Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

Pengenalan ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science &
Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS
yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh
ESRI pada tahun 2000. Produk utama darai ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana arcGIS
desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga
komponen yaitu : ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif,
pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih
lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing).
Dengan ArcGis, anda dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-
explore, menjawab query (baik data spasial maupun non spasial)
ArcGIS desktop sendiri teridiri atas 5 aplikasi dasar yakni :
- ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam ArcGis yang digunakan untuk mengolah
(membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, (composing dan publishing)
peta.
- ArcCatalog
ArcCatalog adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur/mengorganisir berbagai macam data
spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tool untuk menjelajah (browsing),
mengatur (organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation) data – data SIG.
- ArcToolbox
Terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools/perangkat dalam melakukan berbagai
macam analisis keruangan.
- ArcGlobe
aplikasi ini berfungsi untuk menampilkan peta-peta secara 3D ke dalam bola dunia dan dapat
dihubungkan langsung dengan internet.
- ArcScene
ArcScene merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan peta-peta ke
dalam bentuk 3D.
Fungsi Dasar ArcGIS
ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, adalah
salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk GIS. Memulai
debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk
mengakomodasi berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Produk
yang paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah
Arc/Info 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya yang ringan,
tidak haus memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI
adalah ArcGIS versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya kalangan
pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada
berbagai skala:
1. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan maupun institusi)
2. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan pengembangan
3. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang mengumpulkan data
spasial melalui aplikasi di internet
4. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini mengumpulkan data
lapangan
1
1.1.Registrasi Image (Reaktifikasi)

Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, peta-peta analog
(berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS. ArcGIS
dapat mengenali hampir seluruh format gambar digital yang umum digunakan seperti JPG, TIF,
BMP, GIF, Img.
 Buka program Arc GIS dari Start menu  AllPrograms  Arc GIS  Arc Map.
 Pilih A new empty map, klik OK.
 Aktifkanlah toolbar Georeferencing dengan klik kanan pada area kosong pada
toolbar dan plih Georeferencing

1.1.Menampilkan image

  Tampilkan peta yang akan diregistrasi, klik icon Add Data

  Akan muncul kotak dialog pencarian image yang akan ditampilkan pada view cari folder
tempat penyimpanan yang akan di reaktifikasi klik add

 Klik Yes saat muncul kotak dialog yang menanyakan apakah kita ingin membuat piramid
untuk tampilah data raster (building pyramids).

Cat: (Pyramids adalah bentuk lain data raster yang dibuat pada tingkat resolusi/skala yang berbeda
untuk mempercepat proses dalam menampilkan data raster. Dengan adanya pyramid, data akan
ditampilkan berdasarkan resolusi yang berbeda sesuai skala yang diminta. Contoh praktisnya, saat
kita membuka data dengan resolusi (ukuran pixel di lapangan) 5 meter pada skala tampilan
250.000, ArcGIS akan menampilkan versi data raster dengan resolusi yang lebih kecil (misalnya
ukuran pixel 100 m). Versi-versi data raster dengan ukuran resolusi yang berbeda inilah yang
disebut sebagai pyramid. Pyramid disimpan sebagai suatu file baru berekstensi .rrd (Reduced
Resolution Dataset).
Selanjutnya adalah melakukan koreksi koordinat dari data gambar hasil scan tersebut (koreksi
geometri). Untuk Georeferensi membutuhkan minimal 4 (empat) titik dengan menggunakan (add
control points) untuk membuat persamaan faktor transformasi koordinat dari peta raster hasil scan
sehingga pada akhirnya diperoleh peta raster yang memiliki koordinat yang benar. Sistem koordinat
grid yang umum digunakan pada pemetaan adalah Grid UTM dan Grid Geografis. Pada proses ini,
koordinat yang tertulis pada keempat ujung peta hasil scan akan dimasukkan sebagai koordinat
referensi terhadap koordinat lokal peta hasil scan.

2
1.1.Mengatur Data Frame

  Klik menu View Data Frame Properties

  Akan muncul jendela Data Frame Properties

  Klik tab Coordinate System

(Gambar. Data Frame Properties)

Karena sistem koordinat peta yang akan kita registrasi koordinatnya adalah koordinat geografis,
maka pada pengaturan sistem koordinat juga kita pilih geografis. Tetapi jika sistem koordinat yang
akan kita koreksi UTM maka juga diatur menjadi UTM. Hal ini kita lakukan agar peta output sudah
memiliki sistem koordinat yang jelas dan sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan

  Pada Select a coordinate system, pilih Predefined Geographic Coordinate


Systems World WGS 1984, Klik OK.

3
ArcGIS 10 merupakan generasi terbaru dari Software GIS keluaran ESRI, software ini mengusung
beberapa hal baru dan penambahan tools dalam paket softwarenya untuk lebih jelasnya dapat
menyimak pada laman berikut :

Secara umum terdapat berbagai penambahan yang cukup banyak pada ArcMap basic utamanyan
menyangkut masalah editing gambar, georeferencing dan hal-hal dasar dalam ArcMap 10 ini

1. Advance Editing

bila kita membandingkan tools pada Advance Editing ada beberapa penambahan tools yang akan
mempermudah kita dalam melakuka digitasi beberapa penambahan tools tersebut antara lain Align
to shape, Replace Geometry tool, Construct Polygon, Split polygon, Planarize Lines, Generalize dan
smooth
2. Georeferencing tool

Selain Advance Editing, Georeferencing tools juga mengalami beberapa penambahan tool seperti:
Auto Registration, Select Link, Zoom to select link, Viewer dan lainnya
3. Edit Verticle

Tool edit verticle juga mengalami penambahan tool yaitu continue feature tool dan strecth
proportionately
4. LAS Dataset

LAS Dataser merupakan salah satu tool baru yang ada di ArcGIS 10.1 for Desktop tools ini
digunakan untuk melakukan pekerjaan editing maupun analisis dengan menggunakan data lidar
Selain beberapa penambahan tool dan tool baru pada ArcGIS 10.1 for Desktop, download data
online baik dari Arcgis Online maupun dari vendor penyedia data rekanan ESRI jauh lebih cepat
dan stabil jika di bandingkan dengan ArcGIS 10.

4
Inilah penjelasan singkat mengenai beberapa penambahan kemampuan pada software baru
keluaran ESRI ini.

5
BAB II

MEMBUAT PETA DENGAN ARCGIS BASEMAP

Fitur basemap sudah ada sejak ArcGIS rilis versi 9, akan tetapi dengan cara pemanggilan yang
berbeda,   sedangkan   untuk   ArcGIS   versi   10.x   fitur   ini   lebih   mudah   dan   simpel   untuk   di
gunakan. dan terus semakin dikembangkan sampai sekarang.
Dengan  menggunakan fitur  ini memudahkan bagi  user  apabila ingin membuat peta dengan
cepat tanpa memakan waktu yang lama. Cara untuk memanggil ArcGIS Basemap di ArcGIS
10.1, pada pilihan add data, pilih Add Basemap.

Add Basemap
Kemudian akan muncul pilihan Basemap yang dapat di gunakan, (untuk mengikuti
tutorial ini harus tersambung ke koneksi internet).

ArcGIS Basemap
Terdapat 10 pilihan basemap yang dapat digunakan, dalam contoh ini akan digunakan
basemap National Geographic, klik Add.

Tampilan Basemap
Setelah di add maka akan di dapatkan tampilan seperti diatas, sekarang kita bisa
memulai untuk membuat peta baku dari basemap tersebut. Untuk membuat peta yang
lebih terarah, maka dalam kegiatan ini basemap akan di overlay dengan data Titik Api
seluruh Indonesia, sehingga akan di dapatkan tampilan seperti berikut ini :

6
Basemap dan Hotspot
Selanjutnya kita hanya perlu membuat layout dari tampilan basemap tersebut. Untuk
tampilan layout sederhana yang saya buat hasilnya seperti berikut :

Hasil Layout
Fitur basemap ini sangat berguna apabila kita diharuskan membuat peta dalam kurun
waktu yang sangat singkat, dan tentu saja dengan fitur ini kita dapat mengupdate
ataupun mendigitasi objek-objek seperti jalan, perbatasan, dan objek lainnya

Sebelum belajar atau menjalankan ArcGis 10. menurut saya alangkah baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu tentang fitur-fitur umum yang terdapat pada ArcGIS 10 dan jika
nantinya anda sudah sering menggunakan ArcGis 10.1 maka pasti dengan sendirinya
anda akan lebih banyak mengetahui fitur-fitur secara spesifik yang terdapat pada ArcGis
10

1. Menu Bar

Perhatikan Menu Bar yang terdapat pada gambar di atas yaitu mulai dari File, Edit, View,
Bookmarks, Insert, Geoprocessing, Customize, Windows dan Help.

Semua bagian pada Menu Bar tersebut memiliki fungsi masing-masing yang nantinya
sering waktu berjalan jika anda sering menggunakan ArcGIS 10.1 maka anda akan
semakin mengetahui lebih jauh tentang fungsi-fungsinya.

2. Tool Bar

Tool Bar terdapat semua tool-tool yang akan dijalankan pada saat melakukan pekerjaan
atau pengambaran peta, mulai dari mengimput data mengolah data sampai pada layout
dan mencetak peta.

3. Table Of Content

Table Of Content atau sering juga disebut Layers, pada Layers tersebut berfungsi untuk
menampilkan semua data yang kita imput, semua data yang terimput akan muncul di
layers sehingga kita dapat mengetahui data-data apa saja yang terdapat pada Map View
(5). Misalnya anda memperoleh file dalam bentuk mxd (Format File ArcGIS) jika anda
membuka file tersebut maka anda dapat langsung mengetahui data-data apa saja yang
terdapat pada Map Viem dengan melihat pada Table Of Content atau Layers.

7
4. Status View
Pada status View anda dapat mengeser Map View baik ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke
bawah, ini berfungsi jika anda mencari lokasi atau titik yang baru saja anda imput.
Sebenarnya untuk mengeser Map View dapat juga digunakan dengan tool yang ada pada
Tool Bar namun kali ini membahas tentang fitur utama maka terfokus saja pada hal-hal
yang umum, seperti yang saya katakan sebelumnya, jika anda sudah sering mengunakan
ArcGIS terserah versi berapa saja maka dengan sendirinya anda akan mengetahui
manfaat-manfaat khusus dari Tool-tool yang ada.

5. Map View

Map View sudah sempat disinggung pada penjelasan Status View di atas, Map View
berfungsi untuk menampilkan peta dan data-data yang diimput dan Map View sebagai
tampilan yang dapat dilihat langsung dalam proses pengolahan data. Jika pada Table Of
Content anda nantiya hanya melihat nama data namun pada Map View anda dapat
melihat bentuk data seutuhnya baik itu data Vektor atau data Raster.

