Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan seksual merupan pencetus dari cinta antara individu, karena daya

tarik dan panca inderaikut berperan. Oleh karena itu dalam hubungan sek bukan

hanya alat kelamin dan daerah erogen yang ikut berperan tetapi juga psikologis dan

emosi. (Manuaba, 2009)

Kebutuhan manusia terdiri dari 5 tingkatan, yaitu kebutuhan fisik, keamanan,

pengakuan dari orang lain, harga diri dan perwujudan diri. Kebutuhan manusia yang

paling besar harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang mampu mencapai kebutuhan

yang paling dasar tersebut adalah seksual.kebutuhan seksual juga harus diperhatikan

bagaimana cara pemenuhannya seperti halnya dengan kebutuhan fisik lainnya,

meskipun seseorang dalam keadaan hamil.(Notoatmodjo, 2007)

Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan

selama kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil mudah mencapai orgasme

ganda, hal ini terjadi karena hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami

peningkatann. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain

1
payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingag menjadi lebih sensitive dan

dan responsif (Ika and Saryono, 2010)

Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa

kehamilan sangat bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan

pertama. Hal ini disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual

membuat ibu tidak ada dorongan untuk melakukan hubungan sek. Triwulan kedua

dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya

keluhan mual. Libido ini turun kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin

yang semakin meningkat(Suliatyawati, 2009)

Sebagai wanita merasa takut melakukan hubungan seksual selama kehamilan,

beberapa meraga gairah seksualnya menurun karena tubuh banyak melakukan

penyesuaian tentang bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam

rahim.(Suririnah, 2008)

Hubungan seksual pada wanita hamil yang sehat umumnya dianggap tidak

berbahaya sebelum sekitar 4 minggu terakhir kehamilan. Menurut (Cuningham and

MacDonald, 2005) dalam wawancara kepada hampir 10.000 wanita yang ikut serta

dalam suatu penelitian prospektif, vaginal infection and prematurity study group

mendapatkan penurunanfrekuensi hubungan seksual yang bermakna seiring dengan

usia gestasi. Pada minggu ke-36, 72%melaporkan frekuensi hubungan seksual kurang

dari seminggu. Melaporkan bahwa hal ini disebabkan oleh berkurangnya hasrat

(58%)dan khawatir akan bahaya terhadap kehamilan (48%).

2
Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari

hubungan seksual karena dapat membahayakan. Infeksi bisa timbul bila hubungan

dilakukan kurang higenis, ketuban bisa pecah, dan persalinan mungkin terjadi karena

sperma mengandungprostaglandinyang dapat merangsang persalinan. Pada mereka

yang sering mengalami keguguran habitualis atau sering mengalami keguguran dapat

terjadi rangsangan sehingga terjadi keguguran. (Manuaba, 2009)

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Soreang pada bulan Oktober 2014 di

ketahui bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Soreang rata-

rata tiap bulan 66 ibu hamil yang dihitung dari bulan Juli 2014 sampai September

2014 . Selain itu survay pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan cara wawancara

kepada 10 ibu hamil didapatkan 2 ibu hamil (20%) mempunyai pengetahuan baik, 5

ibu hamil (50%)mempunyai pengetahuan cukup, 3 ibu hamil (30%)mempunyai

pengetahuan kurang.

Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama

Kehamilan di RSUD Soreang tahun 2015

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

hubungan seksual selama kehamilan di RSUD Soreang?”

3
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di RSUD Soreang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di RSUD Soreang dalam kategori baik

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di RSUD Soreang dalam kategori cukup

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di RSUD Soreang dalam kategori kurang.

1.4 Manfaat Penelitian

4.1.1 Bagi Peneliti

Dapat menabah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam

melakukan penelitian.

4
1.4.2 Bagi tempat peneliti

Sebagai bahan pemasukan bagi penanggung jawab terkait temasuk

tenaga kesehatan yang ada di dalamnya dalam memberikan informasi

pada ibu hamil terutama tentang hubungan seksual selama kehamilan .

1.4.3 Bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bacaan dan referensi bagi

mahasiswa di institusi pendidikan khususnya tentang hubungan

seksual selama kehamilan.

5
BAB II

6
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tau yang berasal dari proses pengindraan manusia

terhadap obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia yaitu memlaui inda penglihatan, pendengeran, penciuman, rasa dan

raba. Pengetahuan merupakan dasar yang paling penting dalam membentuk

tindak seseorang.(Notoatmodjo, 2007)

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam dominan mempunyai enam

tingkatan,(Notoatmodjo, 2010) yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu artinya sebagai pengigat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan

tingat pengetahuan yang paling rendah.

