BAB 1 & Konsep Pengembangan Mega Urban
BAB 1 & Konsep Pengembangan Mega Urban
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
BAB IV ................................................................................................................................................. 18
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 18
EKONOMI WILAYAH 1
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perencanaan pembangunan ekonomi perlu untuk menentukan prioritas kegiatan
pada sektor-sektor perekonomian. Sektor-sektor tersebut pada dasarnya memiliki keterkaitan satu
dengan yang lainnya sehingga hal ini dapat dimanfaatkan untuk memajukan semua sektor yang
terdapat dalam perekonomian. Melihat keterkaitan antar sector dan memperhatikan efisiensi serta
efektifitas yang akan dicapai dalam suatu pembangunan maka sektor yang mempunyai keterkaitan
tinggi merupakan sektor yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal ini dikarenakan jika sector
utama yang mendapatkan perhatian lebih tersebut mengalami pertumbuhan, maka sektor yang
mempunyai keterkaitan dengan sector utama juga akan mengalami pertumbuhan. Analisis Input –
Output yang dikembangkan oleh Wassily Loentief banyak digunakan untuk melakukan analisis
terhadap struktur perekonomian.
Analisis Input-Output menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling
keterkaitan antar satuan kegiatan perekonomian untuk satu waktu tertentu yang biasanya disajikan
dalam bentuk tabel. Tabel IO dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang struktur
perekonomian yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing kegiatan
perekonomian disuatu negara, struktur input antara yaitu penggunaan barang dan jasa oleh kegiatan
produksi di suatu daerah dan struktur penyediaan barang dan jasa berupa produksi dalam negeri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, analisis model Tabel Input Output (Tabel IO) merupakan alat
yang digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor yang terdapat dalam perekonomian untuk
membantu suatu perencanaan pembangunan perekonomian di suatu daerah.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyususnan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan metode analisa Input-Output.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan table Transaksi.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan Matriks Koefisien Input Matriks Pengganda.
EKONOMI WILAYAH 2
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari penyusunan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pembahasan analisis Input-Output, table transaksi dan Matriks
Koefisien Input MatriksPengganda.
BAB III KESIMPULAN
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan pada makalah ini.
EKONOMI WILAYAH 3
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Input-Output (I-O)
Analisis Input-output (I-O) adalah Suatu model yang pertama kali dikembangkan oleh Wassily
Leontief pada tahun 1930. Analisis Input-output (I-O) merupakan metode yang dilakukan untuk
melihat hubungan antarsektor dalam perekonomian atau menelaah struktur perekonomian yang saling
berkaian antar berbagai sektor atau kegiatan ekonomi yang berarti bahwa output suatu sektor
merupakan input bagi sektor lain. Prinsip dasar dari analisis input-output adalah mengidentifikasi
mendisagregasi semua aliran pengeluaran antara berbagai aktivitas ekonomi (sektor/industri), antara
aktivitas ekonomi dan konsumen, antara aktivitas ekonomi dan penyediaan input yang ada dalam
struktur perdagangan perekonomian. Analisis Input-output (I-O) bertujuan untuk menentukan
multiplier dan mengidentifikasi perekonomian secara menyeluruh dan mengetahui dampak perubahan
permintaan akhir dari setiap aktivitas ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan. Analisis
model dilakukan pada kurun waktu tertentu yaitu satu tahun dimana akan selalu didapat identitas
bahwa total input sama dengan total output.
Konsep dasar Model Input-Output adalah struktur perekonomian tersusun dari berbagai
sektor/industri yang satu sama lain berinteraksi melalui transaksi jual beli. Output suatu sektor akan
didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor-sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan
akhir, baik yang berasal dari rumah tangga, pemerintah, investasi, maupun permintaan ekspor. Input
suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-sektor lainnya, dari rumah
tangga dalam bentuk jasa tenaga kerja, pemerintah bentuk pembayaran pajak tidak langsung,
penyusutan, surplus usaha serta impor. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa
perusahaan dengan ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
Tujuan utama dari analisis Input-Output adalah menghasilkan gambaran aliran antar industri-
industri untuk menghasilkan keluaran (produk) bagi suatu sektor tertentu atau menjelaskan besaran
aliran antar industri dalam hubungannya dengan tingkat produksi dalam setiap sektor yang diperoleh
adalah gambaran statis selama periode waktu analisis. Terdapat 3 macam klasifikasi hubungan Input-
Output yaitu :
a. Hubungan Langsung
Pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh sektor yang menggunakan input dari output
sektor yang bersangkutan. Misalnya, jika industri konveksi menaikkan produksinya menjadi dua
kali lipat maka permintaan akan benang, tekstil, dan kancing juga akan naik lebih kurang dua kali
lipat. Kenaikan industri tekstil pasti akan berpengaruh terhadap industri lainnya, seperti
pengangkutan.
EKONOMI WILAYAH 4
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
EKONOMI WILAYAH 5
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
h. Model ini berguna dalam menganalisis perubahan harga yang dapat ditinjau dari pengaruh
secara langsung dan tidak langsung dalam perubahan harga input terhadap harga o utput.
Adapun Terdapat pula kelemahan alam teknikanalisis Inpu-Output Menurut Boedijanto (2003)
yaitu:
a. Koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan) dan teknologi yang
digunkan juga dianggap konstan, hal ini menyebabkan perubahan kuantitas dan harga input
akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga input.
b. Analisis Input-output tidak mampu menjelaskan masalah distribusi pendapatan daam suatu
perekonomian karena dalam model tidak ada elemen yang mencerminkan distribusi
pendapatan.
c. Asumsi yang digunakan sedikit restriktif.
d. Biaya pengumpulan data yang besar.
EKONOMI WILAYAH 6
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
perekonomian. Dalam analisis I-O kuadran ini berperan penting karena menunjukkan
keterkaitan antarsektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.
b. Kuadran II (Final Demand Quadran) yang mana kuadran ini menunjukkan penjualan barang
dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir.
Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipengaruhi oleh rumah tangga,
pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Konsumsi rumah tangga
penjualan barang bekas dan sisa. Pengeluaran konsumsi pemerintah adalah pengeluaran
pemerintah yang digunakan untuk konsumsi pemerintah itu sendiri. Pembentukan modal tetap
mencakup pembelian semua barang baru oleh semua sektor produksi, termasuk pembelian
barang bekas dari luar negeri. Perubahan stok merupakan nilai persediaan akhir dikurangi
persediaan awal tahun. Kemudian komponen yang terakhir adalah ekspor, yaitu meliputi
pembelian barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri oleh pihak asing.
c. Kuadran III (Primary Input Quadran) menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar
sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran III terdiri dari pendapatan
rumah tangga (upah dan gaji), surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung. Jumlah
keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh
wilayah tersebut. Upah dan gaji adalah pembayaran para buruh dan pegawai atas partisipasi
mereka dalam kegiatan produksi. Surplus usaha meliputi sewa tanah, bunga atas modal, dan
keuntungan produsen. Penyusutan merupakan perkiraan pengurangan nilai barang modal
tetap yang dipakai dalam proses produksi. Pajak tak langsung neto adalah selisih antara pajak
tak langsung dengan subsidi.
d. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadran) yang mana kuadran ini merupakan
kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran
input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.
Penyebab dari asumsi-asumsi yang ada maka tabel I-O sebagai model kuantitatif memiliki
keterbatasan, yaitu koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap selama periode
analisis. Jika koefisien teknis dianggap tetap maka teknologi yang digunakan dalam proses
produksi juga dianggap tetap. Sehingga mengakibatkan besarnya perubahan yang terjadi pada
kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan besarnya perubahan kuantitas dan
harga output. Meskipun demikian, model I-O masih menjadi model yang lengkap dan
komprehensif.
EKONOMI WILAYAH 7
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
total penjualan output yang dihasilkannya diperlihatkan dalam keterkaitan ke depan (forward linkage)
sedangkan hubungan keterkaitan antar industri/sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input
yang digunakan untuk proses produksi diperlihatkan dalam keterkaitan ke belakang (backward
linkage). Berdasarkan konsep ini kita dapat mengetahui besarnya pertumbuhan suatu sektor yang
dapat menstimulir pertumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme industri. Koefisien langsung akan
menunjukkan keterkaitan langsung antarsektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input
antara, sedangkan matriks kebalikan Leontief akan menunjukkan keterkaitan langsung dan tidak
langsungnya.
EKONOMI WILAYAH 8
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
dikenal dengan dampak penyebaran yang terbagi menjadi kepekaan penyebaran dan koefisien
penyebaran.
