Identitas
b. MISI :
3
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh komunitas
sekolah.
3. Mendorong dan membantu siswa dengan metode pelayanan yang ramah serta
kebersamaan untuk setiap siswa dalam mengenali potensi dirinya, sehingga dapat
berkembang secara wajar dan optimal.
4. Menumbuhkan serta mendorong kualitas dan unggul dalam penerapan ilmu dan
teknologi, serta seni yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap berbagai aspek kehidupan atas dasar
peningkatan ilmu agama sesuai dengan agama yang di anut oleh setiap peserta
didik.
6. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi dan beraklaq mulia, serta mampu
berkompetitif baik dalam maupun luar negeri, dengan kemampuan bahasa Inggris
yang baik dan benar.
7. Memberikan pelayanan pendidikan secara INCLUSIF kepada siswa dan siswi SLB
untuk belajar bersama dan bermain bersama dengan seluruh siswa di lingkungan
SMP Kartini.
3. Susunan Personalia
Sekolah yang mengutamakan mutu dan kulitas yang benar-benar baik, maka tenaga
pengajar dan staf tata usahanya sangat ditekankan kepada keahlian dibidang masing-
masing. Karena dengan adanya tenaga pengajar yang memiliki keahlian dibidangnya dan
penempatan guru sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing merupakan salah
satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
4
6 Rafiequrrahman, S.Pd B. Inggris + Conv
7 Kukuh Eko Prasetyo Penjas
8 Nafiah Ipa + Elektro
9 Sariati,G.S , S.Pd B. Indonesia
10 Wisnawati Prakarya + Ict
11 Juslim Sihotang, S.Ag Agama Kristen
12 Purwodasih, S.Ag Agama Budha
13 Denloro Lestari, A.Md Ipa
14 Dewi Susanti Mandarin
15 Sudarmono, S.Si Matematika
16 Arief Yudistira,S.Si Matematika
17 Pertiwi Setiyawati, S.Pd Bimbingan & konseling
18 Abdullah Mautang Staff Kebersihan
19 Ella R Faridha Adm- tu
4. Keadaan Siswa
Menurut sumber data SMP Kartini II Batam yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa -
siswi SMP Kartini II Batam berjumlah 174 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
siswa dapat dilihat pada table berikut :
5
1. Gedung Sekolah
Bangunan SMP Kartini II Batam terdiri dari 3 unit bangunan
a. Ruangan Kepala Sekolah : 1 ruangan
b. Ruangan Guru : 1 ruang majelis Guru
c. Rungan Belajar : 6 Ruangan belajar
d. Ruang Multimedia : 1 ruangan
e. Ruangan Wakil : 1 ruangan
f. Ruangan Osis : 1 ruanga
g. Kamar Mandi / WC : 2 kondisi mencukupi
h. Mushollah : 1 unit
2. Inventaris Sekolah:
JUMLAH/KONDISI
NO JENIS BARANG INVENTARIS JUMLAH
BAIK SEDANG RUSAK
1. Meja siswa 183 - 25 158
2. Kursi murid 183 -
3. Meja guru/Kepala Sekolah 15 - 3 7
4. Kursi guru/Kepala Sekolah 3 - 4 7
5. Lemari 2 - 4 6
6. Rak buku 3 2 1 6
7. Papan tulis 6 0 0 6
8. Kursi tamu 1 1 - 1
9 Alat Band 1 - - 1
10. Alat Olahraga 2 set 1 set 2 set
11. Komputer 2 - - 2 unit
12. Laptop 3 unit - 2 5 unit
13. TV 2 unit - - - buah
14. VCD - - 1 1 buah
15. Sound system - - - - set
16. LCD - - - - buah
6
E. WAKTU PENYELENGGARAAN PLK-S
PLK-S dilaksanakan selama Semester Ganjil (VII) Tahun Akademik 2016/2017. Waktu
penyelenggaraan dimulai tanggaal 08 Agustus 2016 sampai 10 Desember 2016.
7
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH SISWA
Identifikasi peserta didik merupakan tingkat awal yang harus dilakukan oleh guru
pembimbing dalam menjalankan tugasnya. Sehingga program-program yang telah direncanakan
dapat terlaksana secara efektif dan efesien. Adapun maksud dan tujuan di lakukan
pengendentifikasian siswa adalah dalam rangka untuk mengumpulkan dan mendapatkan data
berbagai data dan keterangan yang berkenaan dengan siswa asuh. Dan selanjutnya berdasarkan
data dan keterangan inilah guru pembimbing dapat membuat program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
Menanggapi hal ini perlu kiranya pengindetifikasian masalah siswa agar bahan yang
diberikan oleh guru pembimbing tepat guna dan tapat sasaran, berikut ini dikemukan
8
anindentifikasi masalah yang ada telah penulis lakukan kepada siswa kelas VII A, SMP Kartini
II Batam.
1. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu bentuk metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan
struktur hubungan antara individu individu dalam suatu kelompok. metode ini sangat memiliki
peranan penting dalam pengukuran hubungan social siswa.
