Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAPITA SELEKTA SMA

APLIKASI TURUNAN

Nama Kelompok :

Rufaidah (201610060311056)

Wiwing Cahyaning Siwi (201610060311080)

Roudlotul Jannah (201610060311)

Indah Nikmatul Bariroh (201710060311042)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


1. Tingkat Perubahan
𝑑𝑓(𝑥)
Turunan 𝑓 ′ (𝑥), atau , dari sebuah fungsi 𝑓 dapat disebut tingkat perubahan 𝑓
𝑑𝑥

sehubungan dengan 𝑥.
Contoh :
 Udara dipompa menjadi sebuah balon bola pada tingkat 10 𝑐𝑚3 𝑠 −1 .
Tentukan tingkat perubahan dari jarak balon ketika jarak balon adalah 5
cm.

Penyelesaian :
𝑉 dan 𝑟 sebagai volume dan jarak dari balon bola.
Maka,
4 3
𝑉= 𝜋𝑟
3
𝑑𝑉 𝑑𝑟
Diketahui = 10𝑐𝑚3 𝑠 −1, tentukan 𝑑𝑡 ketika 𝑟 = 5𝑐𝑚.
𝑑𝑡

𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑟
=
𝑑𝑡 𝑑𝑟 𝑑𝑡
𝑑𝑟
= 4𝜋𝑟 2
𝑑𝑡
𝑑𝑟 1 𝑑𝑉
=
𝑑𝑡 4𝜋𝑟 2 𝑑𝑡
𝑑𝑟 1
|𝑟 = 5 = . 10
𝑑𝑡 4𝜋(25)
1
= 𝑐𝑚𝑠 −1
10𝜋

2. Kecepatan dan Percepatan


Mengasumsikan bahwa terdapat sebuah objek yang bergerak pada garis lurus.
Jarak yang ditempuh 𝑠 oleh objek adalah fungsi dari waktu 𝑡. Demikian, kita
boleh menggunakan 𝑠(𝑡) untuk menunjukkan jarak yang ditempuh oleh objek
dalam waktu 𝑡.
 Rata-rata kecepatan ( 𝑣 )
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑣= 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Demikian rata-rata kecepatan perpindahan objek dari waktu 𝑡 ke (𝑡 + 𝛿𝑡)


diperoleh :
𝑠(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑠(𝑡)
𝑣=
(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑡
𝑠(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑠(𝑡)
𝑣=
𝛿𝑡
Oleh karena itu kita diarahkan ke definisi 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 atau kecepatan
sederhana, 𝑣 dari objek yang bergerak pada waktu 𝑡 ∶
𝑠(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑠(𝑡)
𝑣 = lim
𝛿𝑡→0 𝛿𝑡
𝑑
= 𝑠(𝑡)
𝑑𝑡
 Rata-rata percepatan
Rata-rata percepatan 𝑎 perpindahan objek dari waktu 𝑡 ke (𝑡 +
𝛿𝑡) didefinisikan sebagai berikut :
𝑣(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑣(𝑡)
𝑎=
𝛿𝑡
Dimana 𝑣(𝑡) adalah kecepatan dari objek pada waktu 𝑡. Kemudian
percepatan sesaat atau percepatan sederhana perpindahan objek dari waktu
𝑡 diperoleh :
𝑣(𝑡 + 𝛿𝑡) − 𝑣(𝑡)
𝑎 = lim
𝛿𝑡→0 𝛿𝑡
𝑑
= 𝑣(𝑡)
𝑑𝑡
𝑑 𝑑
= ( 𝑠(𝑡))
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑2
= 𝛿(𝑡)
𝑑𝑡 2
Contoh :
 Posisi dari sebuah objek bergerak pada sumbu-𝑥 pada waktu 𝑡 dengan
2
𝑥 = 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 14𝑡 − 7. Tentukan lokasi objek pada saat :
3

a. Kecepatan = 4 𝑚𝑠 −1
b. Percepatan = 0

Penyelesaian :
2 𝑑𝑥
𝑥 = 3 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 14𝑡 − 7, 𝑣 = 𝑑𝑡

