Anda di halaman 1dari 55

gigi anak

KEDOKTERAN

Disusun oleh:
PETUNJUK PRAKTIKUM
Dr. Arlette S. Setiawan, drg., Sp.KGA(K), M.Si
Ratna Indriyanti, drg., Sp.KGA(K)
Prof. Dr. Willyanti Soewondo, drg., Sp.KGA(K)

BAGIAN KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN


GRUP :

Nama Mahasiswa :……………………………………………..

Foto
NPM :……………………………………………..
3x4

Alamat :……………………………………………..
1
TATA TERTIB

1. Mahasiswa harus dating ke ruang praktikum 10 menit sebelum praktikum dimulai


2. Setelah masuk ruang praktikum tidak diperkenankan keluar ruangan kecuali atas ijin dosen
3. Mahasiswa harus menjaga kebersihan ruangan praktikum
4. Mahasiswa harus memakai jas lab dan tanda pengenal
5. Mahasiswa harus memelihara dan bertanggung jawab terhadap alat-alat praktikum
6. Mahasiswa harus menyiapkan:
a. Alat dasar: sonde pinset, kaca mulut, ekskavator
b. Mata bur ukuran kecil, kapas, alcohol
c. Alat tambal: stopper semen, stopper amalgam, spatel semen, burnisher, ash, matriks,
glasslab, lap peras
d. Alat cetak: rubber bowl, spatel alginate, sendok cetak
e. Kain putih untuk alas bekerja
7. Setiap langkah pekerjaan harus diperlihatkan kepada dosen
8. Bekerja harus menggunakan masker dan sarung tangan
9. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan tempat bekerja
10. Kehadiran praktikum harus 100%, jika berhalangan hadir harus melampirkan surat
keterangan
ANATOMI GIGI SULUNG 2

Gigi sulung memiliki karakteristik sebagai berikut yang


dapat dibedakan dengan gigi permanen:
1. Mahkota cembung dengan serviks yang jelas
2. Bidang oklusal sempit
3. Konstriksi serviks email
4. Email tipis
5. Tanduk pulpa lebih mendekati ke permukaan
oklusal
6. Saluran akar kecil
7. Kamar pulpa gigi sulung lebih lebar dengan dasar
pulpa yang tipis
8. Akar mengembang Sistem penomoran 2 digit dari FDI
9. Inklinasi prisma email mengembang ke oklusal dari
dendino enamel junction (DEJ), sedangkan pada
gigi permanen bagian 1/3 servikal arah mengarah
ke gingival
10.Gigi sulung mempunyai titik kontak proksimal yang
lebih lebar dan rata
3
LENGKUNG GIGI SULUNG

Lengkung gigi rahang atas maupun bawah


masing-masing dibagi menjadi dua bagian,
sehingga akan terbentuk 4 bagian, yang disebut
kuadran.

Pada geligi sulung, penamaan kuadran dimulai


dari kuadran 5 yang berjalan dari sisi kanan atas
ke kiri atas (kuadran 6), kiri bawah (kuadran 7),
dan berakhir di kanan bawah (kuadran 8).

Setiap kuadran terdiri dari 5 gigi:


1. Insisif sentral
2. Insisif lateral
3. Kaninus
4. Molar pertama
5. Molar kedua
4 OKLUSI GIGI SULUNG

1. Permukaan mesial insisif sentral RA dan RB sejajar satu sama


lain dengan garis median
2. Tepi insisal insisif lateral RA sedikit lebih ke servikal
dibandingkan tepi insisal insisif sentral RA
3. Tepi insisal insisif sentral dan lateral RB memiliki ketinggian yang
sama
4. Puncak cusp kaninus RA sejajar dengan tepi insisal insisif sentral
RA, sumbu panjang gigi sejajar dengan median line
5. Molar pertama RA beroklusi dengan 2/3 bagian distal molar
pertama RB serta 1/3 bagian mesial molar kedua RB
6. Molar kedua RA beroklusi dengan 2/3 bagian distal molar kedua
RB. Bagian distal molar kedua RA sedikit miring ke arah distal.
SUSUNAN OKLUSAL GIGI SULUNG 5

Bila dilihat dari arah oklusal, gigi sulung tersusun A


mengikuti lengkung gigi yang dibentuk 60o
B
berdasarkan garis bantuan sebagai berikut:
1. Garis A: menghubungkan permukaan bukal
gigi molar kedua dan pertama, membentuk
sudut 60o dengan garis horizontal

2. Garis B: menghubungkan permukaan labial 60o

insisif sentral dan lateral, membentuk sudut


60o dengan garis vertikal

3. Sudut yang terbentuk oleh pertemuan garis


A dengan garis B di sisi lateral merupakan
letak kontur labial terbesar gigi kaninus
6

Tanggal Pekerjaan Paraf Ket

Mengumpulkan gigi

Menyusun gigi dalam Phantoom

Memendam gigi

Mengumpulkan gigi untuk buka kavum

Memendam gigi untuk buka kavum

Mengumpulkan gigi dengan karies media

Memendam gigi dengan karies media


KONSERVASI GIGI SULUNG 7

Gigi sulung masih bisa direstorasi bila


Tujuan restorasi gigi sulung: waktu tanggal gigi sulung tersebut masih
berjarak lebih dari enam bulan. Bahan
restorasi meliputi amalgam, glass
Memperbaiki atau membatasi kerusakan
ionomer cement (GIC), kompomer, dan
yang diakibatkan oleh proses karies
stainless steel crowns (SSC).
Melindungi dan mempertahankan struktur
gigi yang tersisa
Mempertahankan lengkung rahang. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
dalam merestorasi gigi sulung:
Mempertahankan gigi sulung dalam
1. Usia anak
keadaan sehat dan berfungsi hingga
2. Risiko karies
waktunya tanggal dan digantikan oleh gigi
3. Kooperatif pasien
permanen.
4. Karakteristik bahan restorasi
Mengembalikan fungsi estetik 5. Keadaan ruang dalam lengkung
rahang
8 g

Amalgam
Keuntungan:
1. Merupakan bahan restorasi paling
popular
2. Memiliki sifat fisik yang baik
3. Sangat baik digunakan pada gigi molar
sulung
4. Ekonomis 8% 6%
14%
5. Mudah memanipulasi

Kekurangan:
1. Tidak sewarna dengan gigi
2. Keamanan masih ditinjau ulang karena 50
%
kandungan merkurinya 22%
3. Non adesif
4. Kegagalan tinggi pada restorasi kelas II
molar sulung
Preparasi Kavitas 9

Mengikuti prinsip preparasi kavitas GV Black


Prinsip preparasi pada gigi sulung:
1. Outline form
1. Alas kavitas gigi sulung mengikuti
2. Resistance form
kontur terluar gigi sulung, untuk
3. Retention form
menghindari perforasi tanduk pulpa
4. Convenience form
2. Lebar isthmus ½ jarak bonjol
5. Removal of remaining caries
bukolingual
6. Finish enamel walls
3. Dinding gingival box tidak di bevel
7. Clean cavity preparation

Pertimbangan anatomis gigi sulung:


1. Email dan dentin yang lebih tipis
2. Tanduk pulpa yang lebih lebar dan tinggi
3. Prisma email di servikalyang mengarah
ke oklusal
4. Konstriksi servikal yang lebih besar
5. Kontak proksimal yang lebih lebar dan
datar
6. Bidang oklusal yang lebih sempit
10
Kelas 1 amalgam
1. Menentukan outline form
2. Membuka kavitas dengan bur bundar dari
bagian oklusal yang terkena karies sampai
kedalaman di bawah DEJ (+1,5 mm)
3. Melebarkan outline kavitas dengan bur
fisur, kedalaman kavitas dipertahankan
pada kedalaman yang didapat dari langkah
2 menyusuri semua pit dan fisur.
4. Menghilangkan jaringan karies yang tersisa
menggunakan bur bundar besar dan
kecepatan rendah
5. Membentuk retensi melalui undercut pada
dinding bukal dan lingual kavitas
menggunakan bur inverted cone
6. Membentuk resistensi melalui preparasi
permukaan kavitas parallel dengan
permukan luarnya
11

Kesalahan yang
biasa terjadi pada x
preparasi kelas 1
amalgam

1. Outline tidak meliputi seluruh pit dan fisur


2. Preparasi kavitas terlalu dalam hingga perforasi
3. Membentuk undercut pada marginal ridge
4. Preparasi menembus krista transversa pada
molar kedua RA dan molar pertama RB
x 5. Isthmus lebih besar dari ½ jarak bonjol bukal dan
palatal
6. Boks di palatal tidak dibentuk pada preparasi fisur
distal gigi molar pertama atas
12
Kelas 1I amalgam

1. Membuka kavitas dengan bur bundar 3. Preparasi bagian proksimal dengan


dari pit yang paling dekat dengan karies menggunakan bur yang sama bergerak
2. Memperluas preparasi kavitas oklusal ke bukal-lingual dengan gerakan bandul
sesuai outline sampai menembus jam serta kea rah gingival. Kontak
marginal ridge distal dan atau mesial dengan gigi bersebelahan dihilangkan
dengan bur fisur. Isthmus 1/3 jarak 4. Membuang sisa karies
puncak bonjol bukal dan palatal. 5. Membulatkan axiopulpal line angle
6. Membentuk undercut di dinding bukal dan
lingual
13

!
PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI:

Perforasi pada sudut aksial saat membentuk boks


gingival dan membulatkan sudut aksial

Kelas 1II amalgam

1. Membuang jaringan karies dengan bur


bundar, melalui bagian palatal/lingual dan
membebaskan titik kontak
14

2. Memperluas outline kavitas dengan


bur fisur ke arah insisal dan gingival
serta membentuk dinding labial
sehingga out line berbentuk segitiga

3. Dove tail atau lock di lingual,


perluasan lock kurang dari 1/2 labial
dan terletak horizontal pada 1/3
tengah
Preparasi kelas 3 amalgam pada kaninus
4. Membuat undercut pada dinding sulung. Perluasan berbentuk dove tail di labial
gingival dan insisal kavitas dengan (RB) atau di palatal (RA)
menggunakan bur bundar
15
Kelas V amalgam
1. Membuka kavitas dengan bur bundar dari
bagian labial/bukal yang terkena karies

2. Memperluas outline kavitas dengan bur fisur


kea rah proksimal, insisal/oklusal dan gingival
sehigga outline berbentuk ginjal

3. Alas kavitas mengikuti bulk permukaan


labial/bukal gigi

4. Membuat undercut pada dinding gingival dan


insisal/oklusal kabitas menggunakan bur
inverted cone
16
PENUMPATAN AMALGAM
Teknik pengadukan amalgam:

1. Aloy dan merkuri dimasukkan ke dalam


kapsul

2. Kapsul ditempatkan dalam vibrator


mekanis dengan waktu yang telah
ditentukan

3. Kapsul dibuka, dan amalgam siap


digunakan

4. Sebelum ditumpat ke dalam kavitas,


amalgam harus diperas menggunakan
kain peras untuk membuang kelebihan
merkuri
17
Teknik Manipulasi Amalgam

1. Kavitas yang akan ditumpat harus dalam keadaan bersih, kering, terisolasi, dan
bagian alas kavitas telah diberi pelindung pulpa berupa semen dasar
2. Penumpatan massa amalgam yang plastis ke dalam kavitas dengan
menggunakan stopper amalgam atau pistol amalgam sehingga tercapai
kepadatan maksimal dari amalgam.
Akibat kondensasi yang terlambat:
• Adaptasi amalgam jadi kurang baik
• Kelebihan Hg sukar dibuang
• Ikatan antar bagian amalgam berkurang
• Kekuatannya berkurang 

3. Carving : pembentukan dan pengukiran dengan burnisher sampai mendekati
bentuk anatomi gigi ideal, pasien diinstruksikan menutup mulut untuk
menghindari terlalu tingginya tambalan
4. Pemolesan : dilakukan setelah 24 jam. Tujuan :
• Mencegah menyangkutnya sisa makanan
• Mencegah infeksi gusi dan lidah
• Estetik
• Mencegah tarnish dan korosi
18
Penambalan amalgam pada
kavitas kelas II HARUS
menggunakan matrix
19
Restorasi Amalgam

Preparasi Semen Dasar Tambal Poles


Kelas Gigi
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
ID m2 RA

IM m2 RA

II MO m2 RA

II MOD m1 RA

III Ling C RA

V C RB

UJIAN
20

Inlay adalah restorasi indirek yang dibuat di


laboratorium berdasarkan kavitas yang telah
Inlay
dipreparasi untuk kemudian dapat disemenkan
pada kavitas tersebut.

Tipe inlay:
• Direct inlays dibuat di ruang perawatan
dan disemen dalam satu kunjungan.
• Indirect inlays dibuat di laboratorium pada
kunjungan pertama dan disementasi pada
kunjungan selanjutnya.
Teknik:
Indikasi pada gigi sulung:
1. Direk (pola lilin dibuat langsung pada
1. Gigi dengan kavitas yang luas
kavitas)
2. Gigi post perawatan pulpa
2. Teknik tidak langsung (pola lilin dibuat
3. Menggantikan restorasi metal lainnya
pada die cast)
21
Inlay Vs Amalgam

Restorasi amalgam Preparasi inlay

Outline form Membulat Sempit dengan sudut tajam


Dinding kavitas menyempit Sejajar atau membuka ke oklusal
Cavosurface line angle Tidak dibevel dibevel
Retensi Undercut Friksi dan semen
22
Teknik Langsung

Prosedur di preklinik IKGA FKG Unpad (adaptasi dari teknik langsung):

1. Selesaikan langkah preparasi pada kavitas kelas II MOD (amalgam) gigi molar 1 atas
dengan membuang undercut, menegakkan semua dinding kavitas, membuat bevel
pada cavosurface line angle
2. Memeriksa hasil preparasi kavitas dengan cetakan kompon yang dilunakkan di atas
lampu spirtus dan ditekankan pada kavitas
3. Memperlihatkan hasil preparasi inlay dan cetakan komponnya pada dosen
Teknik Tidak Langsung 23

Pembuatan pola lilin

1. Lilin dilunakkan di atas nyala api, kemudian dimasukkan dan ditekan ke


dalam kavitas dan ditahan sampai mengeras
2. Lilin dibentuk dan diukir sampai diperoleh kontur yang diinginkan, dan
dipoles dengan kapas basah à diperlihatkan pada dosen
3. Model lilin dipasang sprue, setelah dingin, sprue dan model lilin dikeluarkan
dan diperiksa keakuratan anatomisnya
4. Model lilin dipendam dan dicor, ketepatan restorasi logam cor dicoba pada
kavitas (try in)
5. Logam dipoles kemudian disementasi menggunakan Luting Cement
24
Luting Cement:
Semen yang diaplikasikan di antara struktur gigi dengan restorasi yang mengeras melalui
reaksi kimia sehingga melekatkanr estorasi tersebut dengan struktur gigi.

Sementasi hanya terbatas pada permukaan anatomis restorasi. Restorasi dimasukkan ke


dalam kavitas dan ditekan sehingga kelebihan semen keluar dari tepi restorasi dan
dibersihkan.

