Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun.

Pada pencapaian umur lanjut ini, lansia akan mengalami beberapa

perubahan (Maryam dkk, 2012). Lansia akan mengalami penurunan daya

ingat, yang merupakan salah satu fungsi kognitif.ingatan jangka panjang

berkurang, sedangkan ingatan jangka pendek memburuk. Lansia akan

kesulitan mengungkapkan kembali cerita atau kejadian yang tidak begitu

menarik perhatian (Azizah, 2011). Fenomena yang ada dilapangan, lansia

sama-sama berumur 60 tahun tapi memiliki fungsi kognitif yang berbeda,

ada yang mengalami sedikit penurunan pada fungsi kognitif dan ada pula

yang mengalami penurunan kognitif secara drastis. Sebenarnya hal ini

bisa diperlambat, salah satunya dengan meningkatkan kualitas tidur.

Lansia juga akan mengalami perubahan pada tidurnya, seorang lansia akan

membutuhkan waktu lebih lama dalam untuk memulai tidur dan memiliki

waktu lebih sedikit untuk tidur nyenyak seiring dengan penurunan fungsi

tubuh dalam kaitannya dengan fisiolgis tidur dan jumlah tidur yang

mengalami penurunan (Henny dkk, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Haimov dkk (2013)

tentang perlakuan fungsi kognitif yang dilakukan oleh sejumlah lansia

dengan insomnia, bahwa peran tidur sangat penting untuk penerimaan


memori baru sehingga kualitas tidur memiliki pengaruh besar terhadap

peran besar terhadap peran memori.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di PSLU

Blitar di Tulungagung bulan Desember 2016 terdapat 80 lansia, dari 10

lansia 9 diantaranya mengalami gangguan fungsi kognitif.

Penurunan fungsi kognitif yang dialami oleh lansia akan

berdampak pada berbagai hal, salah satu dampak dari penurunan fungsi

kognitif yaitu akan menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Pada

lansia dengan tahap-tahap tertentu dalam penurunan kapasitas intelektual

menjadi masalah yang mengganggu bagi kesejahteraan kehidupannya

(Mongisidi, Tumewah & Kembuan, 2013)

Fungsi tidur selain untuk memelihara fungsi jantung juga sebagai

pemulihan fungsi kognitif. Seseorang yang mendapatkan kualitas tidur

yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya, dimana pada

tahap tidur dihubungkan dengan aliran darah ke serebral, peningkatan

konsumsi oksigen yang dapat membantu penyimpanan memori dan

pembelajaran yang berhubungan dengan fungsi kognitifnya. Sehingga

pemeliharaan tidur yang baik menunjukkan adanya kualitas tidur yang

baik pula (Potter & Perry, 2012)

Berdasarkan fakta diatas, peneliti tertarik ingin meneliti

“Hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia di PLSU

Blitar di Tulungagung”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut “ Apakah Ada Hubungan Kualitas Tidur

Dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di PSLU cabang Blitar di

Tulungagung ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif

pada lansia di PLSU cabang Blitar di Tulungagung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kualitas tidur pada lansia di PSLU cabang Blitar

di Tulungagung.

b. Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia di PSLU cabang

Blitar di Tulungagung.

c. Menganalisis hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada

lansia di PSLU cabang Blitar di Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan

khususnya tentang kualitas tidur pada lansia.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan kualitas

tidur dengan fungsi kognitif pada lansia di PSLU Blitar di

Tulungagung

b. Bagi Pengambil Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam meningkatkan status kualitas tidur dan fungsi

kognitif pada lansia di PSLU cabang Blitar di Tulungagung.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai