Endokrin Sarang
Endokrin Sarang
1 Latar Belakang
Sistem endokrin terlibat dalam semua aspek integratif kehidupan, termasuk pertumbuhan,
diferensiasi seks, metabolisme, dan adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, dalam hal ini akan
berfokus pada aspek peran endokrin dalam metabolisme. Kelenjar yang berperan dalam metabolisme
diantaranya Kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid dan kelenjar adrenal.
Kelenjar-kelenjar yang berperan dalam metabolisme ini terletak di kanan dan kiri trakhea untuk
kelenjar tiroid dan paratiroid, sedangkan kelenjar adrenal terletak di atas kutub sebelah atas setiap ginjal.
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan empat mekanisme : yaitu
sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon pelepas-tirotropin hipotalamus (TRH)
merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon perangsang-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang
kemudian pada gilirannya merangsang sekresi hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid; kemudian
deiodininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; autoregulasi dari sintesis
hormon oleh kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai iodinnya; dan stimulasi atau
inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH .
Pada kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid yang mengatur metabolisme zat kapur
dan menegndalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang.
Di korteks adrenal menghasilkan beberapa hormon steroid, yang paling penting adalah kortisol,
aldosteron dan androgen adrenal.
Dengan mempelajari sistem endokrin yang berperan dalam metabolisme kita dapat mengetahui
bagaimana mekanisme kerja dari hormon-hormon yang mempengaruihi metabolisme dan gangguan yang
diakibatkan dari kelainan mekanisme kerja hormon.
BAB II
ISI
3) Steroid
Terdiri dari hormon steroid, yang merupakan turunan dari kolesterol, tererdifusi melewati membran sel,
reseptor dalam sel
4) Turunan Asam Lemak
Sekelompok senyawa yang memiliki aksi mirip hormon
Contoh : Eicosanoids diantaranya asam arakidonat merupakan prekursor paling penting dan berlimpah dari berbagai
eicosanoid. Yang paling penting dari eicosanoids adalah prostaglandin, leukotrien, dan tromboksan
Retinoid (misalnya, asam retinoat) juga berasal dari asam lemak dan memiliki peran penting dalam
mengatur aksi reseptor inti.
Hampir semua peptida dan katekolamin bersifat hidrofilik sedangkan semua steroid dan hormon
tiroid bersifat hidropfobik.
2.1.3 Siklus kerja Hormon :
1) Hidrofilik, bereaksi dengan reseptor pada membran dan mengaktifkan pesan kedua ( Second messenger ),
karena tidak dapat menembus dua lapisan lemak yang memebentuk membran sel. (Gbr. 1, A hidrofolik)
2) Hidrofobik, bereaksi dengan reseptor internal, karena dapat berdifusi menembus dua lapisan lipid dari
membran sel, umumnya reseptor berperan sebagai faktor transkripsi dan mempengaruhi ekspresi gen.
(Gbr. 1, A hidrofobik)
(Gbr. 1, A dan B)
(Gbr. 3)
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan sel
Jika sel – sel bekerja keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk menghasilkan
hormon tiroid memerlukan yodium, yaitu satu elemen yang terdapat di dalam makanan dan air
Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid
digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur ulang untuk kembali
menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus menghasilkan thyrotropin-releasing hormon yang menyebabkan kelenjar hipofisa
mengeluarkan thyroid-stimulating hormon (TSH), sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa
menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang ,
maka kelenjar hipofisa akan mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk :
1. Tiroksin (T4) merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan
terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Perubahan sekitar 80 % bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid
sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 didalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika
tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai
dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tatap setabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerja sama secara kenar
:
1. Hipotalamus
2. Kelenjar hipofisis
3. Kelenjar hipofisa
4. Hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta
organ lainnya).
2.2.1 Fungsi dari hormon-hormon tiroid
1) Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena
peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testes
2) Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3
lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit
jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
3) Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
4) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
5) Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah
irama jantung.
6) Merangsang pembentukan sel darah merah
7) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen
akibat metabolisme
8) Bereaksi sebagai antagonis insulin
9) Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum
dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin
adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin
dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan
adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Meningkatnya pelepasan hormon tiroid, akan menyebabkan hipertiroidism, yang juga disebut
penyakit Graves.
Gejala penyakit Graves :
1. Tidak bisa tidur dan gampang lelah
2. Hipertensi / darah tinggi
3. Tidak tahan panas
4. Kehilangan berat badan
2.3 KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh
karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells
dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon (PTH).
Apabila paratiroid dihilangkan atau rusak, menyebabkan hipokalsemia
2.3.1 Fungsi kelenjar Paratiroid
1) Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid atau parathormon (PTH).
2) Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh.
3) Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan
reabsorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D.
Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu
hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran
Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar
terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya
PTSH