7
2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu stuktur

organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk meletekan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentukkeseluruhan yang baru. Atau dengan

kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi-formasi

baru dari formasi-formasi lama atau yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut(Notoatmodjo, 2007), cara memperoleh pengetahuan adalah

sebagai berikut :

8
1) Cara memperoleh Kebenaran Nonilmiah

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebeneran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh

manusia dalam mempperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-

coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode

ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk

memecahkan berbagai masalah.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,

maupun para ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama di dalampenemuan pengetahuan.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

e) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat memenuhi teori

atau kebenaran.

9
f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyui dari

Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari

apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berfikir.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunaan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum yang ke khusus.

10
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research

methodology).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Wawan and Dewi, 2010) , faktor –faktor yang mepengarui

pengetahuan seseorang adalah :

1) Pendidikan

Konsep pendidkan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses petumbuhan, perkembangan kearah yang

lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok

atau masyarakat.

2) Informasi

Dengan memberikan informasi kebiasan hidup sehat dan cara mencegah

penyakit diharapkan akann terjadi tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku

kesehatan individu, kelompok sasaran berdasarkan kesadaran dan

kemauan individu yang bersangkutan

3) Umur

11
Semakin tinggi umur seseorang makin tinggi pengetahuannya. Umur

adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan hingga saat ini.

4) Sosial budaya

Manusia mempelajari prilaku dari orang lain di lingkungan sosialnya.

Hampir segala sesuatu yang dilakukannya bahkan apa yang dipirkan

berkaitan dengan orang lain dan dipelajari dari lingkungan sosial budaya.

5) Pengalaman

Pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya

adalah pengetahuan. Semua pengalaman pribadi dapat merupakan sumber

pengetahuan untuk menarik kesimpulan dan pengalaman.

6) Sosial ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Semakin tinggi kemampuam sosial ekonomi semakin mudah seseorang

dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari

kenyataan, dari melihat dan mendengar sendiri serta melalui alat-alat

komunikasi.

e. Cara pengukuran tingkat pengetahuan

12
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dalam tingkatan-tingkatan pengetahuan

tersebut (Notoatmodjo, 2007)

Menurut (Riwidikdo, 2009), tingkat pengetahuan dapat dikatagorikan

dalam beberapa katagori berdasarkan aturan normatif yang menggunakan

rata-rata (mean) dan simpangan baku atau standar deviation (SD), antara

lain :

1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2.1.2 Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seseorang

perempuan. Masa kehamilan didahului oleh pembuahan yaitu bertemunya

sel sperma dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Kusbandiyah

and Yulifah, 2011)

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40minggu atau 9 bulan 7 hari)

13
dihitung dari pertama haid terakhir. Ditinjaua dari tuanya kehamilan,

kehamilan dibagi dalam 3 bagian, masing-masing kehamilan triwulan

pertama (antara 0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (antara 12 sampai 28

minggu), triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).(Prawirohardjo,

2006)

b. Perubahan yang terjadi saat kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar

sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.

(Prawirohardjo, 2010)

Menurut (Manuaba, 2010), dengan terjadinya kehamilan maka seluruh

sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga

dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatotropin,

estrogen dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada :

1) Rahim dan uterus

Selama kehamilan uterus dapat beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, uterus masih seperti bentuk

aslinya seprti buah avokad. Panjang uterus akan bertambah lebih cepat

dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval. (Prawirohardjo,

2010)

14
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000

gram pada akhir bulan. Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada

dalam rongga pelvis. Setelah itu, mulai memasuki perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati. Servik uteri bertambah

vaskularisasinya dan menjadi lunak. Oleh karena pertambahan dan

pelebaran pembulu darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut

dengan tanda Chadwik.(Suliatyawati, 2009)

2) Servik

Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada servikkarena

peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan lendir

servik disebut dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga

mudah berdarah saat melakukan hubungan seksual. (Kusbandiyah and

Yulifah, 2011)

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7

minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.