INSTALL ARCGIS

1. Buka file ArcGIS 10

2. Pilih setup pada tab ArcGIS for Desktop

3. Klik next>> sampai selesai hingga akan muncul windows


4. Tunggu proses instalasi selesai kemudian akan muncul windows seperti ini lalu
check yang point yang di beri tanda merah ( 1. Advanced (ArcInfo) concurrent Use dan
2. Define License later from the ArcGIS administrator). Lalu klik oke dan windows
akan tertutup.

5. Selanjutnya kita masuk ke dalam tahap crack yaitu dengan cara meninstall License
Manager (Pre-Release Version) yang ada di dalam folder ArcGIS 10.1 klick icon setup
lalu next>>finish
6. Setelah selasi menginstall License Manager kemudian copy file service.txt yang ada
di dalam crack ArcGIS 10.1 ke C:\Program Files
(x86)\ArcGIS\License10.1\bin\service.txt. berikut ini isi dari file service.txt

7. Langkah selanjutnya buka License Server Administrator dengan cara klik All
Program >> ArcGIS >> License Manager >> License Server Administrator sehingga
akan muncul tampilan seperti ini:

Jika License Server Status : RUNNING artinya License kita sudah berhasil, kemudian
untuk memastikannya klik Re-read Licenses lalu klik OK

8. Oke license sudah berhasil selanjutnya kita masuk ke AcGIS Administrator dengan
cara klik All Program >> ArcGIS >> ArcGIS Administrator >> Desktop maka akan
tampil jendela seperti gambar di bawah:

Kemudian CheckAdvanceed (ArcInfo) Concurrent Use dan klik Change lalu ganti
Not_Set dengan “localhost” (tanpa tanda petik) lalu klik OK

8
BAB III
PEMBUATAN PETA

Pada proses pembuatan ini berarti peta biasanya sudah siap untuk dicetak karena
biasanya setelah semua data dimasukan dan diolah barulah proses pembuatan
grid ini dilakukan.

1. Langkah pertama

Klik kanan pada layers dan pilih properti ( peratikan gambar dibawah ini)

2. Langkah kedua

Pada tampilan properti pilih grid kemudian pilih new grid (perhatikan gambar
dibawah)

3. Langkah ketiga

Akan muncul tampilan grid and graticules wizaRD

CARA MEMBUAT GRID GEOGRAFIS DAN UTM PADA PETA.


Biasanya pada proses pembuatan peta sering melihat grid atau garis yang
menghubungkan titik koordinat yang sama. Nah, pada grid tersebut biasanya terdapat dua
koordinat

Setelah masuk pada Layers - Properti - Grid - New Grid dan sampai pada tampilan grid
and graticules wizard

9
nah, pada tampilan gambar tersebut terdapat pilihan jika memilih graticule maka tampilan
angka gridnya adalah koordinat geografis dan jika memilih measure grid maka tampilan
angka koordinatnya adalah koordinat UTM.

PENGERTIAN JENIS-JENIS DAN UNSUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PETA

1. Peta adalah suatu gambar dari unsur - unsur alam dan atau buatan manusia ,
yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada
suatu bidang datar dengan skala tertentu .

2. Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur – unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar
dengan skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.

3. Peta tematik adalah peta yang menyajikan dan berisi informasi tertentu, dimana
kerangka petanya menggunakan peta dasar tertentu yang telah memiliki dasar
yang jelas sumbernya serta legal

4. Peta kehutanan adalah peta yang bertemakan mengenai hutan dan kehutanan.

5. Peta Kehutanan yang berkekuatan hukum adalah Peta tema kehutanan yang
dibuat ,diperiksa dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

6. Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik di atas peta
dengan jarak tersebut dimuka bumi.

7. Format peta adalah tata letak muka peta berdasarkan pembagian geografis
yang sudah dibakukan. Pada pemetaan digital format peta merupakan ukuran
frame yang akan terkait dengan cakupan wilayah yang akan dipetakan.

8. Data digital adalah data yang telah diubah dalam bentuk atau format yang dapat
dibaca komputer, yang terdiri dari data spasial dan non spasial.

9. Data spasial adalah data yang bereferensi ruang atau data yang mempunyai
posisi tertentu dalam ruang.

10.Data non spasial (atribut) adalah data yang menerangkan data keruangan yang
disertainya.

11. Sistem Proyeksi Transverse Mercator adalah sistem proyeksi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dengan sumbu silinder terletak pada bidang ekuator
atau membentuk sudut 90 derajat dengan sumbu bumi.

12. Sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM) adalah sistem grid universal
yang meliputi seluruh dunia kecuali daerah kutub, dan didasarkan pada enam
puluh proyeksi Transverse Mercator yang dimodifikasi, mempunyai lebar setiap
enam puluh derajat bujur dan terbentang dari 80 derajat lintang selatan ke 80
derajat lintang utara.

13. Kodefikasi adalah pemberian kode baku pada data spasial digital yang
berguna untuk membaca maupun berkomunikasi antar pengguna, penyumbang
maupun pengelola data spasial.

