Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Muhamad Angga A
Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.
E-mail: mpenk_jz22 @yahoo.com
Abstrak
Waste energy adalah energy buang yang berbentuk panas yang terbuang ke lingkungan. Tugas Akhir ini dilakukan
dengan memanfaatkan energy buang dari cerobong (stack) di PT. PJB Paiton, panas yang keluar dari stack boiler
dimanfaatkan untuk memanaskan generator absorbsi pada mesin pendingin absorbsi. Pada generator mesin
absorbsi, campuran Lithium Bromide dan air dipanaskan oleh flue gas dari stack boiler, yang akan membuat
campuran terpisah. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur panas buang di stack boiler, kemudian menghitung
kandungan lithium bromide pada generator dan absorber. Kemudian, menghitung entalphi dan beban tiap-tiap
komponen absorber, generator, kondensor, dan evaporator sehingga akan didapatkan COP pada mesin pendingin
absorbsi tersebut. Setelah itu, dilakukan proses perhitungan dan perencanaan pada generator berdasarkan dimensi
generator yang terdapat dipasaran. Dari perhitungan ini didapatkan harga COP absorbsi sebesar 0,72 dengan
temperatur generator 130°C, temperatur kondensor 60°C, temperature absorber 40°C, dan temperature
evaporator 10°C. Untuk pemilihan generator yang terdapat dipasaran, dipilih generator absorbsi dengan
spesifikasi diameter shell 36” x 23’10” overall length dan diameter outlet tube 1”x 20’.
Kata kunci : generator, absorpsi, COP absorpsi
1. Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan
teknologi di bidang teknik pendingin menjadi
semakin pesat khususnya pada sistem absorpsi.
Oleh karena itu, penulis mengambil tema tugas
akhir yang berhubungan dengan sistem absorpsi
mengenai perencanaan mesin pendingin dengan
memanfaatkan waste energy ( energy buang ). Gambar 1. Metoda perubahan uap tekanan rendah menjadi
uap tekanan tinggi dalam sebuah sistem refrigerasi
Pemanfaatan waste energy tersebut berupa
dengan memanfaatkan kalor dari gas buang yang
terletak di dalam stack boiler sehingga dapat Seperti yang digambarkan pada gambar 2.5,
digunakan untuk mesin pendingin sistem jika uap tekanan rendah dari evaporator dapat
absorpsi ini. Untuk sistem absorpsi, sebagian ditransformasikan menjadi uap tekanan tinggi
besar biaya operasinya berkaitan dengan dan dialirkan ke kondensor. Pada sistem
pemberian panas pada generator dan daya listrik kompresi uap menggunakan kompresor untuk
yang dibutuhkan jauh lebih kecil sehingga lebih menaikkan tekanan tersebut, tetapi pada siklus
ekonomis jika dibanding dengan sistem kompresi absorpsi, proses absorpsi menyerap uap tekanan
uap, hal ini dikarenakan di dalam sistem absorpsi rendah ke dalam suatu zat cair penyerap
memerlukan listrik hanya untuk menjalankan (absorpsi liquid) yang cocok, yang terkandung di
pompa. Pada perencanaan sistem absorpsi ini dalam proses absorpsi yaitu konversi
penulis menggunakan air sebagai refrigeran dan (perubahan) dari uap menjadi cair, proses ini
lithium bromide sebagai absorbent. hampir sama dengan proses kondensasi, maka
selama proses berjalan kalor dilepaskan.
2. Dasar Teori Tahap selanjutnya setelah proses absorpsi
Siklus absorpsi hampir sama dalam adalah menaikan tekanan zat cair dengan pompa,
beberapa hal dengan siklus kompresi uap. Dalam dan yang terakhir membebaskan uap dari zat cair
sebuah siklus refrigerasi uap terdiri dari empat penyerap dengan memberikan kalor.
komponen yaitu kompresor, kondensor, katup
ekspansi, dan evaporator, tetapi di dalam
refrigerasi absorpsi fungsi dari kompresor diganti
dengan absorber, pompa, dan generator.
dipanaskan dari temperatur absorber t A ke
temperatur gelembung t 1 pada tekanan generator,
sebaliknya larutan miskin jenuh titik 2 dari
generator dengan temperatur generator t h dan
konsentrasi refrigeran ζ a pada fase cair
didinginkan ke temperatur absorber t 3 . Ini akan
mengurangi jumlah kalor yang ditambahkan
pada generator dan meningkatkan koefisien
prestasi (COP) dan mengurangi jumlah kalor
yang dibuang pada absorber. Pada beberapa
Gambar 2. Daur dasar refrigerasi absorpsi kasus, keadaan setelah proses pemanasan larutan
kaya titik 1a akan berada pada keadaan
Dalam gambar 2.6 menunjukkan daur dasar subcooled dibawah temperatur jenuh titik 1 pada
absorpsi. Uap tekanan rendah dari evaporator tekanan kondensor p k .
diserap oleh larutan cairan (liquid solution)
dalam absorber. Jika proses ini dilakukan secara
adiabatic, suhu larutan akan naik dan akhirnya
absorpsi uap akan berhenti. Untuk mengekalkan
proses absorpsi, absorber didinginkan oleh udara
atau air yang kemudian melepaskan kalor ke
udara bebas. Pompa menerima zat cair tekanan
rendah dari absorber, meninggikan tekanan zat
cair, dan mengalirkan ke generator. Dalam
generator, larutan dipanaskan dengan sumber
panas sehingga terjadi proses penguapan larutan.
Selanjutnya larutan cairan dikembalikan ke
Gambar 3. Siklus absorpsi uap dengan alat
absorber melalui katup trotel yang maksudnya
penukar kalor larutan
adalah untuk memberikan penurunan tekanan
agar menjaga beda tekanan antara generator dan
Keterangan :
absorber. Refrigeran yang sering dipakai adalah
G = Generator
amoniak dengan media transport berupa air.
C = Kondensor
Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air
E = Evaporator
dengan media transport berupa lithium bromide
A = Absorber
atau lithium chloride. Keunggulan sistem ini
lebih terasa apabila ada sumber panas dengan
3. Metodologi
temperatur 100-200°C yang murah seperti Adapun alur metode perencanaan dan
misalnya energi surya, geothermal, waste energy perhitungan generator yang digunakan adalah
dan lain-lain. sebagai berikut :
Keseimbangan energi pada siklus ini :
Q o + Q p + Q h = Q c + Q A = Q k …(1)
Koefisien prestasi :
efekrefrigerasi
COP =
energiyangdiberikan
qevaporator
COP =
qgenerator
qo
COP = ………………………(2)
qh
7,8 1 2
4, 4a 6