Konsep ini diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan
produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Kepekaan penyebaran bermanfaat
untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme
pasar output. Sektor I dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdi lebih
besar dari satu. Berlaku pula sebaliknya bila nilai Sdi lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan
untuk mencari nilai kepekaan penyebaran adalah:
EKONOMI WILAYAH 9
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
kebalikan Leontief α menunjukkan total pembelian input baik langsung maupun tidak
langsung dari sektor i sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Dengan demikian
matriks kebalikan Leontief mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian
yang dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antarsektor dalam perekonomian suatu
wilayah atau negara. Koefisien dari matriks invers ini [αij] menunjukkan besarnya perubahan
aktivitas dari suatu sektor yang akan memengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain.
b. Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output
dalam perekonomian. Dalam tabel IO, yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan
gaji yang diterima oleh rumah tangga. Pendapatan di sini tidak hanya mencakup beberapa
jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga tetapi
juga dividen dan bunga bank.
c. Multiplier tenaga kerja menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan
awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam tabel
I-O seperti pada multiplier output dan pendapatan, karena dalam tabel I-O tidak mengandung
elemen-elemen yang berhubungan dengan tenaga kerja. Multiplier tenaga kerja dapat
diperoleh dengan menambahkan baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk
masingmasing sektor dalam perekonomian suatu negara atau wilayah. Penambahan baris ini
untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja. Penambahan baris dilakukan untuk mendapatkan
koefisien tenaga kerja (ei). Cara untuk memeroleh koefisien tenaga kerja adalah dengan
membagi setiap jumlah tenaga kerja masing-masing sektor dengan jumlah total output dari
masing-masing sektor tersebut.
d. Multiplier tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan, dan tenaga
kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam
jumlah output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada di suatu negara atau wilayah. Efek
multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja terdiri dari beberapa tahap yang dapat
dikelompokkan, yaitu Efek Awal (Initial Impact), Efek Putaran Pertama (First Round Effect),
Efek Dukungan Industri (Industrial Support Effect), Efek Induksi Konsumsi (Consumption
Induced Effect) dan Efek Lanjutan (Flow-on Effect).
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut,
Tabel 3.1. Rumus Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja
EKONOMI WILAYAH 10
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
Untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output,
pendapatan, dan tenaga kerja maka dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I dan tipe II
sebagai berikut:
EKONOMI WILAYAH 11
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
BAB III
STUDI KASUS
Studi kasus yang digunakan pada laporan ini adalah dari jurnal penelitian Ekonomi Regional
Provinsi Sulawesi Tenggara: Pendekatan Sektor Basis Dan Analisis Input‐Output oleh Sri Subanti dan
Arif Rahman Hakim. Dalam metode analisis Input Output, ada tiga langkah yang dilakukan, yaitu
Struktur Pendapatan Nasional, Efek Pengganda, dan analisis keterkaitan. Pada struktur pendapatan
nasional diketahui bahwa struktur pendapatan nasional sebagai penjumlahan dari seluruh pengeluaran
agregat yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian. Komponen pengeluaran
agregat yaitu konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan
impor. Berdasarkan tabel 3.1, diketahui bahwa konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi paling
besar yakni Rp1.213.500 juta setara 46,72 persen kemudian diikuti oleh pos ekspor barang, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan impor. Tingginya kontribusi nilai ekspor dan investasi menunjukkan
bahwa potensi lokal daerah ini mampu menarik minat investor selain produksinya cukup baik
sehingga gerak ekonomi lokal tidak begitu didominasi oleh pemerintah daerah sebagaimana yang
jamak terjadi pada beberapa daerah di Indonesia. Kondisi ini juga ditunjukkan oleh rendahnya impor
yang berarti bahwa ekonomi lokal mampu menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
perekonomian.
Sedangkan jika dibandingkan dengan tabel input‐output tahun 1995 tingkat nasional
sebagaimana tabel 3.2 memperlihatkan dominasi sektor konsumsi cukup tinggi baik untuk tingkat
region di Sulawesi Tenggara maupun nasional. Berikutnya sama, diikuti oleh pos investasi dan
konsumsi yang persentase kontribusinya mencapai lebih dari dua puluh persen. Perbedaan terlihat
pada pos impor dimana kontribusi impor di Sulawesi Tenggara lebih kecil daripada tingkat nasional.
Sebaliknya pada pos pengeluaran pemerintah dimana kontribusi pengeluaran pemerintah di Sulawesi
Tenggara lebih besar daripada nasional.