14. Sistem referensi adalah sistem acuan atau pedoman tentang posisi suatu
obyek pada arah horisontal dan arah vertikal.

10
BAB IV

Cara Mudah Memisahkan Angka Koordinat Geografis di Excel

Mungkin sebagian dari anda kadang mengalami kesulitan dalam memisahkan tulisan
angka koordinat geografis di excel pada saat mengolah data-data hasil pengukuran
lapangan dengan menggunakan GPS apalagi jika data tersebut dalam jumlah yang sangat
banyak

Kenapa harus memisahkan tulisan angka koordinat geografis pada excel ? karena hal ini
akan lebih memudahkan anda dalam merubah data koordinat tersebut menjadi UTM
(Universal Transverse Mercator) sebab untuk menampilkan data di ArcGIS, biasanya
meminta data koordinat dalam bentuk UTM

11
Baik langsung saja ini dia caranya :

1. Blok angka koordinat geografis yang akan dirubah

2. Masuk ke data pada bagian atas

3. Masuk ke text to columns

4. Klik Next dan ikuti prosesnya hingga Finish

Agar lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini :

Sekarang data koordinat geografis anda sudah terpisah menjadi tiga kolom.

Untuk mengilangkan simbol derajat, menit dan detik dapat kita menggunakan tool yang
telah tersedia pada Microsoft Office Excel yaitu tool Replace.

Pertama silahkan anda blok bagian yang akan dihilangkan, sebagai contoh kali ini kita
akan menghilangkan simbol detik (“).

1. Masuk ke Replace

2. Pada Find what masukan simbol detik

3. Klik Replace All

12
Sekarang simbol detik (“) telah hilang :

Hal yang sama juga berlaku pada semua simbol yang akan kita hilangkan, baik itu derajat
dan menit.

13
BAB V

PENGERTIAN DAN PENJELASAN TENTANG ISI PETA

Isi peta merupakan obyek utama di dalam pembuatan peta dan sangat terkait dengan
maksud dan tujuan dari pembuatan peta itu sendiri, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggambaran isi peta antara lain :

a. Merancang isi peta

Merancang isi peta ditekankan pada pembuatan peta tematik, karena peta tematik
merupakan peta yang sering dibuat dan dipergunakan oleh berbagai kalangan baik
instansi pemerintah, maupun swasta bahkan perorangan untuk kepentingan tertentu.

Dalam merancang isi peta tematik agar diperhatikan :

a) Keabsahan dari peta dasar yang digunakan yaitu peta dasar yang telah ditetapkan dan
jelas sumbernya.

b) Isi peta harus relevan dengan informasi dan tema peta yang akan dibuat.

c) Unsur yang tercantum di dalam peta dasar tidak seluruhnya digambarkan kembali pada
peta tematik yang dibuat, disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tematik
tersebut.

b. Generalisasi

Generalisasi yaitu pemilihan, penyederhanaan dan tidak dimunculkan (Omittance ) untuk


unsur-unsur yang diperlukan.

Dalam melakukan generalisasi, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a) peta yang dibuat tidak ruwet (over crowded), sehingga dapat mengurangi beban kerja;

b) pengurangan dan pengambilan unsur-unsur dari peta dasar, apabila dilakukan secara
berlebihan akan mengakibatkan informasi peta atau isi peta menjadi tidak jelas;

c) batasan mengenai pemilihan unsur yang akan digambarkan untuk tiap jenis peta sangat

14
bervariasi tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan peta tematik tersebut, karena
belum tentu sama antara satu peta tematik dengan peta tema lainnya.

Berikut ini beberapa contoh dari hasil proses generalisasi apakah perlu tidaknya
generalisasi dilakukan antara lain :

a) Untuk Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) unsur topografi, garis kontur dan pola aliran
sungai harus digambarkan lengkap. Tetapi unsur jalan atau pemukiman perlu
disederhanakan atau ada bagian-bagian yang dihapuskan.

b) Dalam membuat Peta Kerapatan Penduduk, unsur topografi, garis kontur tidak perlu
digambarkan, pola aliran sungai disederhanakan, pemukiman dan batas administrasi
pemerintahan harus digambarkan secara jelas.

c) Dalam Peta Rencana Kerja Usaha (RKU), unsur kontur, sungai, jalan dan vegetasi
harus digambarkan secara detail.

c. Simbol

Simbol hendaknya disesuaikan dengan karakteristik dan unsur-unsur yang digambarkan di


dalam isi peta yang merupakan informasi yang akan disampaikan melalui peta, biasanya
simbol sangat terkait dengan sumber peta yang dijadikan peta dasar.

Mengingat sangat luasnya kegiatan pembuatan peta maka simbol-simbol tersebut kadang-
kadang belum dapat memenuhi kebutuhan.

Secara spesifik symbol dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan, namun harus
memperhatikan jangan sampai simbol yang dibuat terjadi kesamaan atau kemiripan, untuk
menghindarkan terjadinya salah tafsir dari maksud dan tujuan pembuatan simbol tersebut.

Hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan simbol :

a) Bentuk dan ukuran harus konsisten dan sederhana serta disesuaikan dengan ruang
peta.

b) Sebelum menetapkan suatu simbol, terlebih dahulu dibuat model/bentuk petanya


karena penggambaran dan peletakkannya harus memperhatikan segi keindahan dari
penampilan peta secara keseluruhan.

15
BAB VI

SISTEM PEWARNAAN PETA

Selain informasi dalam peta yang disajikan dalam bentuk simbol atau tanda, juga
digunakan pewarnaan.

