5236-Eko - budi-urplan-JURNAL PENATAAN RUANG VOL 4 NO 1 MEI 2009 PDF
5236-Eko - budi-urplan-JURNAL PENATAAN RUANG VOL 4 NO 1 MEI 2009 PDF
1 Mel 2009
Oktari Argadewi1
Eko Budi Santoso2
Endang Titi Sunarti3
ABSTRAK
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sarana pendidikan tingkat atas yang
lulusannya merupakan tenaga terampil dan siap kerja. Pelaksanaan perluasan SMK di semua
wilayah sudah mulai berjalan di Kabupaten Kediri. Data pokok pendidikan Kabupaten Kediri
menunjukkan bahwa SMK yang ada bidang keahliannya tidak sesuai potensi wilayah Kabupaten
Kediri. Di samping itu, potensi wilayah Kabupaten Kediri juga perlu dikembangkan. Padahal,
pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap perumbuhan ekonoini suatu
daerah. Penelitian tentang faktor - faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan
potensi wilayah dan pemetaan potensi menjadi dasar dalam merumuskan arahan untuk
mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif dengan pendekatan rasionalistik.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Delphi dan anaiisis LQ. Analisis Delphi
digunakan untuk menemukan faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan
potensi wilayah KabupatenKediri dan merumuskan arahan dalam mengembangkan SMK
berdasarkan potensi Kabupaten Kediri. Analisis LQ digunakan untuk menganailsis potensi
Kabupaten Kediri.
Hasil penelitian ini adalah arahan dalam mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah
Kabupaton Kediri yaitu pendirian SMK jasa di Kabupaten Kediri. Pengembangan SMK yang sudah
sesuai dengan potensi wilayah kabupaten dapat ditingkatkan dengen menanggulangi faktor-faktor
penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi daerah. Juga perlu didirikan SMK
teknologi industri di Kecamatan Tarokan.
PENDAHULUAN
Arah kebijakan nasional yang tercantum dalam Renstra Diknas tahun 2004 dilakukan agar
lulusan pendidikan yang ada dapat menjadi tenaga terampil di bidangnya karena tenaga terampil
meiniliki keterampilan dan peluang yang tinggi untuk bekerja dan produktif. Dalam tingkat
pendidikan menengah, penyediaan tenaga terampil dilaksanakan pada lembaga pendidikan SMK.
Pemerintah Kabupaten Kediri sudah mulai mengembangkan pendidikan SMK untuk melahirkan
tenaga-tenaga yang terampil di bidangnya. Hal ini terlihat dan program-program dalam Renstra
Kabupaten Kediri mulai mengarah pada pengembangan SMK, salah satunya adalah program
pengembangan kompetensi pendidikan kejuruan (Renstra Kabupaten Kediri, 2006-2010).
79
1. Mahasiswa Program Magister Manajemen Pembangunan Kota ITS
2. Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS (Pembimbing I)
3. Pengajar Jurusan Arsitektur ITS (Peinbimbing II)
Program pemerintah Kabupaten Kediri cenderung belum sejalan dengan keadaan eksisting yang
ada. Hal itu dapat dilihat dan semakin menurunnya jumlah SMK di Kabupaten Kediri tiap tahunnya.
Data dari data pokok pendidikan Kabupaten Kediri tentang kondisi eksisting pendidikan tingkat atas
di Kabupaten Kediri bahwa jumlah SMK tiap tahun semakin berkurang, sedang jumlah SMA yang
tetap tetap tahunnya mempunyai siswa yang semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah
kejuruan di Kabupaten Kediri belum diininati masyarakat. Masyarakat lebih cenderung meinilih SMA
daripada SMK. Mengacu pada keadaan tersebut, pemerintah dan Dinas pendidikan masih harus
mensosialisasikan pentingnya pendidikan kejuruan pada masyarakat.
Dengan pendidikan kejuruan dapat mencetak tenaga yang siap bekerja dan terampil di
bidangnya. Sesuai dengan Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
tahun 2005- 2009 bahwa peningkatan pendidikan kejuruan salah satunya dititikberatkan pada
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing. Sehingga secara bertahap SMK berupaya meningkatkan
mutu hasil pembelajaran yang relevan dengan keunggulan daerahnya, meiniliki daya saing kuat dan
mampu mengisi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pasar kerja nasional /internasional.
Dari perkembangan potensi yang ada di Kabupaten Kediri potensi secara umumnya adalah di
sektor pertanian. Sebagian besar wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri potensinya adalah
sektor pertanian. Pada tingkat kabupaten, potensi wilayah yang ada dapat dilihat dari produksi yang
paling doininan pada wilayah tersebut, seperti pada Kecamatan Pare, produksi yang paling doininan
adalah pertanian dengan produksi sebesar 400.000 kwintal pada tahun 2005 (Kabupaten Kediri dalam
Angka, 2006). Sedangkan SMK pertanian ada di Kecarnatan Plosoklaten, sehingga ada
ketidaksesuaian program keahilan SMK dengan potensi wilayah yang ada. Jurusan pada SMK
pertanian sangat menunjang pengembangan pertanian di suatu wilayah, yaitu tanaman pangan dan
holtikultura (Data Pokok Pendidikan Kab Kediri, 2007).