Restorasi Inlay

Preparasi Pola Lilin Try in Poles Cementing


Kelas Gigi
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf

II MOD m1 RA
25 PREPARASI BUKA KAVUM

Definisi:
Suatu tindakan membuka kamar pulpa dalam
perawatan pulpa

Prosedur:
1. Preparasi kavitas disesuaikan dengan keadaan
karies pada gigi
2. Membuka atap kamar pulpa dengan bur bundar
dan melebarkan serta menghaluskan dinding
kavitas menggunakan bur fisur
3. Membersihkan jaringan pulpa bagian koronal
dengan ekskavator sehingga orifis saluran akar
terlihat
26

Preparasi Buka Kavum

Preparasi
Gigi
Tanggal Paraf
Molar RA

Molar RB
27

ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT

Definisi: Instrumen ART:


Prosedur yang ditujukan untuk menghilangkan
karies dengan menggunakan instrumen tangan
saja dan merestorasinya dengan bahan restorasi
adesif

Glass ionomer cement merupakan bahan


restorasi pilihan untuk teknik ART
Spoon excavator
Indikasi:
þ Karies mencapai dentin
þ Memungkinkan ekskavasi karies hanya
menggunakan instrumen tangan

Kontraindikasi Hatchet
ý Terdapat inflamasi pulpa
ý Terdapat tanda infeksi
28
Prosedur preparasi:

1. Isolasi cotton roll


2. Plak dibersihkan dari permukaan gigi dengan
cotton pellet basah
Membersihkan karies dengan 3. Permukaan gigi dikeringkan dengan cotton
ekscavator – gerakan melingkar pellet kering
(circular scooping) 4. Jalan masuk kavitas diperluas dengan
hatchet
5. Karies dentin dibersihkan dengan ekscavator
mulai dari DEJ
6. Email tipis yang tidak didukung dentin
dipecahkan dengan hatchet
7. Karies dekat dengan pulpa dibersihkan
dengan hati-hati
Membuang email tipis yang tidak 8. Kavitas dibersihkan dengan cotton pellet
basah dan kering
didukung oleh dentin
menggunakan hatchet
29

Membersihkan kavitas yang telah dipreparasi:

Untuk meningkatkan ikatan kimia glass ionomer dengan struktur gigi, kavitas harus bersih.
Membersihkan kavitas bisa menggunakan dentine conditioner atau bisa juga menggunakan
cairan glass ionomer itu sendiri.

ART

Preparasi Tambal Poles


Gigi
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
30

Powder Liquid

Dentine conditioner mengandung larutan


asam poliakrilik 10%.
1. Satu tetes kondisioner diteteskan pada
paper pad.
Liquid Glass Ionomer sebagai kondisioner:
2. Cotton pellet dicelupkan pada kondisioner
1. Satu tetes likuid glass ionomer
3. Kavitas dibersihkan dengan kondisioner
diletakkan pada paper pad
tersebut selama 10-15 detik
2. Cotton pellet dicelupkan pada air
4. Kavitas dibersihkan dengan cotton pellet
bersih, kemudian ditekan pada cotton
basah paling sedikit 2 kali
roll untuk membuang kelebihan air
5. Kavitas dikeringkan dengan cotton pellet
3. Cotton pellet lembab dicelupkan pada
kering
likuid glass ionomer
6. Prosedur 3-5 harus diulang jika
4. Selanjutnya ikuti prosedur 3-6 di atas
kondisoner maupun kavitas terkontaminasi
saliva atau darah
31
Prosedur Pengadukan glass Ionomer

1. Perhatikan perbandingan bubuk dan likuid sesuai


anjuran pabrik
2. Satu sendok bubuk diletakkan pada paper pad,
kemudian dibagi 2 sama banyak
3. Botol likuid dituangkan dalam arah horizontal untuk
membuang udara di ujung botol
4. Dalam posisi vertical botol digeser dan diteteskan
sebanyak 1 tetes pada paper pad
5. Likuid disebarkan dengan spatel dengan gerakan
melingkar seluas 1,5 cm2
6. ½ bagian bubuk mulai diaduk dengan likuid sampai
semua partiker bubuk terbasahi, kemudian ditambahkan
½ bagian yang tersisa
7. Pengadukan harus diselesaikan dalam waktu 20-30 detik
(tergantung dari jenis glass ionomer yang digunakan
8. Hasil akhir adukan harus halus rata dengan konsistensi
seperti permen karet
32
Prosedur Restorasi
4. 5. 6.