EKONOMI WILAYAH 12
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
Selanjutnya dilakukan analisa efek pengganda seperti efek pengganda output, efek pengganda
pendapatan, maupun efek pengganda tenaga kerja. Berdasarkan efek output pada tabel 3.3 sektor
pertambangan & penggalian memiliki pengganda output tertinggi (3,01425), kemudian diikuti sektor
pertanian dan sektor industri pengolahan yang masing‐masing bernilai 2,36691 dan 2,01438. Hal ini
berarti setiap kenaikan permintaan output sektor ini sebesar Rp1, berdampak meningkatkan output
perekonomian secara keseluruhan masing‐masing sebesar Rp 3,01425; Rp 2,36691; dan Rp 2,01438.
Tiap sektor ini berkekuatan besar dalam menstimulir pertumbuhan dan dibutuhkan oleh sektor lain.
Sedangkan, sektor yang memiliki pengganda bernilai rendah yakni sektor transportasi dan sektor
keuangan, sewa, dan jasa perusahaan menunjukkan sektor ini tidak banyak membutuhkan input dari
sektor lain.
Tabel 3.3 Pengganda Output Provinsi Sulawesi Tenggara
Jika dilihat dari segi efek pengganda pendapatan berdasarkan tabel 3.4, diketahui hasil dari
dampak dan pengganda pendapatan sektor‐sektor perekonomian di Sulawesi Tenggara menunjukkan
bahwa sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan memberi nilai terbesar jika dibanding sektor lain.
Adapun sektor berikutnya adalah sektor pertambangan dan penggalian; perdagangan, hotel, dan
restoran; jasa‐jasa; bangunan; pertanian; transportasi, dan komunikasi; listrik, gas, & air serta industri.
Nilai pengganda pendapatan di sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar 0,75565. Nilai
EKONOMI WILAYAH 13
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
tersebut mengandung arti bahwa untuk setiap kenaikan satu satuan output yang dihasilkan sektor
jasa‐jasa, total pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara akan meningkat sebesar Rp 0,75565
milyar. Begitu juga untuk sektor industri dengan nilai sebesar 0,30322 mengandung arti bahwa untuk
setiap kenaikan satu satuan output yang dihasilkan oleh sektor pertambangan dan penggalian, total
pendapatan masyarakat di Sulawesi Tenggara akan meningkat sebesar Rp0,30322 milyar. Nilai ini
termasuk paling kecil jika dibandingkan dengan nilai pengganda sektor lain.
Tabel 3.4 Pengganda Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Dari hasil analisis efek pengganda yang terakhir, yaitu efek pengganda kesempatan kerja
didapatkan hasil pengganda kesempatan kerja sektor‐sektor perekonomian di Sulawesi Tenggara
disajikan pada tabel 3.5 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memberi nilai terbesar jika
dibanding sektor lain. Nilai pengganda kesempatan kerja di sektor industri pengolahan sebesar
0,97147. Dengan asumsi ada keterkaitan antarsektor maka jika terjadi peningkatan output sektor
industri pengolahan sebesar 1 milyar, berdampak pada penambahan kesempatan kerja bagi
perekonomian secara keseluruhan sebesar 971 orang. Dampak kesempatan kerja terhadap sektor
industri pengolahan sendiri adalah naik sebesar 761 orang sesuai dengan koefisien teknisnya. Begitu
juga untuk sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan dengan nilai sebesar 0,10195. Dengan asumsi
yang sama, jika terjadi peningkatan output sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan sebesar 1
milyar, berdampak pada penambahan kesempatan kerja bagi perekonomian secara keseluruhan
sebesar 9 orang. Dampak kesempatan kerja terhadap sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan
sendiri begitu kecil. Ini menunjukkan bahwa sektor ini kurang sensitif dalam menciptakan lapangan
kerja. Nilai ini termasuk paling kecil jika dibandingkan dengan nilai pengganda sektor lain.
Tabel 3.5 Pengganda Kesempatan Kerja Provinsi Sulawesi Tenggara
EKONOMI WILAYAH 14
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
Setelah dilakukan analisis tersebut, maka dilanjutkan dengan analisis keterkaitan yang mana
akan dibahas menjadi tiga hal, yaitu indeks keterkaitan langsung ke depan, indeks keterkaitan
kebelakang, serta analisis keterkaitan antarsektor. Hasil analisis keterkaitan langsung ke depan
menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perdagangan hotel & restoran memiliki nilai yang tinggi
dibandingkan sektor lainnya. Dapat dilihat dalam tabel 3.6 sektor pertanian dan perdagangan hotel &
restoran memiliki nilai keterkaitan langsung kedepan masing‐masing sebesar 2,83369 dan 1,27585.