Adapun tujuan penelitian ini adalah dapat merumuskan arahan untuk mengembangkan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri. Sedangkan output dari
penelitian ini adalah sebagai benkut:
1. Mengidentiflkasi potensi wilayah Kabupaten Kediri.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi
wilayah Kabupaten Kediri.
3. Merumuskan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten
Kediri
SINTESA TEORI
SMK meiniliki multi fungsi dan manfaat yang berkontnbusi besar dalam pembangunan
wilayah. Pengembangan wilayah rnerupakan suatu proses kontinyu yang melibatkan aspek ekonoini,
aspek sosial, lingkungan dan politik. Sedang potensi wilayah dapat dilihat dari bagaimana wilayah
tersebut memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri. Untuk meningkatkan sektor unggulan, maka
produktifitas sektor unggulan tersebut haruslah semakin baik. Peningkatan produktifltas didukung
oleh tenaga kerja yang terampil di bidangnya. Tenaga kerja yang terampil salah satunya dapat
diperoleh dan pendidikan SMK. Tabel 1 berikut adalah variabel-variabel berdasarkan teori.
80
No Teori Sumber Veriabel
(1) (2) (3) (4)
c. Lingkungan
d. Ketenagakerjaan
Alkadrie (2006) a. Pendapatan masyarakat
b. Lapangan pekerjaan
c. Pemerataan pendapatan
d. PDRB
Tarigan (2006) a. Jarak
b. Aksesibilitas
c. Keadaan prasarana
d. Ketersediaan sarana
Suryadi (2002) a. Kesempatan kerja
b. Investasi
c. Teknologi
2. Potensi Wilayah Warpani (1980) a. Pendapatan
b. Nilai tambah
c. Penduduk
d. Area / kawasan
e. Tenaga kerja
3. Sarana dan Prasarana Sosial Kodoatie (2005) a. Transportasi
b. Drainase
c. Bangunan gedung
d. Fasilitas umum
e. Fasilitas pendidikan
f. Fasilitas perumahan
g. Fasilitas kesehatan
h. Ruang Terbuka Hijau
Tarigan (2005) a. Fasilitas pendidikan
b. Fasilitas kesehatan
c. Fasilitas umum
d. Fasilitas rekreasi
e. Sarana dan prasarana
f. Transportasi
Pada Tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel dalam perkembangan
program keahlian SMK adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal:
1. Tenaga kependidikan
2. Sarana dan prasarana pendidikan
3. Biaya operasional pendidikan
4. Manajemen pendidikan
b. Faktor ekstemal:
1. Persebaran penduduk
2. Sarana dan prsarana sosial
3. Kerjasama dunia kerja dengan lembaga pendidikan
4. Kebijakan pemenntah
81
c. Pembangunan SMK Baru (USB)
d. Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB).
e. Rehabilitasi Gedung SMK
f. Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB)
g. Perbaikan sarana dan prasarana SMK yang sudah ada.
h. Penambahan sarana dan prasarana SMK.
METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian dalam studi pengembangan SMKberdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri
adalah sebagai berikut:
1. Analisis potensi wilayah Kabupaten Kediri.
Untuk menganalisis potensi wilayah Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisis Location
Quotient (LQ), sehingga diperoleh potensi yang merupakan basis dari masing-masing wilayah di
Kabupaten Kediri.
2. Analisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi
wilayah KabupatenKediri.
Dalam analisis tahap kedua dilakukan dengan survai primer menggunakan
analisis delphi, sehingga diperoleh faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian
bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri.
3. Perumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wllayah di Kabupaten
Kediri.
Perumusan arahan dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis delphi, sehingga diperoleh
rumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri.
82
Analisis Faktor-faktor Penyebab Ketidaksesuaian SMK dengan Potensi Wilayah Kabupaten
Kediri Bidang Keahlian
Pada tahap ini yang dilakukan adalah penggalian (eksplorasi) pendapat dari para responden
tentang variabel dalam merumuskan arahan pengembangan SMK di Kabupaten Kediri. Metode yang
dilakukan untuk mendapatkan pendapat dari responden tersebut adalah wawancara terbuka kepada
responden terpilih. Para responden akan memberikan pendapatnya beserta alasannya, sehingga
diperoleh arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri sebagai
berikut:
1. Arahan untuk daerah yang berpotensi pertanian
Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi
pertanian di Kabupaten Kediri adalah:
a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kedir
Dengan mengembangkan SMK pertanian yang sudah ada, yaitu SMK SPP Plosoklaten
Kediri, akan dapat menanggulangi kurangnya tenaga terampil di bidang pertanian yang
dibutuhkan oleh kecamatan lain di sekitar Kecamatan Plosoklaten. SMK SPP Plosoklaten
merupakan SMK yang memepunyai kompetensi tinggi di bidang pertanian, sehingga
Iulusannya akan mampu mengembangakan potensi pertanian meskipun tidak berada di
Kecamatan Plosoklaten. Siswa SMK SPP Plosoklaten tidak hanya berasal dan kecamatan itu
sendiri, tetapi juga berasal dari kecamatan yang lain.
b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo atau Kecamatan Semen
akan dapat menanggulangi permasalahan kekurangan tenaga terampil di Kabupaten Kediri
bagian Barat. Dengan pendirian SMK baru, diharapkan akan dapat meningkatkan potensi
pertanian wilayah.
83
c. Perbaikan sarana dan prasana penghubung antar kecamatan
Perbaikan sarana dan prasarana mutlak diperlukan dalam pengembangan SMK berdasarkan
potensi wilayah.
84
SMK YBPK di Kecamatan Grogol saat ini memerlukan perhatian dari pemerintah kabupaten,
agar dapat mengembangkan SMK yang sesuai dengan potensi perdagangan.
b. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol
Penambahan ruang kelas yang baru pada SMK YBPK sangat diperlukan karena saat ini kelas
yang digunakan bergantian dengan SMP YBPK Grogol.
KESIMPULAN
3. Rumusan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri:
a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kediri yaitu SMK di
Kecamatan Plosoklaten
b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo
c. Perbaikan sarana dan prasarana penghubung antar kecamatan yang berpotensi pertanian
d. Pengembangan SMK teknologi industri di kecamatan
e. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan di SMK bidang teknologi
industry
f. Pengembangan SMK teknologi industri yang berada di Kecamatan Pare guna mendukung
potensi konstruksi
g. Penambahan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan
h. Rehabilitasi gedung SMK yang rusak di Kecamatan Pare
i. Pengembangan SMK teknologi industri yang sudah berada di kecamatan yang berpotensi
penggalian, yaitu kecamatan Kandangan, Kepung, Gampengrejo, dan Papar
j. Penambahan sarana dan prasarana sekolah pada tiap SMK teknologi industri yang
menunjang potensi penggalian
k. Pengembangan SMK bisnis dan manajemen dl Kecamatan Grogol
85
l. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol
m. Penambahan sarana untuk SMK Umathan Washatan Ngadiluwih
n. Penambahan unit SMK baru yang termasuk kelompok kesejahteraan masyarakat dan
kelompok pariwisata
DAFTAR RUJUKAN
Adisasinita, Raharjo. (2008). Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Alkadri. (2006). Manajemen Teknologi untuk Perkembangan Wilayah Konsep
Dasar, Contoh Kasus, dan implikasi Kebijakan. Jakarta : Pusat Pengkajian
Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi.
Arikunto, Suharsiini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Barbe, W. B., & Swassing, R. H., with M. N. Inilone. (1979). Teaching through modality strengths:
Concepts and practices. Columbus, OH: Zaner-Blosor.
Barthos, Basir. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro. Jakarta : PT
Buini Aksara.
BPS Kabupaten Kediri (2006). Kabupaten Kediri dalam Angka Tahun 2005- 2006. Kediri: BPS
Kabupaten Kediri.
BPS Kabupaten Kediri (2006). Kecamatan dalam Angka Tahun 2003-2006. Kediri: BPS Kabupaten
Kediri
Depdiknas. (2007). Data Pendidikan. www.kediri.po.id.
Ditjen Mandikdasrnen. (2007). Rencana Strategis 2007.
Djojonegoro, Wardiman, (1999). Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Sekolah Menengah
Kejuruan. Jakarta: Balai Pustaka.
Guruge, Ananda. (2005). Proses Perencanaan Pendidikan. Surabaya: SIC.
Hasbullah. (2006). Otonoini Pendidikan: Kebijakan Otorioini Daerah dan
lmplikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Human Development Report. (2007-2008). www.worldeducation.com. Diakses 4 Juli 2008.
Jayadinata, T. Johara. (1999). Tata Guna Tanah dalem Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan
Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.
Kepmen PU 378IKPTS/1 987. Kodoatie, Robert J. (2005). Pengantar Manajemen lnfrastruktur.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Kompas. (28 Agustus 2003). Seko!ah Menengah Kejuruan di Antara Impian den Kenyataan. Jakarta
L. Saaty, Thomas. (1993). Pengambilan Keputusan bagi para Peinimpin, PT Pustaka Binaman
Pressindo.
Mantra, Ida Bagus. (2000). Demografi Umum. Pustaka Pelajar.
Nugroho, Iwan. (2004). Pembangunan Wliayah: Prespektif Ekonoini, Scsial dan Lingkungan. Jakarta:
LP3ES.
86