(Prawirohardjo, 2010)

4) Vulva vagina

15
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia

terlihat jelas pada kuli dan otot-otot perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan

tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan

hilangnya sejumlah jaringan ikat hipertrofi dari sel-sel otot

polos.(Manuaba, 2010)

5) Kulit

Pada muka terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi

kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya

pada wanita berkulit hitam akibat peningkatan hormon estrogen dan

progesteron, serta melankortikotropin. Pada perut terdapat garis

pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian tas fundus di garis

tengah tubuh diinduksi hormon timbul. Pada primigravida, garis mulai

terlihat pada bualan ke tiga terus memanjang siiring dengan

meningginya fundus. Pada multigravida, keseluruhan garis sering kali

muncul sebelum bulan ketiga. (Kusbandiyah and Yulifah, 2011)

6) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan laktasi. Perkembangan payudara tidak lepas dari pengaruh

hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan

somammotropin. Fungsi hormon menurut (Prawirohardjo, 2010), dalam

16
mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijanbarkan sebagai

berikut :

a) Estrogen berfungsi

1) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara.

2) Menimbulkan penimbunan dan air serta garam sehingga

payudara tampak makin membesar.

3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, garam

menyebabkan rasa sakit pada payudara.

b) Progesteron berfungsi

1) Mempersiapkan asinus untuk dapat berfungsi

2) Menambah jumlah sel asinus

c) Somatomammotropin berfungsi

1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuang kesein,

laktalbumin, dan laktoglobulin.

2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara

3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

7) Perubahan Metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan

laktasi (Manuaba, 2010). Sebagian besar penambahan berat badan

selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara,

volume darah, dan cairan ekstra seluler. Diperkirakan selama

17
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. (Ika and Saryono,

2010)

8) Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung

setiap menitnya atau bisa disebut sebagai curah jantung meningkat

sampai 30-50%. Peningkatan mulai terjadi pada usia kehamilan 6

minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.

Olehkarena itu curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung

pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit

menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai usia kehamilan 30

minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim

menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Janin

yang terus tumbuh menyebabkan darah lebih banyak dikirim kerahim

ibu, dehingga curah jantung meningkat. (Suliatyawati, 2009)

9) Sistem respirasi

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6cm ,

tetapi mencakupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume

residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama

kehamilan. Perut ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan

akan kembali seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah

persalinan.(Prawirohardjo, 2010)

10) Sistem gastrointestinal

18
Menurut (Manuaba, 2010), karena pengaruh estrogen, pengeluaran

asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)

b) Daerah lambung terasa panas

c) Terjadi mual dan sakit atau pusing kepala terutama pagi hari, yang

disebut morning sickness

d) Muntah, yang disebut emesis gravidarum

e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari,

disebut hyperemesis gravidarum

f) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat

menyebabkan obstipasi.

11) Sistem perkemihan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandungan kemih akan

tetekan oleh uterus yang semakin membesar sehingga menimbulkan

seringberkemih. Keadaan ini akan hilang dengan semakin tuanya

kehamilan, bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir

kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,

keluhan itu akan timbul kembali.(Suliatyawati, 2009)

12) Sistem endokrin

Progesteron dan estrogen merangsang proliferasi dari desidua

(bagian dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika

kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan

19
berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih

tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan

progesterone.(Prawirohardjo, 2010)

13) Sistem muskuloskeletal

Adanya sakit punggung pada wanita hamil disebabkan oleh

meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk

tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan

karena tidak adannya otot abdomen. Bagi wanita yang kurus lekukan

lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya

beratnya perpusat pada kaki sebagian belakang yang menyebabkan rasa

sakit yang berulang terutama di bagian punggung.(Manuaba, 2010)

2.1.3 Hubungan seksual

a. Pengertian seksualitas

Seks sebenarnya mengandung pengertian kelainan secara biologis, yaitu

organ kelamin pria dan perempuan. Sementara itu, seksualitas mengandung

pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan seks. Termasuk

didalamnya nilai, orientasi, dan prilaku seksual, dan bukan semata-mata

organ kelamin secara biologis.(Prawirohardjo, 2006)

b. Hubungan seksual selama hamil

20
Hubungan seksual selama hamil tidak berbahaya selama kehamilan

normal dan juga sehat. Janin dalam kandungan terlindungi dalam kantung

ketuban sehingga tidak berhubungan langsung dengan benda yang masuk

dari luar.(Geniofam, 2010)

Hubungan seksual tidak berbahaya bagi janin karena penis tidak dapat

masuk lebih dalam ke dalam vagina. Otot mulut rahim dan lapisan lendir

yang terbentuk saat kehamilan juga melindungi kandungan dengan

baik(Shinta, 2008)