Dalam sistim pewarnaan ini yang perlu diingat ialah :

a. Maksud dari pemberian warna yaitu agar peta lebih artistik dan informatif serta unsur-
unsurnya tampak lebih jelas.

b. Beberapa jenis peta mempunyai ketentuan tentang pemakaian warna, misalnya pada
peta topografi terdapat ketentuan mengenai pemakaian warna. ( unsur air memakai warna
biru, vegetasi warna hijau dan garis kontur warna coklat).

c. Pemakaian warna untuk peta kehutanan sebagian besar sudah ada pembakuan,
dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai standar bagi peta-peta yang dibuat sehingga
akan memudahkan dalam penggunaannya. Standar warna untuk pemakaian cat gambar
digunakan warna ecoline.

d. Apabila dalam lembar peta terdapat beberapa informasi yang memiliki karakteristik
warna yang sama, maka yang diutamakan menggunakan warna adalah informasi atau
unsur utama dari obyek pembuatan peta tersebut.

e. Dalam pewarnaan tidak bisa dilakukan duplikasi warna, sebaiknya untuk informasi lain
nya dibuat dalam simbol yang berbeda disesuaikan dengan tujuan penyajian informasi
tersebut.

16
BAB VII

PROSES PENGGAMBARAN PETA SECARA DIGITAL

A. Persiapan

Persiapan dilakukan untuk semua tema baru yang akan diinputkan.

Pada tahap persiapan yang harus dikerjakan adalah :

a) Pengecekan masing-masing lembar kenampakan peta secara manual sehingga bila


terdapat kesalahan peta dapat diketahui untuk diperbaiki terlebih dahulu pada peta
manualnya.

b) Pengecekan proyeksi dan parameter yang menyertai serta sistem koordinat yang
dipakai.

c) Pengecekan antar lembar peta yang berdampingan, sehingga diketahui bila ada garis
yang tidak menyambung, poligon terputus dsb. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu
dalam proses edgematching.

d) Mempersiapkan titik ikat (tic) beserta koordinatnya (biasanya tic diletakkan pada
persimpangan garis bujur dan lintang pada ujung-ujung frame). Apabila tidak
memungkinkan, tic diletakkan pada kenampakan yang dapat diketahui koordinatnya,
misalnya perempatan jalan atau percabangan sungai.

e) Memilah layer-layer yang ada pada peta masukan ( misalnya layer jalan, sungai, dsb ).

f) Mempersiapkan kodefikasi unsur/legenda pada masing-masing layer yang ada,


mengacu pada kodefikasi baku.

g) Mempersiapkan sistematika penyimpanan tema / layer dalam komputer (direktori


beserta subdirektorinya ).

B. Penggambaran/Digitasi

Sebelum pekerjaan penggambaran/digitasi dimulai agar dipastikan bahwa kondisi peta


cukup datar dan stabil terpasang pada meja digitizer (tidak berubah posisinya, tidak
menggelembung, dsb.) agar pada saat digitasi dilakukan tidak perlu kembali ketahap
17
persiapan karena peta bergeser dsb.

Dalam perkembangannya proses digitasi saat ini dapat dilakukan langsung pada komputer
tanpa menggunakan meja digitizer yang lebih dikenal dengan on screen digitizing. On
screen digitizing adalah pendijitan gambar raster (.jpg, .bmp, .tif, dsb) pada display
komputer menjadi gambar vektor (.shp dsb), gambar raster ini biasanya diperoleh dari
scanner, camera atau peralatan input/output lainnya dalam bentuk digital.

Secara umum digitasi pada perangkat lunak SIG dapat dibedakan dalam dua cara yaitu
metode streamline dan point. Pada metode yang pertama perangkat lunak SIG akan
menghasilkan titik koordinat setiap interval jarak tertentu sehingga operator cukup
menjalankan kursor mengikuti garis yang didigit, sambil menekan tombol. Pada metoda
kedua koordinat hanya akan dihasilkan apabila operator menekan tombol pada kursor.
Pada dasarnya besarnya data baik cara pertama maupun cara kedua tergantung jarak
vertex, bedanya adalah bahwa cara pertama akan menghasilkan jarak vertex yang hampir
sama untuk seluruh ruas garis, sedangkan cara kedua sangat dipengaruhi kestabilan
operator dalam mendijit tiap vertex. Kedua metoda ini dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan jenis data yang akan didijit.

Beberapa tahapan di dalam proses penggambaran secara digital antara lain :

1) Penyusunan Layer Base

Layer Base yang dimaksud disini adalah layer yang berisi garis batas antara polygon
daratan dan polygon perairan. Garis batas tersebut dapat berupa garis pantai, garis
sungai ganda, maupun garis danau, waduk.

Digitasi layer base dilakukan tersendiri sampai diperoleh garis yang benar dan
menyambung antar sisi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan batas perairan dan
daratan yang saling menyambung untuk masing-masing lembar yang bersebelahan. Oleh
karena itu, sebaiknya digitasi layer base dilakukan dan disempurnakan terlebih dahulu
(melalui proses editing dan edgematching) sebelum memulai digitasi layer-layer lain.
Digitasi tema lain akan selalu mengacu kepada layer base.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan dijitasi layer base adalah
sebagai berikut :

a). Georeferensi

Untuk mendapatkan layer base dalam sistem koordinat yang diinginkan (misalnya
Geografis, Universal Transverse Mercator atau proyeksi lainnya) perlu diberi acuan
koordinat (georeferencing/georeferensi). Georeferensi dilakukan agar layer yang akan
didijit memiliki sistem koordinat sesuai dengan sistem koordinat sumber peta,
menggunakan perangkat bantu (utility) SIG yang ada.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Membuat layer base baru

• Memasukkan tic (titik kontrol) berikut koordinatnya pada layer baru tersebut, sekurang-
kurangnya 4 titik dengan sebaran yang mewakili lembar peta

• Jenis georeferensi / transformasi koordinat menggunakan affine, kemudian memeriksa


tingkat kesalahan (RMS) output tidak melebihi 0,1 mm pada skala petanya.

