BAB I
PENDAHULUAN
perubahan dalam diri seseorang. Tujuan akhirnya adalah agar seseorang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mewujudkan apa yang dicita-
sebagai pusat pendidikan secara formal. Selain di sekolah, tugas belajar siswa harus
Siswa harus mampu menjalankan tugas belajarnya tersebut dengan baik supaya
dapat memiliki hasil belajar yang baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa “hasil
disampaikan oleh guru. Hasil belajar merupakan output nilai yang berbentuk angka
atau huruf yang di dapat siswa setelah menerima materi pembelajaran melalui
sebuah tes atau ujian yang di sampaikan guru. Dari hasil belajar tersebut guru dapat
mencapai hasil belajar di kelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah segala faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
faktor eksternal adalah segala faktor dari luar diri siswa, diantaranya, lingkungan
sosial ekonomi keluarga dan sebagainya”. Dari berbagai faktor tersebut diantaranya
yang memiliki peran penting terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMK
Negeri 2 Bitung.
subjektif dan non kognitifnya agar dapat mengelola dan meningkatkan hubungan
motivasi dan kecakapan sosial mencakup empati dan membina hubungan. Selain
faktor kecerdasan emosional faktor lain yang berperan dalam meningkatkan hasil
sendiri tanpa bantuan orang lain. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara
baik akan memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar menurut Suryabrata
terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan hasil belajar siswa
selama masa tertentu”. Jadi, “hasil belajar adalah hasil usaha siswa selama masa
tertentu melakukan kegiatan. Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya
kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih
prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
(IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan hasil belajar
sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori
Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap
kata cerdas. Walaupun Emotional quotient (EQ) merupakan hal yang relatif baru
belajar dapat di tingkatkan melalui usaha sadar yang di lakukan secara sistematis
mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian di sebut dengan proses
belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil
belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif
yang relatif permanen pada diri orang yang belajar”. Sehubungan dengan pendapat
katakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukan adanya perubahan
tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain
efektif atau sikap, dan domain pisikomotor atau ketrampilan”. Sehubungan dengan
menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil
belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur
cara belajar dan berfikir seorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan
memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas
bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi ferbal, pengetahuan
dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang
sebagai pengumpul data yang di sebut dengan instrument penilaian hasil belajar.
Menurut Wahidmurni, dkk. (2010:28), instrument dibagi menjadi dua bagian besar,
5
yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006:155), memberikan
gambaran bahwa hasil belajar yang di peroleh dapat diukur melalui kemajuan yang
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur
sebelumnya”.
pembelajaran adalah hasil belajar yang tidak sesuai harapan dari guru yang
berharap bahwa siswanya akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar
yang baik itu menggambarkan bahwa seorang siswa telah menanggapi dan
mengerti terhadap materi-materi yang sudah di berikan oleh guru saat dalam proses
belajar yang tinggi, sedang atau rendah. Demiikian pula pada siswa SMK dengan
spesifikasi jurusan tertentu masih memiliki tingkat hasil belajar yang rendah dan
dalam hal pengetahuan dan bahkan dalam hal keterampilan sebagai siswa sekolah
kejuruan dan kurangnya hal-hal tersebut bisa membuat siswa tidak naik kelas
bahkan siswa-siswa tersebut tidak akan di terima di dunia industri nanti karena
juga berbeda-beda hasil belajar mereka ada yang tinggi, sedang atau bahkan ada
yang memiliki hasil belajar yang rendah. Hasil belajar dasar-dasar kelistrikan
berbentuk nilai yang diperoleh ketika anak mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Hasil belajar dasar-dasar kelistrikan adalah proses yang di lakukan siswa yang
atau rendahnya hasil belajar siswa itu berpengaruh pada proses pembelajaran siswa
yang di mana itu terjadi karena ada faktor-faktor yang tidak di miliki oleh seorang
siswa dan berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti
A. Identifikasi Masalah
lingkungan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan kecerdasan emosional dan
kemandirian belajar dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri
2 Bitung.
D. Rumusan Masalah
dan kemandirian belajar dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK
Negeri 2 Bitung”?
E. Tujuan Penelitian
Negeri 2 Bitung”.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu
adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana
siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Hasil belajar adalah
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan
11
dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5)
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
dinyatakandalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotor”.
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor
bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif
merupakan hasil usaha belajar yang dicapai siswa ditunjukkan dengan nilai tes
telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Seperti yang dikatakan oleh Winkel (2009:370) bahwa “proses belajar yang
tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap
pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Arikunto (2006:119)
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan hasil dari interaksi
bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
tertentu”.
1) “Faktor internal
13
Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi faktor
rohani).
membaringkan
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial yaitu gedung sekolah dan
seluruh ranah psikologis yang dapat mengungkapkan hal tersebut sangatlah sulit
dikarenakan beberapa perubahan hasil belajar ada yang bersifat intangible (tidak
dapat diraba), oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan diambil cuplikan
hasil belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan
berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena pengetahuan dan pemahaman
ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi. Tujuan dari
dan indikator-indikatornya adalah agar pemilihan dan pengunaan alat evaluasi akan
2. Dasar-Dasar Kelistrikan
kini telah menjadi baku sebagai dasar didalam ilmu kelistrikan. Dalam ilmu
kelistrikan ada beberapa besaran dasar yang sangat penting dan sangat dominan,
Teknik listrik (Teknik elektro) adalah salah satu bidang ilmu teknik
mengenai aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik dalam skala
langsung dengan ketersediaan sumber daya energi, transmisi energi dan dampak
listrik bekerja sama dengan insinyur dari area lain seperti teknik kimia, teknik
produksi berbagai macam produk dan jasa seperti sistem distribusi energi,
komputer pribadi, sistem satelit, radio genggam, sistem radar, mobil listrik,
jantung buatan, dan lain-lain yang melibatkan komponen listrik dan elektronik.
listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena
tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt (V) dan
a. Besaran-besaran listrik :
16
Tegangan Listrik, merupakan perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
Arus Listrik, adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu.
Gaya Gerak Listrik ( GGL ), merupakan besarnya energi listrik yang berubah
menjadi energi bukan listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui
sumber itu, atau kerja yang dilakukan sumber arus persatuan muatan.
Muatan Listrik, merupakan muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang
membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga
Kuat Medan Listrik, adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana
benda-benda bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau
Fluks Magnet, adalah ukuran total medan magnetik yang menembus bidang”.
induksi magnetik (B) dengan luas bidang yang tegak lurus pada induksi
magnetik tersebut.
Besaran Satuan
Arus (I) μA, mA, A
Tegangan (V) mV, V, kV,
Daya (P) mW, W, kW, MW
Resistansi (R) Ω, kΩ, MΩ
Induktansi (L) mH, H
Kapasitansi (C) pF, nF, μF, mF, F, kF
Frekuensi (f) Hz, kHz, MHz, GHz, TaHz
Panjang gelombang (λ) mm, cm, m
Tabel 2.2 Besaran listrik dan awalan untuk satuannya
18
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang
dilakukan per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan P. Mengikuti definisi ini
di mana
P = daya (watt)
W = Usaha (Joule)
t = waktu
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan/Hambatan/Beban (Ohm)
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt.
Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang
pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan
berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikro Ampere (μA) seperti di dalam
jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan
resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir
dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
20
3. Kecerdasan Emosional
Kedua pikiran pada umumnya bekerja saling melengkapi. Kedua kecerdasan ini
proses pikiran rasional dan pikiran rasional akan memperbaiki atau mungkin
pada kemampuan mengenali diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi
ternyata bekerja menjadi bawahan orang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengenali diri sendiri dan orang
lain, yang didalamnya termasuk aspek pengelolaan emosi, motivasi diri, empati
masalah pribadi.
2) Mengelola Emosi
kinerja yang tinggi pada berbagai bidang. Orang yang mampu memotivasi
diri sendiri akan cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apapun
4) Empathy
5) Membina Hubungan
Menghargai diri sendiri, kepercayaan diri dan harga diri merupakan hal
dan harga dirinya, berarti telah siap untuk meraih hal yang lebih besar dalam
hidup mereka. Kepercayaan dan harga diri yang tinggi akan menjadi modal
tolong menolong dan peduli pada sesamanya. Sifat saling tolong menolong,
peduli pada sesama dan menghargai orang lain merupakan sifat alami
3) Kesadaran responsif
Komponen kesadaran responsif yaitu sadar atas apa yang dirasakan, paham
4) Keberanian
kesulitan hidup, ketidakpastian atau rasa sakit. Berani tidak hanya terbatas
5) Kesuksesan autentik
sendiri namun berkaitan satu dengan yang lain sehingga untuk mencapai
dan sosial, aktualisasi diri dan orang lain, rasa bahagia dan optimis.
yang mengacu pada dasar yang dikemukakan oleh ahli. Goleman (2009: 58)
4. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar menurut Danim dan Kahiril (2010: 134) diartikan sebagai
belajar yang berbasis arah diri sendiri yang berfokus pada proses
inisiatif atas belajarnya sendiri. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara
25
2) Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap
gagasan-gagasan kreatif.
Berdasarkan berbagai pengertian dan definisi dari para ahli di atas, dapat
kesadaran diri dan tidak tergantung pada orang lain yang disertai dengan sikap
kewajiban belajarnya”.
26
Kemandirian belajar bukanlah sikap yang dapat dimiliki oleh siswa secara
langsung. Kemandirian belajar terbentuk melalui proses dan berbagai faktor yang
tidak dapat diwujudkan. Beberapa ahli telah melakukan riset untuk meneliti upaya-
kelompok.
belajar terprogram”.
3) Meningkatkan kefasihan
Siswa yang pintar akan memantau dan membenahi diri mereka sendiri.
Mereka paham ketika suatu makna telah hilang maka akan melakukan usaha
Belajar merupakan proses yang berlangsung tanpa batas waktu yang tak
pendampingan belajar yang dapat dilakukan baik oleh guru atau orang tua. Hal
siswa.
diantaranya adalah sebagai berikut: Penelitian dari Asri Nur Prihatin (2004)
dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas 2 Semester II SMA Negeri 3 Tegal
ada hubungan yang positif dan bermakana antara kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar kimia. Ada hubungan yang positif
dan bermakna antara kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar kimia. Ada
C. Kerangka Berpikir
diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan motivasi diri sendiri, dan
kelistrikan siswa tersebut akan meningkat begitu juga sebaliknya jika siswa
30
tidak memiliki kecerdasan emosional yang baik maka siswa tersebut akan sulit
belajar dasar-dasar kelistrikan siswa tersebut nanti akan meningkat, begitu juga
sebaliknya jika siswa tidak memiliki kemandirian belajar maka sulit untuk
meningkatkan hasil belajar karena dari diri siswa tersebut tidak dapat
dari diri siswa, karena “dalam diri siswa tersebut jika hanya ada kecerdasan
emosional sementara kemandirian belajar dalam dirinya tidak ada itu akan
berpengaruh pada hasil belajar nantinya, begitu juga sebaliknya. Hal itu
diperkuat juga oleh Clark (dalam Shabri, 2005: 48) mengemukakan bahwa hasil
belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dan kemandirian belajar. Oleh karena itu, dalam proses belajar kecerdasan
emosional dan kemandirian belajar menjadi poin penting untuk siswa agar dapat
D. Hipotesis Penelitian
Negeri 2 Bitung”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidak hubungan itu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
B. Paradigma Penelitian
yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab dalam penelitian, teori yang digunakan merupakan hipotesis,
jenis dalam jumlah hipotesis dan teknik analisis statik yang digunakan” (sugiyono,
𝑋1
R 𝑟1
Y
𝑟2
𝑋2
X2 = kemandirian belajar
Y = Hasil belajar
terdiri dari kecakapan diri meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan
33
c. Hasil belajar (Y) yaitu merupakan suatu hasil yang di peroleh siswa setelah
maupun kalimat”.
1. Populasi
2. Sampel Penelitian
Berjumlah 30 siswa.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner
2. Instrumen Penelitian
likert dengan empat alternatif jawaban dengan gradasi dari sangat setuju sampai
35
sangat tidak setuju. Sistem penskoran yang digunakan untuk pernyatan positif
(favorable) yaitu:
emosional terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi, empati
yang tepat
Menentukan media belajar 15,16,17 18
Kemandirian Metode sesuai dengan
37
Materi 19,20 -
Belajar Menentukan
Metode sesuai dengan
metode
Kebutuhan 21,22 23
belajar
Metode sesuai dengan
Tujuan 24,25 26
Evaluasi Evaluasi terhadap nilai 27,28 29
Evaluasi terhadap hasil
kemajuan kerja 30
belajar
Agar data yang diperoleh akurat maka diperlukan alat pengukur yang tepat.
Dalam penelitian sangat dibutuhkan alat ukur yang sesuai dengan apa yang hendak
diukur. Alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
a. Perhitungan Validitas
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti. Pengujian validitas ini diukur dengan metode korelasi product
Keterangan:
n = jumlah responden
b. Perhitungan Reliabilitas
mengungkapkan data yang bisa dipercaya dan sesuai dengan kenyataan yang
berikut:
𝑘 2𝑏
𝑟11 = 1=
( 𝑘 1) 2𝑏
2
b : Jumlah varian
Varians instrumen (Arikunto, 2002: 171 Hasil uji reliabilitas diketahui, pada
instrumen kecerdasan emosional diperoleh koefisien alpha sebesar 0,942 dan pada
karena nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6, maka instrumen penelitian
a. Perhitungan Normalitas
Kriteria yang digunakan jika signifikansi hasilperhitungan lebih besar dari 0,05,
pada taraf signifikansi 5%, maka sebaran datanya berdistribusi normal. Apabila
signifikansi hasil perhitungan lebih kecil dari dari 0,05, maka sebaran datanya
b. Perhitungan Linieritas
bebas dan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Perhitungan linieritas
dengan tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila F hitung < F tabel maka
hubungannya linier. Sedangkan jika F hitung > F tabel maka hubungannya tidak
linier
2. Analisis data
kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa kelas X Jurusan Elektro di SMK
n XY X Y
rxy
n X 2
X
2
n Y 2
Y
2
Arti unsur-unsur tersebut:
Rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor pada variabel X
Y = Skor pada variabel Y
X = Jumlah skor variabel X
Y = Jumlah skor variabel Y
X
2
= Jumlah dari kuadrat skor X
2
Y = Jumlah dari kuadrat skor Y
XY = Skor X kali skor Y
N = Jumlah subyek/sampel
sebagai berikut:
KP = r2 x 100%
siswa kelas X Jurusan Elektro di SMK Negeri 2 Bitung), maka hasil korelasi
r n2
thitung =
n r2
(hasil belajar siswa kelas X Jurusan Elektro di SMK Negeri 2 Bitung) yaitu dengan
r 2 x1 y r 2 x 2 y 2rx1 y
. rx 2 y
. rx1 x 2
Rx1.x2.y =
1 r x1 .x 2
2
”
Riduwan (2007:142)
R2
k
Fhitung =
1 R2
n k 1
Dimana:
Fhitung = Nilai Frekuensi yang dihitung
R = Nilai koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel bebas (independent)
n = Jumlah sampel.
Riduwan (2007:142
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data
emosional dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung;
siswa SMK Negeri 2 Bitung. Data penelitian Kecerdasan emosional (X1) dan
kemandirian belajar (X2) diperoleh dari hasil pengukuran melalui pemberian angket
43
kepada siswa dengan menggunakan skala likert serta hasil belajar dasar-dasar
kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung yang diperoleh dari hasil evaluasi belajar.
Hasil deskriptif data variabel kecerdasan emosional (X1) diperoleh nilai rerata
dan standar deviasi 79,83 ± 6,09 dengan skor maksimum dan minimum 90 ± 70 dan
data variabel kemandirian belajar (X2) diperoleh nilai rerata dan standar deviasi 78,83
± 6,39 dengan skor maksimum dan minimum 90 ± 70 serta data variabel hasil belajar
dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y) diperoleh nilai rerata dan
standar deviasi 79,83 ± 5,80 dengan skor maksimum dan minimum 90 ± 70, lebih
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Kecerdasan Emosional (X1), Kemandirian Belajar
(X2) dan Hasil Belajar Dasar-Dasar Kelistrikan Siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y)
Jenis Variabel
Kecerdasan Hasil
Statistik Kemandirian
Emosional Belajar
Belajar (X2)
(X1) (Y)
Subyek 30
Rerata 79,83 78,83 79,83
Standar deviasi 6,09 6,39 5,80
Skor Max 90 90 90
Skor Min 70 70 70
Sumber: Lampiran 7 (Pengolahan Data Melalui Program Excel)
44
50 Skor Min
40 Rerata
30 Standar Deviasi
20
10
0
Kecerdasan Kemandirian Hasil Belajar
Emosional (X1) Belajar (X2) Siswa (Y)
Data max = 90
Data Min = 70
Rentang = 20
= 5 atau 6
20
Panjang Kelas Interval = = 3,33 atau 4
6
Jumlah 30
12
Frekuensi 10
8
6
4
2
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
12
10
8
Frekuensi
6
4
2
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
Data max = 90
Data Min = 70
Rentang = 20
= 5 atau 6
20
Panjang Kelas Interval = = 3,33 atau 4
6
46
9
8
7
6
Frekuensi
5
4
3
2
1
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
9
8
7
6
Frekuensi
5
4
3
2
1
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
Data max = 90
Data Min = 70
Rentang = 20
= 5 atau 6
20
Panjang Kelas Interval = = 3,33 atau 4
6
14
12
10
Frekuensi
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
12
10
Frekuensi
0
69.5 73.5 77.5 81.5 89.5
Batas Kelas
variabel kecerdasan emosional (X1), variabel kemandirian belajar (X2) dan hasil
belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y) harus berdistribusi
normal. Adapun hasil pengujian normalitas data variabel kecerdasan emosional (X1),
kemandirian belajar (X2) dan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Variabel Kecerdasan Emosional
(X1), Kemandirian Belajar Siswa (X2) dan Hasil Belajar Dasar-Dasar Kelistrikan
Siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y)
Hasil Perhitungan
Taraf
nyata Ket
Jenis Variabel LO Lt
α
Berdistribusi
Kecerdasan emosional (X1) 0.1310 0.161
Normal
0,05
Berdistribusi
Kemandirian belajar Siswa (X2) 0.1590 0.161
Normal
49
emosional (X1), kemandirian belajar (X2) dan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan
siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y) berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Hasil
emosional (X) dan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung
(Y) berpola linier, hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung < Ftabel atau – 8,33 < 2.99, maka
data kecerdasan emosional rmempunyai hubungan yang linier dengan variabel hasil
belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung. Lebih jelasnya dapat
(X2) dan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y) berpola
linier, hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung < Ftabel atau – 8,33 < 2.99, maka data
kemandirian belajar rmempunyai hubungan yang linier dengan variabel hasil belajar
dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
dengan Y atau hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar dasar-
dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung) dan hipotesis kedua (analisis X2
dengan Y atau hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar
dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung). Sedangkan statistik uji multiple
correlation (korelasi ganda) digunakan untuk menguji hipotesis ketiga (analisis X1,
belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa
dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y) yaitu
= 0,83
emosional dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung,
koefisien korelasi nilai r hal ini menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat
antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK
kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung dalah sebesar 68,89% dan sisanya 31,11%
kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung, yaitu dengan menggunakan analisis statistik
Kriteria pengujian: jika t hitung > t tabel maka korelasi X1 dengan Y adalah
tersebut, ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 14,117 > 2.048 maka signifikan
artinya terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional (X1) dengan hasil
kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa S.;’
rumus:
n X 2 y - (X 2 )(y)
n
rx2y =
2
2
- 2 2 ny 2 y 2
30 189550 - (2365) (2395)
0,692862672
30 x 187625 - (2365) 30 x 192175 - (2395)
2 2
= 0,69
belajar siswa dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung,
korelasi nilai r hal ini menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara kemandirian
belajar siswa dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung.
kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK
Negeri 2 Bitung dalah sebesar 47,61% dan sisanya 52,39% ditentukan oleh variabel
lain.
Y atau antara kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan
siswa SMK Negeri 2 Bitung, yaitu dengan menggunakan analisis statistik uji – t dengan
Kriteria pengujian: jika t hitung >t tabel maka korelasi X2 dengan Y adalah
tersebut, ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 6,969 > 2.048 maka signifikan
artinya terdapat hubungan signifikan antara kemandirian belajar siswa (X2) dengan
= 0,77
siswa adalah sebesar 59,29% dan sisanya 40,71% ditentukan oleh variabel lain.
Y atau antara kecerdasan emosional dengan kemandirian belajar siswa (X2), yaitu
Kriteria pengujian: jika t hitung >t tabel maka korelasi X1 dengan X2 adalah
tersebut, ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 10,008 > 2.048 maka signifikan
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini terdapat hubungan kecerdasan
emosional dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar
dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung. Jadi untuk menguji hipotesis
R2
k
Fhitung =
1 R2
n k 1
56
= 2 dan 27
Cara mencari Ftabel yaitu angka 2 sebagai angka pembilang dan angka 27 sebagai
R2
k
Fhitung =
1 R2
n k 1
Sebelum menghitung Fhitung maka terlebih dahulu di cari Rx1x2y atau rumus
Dari hasil korelasi kemudian dimasukkan pada rumus korelasi ganda (R)
dengan rumus:
r 2 x1 y r 2 x2 y 2(rx1 y )( rx 2 y )( rx1 x2 )
Rx1x2y =
1 r 2 x1 x2
1,165 0,881958
=
0,4071
0,283042
=
0,4071
= 0,69526406
= 0,833824959
= 0,83 (dibulatkan)
58
belajar siswa dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung
melalui rumus:
R2
k
Fhitung =
1 R2
n k 1
0,832
2
=
1 0,83 2
30 2 1
0,6889
= 2
1 0,6889
27
0,34445
=
0,3111
27
0,34445
=
0,01152222
= 29,89441271
Ftabel = 3,35. Jadi Fhitung lebih besar dari Ftabel, yaitu Fhitung = 29,89 > Ftabel = 3,35.
Sesuai dengan kriteria pengujian jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti
untuk variabel kecerdasan emosional (X1), kemandirian belajar siswa (X2) dan hasil
berikut:
dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung, didapat besarnya koefisien korelasi (r)
= 0.83, berdasarkan tabel interprestasi koefisien korelasi nilai r hal ini menunjukkan
tingkat hubungan yang sangat kuat antara kecerdasan emosional dengan hasil
Negeri 2 Bitung) adalah sebesar 68,89% dan sisanya 31,11% ditentukan oleh
variabel lain.
Hasil ini menunjukkan bahwa 68,89% hasil belajar ditentukan oleh faktor
kemampuan untuk menggali dan mengenali diri sendiri dan orang lain dengan
emosi, mengelola emosi, dan motivasi dan kecakapan sosial mencakup empati dan
membina hubungan. Apabila siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik maka
dalam proses pembelajaran dasar-dasar kelistrikan siswa akan terlibat secara aktif
dan termotivasi serta mampu untuk menjalin hubungan sosial sesama teman
sehingga nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
pula dibuktikan dari hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa terdapat hubungan
kelistrikan siswa SMK Negeri 2 Bitung (Y), hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung =
Hasil analisis hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar
korelasi = 0,69, berdasarkan tabel interprestasi koefisien korelasi nilai r hal ini
menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara kemandirian belajar siswa dengan hasil
kemandirian belajar siswa terhadap Hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK
Negeri 2 Bitung dalah sebesar 47,61% dan sisanya 52,39% ditentukan oleh variabel lain.
Hasil ini menunjukkan bahwa 47,61% hasil belajar ditentukan oleh faktor
dan mencapai keberhasilan belajarnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Siswa
dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu melakukan
tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Apabila siswa memiliki
kelistrikan siswa akan terlibat secara aktif dan termotivasi dalam belajar sehingga
nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini pun dari
kemandirian belajar siswa (X2) dengan Hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa
SMK Negeri 2 Bitung (Y), hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung = 6,969 lebih besar
belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa
SMK Negeri 2 Bitung tergolong sangat kuat yakni sebesar 0,83. Kontribusi secara
belajar siswa) terhadap Y (hasil belajar dasar-dasar kelistrikan siswa SMK Negeri 2
Bitung) adalah sebesar 68,89% dan sisanya 31,11% ditentukan oleh variabel lain.
Hasil ini menunjukkan bahwa 68,89% hasil belajar ditentukan oleh faktor
kecerdasan emosional dan kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena faktor
korelasi dan berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu siswa
dituntut agar memiliki kecerdasan emosional dan kemandirian belajar dalam proses
terwujud.
SMK Negeri 2 Bitung), menunjukan besarnya diperoleh Fhitung = 29,89 dengan taraf
= 3,35. Jadi Fhitung lebih besar dari Ftabel, yaitu Fhitung = 29,89 > Ftabel = 3,35. Sesuai
dengan kriteria pengujian jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti terima Ha
yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kemandirian belajar siswa secara
Bitung.
63
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan maka
B. Saran
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan siswa, bahwa tinggi dan rendahnya hasil
siswa.