Hubungan seks selama kehamilan terkadangdapat menjadi aktivitas

yang lebih menyenangkan dibandingkan sebelum hamil. Seorang wanita

mungkin akan mencapai orgasme untuk pertama kalinya. Hubungan seks

juga kan menyiapkan untuk proses persalinan melalui latihan otot panggul

yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel.(MacDougall,

2003)

c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan

Menurut (Shinta, 2008), hubungan seksual selam ekhamilan dihindari

bila:

1) Kehamilan dengan ancama keguguran

2) Kehamilan dengan ancaman persalinan prematur

3) Selaput ketuban pecah

4) Perdarahan pervaginam

21
5) Adanya kontraksi uterus

6) Posisi hubungan seksual dengan berbaring, tengkurep atau miring

kanan setelah empat bulan kehamilan

d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan

Menurut (Bagus, 2011), terdapat tiga aturan yang harus terpenuhi ketika

hubungan seksual saat hamil yaitu:

1) Kedua pasangan secara fisik merasa nyaman

2) Posisi seks tersebut memungkinkan terjadinya seks dan kontak fisik

yang kedua pasangan inginkan.

3) Hubungan seks tidak menimbulkan tekanan berlebihan pada rahim

atau berat tubuh pasangan pria tidak menekan perut yang rahim.

Berikut ini 5 posisi seks paling aman untuk wanita hamil yang bisa

dipraktekkan bersama pasangan ;

1) Posisi seks sendok

Posisi ini sangat nyaman dilakukan karena tidak terjadi tekanan pada

perut wanita yang sedang hamil dan memungkinkan terjadinya

banyak gerakan ketika berhubungan. Pria memposisikan diri di

belakang wanita dan mencari sudut yang tepat untuk melakukan

penetrasi.

2) Posisi seks berhadap-hadapan

22
Posisi ini memungkinkan mendapat lebih banyak kesempatan saling

mengeksplorasi tubuh pasangan. Tetapi penetrsi penis akan lebih

sulit dilakukan. Pasangan dapat saling menyilangkan kakinya satu

sama lain agar penis bisa dengan mudah melakukan penetrasi seperti

posisi seks sendok, posisi ini sangat nyaman karena tidak ada yang

merasakan berat tubuh pasangan.

3) Posisi seks wanita diatas

Pada posisi ini, wanita menjadi lebih dominan sehingga bisa

mengontrolkedalaman dan sudut penetrasi penis. Ketika hamil,

mungkin akan cepat lelah ketika melakukan posisi ini..

4) Posisi seks doggy style

Posisi seks doggy style sangat bagus untuk menstimulasi titik g-spot

wanita. Sebaliknya posisi ini jarang terlalu sering dilakukan ketika

hamil kecuali ibu hamil aktif berlati yoga. Lakukan posisi ini

ditempat tidur

5) Posisi seks di tepi tempat tidur

Posisi ini memungkinkan anda mendapatkan kenyamanan yang lebih

besar selama kehamilan. Wanita berbaring di tempat tidur dengan

kaki menggantung ke lantai. Sementara pria melakukan penetrasi

sambil berdiri atau berlutut.

e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual

23
Menurut (Suparyono, 2009), efek kondisi kehamilan terhadap minat

untuk berhubungan seksual pada tiap trimestersebagai berikut :

1) Trimester Pertama

Kondisi fisik dan emosi calon ibu :

a) Mual, dengan atau tanpa munta, di pagi, malam, atau

sepanjamg hari

b) Produksi air ludah meningkat

c) Tubuh mudah lelah dan mengantuk

d) Payudara membengkak, putting tegang, nyeri jika disentuh

atau diraba

e) Mulut terasa pahit

f) Sering buang air kecil

g) Perut terasda panas, kembung, dan mengalami gangguan

pencernaan

h) Menginginkan atau menolak makanan tertentu (mengidam)

i) Sembelit

j) Sakit kepala atau pusing

k) Mengalami perasaan tidaj biasa, seperti tidak bisa melihat,

sensitife pada bau-bauan tertentu, malas berdandan, selalu

ingin tidurdan lain-lain

l) Suasan hati lebih cepat berubah, kadang gembira, kadang

sedih, cenderung cengeng

24
m) Serimng merasa cemas terhadap kehamilan, misalnya takut

keguguran, takut jani terluka, dan lain-lain .