• Memeriksa hasil transformasi, bila perlu ulangi prosesnya agar memperoleh hasil yang
lebih akurat.

18
Proses georeferensi ini dilakukan lebih awal sebelum melakukan dijitasi isi peta.

b). Dijitasi

Antar Vertex dibuat sebesar-besarnya 0,3 mm.

Sebelum menginjak ke proses selanjutnya yaitu editing hasil digitasi, seluruh data dalam
lembar peta agar diteliti kembali untuk memastikan bahwa semuanya telah dimasukkan
(tidak ada yang tertinggal) sehingga tidak perlu kembali ke proses sebelumnya.

c). Editing

Proses editing dilakukan untuk mengoreksi kesalahan digitasi, sehingga dihasilkan layer
base yang sudah siap untuk diproses pada tahap selanjutnya.Koreksi-koreksi yang
dilakukan meliputi :

• Koreksi poligon, dimana setiap poligon diberi id (label) sesuai dengan aturan kode yang
telah ditetapkan. Seluruh poligon harus tertutup sempurna.

• Koreksi garis, dimana setiap garis diberi id (label) sesuai dengan aturan kode dan bebas
dari perpotongan (intersecting), overshoot antar garis maupun dangle akibat dari
undershoot.

• Penyusunan (building) topologi agar dihindarkan penggunaan pemotongan (clean)


supaya tidak muncul polygon baru yang tidak dikehendaki.

• Pengecekan kesalahan label.

d). Transformasi koordinat

Untuk mendapatkan layer base dalam sistem koordinat yang diinginkan (misalnya
Geografis, Universal Transverse Mercator atau proyeksi lainnya) perlu dilakukan
transformasi koordinat dari sistem koordinat sebelumnya/lama (koordinat meja/baris dan
kolom untuk raster, atau sistem koordinat lain) ke dalam sistem koordinat yang
diinginkan/baru menggunakan perangkat bantu (utility) SIG yang ada.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

• Membuat layer base baru

• Memasukkan tic berikut koordinatnya pada layer baru, sekurang-kurangnya 4 tic,


tersebar mewakili lembar peta.

•Transformasi koordinat menggunakan affine, kemudian memeriksa tingkat kesalahan


(RMS) output tidak melebihi 0,1 mm pada skala petanya.

• Periksa kembali hasil transformasi, bila perlu lakukan editing.

e). Edgematching/Penyambungan sisi

Proses egdematching dilakukan terhadap lembar-lembar yang berdampingan, sehingga


terjaga konsistensi antar ujung lembar (persambungan) baik ke samping secara horisontal
(ke sisi kiri atau kanan) maupun secara vertikal (ke atas atau ke bawah).

Proses edgematching dimaksudkan untuk mendapatkan layer yang terjaga konsistensi


kenampakan maupun panjang/luasan baik secara parsial (perlembar) ataupun secara
gabungan (yang terdiri dari beberapa lembar peta) yang dilakukan secara wajar.

19
f). Penggabungan (Merge)

Penggabungan antar lembar dapat dilakukan dengan tujuan integritas peta suatu wilayah
misalnya kabupaten / provinsi / Indonesia (seamless) serta untuk kemudahan dalam
mencari dan mengakses suatu lokasi. Penggabungan dilakukan dengan bantuan
perangkat SIG

g). Geodatabase

Geodatabase adalah basis data spasial. Layer base yang dianggap sudah dianggap
bersih dari kesalahan-kesalahan geometris maupun topologi, kemudian dimasukkan ke
dalam geodatabase dengan tujuan agar memudahkan dalam membangun aturan-aturan
(topologi) yang relevan terhadap layer base maupun terhadap tema / layer lainnya pada
saatnya.

Toleransi yang digunakan saat membangun geodatabase adalah sebesar nilai default atau
setara dengan 1mm.

h). Topologi

Untuk menjaga dan menguji konsistensi layer base, perlu membangun topologi. Topologi
dimaksudkan untuk membangun aturan-aturan serta menjaga agar layer-layer yang dibuat
selalu mengikuti aturan-aturan dimaksud. Misalnya suatu layer tidak boleh keluar /
melebihi batas-batas layer base, suatu layer tidak boleh tumpang tindih dengan layer
tertentu, dsb.

Aturan / topologi yang dibangun disesuaikan dengan tema dan kondisi alami (nature) dari
data spasialnya. Misalnya untuk tema / layer kawasan hutan pada satu provinsi, tidak
diperbolehkan adanya tumpang tindih antar poligon dalam layer yang sama, dan harus
berada dalam batas-batas provinsi yang bersangkutan.

2). Penyusunan Layer Tema Lain.

Tampilan untuk layer / tema lain selalu akan menggunakan base yang sama (dalam hal ini
adalah base yang sudah dianggap clean). Oleh Karen itu pada saat digitasi tema lain,
pastikan layer base digunakan sebagai latarbelakang (background) sebagai acuan.

Sistim koordinat layer tema lain baik poligon, garis, maupun titik mengacu layer base.
Sebelum melakukan dijitasi terhadap layer tema lain, maka sistim koordinat layer base
diturunkan terhadap tema lain tersebut dengan bantuan perangkat SIG yang tersedia dan
dengan sekurang-kurangnya empat titik kontrol, serta nilai RMS tidak melebihi 0,1 mm.
Kemudian layer-layer tema ini dimasukkan ke dalam geodatabase dan dibuatkan topologi
yang relevan dengan memperhatikan sifat alamiah data.

a). Digitasi
• Ketelitian registrasi titik kontrol pada saat menggunakan digitizer maupun menggunakan
transformasi affine sebelum on screen digitizing diusahakan sekecil mungkin (RMS kurang
atau sama dengan 0.1 mm).