= 2𝑡 2 − 12𝑡 + 14
= 2(𝑡 2 − 6𝑡 + 7)
𝑑𝑣
𝑎=
𝑑𝑡
= 2(2𝑡 − 6)
= 4(𝑡 − 3)
a. Jika 𝑣 = 4, maka
4 = 2(𝑡 2 − 6𝑡 + 7)
𝑡 2 − 6𝑡 + 5 = 0
(𝑡 − 5)(𝑡 − 1) = 0
𝑡 = 5 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 = 1
2
𝑡 = 1 , 𝑥 = 1 3 m.
2
𝑡 = 5, 𝑥 = −3 3 m.

b. Jika 𝑎 = 0, maka
4(𝑡 − 3) = 0
𝑡=3
𝑥 = −1 𝑚.

3. Maksimal dan Minimal


Perhatikan kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥)

Dari titik L ke titik A, kurva naik. Garis singgung pada kurva pada titik mana
pun antara L dan A membuat sudut akut dengan sumbu 𝑥 dan sehingga 𝑓′(𝑥)
positif. Gadien kurva pada titik A jelas nol, yaitu, 𝑓 ′(𝑎) = 0. Dari titik A ke titik
B, kurva menurun. Garis singgung pada kurva pada titik mana pun antara A dan B
membuat sudut tumpul dengan sumbu x dan sehingga 𝑓 ′(𝑥) negatif. Gradien
kurva pada titik B juga nol, yaitu 𝑓′(𝑏) = 0. Kurva naik ke atas lagi dari B ke C
(dengan demikian 𝑓(𝑥) > 0 dan gradien kurva pada C adalah nol, yaitu 𝐹 ′ (𝑐) =
0. Dari C ke D, kurva tergelincir ke bawah (dengan demikian 𝑓′(𝑥) < 0 dan
gradien kurva pada D adalah nol, yaitu 𝑓 ′(𝑑) = 0. Dari D ke R, Namun kurva
turun ke kanan lagi (dengan demikian 𝑓 ′(𝑥) < 0.
Titik A, B, C dan D di mana 𝑓 ′(𝑥) = 0 disebut titik stasioner. Tanda 𝑓 ′(𝑥)
berubah dari positif ke negatif karena x meningkat melalui nilai ′ 𝑎 ′. Dengan
demikian, ordinat 𝑓 ′(𝑎) A tidak kurang dari ordinat tetangga di kedua sisi. Kami
menyebut titik maksimum dan f '(a) nilai maksimum 𝑦 = 𝑓′(𝑥). Tanda 𝑓 ′(𝑥)
berubah dari negatif ke positif karena 𝑥 meningkat melalui nilai ′ 𝑏 ′. Dengan
demikian, ordinat 𝑓(𝑏) B tidak lebih besar daripada ordinat tetangga di kedua sisi.
Kami menyebut B titik minimum dan 𝑓 (𝑏) nilai minimum 𝑦 = 𝑓 (𝑥). Demikian
pula, C adalah titik maksimum dan ordinat 𝑓 (𝑐) dari C adalah nilai maksimum
𝑦 = 𝑓 (𝑥). Namun, titik D bukanlah titik maksimum atau titik minimum karena
tanda 𝑓 ′(𝑥) tidak berubah karena x meningkat melalui nilai ′ 𝑑 ′. Titik diam, yang
merupakan titik maksimum atau minimum, disebut titik balik. Jadi, A, B dan C
adalah titik balik sedangkan D tidak.
Salah satu masalah terpenting dalam analisis adalah masalah menentukan nilai
maksimum dan minimum dari fungsi yang diberikan. Dalam apa yang berikut,
kami akan memperkenalkan dua metode untuk menguji apakah titik stasioner
adalah titik maksimum, titik minimum atau tidak Keduanya.