Efek terhadap hubungan seksual :

a) Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing

pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama

teteplah umum. Tidak mengherankan jika pada awal kehamilan

terjadi penurunan minat terhadap seks.

b) Sebagian kecil wanita bahkan merasa perubahan yang sangat

signifikan terhadap kehidupan seksualnya. Hal tersebut seringkali

disebabkan oleh perubahan hormon pada awal kehamilan yang

membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang lebih berisi

sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan.

2) Trimester kedua

Kondisi fisik dan emosi calon ibu :

a) Pergerakan janin yangmulai terasa

b) Rasa mual dan muntah yang mulai berkurang dan perlahan

menghilang

c) Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer dan

tidah berbau yang lazim disebut leukorheha.

d) Nafsu makan mulai meningkat

25
e) Payudara tidak lagi nyeri

f) Produksi hormon progesteron meningkat

g) Pinggul dan payudara lebih berisi karena hormone kehamilan

dan bertambah berat badan. Areola dan putting susu berwarna

lebih gelap, rambut dan kulit semakin mengkilap dan

bercahaya.

h) Suasana hati jauh lebih baik, meskipun terkadang rasa sensitif

dan suasana hati masih mudah berubah

i) Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya

Efek terhadap hubungan seksual

a) Meski tidak selalu, minat untuk berhubungan seks umumnya

mulai meningkat pada trimester kedua ini. Pada masa ini, secara

fisik dan psikologi sudah lebih dapat menyesuaikan diri pada

berbagai perubahan yang terjadi karena kehamilan.

b) Hubungan seksual di trimester kedua ini dapat terasa jauh lebih

menyenangkan. Hal ini dikarenakan meningkatnyahormon

estrogen dan volume darah di tubuh sehingga lebih banyak darah

yang mengalir ke panggul dan organ kelamin dan akan lebih

m,udah mengalami orgasme.

3) Trimester ketiga

26
Kondisi fisik dan emosi calon ibu :

a) Gerakan janin yang lebih kuat dibanding sebelumnya, sering

kali lebih aktif dimalam hari

b) Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab

c) Semakin mudah lelah nafas pendek

d) Kram kaki, terutama di malam hari

e) Kulit perut terasa gatal, pusar menonjol

f) Kemungkinan mengalami varises

g) Kelenjar susu mulai aktif, ASI menetes jika payudara

dirangsang

h) Sering buang air kecil.

i) Kadang kala terdapat kontraksi palsu (braxton hicks

contractions)

j) Sulit tidur.

Efek terhadap hubungan seksual

a) Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali

menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester

pertama. Perut yang semakin membuncit membatasi gerakan dan

posisi nyaman saat berhubungan intim. Selain hal fisik, turunnya

libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang

meningkat menjelang persalinan.

27
b) Hubungan seksual sebaiknya lebih diutamakan menjaga

pendekatan emosional dari pada rekreasi fisik karena pada

trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita

hamil yang diakibatkan karena orgasme. Jika kontraksi

berlangsung lebih lama, menyakitkan , menjadi lebih kuat, atau

ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses kelahiran akan

mulai.

f. Pengaruh psikologi terhadap hubungan seksual selama kehamialan

Menurut (Eisenberg, 2006), kondisi psikologis meliputi :

1) Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran pada kehamilan

normal, hubungan seksual tidak akan menyebabkan kedua hal ini.

Janin dilindungi dan dibungkus oleh bantalan cairan ketuban dan

rahim.

2) Takut orgasme merangsang keguguran lanjut atau persalinan dini

meskipun rahim berkontraksi setelah orgasme, tetapi kontraksi bukan

tanda persalinan dan tidak memunculkan bahaya pada kehamilan

normal. Sebenarnya kajian menujukkan bahwa pasangan yang

kegiatan seksualnya cukup aktif selama hamil memiliki angka rata-

rata persalinan dini yang lebih rendah dari pada pasangan yang tidak

melakukannya.

28
3) Takut bayi “melihat” atau menyadari meskipun bayi mungkin

menikmati ayunan lembut dari kontraksi rahim selam orgasme, tetapi

tidak bisa melihat serta sama sekali tidak tahu apa yang sedang

terjadi, dan jelas tidak akan mengingatnya. Reaksi janin yang

menendang setelah orgasme adalah respon yang hanya disebabkan

oleh kegiatan hormonal dan rahim.