1. Semua instrument dan bahan disiapkan 6. Kelebihan GI dibuang dengan


2. Gigi dipastikan tetap kering selama ekskavator/carver
prosedur restorasi 7. Gigitan diperiksa dengan kertas artikulasi
3. Bubuk dan likuid diaduk dalam 20-30 detik 8. Seluruh prosedur aplikasi bahan restorasi
4. Adukan sedikit demi sedikit diaplikasikan ke harus selesai dalam 30-40 detik
dalam kavitas dan fisur sekitarnya 9. Pengerasan bahan restorasi ditunggu 1-2
5. Dengan memakai sarung tangan dan menit, dan dipertahankan dalam keadaan
usapan petroleum jelly/vaselin/varnish, kering
tekan bahan retorasi kemudian setelah 10. Aplikasikan kembali petroleum jelly bila
beberapa detik geserkan jari ke daerah pertlu
sekitarnya sehingga fisur tertutup 11. Cotton roll dilepas dan dianjurkan pasien
untuk tidak makan paling sedikit 1 jam
33
SPACE MANAGEMENT

Definisi:

Proses mempertahankan ruangan dalam rahang yang


ditinggalkan gigi sulung setelah gigi tersebut tanggal
sebelum waktunya dengan menggunakan alat yang
disebut space maintainer.

Tujuan

Untuk mencegah terjadinya pergeseran gigi yang


dapat mengarah pada maloklusi

Jenis

1. Space maintainer cekat


2. Space maintainer lepasan
34

Desain Space Maintainer Lepasan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu space maintainer lepasan
agar tidak menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan rahang.

Sayap landasan harus di atas alveolar crest


atau kira-kira 1/3 jarak puncak linggir alveolar
ke mukobukal fold

Tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan


rahang kea rah lateral

Cangkolan terletak di daerah undercut, tetapi


tidak boleh menekan permukaan gigi
35

No Pekerjaan Tanggal Paraf Keterangan


1 Pencetakan

2 Cangkolan

3 Model lilin

4 Pemasakan Akrilik

5 Pemolesan
36

Desain Space Maintainer Cekat

Salah satu bentuk space maintainer cekat yang bisa dibuat untuk kasus kehilangan gigi
molar sulung pertama RB adalah dibuatkan restorasi kelas II inlay molar kedua sulung
RB, yang dihubungkan dengan kaninus sulung RB melalui perantaraan bar logam.
Nama space maintainer jenis ini adalah
37

No Pekerjaan Tanggal Paraf Keterangan


1 Preparasi Kls II MOD Inlay

2 Model Lilin

3 Try in

4 Pemolesan

5 Cementing
Praktikum

Klinik
Restorasi Kelas I Amalgam

Preparasi Tambal Poles


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Restorasi Kelas II Amalgam

Preparasi Tambal Poles


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Restorasi Kelas III GIC

Preparasi Tambal Poles


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Restorasi Kelas V GIC

Preparasi Tambal Poles


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Restorasi Inlay

Preparasi Cementing Kontrol


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Perawatan Nekrosis

Buka kavum Pengisian Kontrol


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Perawatan Devitalisasi

Buka kavum Pengisian Kontrol


Nama Pasien Gigi Point Sem Ket
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
Aplikasi Fluor

Nama Pasien Tanggal Paraf Point Semester

Space Maintainer

Nama Pasien Tanggal Paraf Point Semester


Status + DHE

Nama Pasien Tanggal Paraf Point Semester


Ekstraksi Gigi Sulung

Nama Pasien Gigi Tanggal Paraf Point Semester Ket


Seminar

No Tanggal Judul Seminaris Pembimbing Paraf


No Tanggal Judul Seminaris Pembimbing Paraf
No Tanggal Judul Seminaris Pembimbing Paraf
Laporan Pekerjaan Klinik

No Tanggal Jumlah Point Semester Paraf Ket

Anda mungkin juga menyukai