Tes turunan pertama untuk titik maksimum dan minimum


Biarkan 𝑓 Sebuah fungsi dan (𝑎, 𝑓 (𝑎)) menjadi titik diam 𝑓. Perhitungkan
bahwa semua 𝑥 dekat 𝑎.
≥ 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 < 𝑎
i. Jika, 𝑓 ′ (𝑥) {
≤ 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 𝑎
grafik y = f (x) memiliki titik maksimum (𝑎, 𝑓 (𝑎))
≤ 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 < 𝑎
ii. Jika, 𝑓 ′ (𝑥) {
≥ 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 𝑎
grafik y = f (x) memiliki titik minimum (𝑎, 𝑓 (𝑎))

iii. Jika, 𝑓 ′ (𝑥) {> 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 < 𝑎 atau 𝑓 ′ (𝑥) {< 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 < 𝑎
> 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 𝑎 < 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 > 𝑎
kemudian (𝑎, 𝑓 (𝑎)) bukanlah titik maksimum ataupun titik minimum
Contoh 1:
1
Tunjukkan bahwa grafik 𝑦 = 𝑥 2 − 𝑥 + memiliki tepat satu titik balik.
4

Tentukan apakah itu titik maksimum atau minimum.


Solusi :
1
Diberikan 𝑦 = 𝑥2 − 𝑥 + 4
𝑑𝑦
kita punya = 2𝑥 − 1
𝑑𝑥
𝑑𝑦 1
Demikian = 0 ketika 𝑥 = 2
𝑑𝑥
1 𝑑𝑦
Jika 𝑥 < 2 , kemudian 2𝑥 < 1 jadi 𝑑𝑥 < 0
1 𝑑𝑦
Jika 𝑥 > 2 , kemudian 2𝑥 > 1 jadi 𝑑𝑥 > 0
1 1 1 1
Perhatikan itu jika 𝑥 = 2 , kemudian 𝑦 = 4 +4=0
2

Jadi kami menyimpulkan bahwa grafik secara tepat memiliki satu titik Balik
1
(2 , 0) Yang merupakan titik minimum.

Contoh 2:
Dengan fungsi 𝑓: 𝑥 → 𝑥 3 = 6𝑥 2 + 9𝑥 + 2 (𝑥 menjadi nyata), cari nilai 𝑥 yang
dimana 𝑓 (𝑥) memiliki titik diam, dan tentukan sifat titik diam ini.
Solusi :
Menghitung turunannya, kami temukan
𝑓 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 − 12𝑥 + 9
= 2(𝑥 2 − 4𝑥 + 3)
= 3(𝑥 − 1)(𝑥 − 3)
Jelas, 𝑓 (𝑥) = 0 ketika 𝑥 = 1 atau 𝑥 = 3
Dengan demikian, 𝑓(𝑥) memiliki dua titik stasioner pada 𝑥 = 1 dan 𝑥 = 3.
Untuk mempelajari sifat dari titik-titik stasioner ini, kami membuat tabel berikut:
Tanda 3(𝑥 − 1)(𝑥 − 3) Tanda 𝑓(𝑥) 𝑓(𝑥)mempunyai
𝑓′(𝑥) adalah
𝑥<1 (+)(−)(+) + Meningkat
𝑥=1 0 Maksimal
1<𝑥<3 (+)(+)(−) - Menurun
𝑥=3 0 Minimal
𝑥>3 (+)(+)(+) + Meningkat
Dari tabel diatas, kami menyimpulkan bahwa 𝑓 (𝑥) memiliki nilai maksimum
pada 𝑥 = 1 dan nilai minimal pada 𝑥 = 3

Tes turunan kedua untuk titik maksimum dan minimum.


Kami sekarang memperkenalkan metode sederhana lain, yang dikenal sebagai
turunan kedua, untuk menentukan apakah titik stasioner kurva 𝑦 = 𝑓 (𝑥) adalah
titik balik.
Biarkan ′𝑎′ menjadi titik diam 𝑓 (𝑥) yaitu 𝑓 ′(𝑎) = 0. jika 𝑓 ′′ (𝑎) < 0,
maka 𝑓 (𝑥) memiliki nilai maksimum pada 𝑥 = 𝑎, jika 𝑓 ′′(𝑎) > 0, maka 𝑓 (𝑥)
memiliki nilai minimum pada 𝑥 = 𝑎.
Contoh 3 :
Temukan titik balik pada kurva:
𝑦 = 𝑥 2 − 6𝑥 + 10
dan tentukan apakah itu titik maksimum atau minimum.
Solusi :
Diberikan 𝑦 = 𝑥 2 − 6𝑥 + 10
𝑑𝑦
kita punya = 2𝑥 − 6
𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
dan =2
𝑑𝑥 2
𝑑𝑦
Jelas, 𝑑𝑥 = 0 dan 𝑦 = 9 18 + 10 = 1 ketika 𝑥 = 3
𝑑3 𝑦
Karena | = 2 > 0 , titik (3, 1) adalah titik balik yang merupakan titik
𝑑𝑥 3 𝑥=3
minimum.