Tanggal :
Waktu : Kamis
2. Angket
Angket adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
membuat daftar pertanyaan secara tertulis dan lalu oleh narasumber (read : responden) akan diisi
dengan cara tertulis. Mahasiswa PLK-S memberikan Daftar Cek Masalah kepada siswa kelas
XII Gabungan yaitu didalamnya telah terdapat alternative jawaban yang telah ditentukan oleh
pembuat DCM. Teknis pengisiannya dengan memberi Contreng ( di bawah huruf S (Sangat
membutuhkan), C (Cukup Membutuhkan), dan huruf K (Kurang membutuhkan ).
Berdasarkan pengolahan angket yang disertakan pada lembar lampiran, maka dapat
disimpulkan materi – materi yang dipilih siswa kelas VII A SMP Kartini II Batam. Item
9
pernyataan yang paling banyak dipilih siswa adalah materi yang akan menjadi dasar dalam
pembentukan program oleh mahasiswa PLK-S bimbingan dan konseling.
Waktu : Jumat
10
B. IDENTIFIKASI MELALUI ANALISIS HIMPUNAN DATA
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Pelaksanaan Himpunan
Data ini bertujuan untuk mengungkap data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
peserta didik, masalah yang dimaksud adalah ,masalah yang berkenaan dengan masalah masalah
belajar ,masalah umum atau pun masalah kehidupan social.
Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan diatas maka penghimpunan data di SMP
Kartini II Batam diselenggarakan pada :
Waktu : Jumat
Tujuan : Menghimpun data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang
penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran
layanan.
Hasil : Data yang dihimpun mencakup data umum, data pribadi dan data keluarga. Data
selengkapnya dilampirkan (hasil identifikasi terlampir)
11
BAB III
PROGRAM LAYANAN KONSELING
A. PENYUSUNAN PROGRAM
Program adalah kata, ekspresi, atau pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu
kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan masalah yang
diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman sehingga dapat dieksesuksi oleh
komputer. Tugas Pokok guru yang terteraPada SK (PP Nomor 74/2008 dan peraturan bersama
Mendikbud dan kepala BKN No 03/V/PB/2010 dan No 14/2010) adalah menyusun program
bimbingan melaksanakan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan,analisis hasil pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan
tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tangung jawabnya.
Penyusunan program bimbingan dan konseling harus merujuk pada kebutuhan sekolah
secara dan lingkup bimbingan dan konseling di sekolah. Berkaitan dengan perencanaan program
12
layanan bimbingan dan konseling Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:28)
mengemukakan ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu:
1. analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
2. penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai
3. analisis situasi dan kondisi disekolah
4. penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
5. penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan
6. penetapan personel-personelyang akan melaksanakan kegiatan yang akan ditetapkan
7. persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan
8. perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.
13
dua semester.Untuk mengetahui rajin tidaknya siswa masuk sekolah kami melihat dari
absensi di kelas mereka pada semester satu ini.
Dari pelaksanaan assesmen dan observasi di lapangan maka dapat kita ketahui keadaan
peserta didik yang menjadi siswa asuh . Sehingga dapat di jadikan acuan untuk membuat
program pelaksanaan lapangan di sekolah .Penyusunan program di SMP Kartini II batam di
bantu oleh guru pamong . Disesuaikan dengan berbagai pengalaman masalah yang sering
muncul di sekolah tersebut. Sehingga di harapkan program sesuai dan tepat sasaran.
Penyusunan program tidak lepas pula dengan bantuan dosen pembimbing yang turut
mengarahkan program dan dapat di laksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah
tersebut. Program layanan bimbingan dan konseling di susun selama dua bulan yang di
jabarkan dalam program - program bulanan dan minguan serta harian .( hasil penyusunan
terlampir ).
1. Format layanan
a. Format individual
format kegiatan bimbingan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan dan
melayani sesuai kebutuhan
b. Format kelompok
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui
suasana dinamika kelompok ,format ini memungkin kandilakukan akses yang lebih
intesif terhad abyek obyeknya.
c. Format klasikal
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta didik dalam satu kelas
d. Format lapangan
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
didik melalui kegiatan diluar kelas atau lapangan
14
e. Format pendekatan khusus
format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik
melalui pendekatan kepada pihak pihak yang dapat memberikan kemudahan.
2. Materi Program
Materi program memuat bahan bahan ajar atau informasi yang akan diberikan
kepada peserta didik. Materi program yang akan dilaksanakan selama PLK-S diberikan
berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi dan himpunan data yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya. Program pelayanan konseling dilakukan 1 (satu) semester yang diberikan
kepada 34 peserta didik atau siswa binaan. adapun materi yang ditetapkan ,layanan yang
ditetapkan dalam pelaksanaan PLK-S ini meliputi :
NO JENIS LAYANAN JUDUL MATERI
1 Layanan orientasi 1. Pengenalan BK
2 Layanan informasi 1. Tugas perkembangan remaja
2. Mengenal multiple intelligence (keberagaman
kecerdasan, talenta, bakat alami)
