Anda di halaman 1dari 4

5.

Penentuan Harga Transfer berdasarkan Biaya (Cost Basis Transfer Pricing)

Digunakan pada transfer antar perusahaan yang menggunakan konsep pusat


pertanggung jawaban biaya. Kinerja manajer diukur melalui pertanggung jawabannya
mengenai pengendalian biaya. Konsep ini sederhana dan menghemat sumber daya karena
tersedianya informasi di setiap tingkat aktivitas perusahaan. Jika harga kompetitif tidak
tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan berdasarkan biaya ditambah laba. Dua keputusan
yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasar biaya, yaitu:

1) Dasar Biaya
Dasar yang umum adalah biaya standard. Biaya aktual tidak boleh digunakan
karena faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian.
2) Markup Laba
Dalam menghitung markup laba terdapat dua keputusan, yaitu apa dasar markup
laba tersebut dan tingkat laba yang diperbolehkan. Dasar yang paling mudah dan umum
dipergunakan adalah persentase dari biaya.

Solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang


dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi
dihitung pada tingkat standard, dengan aktiva tetap dan persediaan pada tingkat biaya
penggantian (replacement cost).

Transfer pricing yang mendasarkan pada biaya dapat bervariasi antara:

1) Biaya Variabel sebenarnya (actual variabel cost)


2) Biaya tetap sebenarnya (actual fixed cost)
3) Biaya variabel standar (standard variable cost)
4) Biaya total standar (standard full cost)
5) Biaya rata-rata (average cost), dan
6) Biaya total ditambah kenaikan (full cost plus mark – up).

Untuk pengendalian manajemen, harga transfer nomor 1 sampai dengan 5 tersebut dapat
ditentukan dengan tanpa memperhitungkan laba atau bahkan di bawah biaya total dan dengan
demikian mendatangkan kerugian (parsial) pada perusahaan pentransfer. Namun, jumlah
tersebut tentu tetap menguntungkan grup perusahaan hulu sebagai akibat kebijakan harga
transfer tersebut merupakan penggeseran potensi laba kepada anggota perusahaan hilir yang
akan menjual barang dengan harga pasar yang sebenarnya kepada konsumen.

6. Biaya Tetap dan Laba Hulu

Pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak menyadari jumlah
biaya tetap dan laba bagian hulu yang yang terkandung dalam harga pembelian internal.

Metode mengatasi masalah ini adalah dengan cara-cara digambarkan :

1) Persetujuan antar unit usaha


Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala untuk
memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk
dengan biaya tetap dan laba hulu yang signifikan.
2) Dua langkah penentuan harga
Cara ini dengan membuat harga transfer meliputi dua beban yaitu:
a. Untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang
sama dengan biaya variable standard produksi.
b. Pembebanan biaya berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah
yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan
untuk unit pembelian. Salah satu atau dua komponen tersebut harus
memasukkan marjin laba.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan metode penentuan


harga dua langkah :

a. Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus dinegosiasikan
secara berkala dan akan tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh unit
pembeli.
b. Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi dan
biaya.
c. Dengan system penentuan harga ini, inerja laba dari unit produksi tidak
dipengaruhi volume penjualan dari unit yang terakhir.
d. Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan
kepentingan perusahaan.(Kelemahan ini diatasi dengan menentukan bahwa unit
pemasaran memiliki prioritas utama dalam menggunakan kapasitas yang
terbatas)
e. Metode ini mirip dengan penentuan harga “take or pay” yang sering digunakan
oleh perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa, dan batubara, dan
dalam kontrak jangka panjang
3) Pembagian Laba

Sistem pembagian laba (profit sharing) dapat digunakan untuk memastikan


keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. Sistem ini beroperasi
dengan cara:

a. Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standard


b. Setelah produk terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan,
dengan cara harga penjualan dikurangi biaya variable produksi dan pemasaran.

Melaksanakan system pembagian laba semacam ini akan menimbulkan beberapa


masalah teknis.

a. Memakan waktu dan biaya kemungkinan adanya argument-argumen mengenai


cara pembagian kontribusi antara pusat laba.
b. Membagi laba antara pusat laba secara arbitrer tidak memberikan informasi
yang tepat mengenai profitabilitas dari masing pusat laba.
c. Kontribusi tergantung pada kemampuan unit pemasaran menjual produk pada
harga penjualan aktual.

4) Dua kelompok harga


Metode ini terkadang digunakan adannya konflik antara unit penjualan dan
pembelian.

Kelemahan metode dua kelompok harga, yaitu:

a. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara
keseluruhan.
b. Menciptakan suatu ilusi dimana unit usaha menghasilkan uang sementara
perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit ke kantor
pusat.
c. Memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku
pada markup yang bagus dengan mengabaikan penjualan ke luar.
d. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat
setiap kali ada transfer dan eliminasi akun saat laporan keuangan
dikonsolidasikan.
e. Berkurangnya konflik pada unit usaha sehingga tidak menghadapkan
manajemen senior kepada permasalahan dalam struktur organisasi.
Daftar Pustaka
Deni, Thomas. 2018. Harga Transfer Dasar Biaya. Diambil dari:
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-harga-transfer-dasar-biaya-cost-based-transfer-
pricing-dalam-transfer-pricing/4055
Pakpahan, Rini. 2015. Penentuan Harga Transfer. Diambil dari:
https://pakpahanrini.wordpress.com/2015/05/25/penentuan-harga-transfer/

Anda mungkin juga menyukai