4. Masalah Maksimalisasi dan Minimalisasi


Pada bagian ini kita akan mengillustrasikan melalui contoh bagaimana metode
yang telah dikembangkan pada bagian sebelumnya dapat digunakan untuk
memecahkan masalah.
Contoh:
Gambar di bawah menunjukkan karton persegi dengan Panjang sisi 24 cm. Karton
tersebut akan dibuat menjadi kotak terbuka dengan memotong persegi di setiap
sudutnya, dan melipat penutup untuk membentuk sisinya. Berapa ukuran sisi
persegi yang akan dipotong di setiap sudut agar volume kotak maksimum?
Solusi:
Misalkan 𝑥 adalah panjang sisi persegi yang akan dipotong disetiap sudut.
Misalkan 𝑉 adalah volume kotak tanpa tutup. Kemudian
𝑉 = (24 − 2𝑥)(24 − 2𝑥)𝑥
= 4(12 − 𝑥)2 𝑥
Masalah ini akan menentukan nilai 𝑥 agar 𝑉 bernilai maksimum. Selanjutnya akan
dihitung turunan pertama dan kedua dari 𝑉 terhadap 𝑥 sehingga diperoleh
𝑑𝑉
= 4[(12 − 𝑥)2 − 2𝑥(12 − 𝑥)]
𝑑𝑥
= 4(12 − 𝑥)(12 − 3𝑥)
= 12(12 − 𝑥)(4 − 𝑥)
dan
𝑑2𝑉
= 24(𝑥 − 8)
𝑑𝑥 2
𝑑𝑉
Jelas bahwa 𝑑𝑥 = 0 ketika 𝑥 = 12 atau 𝑥 = 4.

Nilai 𝑥 yang memungkinkan hanya 𝑥 = 4 karena untuk 𝑥 = 12 ukuran 𝑉 = 0


𝑑2 𝑉
sehingga tidak memungkinkan. Karena 𝑑𝑥 2 |𝑥=4 = 24(−4) < 0, maka 𝑉 memiliki

nilai maksimum ketika 𝑥 = 4. Oleh karena itu, agar kotak tersebut memiliki
volume maksimum, maka Panjang sisi persegi yang akan dipotong dari setiap
sudut adalah 4 cm.

5. Titik Belok
Fungsi 𝑓: 𝑥 → (𝑥 − 1)3 + 2 (𝑥 bilangan real).
𝑓 ′ (𝑥) = 3(𝑥 − 1)2 dan 𝑓 ′′ (𝑥) = 6(𝑥 − 1).
Karena 𝑓 ′ (𝑥) = 0 (dan 𝑓(1) = 2) ketika 𝑥 = 1, kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) memiliki titik
stasioner (1,2). Karena 𝑓 ′′ (1) = 0, turunan keduanya gagal. Namun, 𝑓 ′ (𝑥) > 0
untuk semua nilai 𝑥 selain 1. Turunan pertama menunjukkan bahwa titik (1,2)
bukan titik maksimum maupun minimum dari kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥).
Catatan bahwa 𝑓 ′′ (1) = 0,
< 0 𝑖𝑓 𝑥 < 1
dan 𝑓′′(𝑥) {
> 0 𝑖𝑓 𝑥 > 1

Tanda turunan kedua 𝑓′′(𝑥) dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) berubah ketika 𝑥 naik dari 1. Titik
(1,2) adalah titik belok kurva 𝑦 = (𝑥 − 1)3 + 2.
Secara umum, titik (𝑎, 𝑓(𝑎)) disebut titik belok kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) jika
(i) 𝑓 ′′ (𝑎) = 0
(ii) 𝑓′′(𝑥) berubah tanda ketika nilai 𝑥 naik dari nilai ′𝑎′ dalam interval yang
berisi 𝑎.