Nilai ini yang dihasilkan olehkedua sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perdagangan
hotel & restoran mempunyai kemampuan kuat untuk mendorong pertumbuhan output industri
hilirnya. Selain itu, output yang dihasilkan dari kedua sektor di atas merupakan komoditas
intermedier, dalam artian menjadi komponen bahan baku bagi industri dan sektor perekonomian
lainnya.
Tabel 3.6 Indeks Keterkaitan Langsung Kedepan
EKONOMI WILAYAH 15
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
sektor perdagangan, hotel & restoran mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik pertumbuhan
sektor hulunya karena setiap satu satuan peningkatan permintaan akhir pada setiap lima sektor
tersebut akan mendorong peningkatan output pada sektor‐sektor yang menggunakannya sebagai input
dimana peningkatannya sektor hulunya masing‐masing sebesar 1,57147 untuk sektor pertambangan &
penggalian; 1,23398 untuk sektor pertanian; serta 1,0233 untuk sektor perdagangan, hotel & restoran.
Tabel 3.7 Indeks Keterkaitan Langsung Ke belakang
Setelah dilakukan keterkaitan depan dan belakang, maka dilanjutkan dengan Analisis
Keterkaitan Total AntarSektor dan Penentuan Sektor Prioritas. Melalui tabel 3.9 bahwa sektor
pertanian dan sektor perdagangan hotel & restoran menjadi sektor prioritas dalam perekonomian
Provinsi Sulawesi Tenggara karena kedua sektor ini memiliki nilai keterkaitan kedepan dan nilai
keterkaitan ke belakang yang lebih besar dari satu. Sektor ini dalam jangka panjang dapat mendorong
tumbuhnya sektor lain dalam perekonomian, strategi jangka panjang umumnya ditujukan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam kuadran keterkaitan antarsektor
perekonomian Sulawesi Tenggara terlihat jelas bahwa kedua sektor memegang peran penting seperti
tabel 3.8.
EKONOMI WILAYAH 16
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
EKONOMI WILAYAH 17
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun hasil kesimpulan dari pembahasan mengenai teknik analisa Input-Output in
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Input-output (I-O) merupakan metodeyang dilakukan untuk melihat
hubungan antarsektor dalam perekonomian atau menelaah struktur perekonomian
yang saling berkaitan antar berbagai sektor.
2. Prinsip dasar dari analisis input-output adalah mengidentifikasi mendisagregasi semua
aliran pengeluaran antara berbagai aktivitas ekonomi, antaraaktivitas ekonomi dan
konsumen, antara aktivitas ekonomi dan penyediaan input yang ada dalam struktur
perdagangan perekonomian
3. Analisis Input-output (I-O) bertujuan untuk menentukan multiplier dan
mengidentifikasi perekonomian secara menyeluruh serta mengetahui dampak
perubahan permintaan akhir dari setiap aktivitas ekonomi terhadap perekonomian
secara keseluruhan.
4. Terdapat 3 macam klasifikasi hubungan Input-Output, yaitu hubungan langsung,
hubungan tidak langsung dan hubungan sampingan.
5. Manfaat dalam melakukan analisis Input-output (I-Q), yaitu menggambarkan
keterkaitan antarsektor, dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik backward
linkage dan daya mendorong forward linkage dari setiap sektor, sebagai salah satu
alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah karena
bisa melihat permasalahan secara komprehensif, dapat digunakan sebagai bahan untuk
menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan
ekonomi wilayahdanmodel input output juga dapat digunakan untuk melihat
komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa.
6. Adapun kelemahan dalam penggunaan teknik analisis Input-output (I-Q)ini adalah
asumsi yang sedikit restriktif, biaya pengumpulan data yang besar dan hambatan-
hambatan dalam mengembangkan model dinamik.
EKONOMI WILAYAH 18
TEKNIK ANALISIS INPUT-OUTPUT (IO) 2019
DAFTAR PUSTAKA
Kriswantriyono, A. 1994. Dampak Pengembangan Sektor Industri Pengolahan terhadap
Perekonomian Wilayah Kab. Dati II Bekas: Analisis Derivasi TAbel Input-Output. Skripsi Sarjana
Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Nazara, Suahazil. 2005. Analisis Input‐Output Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Priyarsono DS, Sahara, firdaus M.2007. ekonomi Regional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Subanti, Sri dan Arif Rahman Hakim.Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan:Pendekatan
Sektor Basis dan Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Volume 10. Nomor
1. April 2009:13-33. Universitas Indoonesia:Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional-Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
EKONOMI WILAYAH 19