3. Kesehatan : Menjaga kesehatan alat reproduksi
4. Sopan santun dalam perkataan perbuatan dan
budayakan
5. Kesehatan : Membiasakan hidup sehat melalui
aktivitas jasmani
6. Menumbuhkan sikap empati terhadap sesama
mahkluk hidup
7. Kompetitif : Berani bersaing secara positif.
8. Kedisiplinan : Mengikuti tata tertib sekolah dengan
baik
3 Layanan penempatan dan 1. pengaturan tempat duduk siswa.
penyaluran 2. pembentukkan kelompok belajar
3. Pembentukan kelompok layanan BK
4 Layanan penguasaan konten 1. Cara beretika dan berbicara dgn orang yg berbeda (
Guru, Orang tua, teman, adik dll)
15
2. Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari (di rumah, di
sekolah atau di luar rumah)
3. Mengatur dan Memanfaatkan waktu senggang
5 Layanan bimbingan kelompok 1. Sikap terhadap perilaku bullying
2. Memahami perbedaan setiap individu
3. Tips bergaul atau bersahabat yang baik
4. Melatih kepercayaan diri
5. Menghadapi mata pelajaran yang tidak disukai
6 Konseling individual Sesuai masalah yang di hadapi oleh individu
7 Layanan konseling kelompok Sesuai masalah yang di hadapi oleh individu
8 Layanan konsultasi Sesuai dengan kondisi (insidental)
9 Layanan mediasi Sesuai dengan kondisi (insidental)
16 Layanan advokasi Sesuai dengan kondisi (insidental)
C. PENJABARAN PROGRAM
Program yang dilakukan selama PLK-S ini sesuai dengan apa yang dituliskan dalam
program bulanan dan mingguan (sebagai mana terlampir ).
16
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
a. Layanan orientasi
Kegiatan pertama kali dilaksanakan dalam pelaksanan PLK-S adalah
menyelenggaralkan layanan orientasi sebagai kegiatan pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu, Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai,
17
yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.Adapun rincian pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Perkenalan BK
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 08 Agustus 2016
Pukul : 07.15 - 08.10
Tempat : Ruangan kelas
Layanan orientasi dimulai dengan perkenalan mahasiswa PLK-S dengan siswa
asuh kelas VII A serta penyampaian tujuan layanan orientasi dengan topic pengenalan
BK. Tujuan layanan adalah agar siswa mampu mengenal BK dengan lebih jelas dan dapat
memanfaatkan setiap layanan BK dengan baik, sehingga siswa dapat berkembang secara
optimal.
Pemberian materi dengan topik pengenalan BK berjalan dengan lancar.Siswa
mampu memahami dan antusias dalam penyelenggaraan layanan ini.Diakhir layanan
pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
b. Layanan informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.Layanan
informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
1. Adapun rincian pelaksanaan layanan informasi yang pertama diberikan adalah
sebagai berikut :
Topik : Tugas perkembangan remaja
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 29 Agustus 2016
Pukul : 08.10 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas
18
Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking untuk menyegarkan
suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pelaksanan
mengemukakan tujuan topic layanan yaitu agar siswa mampu mengetahui dan memahami
tugas perkembangan remaja sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tugas perkembangan remaja.
Pada saat pelaksanaan layanan kondisi kelas berjalan secara kondusif.Kondisi ini
terlihat saat siswa mampu bertanya dan memberikan pendapat terkait materi yang sedang
disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi
layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi
dengan baik.
2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kedua sebagai berikut :
Topik : Mengenal Multipel intelegensi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 15 Agustus 2016
Pukul : 08.55 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas
Pada saat awal pelaksanaan layanan mengalami kendala karena siswa baru saja
melakukan olahraga diluar kelas sehingga masih banyak diataranya yang belum
mengganti baju.Pelaksanan memberikan kesempatan untuk siswa melakukan ganti
baju.Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan dari
pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa.Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengenal multiple intelegensi ini
diberikan agar siswa mampu memahami dan mengetahui kecerdasan yang ada di dalam
diri masing – masing individu, sehingga siswa dapat menyalurkan kecerdasan yang
mereka miliki secara tepat.
Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
19
3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang ketiga sebagai berikut
:
Topik : Menjaga kesehatan alat reproduksi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 05 September 2016
Pukul : 08.10 – 09.40
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan informasi dengan topik menjaga kesehatan alat reproduksi di mulai dengan
melakukan ice breaking. Ice breaking ini dilakukan agar siswa dapat bersemangat
kemmbali, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pemateri
menyampaikan tujuan dari pemilihan topik menjaga kesehatan alat reproduksi.Tujuan
dari topic tersebuat adalah agar siswa mengetahui bagaimana menjaga kebersihan alat
reprodusi pada remaja yang mulai mengalami pubertas, sehingga siswa dapat menjaga
kesehatan alat reproduksi dengan baik dan tidak mengalami kekeliruan.
Selama pelaksanaan layanan siswa kelas VII A antusias dalam menerima materi yang
disampaikan.Terlihat dari keaktifan siswa mendengan, bertanya dan mengemukakan
pendapat seputar materi yang disampaikan.Akhir dari pelaksanaan layanan adalah
pemateri menanyakan seputar pemahaman siswa setelah mengikuti layanan.Hasilnya
siswa mampu berpendapat sesuai dengan materi yang disampaikan.
4. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang keempat sebagai
berikut :
Topik : Sopan santun dalam perkataan, perbuatan dan budayakan
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 26 September 2016
Pukul : 10.40 – 11.35
Tempat` : Ruang kelas VII A
Layanan informasi dengan topic sopan santun dalam perkataan dan perbuatan tidak
dapat terlaksana sesuai dengan program yang telah dibuat karena libur nasional.
5. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kelima sebagai berikut
:
Topik : Membiasakan hidup sehat dengan aktivitas jasmani
20
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 03 Oktober 2016
Pukul : 08.45 – 09.15
Tempat` : Ruang kelas VII A
Layanan informasi dimulai dengan melakukan ice breaking untuk menyegarkan
suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk.Setelah itu pelaksanan
mengemukakan tujuan topik layanan yaitu agar siswa mampu membiasakan hidup sehat
dengan melakukan aktivitas jasmani.Pemateri menyampaikan pengertian hidup sehat dan
macam – macam aktivitas yang dapat dilakukan siswa untuk menunjang kebugaran
tubuh.
Pada saat pelaksanaan layanan mengalami sedikit hambatan karena keadan siswa
dikelas rebut. Akan tetapi pemateri dapat segera mengkondisikan siswa sehingga menjadi
kondusif kembali.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait
materi layanan yang disampaikan sebagai evaluasi dari layanan yang
diselenggarakan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan
baik.
6. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang keenam sebagai
berikut :
Topik : Menumbuhkan sikap empati kepada seluruh makluk hdup
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 10 Oktober 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruang kelas VII A
Pada saat awal pelaksanaan layanan mengalami kendala karena siswa masih
mengerjakan tugas mata pelajaran sebelumnya yang harus segera dikumpul. Pelaksanan
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya.Setelah itu pemateri memulai
kegiatan layanan informasi dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan dari
pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa. Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik menumbuhkan sikap empati kepada
seluruh makhluk hidup ini diberikan agar siswa mampu menunjukan perasaan peduli
kepada seluruh makhluk hidup baik itu manusia, hewan dan tumbuhan.Pemateri
21
mengemukakan pengertian empati, macam- macam empati kepada sesama makhluk
hidup serta manfaat bersikap empati.
Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan kondusif.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi, mengemukakan pendapat serta
bertanya mengenai materi yang disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan
pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu
berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
7. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang ketujuh sebagai
berikut :
Topik : Berani bersaing secara positif
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 07 November 2016
Pukul : 08.10 – 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan informasi dengan berani bersaing secara positif di mulai dengan melakukan
ice breaking. Ice breaking ini dilakukan agar siswa dapat bersemangat kemmbali,
menghilangkan kejenuhan dan rasa kantuk. Setelah itu pemateri menyampaikan tujuan
dari pemilihan topic berani bersaing secara positif. Tujuan dari topik tersebuat adalah
agar siswa mampu berkompetisi dalam hal positif dan dengan cara yang sportif.
Selama pelaksanaan layanan siswa kelas VII A antusias dalam menerima materi yang
disampaikan.Terlihat dari keaktifan siswa mendengar, bertanya dan mengemukakan
pendapat seputar materi yang disampaikan.Akhir dari pelaksanaan layanan adalah
pemateri menanyakan seputar pemahaman siswa setelah mengikuti layanan.Hasilnya
siswa mampu berpendapat sesuai dengan materi yang disampaikan.
8. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan informasi yang kedelapan sebagai
berikut :
Topik : Mengikuti tata tertib sekolah dengan baik.
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 01 Desember 2016
Pukul : 08.45 – 09.20
22
Tempat : Ruang kelas VII A
Pada awal layanan informasi ini dengan melakukan ice breaking sebagai peralihan
dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran siswa. Pemateri
menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengikuti tata tertib sekolah
denganbaik ini diberikan agar siswa lebih disiplin dalam mengikuti tata tertib yang
berlaku di lingkungan sekolah.Pemateri mengemukakan pengertian tata tertib, manfaat
tata tertib serta akibat melanggar tata tertib.
Proses pelaksanaan layanan berjalan dengan baik. Kondisi ini terlihat ketika siswa
antusias dalam mendengarkan penyajian materi, mengemukakan pendapat serta bertanya
mengenai materi yang disampaikan.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan
memahami isi materi dengan baik.
23
dibuat berdasarkan himpunan data yang telah diterima dan diolah oleh mahasiswa PLK-
S.
Pada awalnya kondisi siswa cukup rebut karena pemindahan tempat duduk. Akan
tetapi setelah diberi pemahaman siswa dapat mengerti dan menerima penempatan duduk
yang dilakukan mahasiswa PLK-S.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa serta kendala terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa mampu
berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang kedua
sebagai berikut :
Topik : Pembentukan kelompok belajar
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 06 September 2016
Pukul : 08.10 - 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A
Pada awal layanan penempatan dan penyaluran ini dengan melakukan ice breaking
sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan
pikiran siswa.Pelaksana menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan penempatan dan
penyaluran. Tujuannya adalah agar siswa dapat memanfaatkan kelompok belajar ini
sebagai media menambah pengetahuan, memudahkan dalam belajar, wadah berbagi
informasi, serta mampu meningkatkan penguasaan materi pembelajaran. Siswa dibagi
dalam 5 kelompok belajar, masing – masing kelompok berisi 6 orang.
Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan penyajian materi.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang ketiga
sebagai berikut :
Topik : Pembentukan kelompok layanan BK
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 17 Oktober 2016
24
Pukul : 11.05-11.35
Tempat : Ruangan kelas VII A
Layanan penempatan dan penyaluran ini dengan melakukan ice breaking sebagai
peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan suasana dan pikiran
siswa.Pelaksana menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan pembentukan kelompok
layanan BK. Tujuannya adalah agar siswa dapat memanfaatkan kelompok BK ini sebagai
wadah dalam mendapatkan layanan BK dan mempermudah pemberian layanan.
Pada saat pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar.Kondisi ini terlihat ketika
siswa antusias dalam mendengarkan mahasiswa PLK-S dalam membentuk dan
membagikan kelompok.Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait
materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami
fungsi dan kegunaan dari layanan penempatan dan penyaluran yaitu pembentukan
kelompok.
25
memperagakan ketika berhadapan dengan orang yang berbeda. Diakhir layanan
pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
2. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang kedua
sebagai berikut :
Topik : Mengatur jadwal kegiatan sehari – hari.
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 19 September 2016
Pukul : 08.10 – 08.45
Tempat : Ruang kelas VII A
Pada saat awal pelaksanaan layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan
ice breaking sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan
suasana dan pikiran siswa.Pemateri menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik
mengenai cara mengatur jadwal sehari – hari ini diberikan agar siswa mampu
memanagemen kegitan sehingga lebih terorganisir dan kegiatan – kegiatan tersebut dapat
terlaksana secara optimal sesuai dengan rencana. Siswa diberikan penjabaran tahap –
tahap membuat jadwal.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara aktif dan beberapa diantaranya
menanyakan kepada pemateri tentang tahap – tahap yang kurang dimengerti.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
3. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang ketiga sebagai
berikut :
Topik : Mengatur dan memanfaatkan waktu
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 11 Oktober 2016
Pukul : 08.10 – 08.55
Tempat : Ruangan kelas VII A
26
Layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan ice breaking Ice breaking ini
dilakukan agar siswa dapat bersemangat kemmbali, menghilangkan kejenuhan dan rasa
kantuk.Setelah itu pemateri menyampaikan tujuan dari pemilihan topic mengatur dan
memanfaatkan waktu.Tujuan dari topic tersebuat adalah agar siswa mengetahui
bagaimana memanajemen waktu dengan baik sehingga waktu dapat digunakan secara
maksimal dan optimal.. Siswa diberikan penjabaran tahap – tahap pengaturan waktu.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias.Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan.Hasilnya siswa
mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
4. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan layanan penguasaan konten yang keempat
sebagai berikut :
Topik : Memelihara fasilitas umum dan pribadi
Sasaran : VII A
Tanggal pelaksanaan : 01 November 2016
Pukul : 08.55-09.40
Tempat : Ruang kelas VII A
Pada saat awal pelaksanaan layanan penguasaan konten dimulai dengan melakukan
ice breaking sebagai peralihan dari pelajaran sebelumnya yang dapat menyegarkan
suasana dan pikiran siswa. menyampaikan tujuan pelaksanaan layanan. Topik mengenai
memelihara fasilitas umum dan pribadi ini diberikan agar siswa mampu menjaga fasilitas
umum dan pribadi. Siswa diberikan penjabaran bagaimana memelihara fasillitas umum
dan pribadi dengan baik.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara aktif dan beberapa diantaranya
menanyakan kepada pemateri tentang tahap – tahap yang kurang dimengerti. Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat dan memahami isi materi dengan baik.
27
e. Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman
dan pengembangan.
1. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
Topik : Sikap terhadap perilaku bullying
Sasaran : Kelompok 1 VII A
Tanggal pelaksanaan : 16 Agustus 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Taman sekolah
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan kondusif. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagi informasi terkait topik yang sedang dibahas.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
28
Sasaran : Kelompok 2 VII A
Tanggal pelaksanaan : 20 September 2016
Pukul : 12.55 – 13.40
Tempat : Ruangan BK
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Salah satu peserta
Bkp mengambil alih dan membuat BKp menjadi sesi curhat. Akan tetapi ketua Bkp
mampu mengatur kembali jalannya BKp sehingga kembali pada pembahasan topik awal.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
29
ditentukan oleh ketua Bkp. Topik kali ini tips bergaul dan bersahabat dengan baik.
Tujuan pemilihan topic agar siswa dapat menjalin keakraban dengan teman secara baik.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informai terkait topik yang sedang dibahas.Diakhir
layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Beberapa peserta
BKp masih ada yang malu- malu dalam berbicara. Akan tetapi ketua Bkp mampu
mengajak peserta Bkp untuk aktif. Sehingga kegiatan Bkp menjadi lebih bersemangat.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.Siswa juga mampu merasakan bagaimana
30
menyenangkannya mengemukakan pendapat didalam foru tanpa perasaan malu – malu
lagi.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informasi terkait topik yang sedang dibahas.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan.Hasil dari kegiatan Bkp ini siswa mampu berpendapat, memahami serta
memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
31
untuk pengentasan dan advokasi. Layanan konseling perorangan dilaksanakan mahasiswa
PLK-S di sekolah SMP Kartini II Batam berjumlah 10 kasus, Adapun rincian
pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang pertama adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Berprasangka buruk
Sasaran layanan : HCM
Tanggal pelaksanaan : 22 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK
32
2. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kedua adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Mengalami bullying
Sasaran layanan : MP
Tanggal pelaksanaan : 19 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK
Dalam memulai hubungan awal antara pelaksana layanan dengan klien, pelaksana
layanan berupaya menghantarkan klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman.
dalam hubungan awal ini pelaksana layanan dan klien mempunyai pemahaman dan
persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan proses konseling antara
pelaksana layanan dengan klien dalam rangka nantinya konseli dapat mengentaskan
masalah yang dihadapinya secara mandiri. MP memiliki keinginan sendiri untuk
melakukan konseling sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk
menceritakan masalah yang sedang klien hadapi. Masalah MP adalah klien memiliki
permasalahan dengan salah satu temannya di sekolah, permasalahan MP adalah dia tidak
mampu membela ataupun melawan saat diri sedang di ejek ataupun dilecehkan. Konseli
merasa takut saat ingin melawan.
Dalam usaha yang dilakukan pelaksanan layanan dalam membantu klien mengambil
keputusan untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya adalah dengan
memberikan pelatihan sikap asertif kepada MP agar konseli mampu tegas dan
menghadapi temannya. Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa
permasalahan yang dialami klien sudah mulai berkurang, dan tampaknya dinamika dalam
diri konseli sudah mulai hidup kembali yang ditandai dengan mimik wajah, konseli
memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang
dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan
dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang dihadapinya.
33
Tanggal pelaksanaan : 06 September 2016
Tempat : Ruangan BK
34
Tempat : Ruangan BK
35
sehingga penstrukturan berjalan lebih mudah dan klien siap untuk menceritakan masalah
yang sedang klien hadapi dengan sukarela. Masalah RAP adalah merasa kesal dengan
keponakannya karena barang RAP seing diminta oleh keponakannya
Setelah RAP mengemukakan masalah pelaksana layanan dalam membantu klien
pengambilan keputusan untuk meyelesaikan permasalahan yang dialaminya adalah
mengubah perasaan kesal berupa kegoisan sindi menjadi sikap empati dan mau berbagi
kepada orang lain. Pelaksana layanan juga menyampaikan jika barang tersebut banyak
maka tidak ada salahnya untuk diberikan pada ponakannya dan jika barang tersebut
hanya satu maka disimpan saja, tidak perlu dipamerkan sehingga tidak menimbulkan rasa
ingin memiliki pada ponakannya.
Setelah proses konseling yang dilakukan maka konseli memperoleh pemahaman
baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli
mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam
mengentaskan masalah yang dihadapinya.
36
tanda tugas perkembangan. Pelaksana layanan juga memberikan arahan terkait menjaga
kebersihan alat reproduksi pada remaja, Pelaksana layanan juga memberikan arahan
bagaimana menghadapi menstruasi.
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa konseli mulai lega
ditandai dengan mimik wajah, konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang
keadaan dirinya dan permasalahan yang dialaminya dan konseli mempunyai rencana dan
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.
37
komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah yang
dihadapinya.
38
Topik masalah : Kesulitan dalam menerima pelajaran
Sasaran layanan : MRA
Tanggal pelaksanaan : 15 November 2016
Tempat : Ruangan BK
10. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan yang kesepuluh adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Malas dalam belajar
Sasaran layanan : PGP
Tanggal pelaksanaan : 13 Desember 2016
39
Tempat : Ruangan BK
40
Sasaran layanan : AF, WK, SF, NFW, PM, KRH, HCM, S,
Tanggal pelaksanaan : 11 Agustus 2016
Tempat : Ruangan BK
Pada awal penyelenggara layanan membuka kegiatan dengan pembacaan salam dan
berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking” sebagai
pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian wawasan
seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi yang
sedang dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu permasalahan
berkenaan dengan menjaga kesehataan saat menstruasi. Kemudian setiap anggota
kelompok membahas bagaimana menjaga kesehatan saat menstruasi.
Selama layanan Secara keseluruhan, pelaksanaan layanan ini dapat dikatakan lancar.
Siswa sudah aktif mengemukakan pendapatnya walaupun tidak tertib (asal berbicara
saja), dan akhirnya bisa diatasi Pk. Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman
siswa terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat,
memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
41
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu mengurangi intensitas
bermain game online. Kemudian setiap anggota kelompok membahas bagaimana
mengurangi intensitas bermain game online.
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. Beberapa peserta
Kkp masih ada yang malu- malu dalam berbicara. Akan tetapi PK mampu mengajak
peserta Kkp untuk aktif. Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa
terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat,
memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
Pada awal penyelenggara layanan membuka kegiatan dengan pembacaan salam dan
berdoa. Kemudian Pk memberikan permainan dengan model “ice breaking” sebagai
pengakraban dan penghangatan anggota kelompok, dilanjutkan pemberian wawasan
seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi yang
sedang dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu dampak menonton
video porno Kemudian setiap anggota kelompok membahas dampak menonton video
porno
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar. Kondisi ini terlihat
ketika siswa mampu mengikuti kegitan secara antusias dan aktif, siswa mampu
menyampaikan pendapat dan berbagai informasi terkait topik yang sedang dibahas.
Diakhir layanan pelaksana menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang
disampaikan. Hasilnya siswa mampu berpendapat, memahami serta memberikan
kesimpulan terhadap topik yang dibahas.
42
4. Rincian pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok yang keempat adalah
sebagai berikut :
Topik masalah : Meningkatkan kepercayaan diri
Sasaran layanan : NI, HR1, NA, SN, RAP, RKM, CTJ, DRU
Tanggal pelaksanaan : 04 Oktober 2016
Tempat : Ruangan BK
43
wawasan seputar kegiatan Kkp yang akan dilaksanakan. Pelaksana layanan memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan masalah yang sedang
dialaminya. Masing-masing anggota kelompok mengemukakan pendapatnya dan
akhirnya dipilih satu permasalahan yang disepakati bersama yaitu Menyikapi perubahan
fisik setelah pubertas. Kemudian setiap anggota kelompok membahas bagaimana
menyikapi perubahan fisik setelah pubertas
Pada saat proses pelaksanaan layanan berjalan dengan cukup baik. AK mampu
menyampaikan pendapat dan menerima pendapat dengan baik. Diakhir layanan pelaksana
menanyakan pemahaman siswa terkait materi layanan yang disampaikan. Hasilnya siswa
mampu berpendapat, memahami serta memberikan kesimpulan terhadap topik yang
dibahas.
h. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Pelaksanaan
layanan konsultasi di sekolah SMP Kartini II Batam dilaksanakan jika terjadi kondisi
yang harus menggunakan layanan ini( insidental). Pengertian konsultasi dalam program
BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua,
administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah
yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara
tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
i. Layanan Mediasi
44
sekolah SMP Kartini II Batam dilaksanakan jika terjadi kondisi yang harus menggunakan
layanan ini( insidental).
j. Layanan advokasi
1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan
memakai alat ukur atau instrument tertentu.Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling.Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu,
menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Pelaksanaan aplikasi instrumentasi yang dilaksakan di SMP Kartini II Batam
menggunakan sosiometri.Sosiometri berfungsi sebagai mengetahui hubungan social
didalam kelas, sosiometri juga sebagai pertimbangan dalam pemberian layanan.
45
2. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman. Pelaksanaan himpunan data di SMP
Kartini II Batam menghimpun data pribadi, data keluarga dan data belajar.Sosiometri
berfungsi sebagai mengetahui hubungan social didalam kelas, sosiometri juga sebagai
pertimbangan dalam pemberian layanan.
3. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran
atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya
melalui pihak yang lebih kompeten. Alih tangan kasus di sekolah SMP Kartini II Batam
tidak terlaksana karena kasus yang terjadi di sekolah masih dalam ranah bimbingan dan
konseling
4. Kunjungan rumah,
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah
klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.Kegiatan kunjungan rumah tidak dilaksanakan mahasiswa
PLK-S karena kasus yang terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan kunjungan
rumah.
5. Konferensi Kasus
Tujuan Umum Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Tujuan Khusus Diperolehnya gambaran
yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan yang dihadapi oleh
46
siswa.Dan terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi lebih mudah dan tuntas.
Kegiatan konferensi kasus tidak dilaksanakan mahasiswa PLK-S karena kasus yang
terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan kunjungan rumah.
6. Tampilan kepustakaan
Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan
belajar, dan karir/ jabatan.Tampilan kepustakaan tidak dilaksanakan mahasiswa PLK-S
karena kasus yang terjadi di sekolah SMP Kartini tidak memerlukan tampilan
kepustakaan.
BAB V
KEGIATAN KHUSUS
47
Kemampuan anggota.
Kualitas anggota.
Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan putrid.
Musyawara nama kelompok, tetapkan nama yang menarik dan bermakna, nama kota/
Negara/ tempat yang menarik dan semua anggota kelompok menjadi bangga bila
nama itu disebut.
b. Tempat belajar
Tempat penyelanggraan KKB diantarannya :
Di rumah anggota dengan diatur bergiliran.
Di ruang kelas pada sore hari.
Di tempat lain yang memenuhi syarat antara lain adanya meja, kuris, penerangan
dan kenyamanan.
c. Persiapan belajar
Agar KKB benar – benar bermanfaat, setiap anggota wajib menyiapkan bahan – bahan
dan alat – alat belajar. Bahan dapat berupa soal – soal yang akan diselesaikan PR, tugas –
tugas yang akan dilaporkan hasilnya dab sebagainnya. Alat – alat dan sumber belajar
sepeti buku refrensi dan kamus harus pula disiapkan.
d. Pengantar bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang anggota, untuk membuka
suatu pertemuan dan menyebutkan apa yang akan dibahas agar tujuan KKB tidak
menyimpang. Pembuka pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
e. Waktu belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan waktunya/ jam berapa. Setiap
anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati. Lama pelaksanaan bias 1,5
jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan
digunakan untuk bergurau dan mengobrol.
f. Cara pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantarannya :
Membahas dan menyelesaikan soal.
Tanya jawab.\
Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.
48
Mencatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas dan lain – lain.
2. Smart Quran
Smart quran adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, dan kegiatan),(Fajri dan
senja, 2005:594). SMP Kartini II Batam memiliki tujuan peningkatan kemampuan membaca
dan menulis Al-Qur‟an, memahami isi bacaan membaca, memahami dan melafadzkan
jumlah huruf dalam Al-Qur‟an (Muhammad Anwar, 1988:5).Untuk dapat memahami dan
melafadzkan Al-Qur‟an dengan baik dan benar perlu proses pembelajaran yang efektif dan
memerlukan kesadaran, praktek, pengalaman dan latihan bukan karena secara kebetulan
(Nana Sudjana, 1990:5)
Kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik SMP Kartini II Batam terdiri dari 3 (tiga)
aspek yaitu :
a. Aspek Membaca
Kompetensi bimbingan Tahun pada aspek kemampuan membaca Al-Qur’an. Standar
kompetensi yang dikembangkan melalui smart Quran tidak hanya mampu membaca
ayat-ayat yang ada tetapi juga diharapkan dapat membaca ayat-ayat yang ada dalam Al-
Qur’an di luar SK.KD tersebut.Sementara dua kompetensi lainnya yakni kemampuan
menjelaskan arti, dan menampilkan perilaku diperoleh melalui proses pembelajaran
tatap muka di kelas atau kegiatan intrakurikuler.
b. Aspek Menulis
Kompetensi menulis merupakan salah satu aspek yang juga harus dimiliki oleh peserta
didik di SMP Kartini II Batam. Kompetensi menulis yang dimaksud, minimal peserta
didik mampu menulis dengan cara menyalin ayat Al-Quran dengan baik dan benar
sesuai kaidah penulisan huruf Arab atau kaligrafi dengan standar Khat Naskhi.
Seorang peserta didik, dapat dikatakan telah mencapai kompetensi menulis Al-Quran
apabila ia telah dapat menulis ayat-ayat Al-Quran dengan baik dan benar dengan tulisan
standar Khat Naskhi.
c. Menghapal
Setelah para peserta didik pandai membaca dan menulis Al-Qur’an, maka sebaiknya
para peserta didik juga diajari dan dibimbing untuk bisa menghafal surat-surat atau
ayat-ayat pilihan dalam Al-Qur’an. Setidaknya surat/ayat-ayat pilihan dan surat-surat
49
pendek yang terdapat dalam Juz’amma. Ini penting sekali, mengingat ada harapan besar
di kemudian hari peserta didik SMP Kartini II Batam ini mampu menjadi imam shalat
fardlu baik untuk lingkungan teman sebayanya di sekolah, maupun imam shalat di
masyarakat.
3. Bimbingan teman sebaya
Pelaksanaan kegiatan khusus bimbingan teman sebaya di sekolah SMP Kartini II Batam
pada dasarnya merupakan suatu cara bagi para siswa belajar bagaimana memperhatikan
dan membantu teman-teman yang lain serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain bimbingan teman sebaya dapat juga dikatakan sebagai suatu ragam
tingkah laku membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu non profesional
untuk membantu orang lain dalam memberikan pertimbangan pemecahan masalah yang
dihadapinya. Secara umum tujuan BTS adalah membantu menyukseskan program
Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka mengoptimalkan perkembangan siswa.
BAB VI
PENUTUP
50
Bimbingan dan Konseling yang penulis laksanakan juga ditunjang oleh sarana
dan prasarana yang tersedia, yang meliputi adanya ruangan khusus untuk konseling.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam terlaksananya program bimbingan dan konseling yang
telah direncanakan adalah tidak adanya jam khusus untuk bimbingan konseling.
sehingga mahasiswa PLK-S sedikit kesulitan dalam menjalankan program.
c. Upaya mengatasinya
Upaya mengatasi hambatan tidak adanya jam khusus adalah memanfaatkan jam
kosong jika guru mata pelajaran berhalangan masuk dan membentuk kelompok
bimbingan konseling yang secara bergantian diberikan layanan disela – sela jam
istirahat maupun pulang sekolah.
C. SARAN-SARAN
a. Agar guru pembimbing senantiasa meningkatkan kerja sama dengan personil
sekolah yang lain, seperti guru mata pelajaran, wali kelas, Pembina osis, guru piket
serta tatausaha. Sehingga program yang telah direncanakan mendapat dukungan dari
berbagai pihak di sekolah.
b. Diharapkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan layanan BK untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang mereka alami baik masalah umum maupun
khusus ataumasalah yang sangat mempribadi serta masalah belajar. Sehingga apa
yangdiharapkan dapat tercapai dengan baik.
c. Rasa terima kasih banyak kepada guru pamong yang telah mendukung kami, dan
membantu kami selama PLK-S di sekolah. Juga kepada Dosen DPL terima kasih
atas bimbingan yang telah diberikan.
d. Mahasiswa yang mengikuti PLK-S harus benar-benar mempersiapkan diri
dengan berbagai wawasan dan keterampilan dalam memberikan layanan kepada
siswa karena permasalahan yang muncul di lapangan terkadang berbeda dengan teori
yang dipelajaridi bangku kuliah
e. Kami harapkan kepada Prodi BK untuk dapat lebih memberikan kemudahan
dalam prosedur teknis pelaksanaan PLK-S
51
52