Catatan: titik balik kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) belum tentu juga merupakan titik stasioner
kurva.
𝑑
Jika 𝑓 ′′ (𝑥) > 0 dalam suatu interval, yaitu 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑓 ′′ (𝑥) > 0, maka 𝑓′
𝑑𝑥

itu sendiri adalah fungsi naik dan karenanya grafik dari 𝑓 seperti yang ditunjukkan
pada gambar dibawah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥)
cekung ke atas dalam interval itu.
𝑑
Jika 𝑓 ′′ (𝑥) < 0 dalam suatu interval, yaitu 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑓 ′′ (𝑥) < 0, maka 𝑓′
𝑑𝑥

itu sendiri adalah fungsi turun dan karenanya grafik dari 𝑓 seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kurva
𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung ke bawah dalam interval itu.

Dengan demikian, titik (𝑎, 𝑓(𝑎)) adalah titik balik kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) jika
𝑓 ′′ (𝑎) = 0 dan jika grafik cekung ke atas di satu sisi 𝑥 = 𝑎 dan cekung ke bawah
di sisi lain.
Contoh:
Ditunjukkan bahwa kurva 𝑦 = 𝑥 4 − 24𝑥 2 + 𝑥 + 90 memiliki dua titik balik.
Tentukan koordinat titik balik tersebut.
Solusi:
Diberikan 𝑦 = 𝑥 4 − 24𝑥 2 + 𝑥 + 90
𝑑𝑦
Kita memiliki = 4𝑥 3 − 48𝑥 + 1
𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
dan = 12𝑥 2 − 48 = 12(𝑥 + 2)(𝑥 − 2)
𝑑𝑥 2
𝑑2 𝑦
Jelas bahwa, 𝑑𝑥 2 = 0 when, 𝑥 = −2 dan 𝑥 = 2.

Buat table berikut:


Sign of (𝑥 + 2)(𝑥 − 2) Sign of 𝑦′′ Kesimpulan
𝑥 < −2 (-)(-) + Kurva cekung ke atas
𝑥 = −2 0 (-2,8) merupakan titik
balik
−2 < 𝑥 < 2 (+)(-) - Kurva cekung ke bawah
𝑥=2 0 (2,12) merupakan titik
balik
𝑥>2 (+)(+) + Kurva cekung ke atas

Maka (-2,8) dan (2,12) adalah dua titik balik kurva.

6. Menggambar Graf
Dengan konsep turunan yang dijelaskan sebelumnya, maka kita dapat
menggambar kurva satu fungsi dengan menganalisis :
I. Perpotongan Pada Sumbu Koordinat
y-intersep dari kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah titik (0, 𝑓(0)). x-intersep adalah
titik (𝑥, 0) sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) = 0.

II. Titik dan Garis Simetri


Jika 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥), maka 𝑓 adalah fungsi genap dan grafik dari
𝑓adalah simetri terhadap sumbu y.
Jika 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥), maka 𝑓 adalah fungsi ganjil dan grafik dari
𝑓adalah simetri terhadap titik asal.
Jika 𝑓 bukan fungsi genap maupun ganjil, maka hanya perlu mensketsa
grafik dari 𝑓 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≥ 0.

III. Asimtot
Jika ada konstanta ′𝑘′ sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) → 𝑘 untuk 𝑥 → ∞
atau 𝑥 → −∞ maka garis 𝑦 = 𝑘 disebut asimtot horizontal dari kurva 𝑦 =
𝑓(𝑥).
Jika ada konstanta ′𝑎′ sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) → ∞ atau −∞ untuk
𝑥 → 𝑎 maka garis 𝑥 = 𝑎 disebut asimtot vertikal dari kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥).

1
Misalnya, kurva 𝑦 = 𝑥−1 + 2 mempunyai asimtot horizontal 𝑦 = 2 ketika
1
+2 → 2 untuk 𝑥 → ∞
𝑥−1
1
+2 → 2 untuk 𝑥 → −∞
𝑥−1

Selain itu, juga mempunyai asimtot vertical x=1 ketika


1
+2 → ∞ untuk 𝑥 → 1 (𝑥 > 1)
𝑥−1
1
+2 → ∞ untuk 𝑥 → 1 (𝑥 < 1).
𝑥−1

Untuk poin IV sampai VIII sudah dijelaskan pada submateri sebelumnya.