• Digitasi feature sesuai dengan aturan digitasi seperti pada layer base dengan kodefikasi
berdasarkan pada tema yang dimaksud (sesuai standarisasi kodefikasi data spasial yang
berlaku pada lingkup Kehutanan).

• Untuk mengurangi kesalahan dalam mendigit, masukkan terlebih dahulu layer tema yang
akan didigit ke dalam geodatabase, dan bangunlah topologi dengan aturan yang relevan.

• Lakukan digitasi sebagaimana mestinya, bila perlu periksa topologinya setiap kali selesai
mendijit sejumlah poligon, garis, maupun titik. Hal ini berguna untuk memudahkan saat
editing.

• Anotasi / Toponimi / Label dimasukkan ke dalam suatu basis data yang memiliki field ID
20
disamping field text/anotasinya, serta field lainnya seperti kemiringan, kode warna, dsb.
Gunakan standar ID sebagaimana pada kamus data spasial sebagai panduan
penyusunan data spasial yang sistematis sehingga memudahkan dalam pengintegrasian
data.

b). Editing, Edgematching, Penggabungan

Proses editing, edgematching, dan penggabungan dilakukan dengan cara yang sama
seperti layer base.

3. Pemberian Atribut (Pemasukan data non spasial)

Pemberian atribut meliputi pemberian data / informasi / karakteristik record / objeknya.


Sebagai contoh suatu poligon dapat memiliki atribut luas, keliling, status, id. Bilamana
dipandang perlu, geodatabase dapat dihubungkan dengan database lainnya melalui suatu
id yang unik (tidak duplikasi dengan id objek lainnya).

Filed-field serta id dibuat berdasarkan kamus data spasial yang telah ada / baku. Apabila
kamus datanya belum tersedia, maka terlebih dahulu dibuatkan dan kemudian
didokumentasikan.

BAB VIII

21
PENGERTIAN INFORMASI TEPI PADA PETA

Informasi tepi (marginal information) merupakan keterangan yang dicantumkan pada


setiap lembar peta agar pembaca peta dengan mudah memahami isi dan arti dari
informasi yang disajikan. Informasi tepi ini antara lain memuat : Judul peta, Skala peta,
Arah utara, Luas areal, Legenda/Keterangan, Dasar pembuatan peta, Sumber Data,
Pembuat Peta, Peta Situasi, Angka koordinat geografis dan angka UTM, dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. Judul Peta

Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan tema peta. Antara isi peta
dan judul harus ada hubungan yang jelas, terutama unsur-unsur yang disajikan.

2. Skala Peta

Pada setiap lembar peta dicantumkan skala numeris ( dalam angka ) dan skala grafis
( dalam bentuk garis).

3. Arah Utara

Arah utara dalam peta biasanya digambarkan dengan anak panah yang digambar
menunjuk kearah atas, atau symbol lainnya yang dapat diasosiasikan secara mudah
sebagai petunjuk arah utara.

4. Luas Areal

Luas areal yang dipetakan dicantumkan apabila cakupan luasnya tertentu terutama untuk
peta skala operasional, sedangkan untuk peta skala nasional atau provinsi cukup judulnya
saja. Pencantuman angka luas dengan ketelitian 2 desimal.

5. Legenda/Keterangan

22
Legenda peta adalah suatu symbol dalam bentuk titik, garis atau bidang dengan atau
tanpa kombinasi warna, yang dapat memberikan keterangan tentang unsur-unsur yang
tercantum pada gambar peta, selain symbol kerapkali juga dibuat notasi tambahan yaitu
sebagai catatan penjelasan. Legenda atau symbol yang tercantum dalam isi peta diberi
keterangan singkat dan jelas dengan susunan kata atau kalimat yang benar dan sesuai.

6. Angka Koordinat Geografis

Merupakan nilai/angka yang dicantumkan pada tepi garis peta dengan angka dan notasi
yang menunjukkan kedudukan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude); digambar
dengan interval tertentu ( minimal ada 2 angka/nilai dalam satu tepi) yang disesuaikan
dengan peta dasar yang digunakan dan keperluannya. Untuk peta-peta tertentu perlu
dicantumkan nilai/besaran berdasarkan grid UTM yang biasanya dinyatakan dalam satuan
meter.

7. Peta Situasi
Peta situasi dibuat dengan skala minimal 1 : 2.500.000 yang digunakan untuk
menunjukkan letak/lokasi areal yang dipetakan yang isinya terdiri dari jalan utama yang
menghubungkan antar kota, sungai-sungai besar termasuk namanya, kota-kota yang
dikenal dan mudah untuk ditemukan, batas dan nama (negara, provinsi, kabupaten
dengan simbol yang benar sesuai kaidah perpetaan), laut dan pulau. Dalam hubungannya
dengan wilayah yang lebih luas, misalnya provinsi, pulau atau negara peta situasi dapat
dibuat dengan skala yang lebih kecil lagi.

8. Dasar Pembuatan Peta


Dasar pembuatan peta mencantumkan aspek legal dari pembuatan peta seperti
peraturan, ketentuan, surat keputusan dan dasar lain yang berkaitan dengan tujuan dari
pembuatan peta.

9. Sumber Data
Untuk mengetahui keabsahan (validitas) dari sumber data yang digunakan maka perlu
dicantumkan :

a) Peta dasar yang dipakai; termasuk skala dan tahun pembuatan/penerbitan.

b) Asal data yang dipakai sebagai pengisi peta; apabila data terdiri dari berbagai sumber
atau tahun pembuatan maka perlu dibuat diagram khusus yang menunjukkan lokasi
dengan sumber data atau tahun yang berlainan.

10. Pembuat Peta

Pembuat peta adalah instansi Kementerian Kehutanan,BUMN/BUMD/ swasta atau


perorangan yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap isi peta. Selain itu
dicantumkan juga mengenai identitas pembuat peta, bulan dan tahun pembuatannya.

BAB IX

TAHAPAN SKORING FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN ARCGIS 10


23
Analisis Spasial dengan metode skoring dapat dilakukan dengan
software ArcGIS 10. Dalam hal ini, data-data yang digunakan hanya
sekedar contoh dan tidak menggambarkan lokasi tertentu. Berikut
ini langkah-langkah untuk membuat skoring dalam rangka
rekomendasi fungsi kawasan hutan :

 Siapkan data shapefiles dari peta-peta pendukung, seperti data


batas kawasan, kelerengan, jenis tanah, curah hujan dan data-
data terkait kawasan lindung seperti data sungai, garis pantai,
sebaran gambut, elevasi, mata air atau batas area yang memiliki
kepentingan khusus (budaya, RTH, dll).
 Data kelerengan, jenis tanah dan curah hujan disimpan dalam
bentuk data vektor (shp), jika masih berupa raster rubah menjadi
shp. Data kelerengan dapat diekstrak dari data DEM yang
bersumber pada GDEM atau SRTM. Untuk mendapatkan data
SRTM dan DEM lainnya dapat diakses dari situs ini. Unduh data
SRTM saja silahkan mengunjungi link : ini , atau Aster GDEM :
link ini.
 Kelaskan data kelerengan, jenis tanah dan curah hujan sesuai
pengkelasan data pada 3 tabel mengacu SK Mentan Nomor
837/Kpts/Um/11/80.

Skor setiap kelas kelerengan sesui SK Mentan Nomor


837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Skor setiap kelas jenis tanah sesui SK Mentan Nomor


837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

24
Skor setiap kelas curah hujan sesui SK Mentan Nomor
837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

 Buka tabel pada layer kelerengan dengan klik kanan dan ‘Open
Table’ (langkah 1), buat kolom baru untuk menempatkan skor
kelas lereng dengan tool ‘Add Field’ (langkah 2) dan beri nama
kolom dengan type Double (langkah 3).

 Tekan tombol ‘Editor’ (langkah 1), masukkan nilai skor pada


masing-masing kelas (langkah 2).

 Kalau sudah selesai tekan ‘Stop Editing’

 Simpan hasil pengeditan dengan memilih tombol ‘Yes’. Lakukan


hal yang sama untuk layer jenis tanah dan curah hujan.

 Lakukan operasi union : Analysis Tools >> Overlay >> Union


(langkah 1), lalu masukkan ketiga layer (langkah 2), lihat hasilnya

25
(langkah 3), beri nama file out put (langkah 4) lalu tekan ‘OK’
(langkah 5).

 Buka tabel file hasil operasi Union dengan klik kanan ‘Open Table’
(langkah 1), hapus kolom-kolom ID yang tidak diperlukan dengan
klik kanan dan pilih “Delete Field’ (langkah 2).

 Tambahkan kolom untuk skor total dengan ‘Add Field’ (langkah 1)


dan beri nama kolom dengan type Double (langkah 2). Lalu klik
tombol ‘OK’ (langkah 3).

26
 Sorot kolom skor total dan klik kanan, pilih ‘Field Calculator’.

 Masukkan formula penjumlahan skor kelerengan + skor jenis tanah


+ skor curah hujan (langkah 1), klik ‘OK’ (langkah 2).

 Lakukan ‘Select by attribute’ dan masukkan kriteria skor (langkah


1), klik tombol ‘Apply’ (langkah 2) dan beri nama “Kawasan Hutan
Produksi Tetap” (langkah 3). Klik tombol ‘OK’ (langkah 4).

27
 Lakukan hal yang sama untuk kawasan hutan produksi terbatas
dan kawasan hutan lindung.

28
 Atur tampilan file out put jenis kawasan hutan dengan klik kanan
layer : Properties >> Symbology. Hasilnya tampak seperti gambar
berikut.

 Untuk mengeluarkan area-area yang memiliki kriteria sebagai


kawasan lindung, masukkan layer-layer shp yangmenunjukkan
kriteria kawasan lindung, misalnya peta sebaran gambut dengan
kedalaman > 3 m. Lakukan operasi Union : Analysis Tools >>
Overlay >> Union (langkah 1), lalu masukkan kedua layer
(langkah 2), lihat hasilnya (langkah 3), beri nama file out put
(langkah 4) lalu tekan ‘OK’ (langkah 5).

29
 Lakukan pemblokan untuk select/ pemilihan baris-baris di luar
atribut area gambut > 3 m (langkah 1), klik kanan pada kolom
keterangan untuk memilih ‘Field Calculator’ dan masukkan nama
kolom jenis kawasan hutan (langkah 2). Klik tombol ‘OK’ (langkah
3).

 Tampilkan hasilnya dengan klik kanan layer : Properties >>


Symbology. Hasilnya tampak seperti gambar berikut.

30
 Lakukan pula identifikasi kawasan lindung lainnya selain kriteria
terkait gambut dengan operasi Union.
 Rekomendasi fungsi kawasan hutan telah jadi.

31
32
DAFTAR ISI

33

Anda mungkin juga menyukai