4) Takut masuknya penis kedalam vagina menyebabkan infeksi sejauh

pasangan pria tidak memiliki penyakit menular seksual, maka tidak

ada bahaya infeksi baik pada ibu maupun janin melalui hubungan

seksual selama tujuh atau delapan bulan pertama, bayi aman dari

semen dan kuman infeksi karena terlindung didalam kantung ketuban

5) Kepercayaan bahwa hubungan seksual selama 6 minggu terakhir

akan menyebabkan persalinan dimulai kontraksi rahim yang dipicu

oleh orgasme akan semakin kuat ketika kehamilan berlanjut. Tetapi

sebelum leher rahim “matang”, kontraksi ini tampaknya tidak

mendatangkan persalinan, seperti yang diharapkan dan dicoba oleh

banyak pasangan tanggal kelahirannya sudah “terlambat”.

29
A. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan :
Hubungn seksual meliputi :
1. Tahu (know) 1. Pengertian seksualitas
2. Memahami (comrehension) 2. Hubungan seks selama
3. Aplikasi (application) kehamilan
4. Analisis (analysis) 3. Hubungan seksual yang harus
5. Sintetis (syntesis) hindari selama kehamilan
6. Evaluasi (evaluation) 4. Posisi hubungan seksual
yang diperoleh selama
kehamilan
5. Efek kondisi kehamilan
terhadap hubungan seksual
6. Pengaruh psikologis terhadap
Hubungan seksual selama
Pengetahuan kehamilan

Faktor-faktor yang
Mempengarui pengetahuan :

1. Pendidikan
2. Informasi
3. Umur
4. Sosial budaya
5. Pengalaman
6. Sosial ekonomi

Gambar 2.1 Kerakangka Teori Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan

Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)

30
Kerangka konsep

Baik

Pengetahuan ibu hamil


Tentang hubungan seksual Cukup
Selama kehamilan

Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi :

1. Pendidikan
2. Informasi
3. Umur
4. Social budaya
5. Pengalaman
6. Social ekonomi

= Variable diteliti

= variable tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu

penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan

untuk melihat gambar fenomena (termasuk kesehatan) yang teradi pada populasi

tertentu dengan menggunakan angka-angka atas data kuantitatif yang

diangkatnya.(Sugiyono, 2010)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menjelaskan tempat dimana penelitian dilakukan.

Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian

tersebut(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan di RSUD Soreang

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian merupakan kapan penelitian tersebut akan

dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Maret sampai tanggal 30

April 2015

32
3.3 Populasi, Sempel dan Tehnik Pengambilan Sempel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan sunyek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di RSUD Soreang dari tanggal 25 Maret

sampai tanggal 30 April 2014 sejumlah 66 ibu hamil .

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti.

Penentuaan jumlah sempel yaitu apabila responden kurang dari 100, lebih

baik diambil seluruhnya, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100 maka

dapat diambil 20-30%(Sugiyono, 2010). Penelitian ini mengambil sempel

ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Soreang pada tanggal

25 Maret sampai tanggal 30 April 2014 sejumlah 66 ibu hamil.

3.3.3 Tehnik pengambilan sempel

Tehnik pengambilan sempel ini sangat penting, karena apabila salah

dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari

kenbenaran (penyimpangan)(Arikunto, 2010)

Teknik pengambilan sempel yang di gunakan dalam penelitian ini

menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota popilasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

33
digunakan bila jumlah populasi relative kecil atau peneliti yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono, 2010).

3.4 Insrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai

variable yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang diketahuinya. (Arikunto, 2010)

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner tetutup yaitu

kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih

(Arikunto, 2010). Pernyataan dalam kuesioner mengenan pengetahuan ibu hamil

tentang hubungan seksual selama kehamilan. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner

30 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan positif (+) atau favorable dalam

pertanyaan negatif (-)atau unfavorable. Jika jawaban benar pada pertanyaan psitif

diberi skor 1, jika salah di beri skor 0 sedangkan jawaban benar pada pertanyaan

negatif diberi skor 0dan jawaban salah diberi skor 1. Untuk mempermudah dalam

pembuatan kuesioner maka dibuat kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :

34
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan

Variable Sub Variable No.Item No.Item Jumlah


Favorabel unfavorabel Soal

Tingkat 1. Pengertian 1,2 3 3

Pengetahuan seksualitas

Ibu Hamil Tentang 2. Hubungan seks 4,5,6 7 4

Hubungan Seksual selama kehamilan

Selama Kehamilan 3. Hubungan seks 8,9,10 - 3

yang harus

dihindari selama

kehamilan

4 Posisi hubungan 11,12,13 16 6

Seks yang 14,15

diperbilehkan

Selama kehamilan

5 Efek kondisi 17,18,19 20,21 5

Kehamilan

terhadap

hubungan seksual

6 Pengaruh 22,23,24 25,26,27 6

Psikologis

35
terhadap

hubungan seksual

selama kehamilan

Jumlah 27

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid

dan realibel.(Notoatmodjo, 2010)

3.4.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. (Sugiyono, 2010)

Instrumen dikatakan valid jika mempunyai nilai 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 (0,361) .

(Riwidikdo, 2009)

Dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alaRumus korelasi yang dapat

digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu korelasi product momen

sebagai berikut dan menggunakan data SPSS :

𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 . ∑ 𝑌.

36
𝑟𝑥𝑦 =
{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 {𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Keterangan :

N : Jumlah responden

𝒓𝑥𝑦 : Koefisien korelasi product moment

x : Skor Pertanyaan

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas di RSUD Soreang

pada tanggal 13 Desember 2015 sampai tanggal 29 Desember 2015. Responden yang

di pakai dalam uji validitas dan uji reliabilitas berjumlah 30 responden. Dalam uji

validitas ini menggunakan 30 pertanyaan dengan tarf signifikan 5%sehingga

diketahui 𝒓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =0,361. Hasil dari uji validitas didapatkan 27 pertanyaan valid

karena mempunyai 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 0,361. Sedangkan 3 pertanyaan tidak valid karena

mempunyai 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 < 0,361 yaitu pertanyaan no 11, 12, 18. Dari hasil tersebut maka 3

pertanyaan yang tidak valid dihilangkan dan tidak dipakai karena 27 pertanyaan

sudah mewakili semua aspek dalam kuesioner.

3.4.2 Uji Reliabilitas

37
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cakup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarah

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data data yang dapat dipercaya juga.(Arikunto,

2010)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan cara mencoba instrumen

satu kali saja, analisa data yang digunakan adalah alfa cronbach dan menggunakan

system oleh data SPSS :

𝑟𝑖 = k |{1 − ∑ 𝑠𝑖 2 |
k–1 𝑠𝑡 2

Keterangan :

𝑟𝑖 : Reliabilitas internal seluruh instrumen

k : Mean kuadran antara subjek

𝑠𝑖 2 : Mean kuadrat kesalahan

𝑠𝑡 2 : Varian total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai reliabilitas seluruh instrumennya > 0,7

(Notoatmodjo, 2010). Dari uji reliabilitas didapatkan hasil sebesar 0,934, sehingga

instrumen dikatakan reliabilitas nilai reliabilitas instrumen > 0,7

38
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk memperoleh data

berupa fakta maupun angka (Sugiyono, 2010), data berdasarkan cara

memperolehnya terdiri dari :

3.5.1 Data Primer

Data yang secara langsung di ambil dari obyek-obyek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh langsung dari

sumbernya dari jawaban pertanyaan dalam kuesioner. Data primer yang digunakan

dalm penelitian ini adalah data yang diperoleh dari jawaban pertanyaan ibu hamil

dalam kuesioner.

3.5.2 Data Sekunder

Data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian. Penelitian

mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan dari pihak lain dengan cara

atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Data sekunder diperoleh

dari RSUD Soreang yang berupa jumlah ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya.

3.6 Variabel Penelitian

variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut

39
(Arikunto, 2010). Penelitian ini hanya mengandung variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selam kehamilan.

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

(Hidayat, 2011) Definisi operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Definisi Operasional Penelitian

Nama Variabel Pengertian Alat Sekala Hasil Ukur


Ukur

1. Tingkat Segala sesuatu Kuesioner Ordinal 1. Baik : Bila nilai

Pengetahuan yang diketahui responden yang

Ibu hamil ibu hamil tentang diperoleh (x) >

Tentang hubungan seksual mean + 1 SD

Hubungan selama kehamilan 2. Cukup: Bila niai

Seksual responden mean

Kehamilan - 1 SD ≤ x ≤

Mean + 1 SD

40
4 Kurang: Bila nilai

Responden yang

diperoleh (x) <

mean - 1 SD

(Riwidikdo, 2010)

3.8 Metode pengelolaan dan analisis data

3.8.1 Pengelolaan data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengelolaan data. Proses

pengelolaan data menurut (Notoatmodjo, 2010), terdiri dari :

a) Editing (penyuntingan data)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b) Coding sheet (membuat lembara kode)

Pada tahapan ini kuesioner yang telah diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah

data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan.

41
c) Entry data (memasukan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

d) Tabulating (tabulating)

Kegiatan membuat tabel-tabel data dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti. Pengolahan data menggunakan program

komputer SPSS.

3.8.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini

menggunakan analisis univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada secara

diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel

(Arikunto, 2010)

Menurut , untuk mengetahui tingkat pengetahuan maka, ditunjukkan

dengan presentase sebagai berikut :

1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD

Dengan rumus mean :

42
x = ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖
n

Keterangan :

x : Rata-rata Mean

𝑋𝑖 : Nilai dari data

n : Jumlah data

Rumus Simpangan Baku :

∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2
SD = n
n-1

Keterangan :

SD : Simpangan baku atau (standar deviation)

n : Jumlah dat

𝑋𝑖 : Nilai dari data

Menurut (Riwidikdo, 2009),rumus untuk mengtahui skor presentase adalah

sebagai berikut :

43
Skor yang diperoleh responden
Skor presentase = x 100%
Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh

Sedangkan rumus presentase untuk judul ibu hamil tentang pengetahuan

hubungan seksual selama kehamilan adalah :

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan


Skor presentase = x 100%
Jumlah responden

3.9 Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan (pola prilaku)

orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Kode etik penelitian adalah

suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang

melibatkanantara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subyek peneliti) dan

masyarakat yangakan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Hidayat,

2011).

Menurut (Notoatmodjo, 2010), etika suatu penelitian harus memperhatikan

antara lain :

1. Informed consent (lembar persetujuan)

44
Penelitian menjelaskan maksud dan tujuan rised yang dilaksanakan

serta dampak yang mungkin terjadi selam dan sesudah pengumpulan

data.

2. Anominity (tanpa nama)

Memberikan inisial nama responden yang diteliti untuk menjaga

kerahasiaan pada data penelitian

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan.

4. Privacy

Peneliti menjamin responden dengan tidak menanyakan hal-hal lain

yang tidak berkaitan dengan ruang lingkup penelitian.

45
ARIKUNTO, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,

Rineka Cipta.

BAGUS. 2011. Kanasutra Kehamilan. Available from: www.seksualitas.net/posisi-

seks-aman-untuk-wanita-hamil-htm# 2 februari 2015].

CUNINGHAM & MACDONALD 2005. Williams Obstetri, Jakarta, EGC.

EISENBERG, A. 2006. Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan, Jakarta,

Arcan.

GENIOFAM 2010. Mempersiapkan dan Menjaga Kehamilan, Yogyakarta, Leutika.

HIDAYAT, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,

Jakarta, Salemba Medika.

IKA, P. & SARYONO 2010. Asuhan Kebidanan I, Yogyakarta, Nuha Medika.

KUSBANDIYAH & YULIFAH 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Fisiologis, Jakarta, Salemba Medika.

MACDOUGALL 2003. Kehamilan Minggu demi Minggu, Jakarta, Erlangga.

MANUABA, I. B. G. F. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,

EGC.

MANUABA, I. B. G. F. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana, Jakarta, EGC.

NOTOATMODJO, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta.

NOTOATMODJO, S. 2010. Metodologi Penelitian Ilmiah, Jakarta, Rineka Cipta.

46
PRAWIROHARDJO, S. 2006. Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta, Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

PRAWIROHARDJO, S. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirihardjo.

RIWIDIKDO 2009. Statistika Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Medika Cendekia

Press.

SHINTA, U. 2008. 100 Info Penting Kehamilan dan Persalinan, Jakarta, Dian

Rakyat.

SUGIYONO 2010. Metode Penelitian Kesehatan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D, Bandung, Alfabeta.

SULIATYAWATI, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta,

Salemba.

SUPARYONO. 2009. Konsep Kelas Ibu Hamil. Available from:

http://dr.suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-kelas-ibu-hamil-1.html. 22

februari 2015].

SURIRINAH 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan, Jakarta, Gramedia

Pustaka Utama.

WAWAN & DEWI 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku

Manusia, Yogyakarta, Nuha Medika.

47
48

Anda mungkin juga menyukai