Contoh :
Sketsalah kurva fungsi 𝑓: 𝑥 → 𝑥 3 − 6𝑥 2 + 9𝑥 + 2
Penyelesaian :
Intersep:
Ketika 𝑥 = 0, 𝑦 = 𝑓(0) = 2. Maka titik (0,2) terdapat pada kurva

Simetri:
𝑓 bukan fungsi ganil ataupu genap. Maka kurvaya tidak simetri terhadap
sumbu y maupun titik asal.

Asimtot:
Tidak ada asimtot horizontal ataupun vertikal.

𝑓 ′ (𝑥) = 3(𝑥 2 − 4𝑥 + 3)
= 3(𝑥 − 1)(𝑥 − 3)
Dan
𝑓 ′′ (𝑥) = 6(𝑥 − 2)

Maka 𝑓 ′ (𝑥) = 0 ketika 𝑥 = 1 atau 𝑥 = 3. 𝑓 ′′ (𝑥) = 0 ketika 𝑥 = 2.


𝒙 𝒇′ (𝒙) 𝒇′′ (𝒙) 𝒇(𝒙)
𝑥<1 + - Naik ↑
𝑥=1 0 - (1,6) titik maksimum Cekung ke bawah
1 < 𝑥 <2 - - ↑ ↓
𝑥=2 - 0 Turun (2,4) titik belok
2 < 𝑥 <3 - + ↓ ↑
𝑥=3 0 + (3,2) titik mimum Cekung ke atas
𝑥>3 + + Naik ↓

7. Small Increments
Diberikan sebuah relasi 𝑦 = 𝑓(𝑥), kita harus membuat turunan 𝑓 ′ (𝑥) untuk
memperkirakan perubahan y ketika x berubah dari jumlah terkecil 𝛿𝑥.
Diberikan 𝛿𝑦 berkorespondensi, berubah di y karena x berubah menjadi
jumlah terkecil 𝛿𝑥.
𝛿𝑦 = 𝑓(𝑥 + 𝛿𝑥) − 𝑓(𝑥).
Maka
𝛿𝑦 𝑓(𝑥 + 𝛿𝑥) − 𝑓(𝑥)
=
𝛿𝑥 𝛿𝑥
Sesuai definisi,
𝑓(𝑥 + 𝛿𝑥) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
𝛿𝑥→0 𝛿𝑥
𝛿𝑦
= lim .
𝛿𝑥→0 𝛿𝑥

𝛿𝑦
Sekarang jelas bahwa jika 𝛿𝑥 sangat kecil, nilai akan mendekati 𝑓 ′ (𝑥).
𝛿𝑥
𝛿𝑦
Yaitu, 𝛿𝑥 ≃ 𝑓 ′ (𝑥) jika 𝛿𝑦 sangat kecil. Jadi, kita dapat menuliskannya dengan

𝛿𝑦 ≃ 𝑓 ′ (𝑥)𝛿𝑥

Contoh
𝑦 dan 𝑥 diberikan dengan syarat 𝜃 berasal dari persamaan 𝑦 = 2𝑘 tan 𝜃 dan 𝑥 =
𝑘 sin 𝜃 dimana 𝑘 adalah konstanta bukan nol. Tunjukkan bahwa, ketika 𝜃
𝜋 𝑦 𝜋
meningkat 1% dari nilai 3 , perkiraan persentase yang berubah di 𝑥 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ
√3

Pembuktian :
𝑦
Misalkan 𝑧 = 𝑥

Kemudian,
2 𝑘 𝑡𝑎𝑛𝜃
𝑧=
𝑘 sin 𝜃
2
=
cos 𝜃
= 2 sec 𝜃
dan,
𝛿𝑧 2 sec 𝜃 tan 𝜃
≃ 𝛿𝜃
𝑧 𝑧
2 sec 𝜃 tan 𝜃
= 𝛿𝜃
2 sec 𝜃
𝛿𝜃
= (𝜃 tan 𝜃)( )
𝜃
𝑦
Maka, ketika perkiraan persentase yang berubah di 𝑥 adalah
𝛿𝑧 𝜋 𝜋
≃ ( tan )(1)
𝑧 3 3
𝜋
= . √3
3
𝜋
=
√3
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai