Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) menjadi perhatian kesehatan global yang mendunia
saat ini. Sebagian besar kasus DM yang terjadi sudah berujung pada komplikasi
dari DM tersebut. Tipe DM yang sering dijumpai pada kebanyakan orang
adalah DM tipe 2. DM tipe 2 merupakan akibat dari gaya hidup yang tidak
sehat. Di era modern mengubah gaya hidup seseorang yang mulanya
mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dari alam menjadi konsumsi
makanan yang cepat saji, selain itu malas melakukan aktivitas fisik atau
olahraga juga menjadi penyebab factor yang menyebabkan terjadinya
penumpukan lemak sehingga berisiko menimbulkan obesitas dan
menyebabkan DM tipe 2.

Diabetes Melitus adalah sekelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan


peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat defek sekresi insulin, aksi
insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus jika tidak ditangani akan
menyebabkan beberapa komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut yang
terjadi pada pasien dengan DM adalah ketoasidosis diabetic, hipoglikemia, dan
hiperglikemia, sedangkan komplikasi kronis yang terjadi, seperti: hipertensi,
penyakit arteri coroner, stroke, nefropati diabetic, retinopati diabetik (Smeltzer
and Bare, 2018)

Menurut World Health Organization (2016), Diabetes mellitus termasuk 10


besar penyebab kematian terbanyak di dunia, penyakit ini menduduki peringkat
keenam dengan 1,6 juta orang kematian pada tahun 2016, sedangkan pada
tahun 2012 angka kematian dengan DM sebanyak 1,5 juta orang. Glukosa
darah yang lebih tinggi dari optimal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian,
dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. 43% dari 3,7
juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang
disebabkan tinggi glukosa darah atau diabetes yang terjadi sebelum usia 70
lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara-negara berpenghasilan tinggi.

Menurut International Diabetes Federation (2017), diperkirakan pada tahun


2017 ada 451 juta (usia 18-99 tahun) penderita diabetes di seluruh dunia.
Diperkirakan bahwa hampir setengah dari semua orang (49,7%) yang hidup
dengan diabetes tidak terdiagnosis. Selain itu, ada sekitar 374 juta orang
dengan gangguan toleransi glukosa (IGT) dan diproyeksikan bahwa hampir
21,3 juta kelahiran hidup wanita dipengaruhi oleh beberapa bentuk
hiperglikemia dalam kehamilan. Pada 2017, sekitar 5 juta kematian di seluruh
dunia disebabkan oleh diabetes pada rentang usia 20-99 tahun. Indonesia juga
menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia. IDF melaporkan
bahwa epidemi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan
meningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah
Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah
penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang.

Menurut RISKESDAS (2018) peningkatan angka pravalensi diabetes cukup


signifikan, yaitu: 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018, sehingga
jumlah estimasi penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang
kemudian beresiko terkena penyakit lain seperti: serangan jantung, stroke,
kebutaan, dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan
kematian. Di wilayah Jakarta khususnya Jakarta Timur sebagai rumah sakit
rujukan RSUD Pasar Rebo menangani banyak kasus penyakit salah satunya
Diabetes mellitus. Berdasarkan hasil rekam medic RSUD Pasar Rebo Jakarta
Timur khusus Ruang Flamboyan data 3 bulan terakhir Desember 2018-
Februari 2019 pravelensi penyakit DM sebanyak 78 orang dari 622 pasien atau
12,54%.
Karena beratnya komplikasi yang ditimbulkan oleh Diabetes Melitus
dibutuhkan peran perawat secara komprenshif dalam memberikan asuhan
keperawatan melalui peran promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Peran
perawat dalam promotif dengan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, pencegahan dan
perawatan dari diabetes mellitus, sehingga mencegah bertambahnya penderita
DM. Peran perawat dalam preventif adalah untuk mereka yang sudah
mengalami DM tetapi jangan sampai timbul komplikasi yaitu dengan
memberikan edukasi tentang komplikasi yang dapat timbul dan bagaimana
mencegah komplikasi dengan cara mengurangi makanan berkabohidrat tinggi,
rutin olahrga, hindari merokok, mengubah gaya hidup sehat. Peran perawat
kuratif yang dapat dilakukan perawat adalah melakukan perawatan luka dan
tindakan kolaborasi dengan memberika OAD (obat anti diabetes) dan terapi
insulin. Peran perawat dalam rehabilitatif dengan memperhatikan 3J yaitu
mengatur tepat jumlah kalori dan zat gizi, memilih tepat jenis bahan makanan,
mengatur tepat jadwal makan, olahraga dan perawatan kaki (foot care).

Berdasarkan uraian di atas terkait Diabetes Melitus yaitu tingginya tingkat


prevalensi, beratnya komplikasi dan pentingnya peran perawat maka penulis
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes
Melitus.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien Ny. D dengan Diabetes Melitus tipe II.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa/i mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawataan pada pasien Ny. D dengan
Diabetes Melitus tipe II.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. D dengan Diabetes
Melitus tipe II.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien Ny. D dengan
Diabetes Melitus tipe II.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Ny. D dengan
Diabetes Melitus tipe II.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Ny. D dengan
Diabetes Melitus tipe II.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat diantara teori dan kasus
g. Mengidentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat serta
mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Ny. D dengan
Diabetes Melitus.dalam bentuk narasi

C. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini kelompok membatasi pada Asuhan
Keperawatan pada Ny. D dengan Diabetes Melitus, di Ruang Flamboyan
RSUD PASAR REBO dari tanggal 26-28 Februari 2019.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan
secara objektif mulai dari pengumpulan data, menganalisa data dan menarik
kesimpulan yang selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan klien dan
keluarga klien, observasi yang diperoleh dari pemeriksaan fisik dan inspeksi
dan pemeriksaan tanda-tanda vital, serta observasi perilaku klien, studi
dokumentasi pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan klien yang
ada diruangan baik catatan keperawatan atau catatan medis.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
terdiri dari: latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup
dan sistematika penulisan. BAB II terdiri dari: pengertian BAB III terdiri dari:
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. BAB IV terdiri dari:
pembahasan pengkajian keperawatan, pembahasan diagnosa keperawatan,
pembahasan perencanaan keperawatan, pembahasan implementasi
keperawatan dan pembahasan evaluasi keperawatan. BAB V terdiri dari:
kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai