Anda di halaman 1dari 31

TUGAS

FISIKA DASAR

MEDAN MAGNET DAN LISTRIK

DOSEN PENDAMPING : YUSI FIRMANSYAH, S.Si., MT

AUFA ROFIQY ANWAR (270110170088/KELAS B)

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJAJARAN
NOVEMBER 2017
Medan magnet
Medan magnet, dalam ilmu fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang
bergerak lainnya.
Medan magnet terbentuk karena adanya muatan yang bergerak atau adanya arus listrik
pada penghantar bertegangan.
Gaya yang di terima muatan selalu tegak lurus dari kecepatan muatan dan medan magnet
Usaha terhadap muatan bergerak selalu bernilai = 0, tidak ada transfer energi
Medan magnet arah dan besarnya tidak dipengaruhi oleh benda sekitarnya
Medan magnet yang disebabkan arus I membuat lintasan tertutup tanpa peduli media apa
yang dilalui
Besar Kuat Medan Magnet ( KMM ) di suatu titik berbanding lurus dengan besar arus listrik
atau kemagnetan benda serta berbanding terbalik dengan jarak dari sumber ke titik
tersebut.
Medan magnet juga dibangkitkan oleh benda ( besi atau baja ) yang bersifat magnet.
Pola garis-garis lengkung yang terbentuk ini merupakan pola garis-garis medan magnetik yang
disebut garis gaya magnetik. Nah, ruang di sekitar magnet yang mengalami gaya magnetik
dinamakan medan magnetik. Medan magnetadalah daerah di sekitar magnet yang menyebabkan
sebuah muatan yang bergerak di sekitarnya mengalami suatu gaya. Medan magnet tidak dapat
dilihat, namun dapat dijelaskan dengan mengamati pengaruh magnet pada benda lain, misalnya
pada serbuk besi

Dengan mengamati garis gaya magnetik pada gambar diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut.

Garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan
magnet.
Garis-garis gaya magnetik tidak pernah saling berpotongan dengan garis-garis gaya
magnetik lain yang berasal dari magnet yang sama.
Daerah yang garis-garis gaya magnetiknya rapat menunjukkan medan magnetik yang kuat,
sedangkan daerah yang garis-garis gaya magnetiknya kurang rapat menunjukkan medan
magnetik yang lemah. Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa medan magnetik paling
kuat terdapat di kutub-kutub magnet.
Beberapa contoh garis gaya magnet dengan arahnya ditunjukkan pada gambar berikut.

Arah Garis Gaya Medan Magnet

Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus Listrik


Untuk mengetahui medan magnet disekitar arus listrik dapat dilakukan percobaan sebagai berikut.

Dekatkan kompas pada kawat yang belum dihubungkan dengan baterai. Apakah kedudukan
jarum kompas tersebut berubah? Perhatikan gambar (a).
Hubungkan kawat tembaga dengan baterai, kemudian dekatkan dengan kompas. Apakah
kedudukan jarum kompas berubah? Ke arah manakah jarum kompas menyimpang?
Perhatikan gambar (b).
Ubahlah arah arus listrik yang mengalir dengan mengubah kedudukan kutub baterai,
kemudian dekatkan dengan kompas. Apakah kedudukan jarum kompas berubah? Ke arah
manakah jarum kompas menyimpang? Perhatikan gambar (c).
Dari Percobaan diatas kita dapat mengamati bahwa medan magnetik di sekitar kawat yang
dialiri arus listrik dapat memengaruhi kedudukan jarum kompas. Ketika arah arus listrik
diubah dengan mengubah kedudukan kutub baterai, maka arah penyimpangan jarum
kompas pun turut berubah sehingga :
Arah garis gaya magnetik tergantung pada arah arus listrik yang mengalir pada kawat
penghantar.
Medan magnetik terdapat di sekitar kawat penghantar yang dialiri arus listrik.

Di sekitar kawat penghantar berarus listrik terdapat medan magnet yang diselidiki oleh Hans
Christian Oersted. Arah medan magnetik dari sebuah kawat yang dialiri arus listrik dapat
ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Oersted, seperti yang diperlihatkan
pada gambar dibawah. Arah arus listrik ditunjukkan dengan ibu jari dan garis gaya magnetik
ditunjukkan dengan keempat jari tangan.

Hukum Tangan Kanan

Medan magnetik yang dihasilkan oleh sebuah kawat penghantar sangatlah lemah, untuk
menghasilkan medan magnetik yang cukup kuat dapat digunakan kumparan berarus listrik. Kumparan
bersifat sebagai magnet yang kuat ini disebut sebagai elektromagnet. Elektromagnet memiliki sifat
kemagnetan sementara. Jika arus listrik diputuskan, sifat kemagnetannya segera hilang. Mengapa
kumparan berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik yang kuat? Kumparan berarus listrik
dapat menghasilkan medan magnetik yang kuat karena setiap lilitan pada kumparan menghasilkan
medan magnetik yang akan diperkuat oleh lilitan lainnya. Semakin banyak lilitan suatu kumparan,
medan magnetik yang dihasilkannya semakin besar. Pola garis gaya magnetik yang dihasilkan oleh
kumparan yang dialiri arus listrik ditunjukkan pada gambar berikut.

Untuk menentukan kutub magnet pada kumparan berarus listrik, digunakan aturan genggaman
tangan kanan. Kutub utara ditunjukkan oleh arah ibu jari, arah arus pada kumparan sama dengan
arah genggaman keempat jari. Konsep seperti ini disebut kaidah tangan kanan untuk menentukan
kutub magnet dari arah arus listrik.

hukum Biot-Savart yang secara matematik dapat dinyatakan dalam persamaan :


dengan :

dB = Induksi magnet di titik P (Wb/m2 atau Tesla)


I = kuat arus listrik (A)
dl = panjang elemen kawat berarus (m)
θ = sudut antara arah I dengan garis hubung P ke dl

k= = bilangan konstanta = 10-7 Wb A-1m-1


r = jarak dari P ke dl (m)

Ilmuwan mengatakan bahwa ruang disekitar kawat berarus listrik berubah menjadi medan magnetik.
Arus listrik menimbulkan medan magnetik di sekitar kawat berarus listrik.

Induksi magnetik dipusat kawat melingkar

dengan N=banyak lilitan

a = jari-jari
Induksi magnetic selenoida

Di pusat selenoida

Di ujung selenoida

dengan L= panjang selenoida

Medan magnet pada toroida

keterangan:

N = jumlah lilitan

a = rata rata jari jari dalamm dan luar totoida (m)


I = kuat arus listrik (A)

B = induksi magnetic di pusat (wb/m2)

Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik merupakan konsep yang banyak digunakan dalam peralatan
dalam kehidupan manusia. Prinsi induksi elektromagnetik ini dipelajari oleh Michael Faraday
dalam mengahasilkan arus listrik dari medan magnetik. Setelah Oersted berhasil menemukan
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet, maka Michael Faraday (1791-1867)
seorang ilmuwan dari Jerman bertanya-tanya dapatkah medan magnet menghasilkan arus
listrik? Termotivasi hal tersebut, kemudian Faraday pada tahun 1822 memulai melakukan
percobaan-percobaan. Setelah kurang lebih 9 tahun, barulah ia mendapatkan jawabannya
yaitu pada tahun 1831 ia berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan
magnet.

Jarum galvanometer bergerak menyimpang ketika magnet dimasukkan ke dalam


kumparan dan akan menyimpang ke arah berlawanan ketika magnet tersebut ditarik keluar
dari kumparan. Pada saat magnet bergerak terhadap kumparan, pada ujung-ujung kumparan
timbul tegangan listrik dan pada penghantar timbul arus listrik. Peristiwa tersebut
dinamakan induksi elektromagnetik. Tegangan yang dihasilkan disebut tegangan induksi dan
arus listrik yang dihasilkan disebut arus induksi.
Pada saat magnet batang digerakkan keluar masuk kumparan, tegangan induksi yang
ditimbulkannya merupakan tegangan bolak-balik atau lebih dikenal sebagai AC (alternating
current).
Michael Faraday telah dapat menjelaskan penyebab peristiwa tersebut. Kita tentu
masih ingat bahwa di sekitar magnet terdapat medan magnet yang berupa garis gaya magnet.
Pada saat magnet dimasukkan ke dalam kumparan, jumlah garis gaya magnet yang memasuki
kumparan akan semakin banyak dan jarum galvanometer bergerak ke kanan. Pada saat
magnet dikeluarkan dari kumparan, jumlah garis gaya magnet dalam kumparan berkurang
dan jarum galvanometer bergerak ke kiri. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan
sebagai berikut. Tegangan induksi pada kumparan timbul akibat adanya perubahan
banyaknya garis gaya magnetik yang masuk ke dalam kumparan ataupun yang keluar dari
kumparan.
Karakteristik Induksi Elektromagnetik
1. Besar kecilnya tegangan induksi pada kumparan bergantung pada hal-hal berikut :
2. Jumlah lilitan kumparan. Semakin banyak jumlah lilitan kumparan, semakin besar
tegangan induksi yang dihasilkan.
3. Kecepatan perubahan jumlah garis gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan.
Semakin cepat magnet digerakkan, semakin besar tegangan induksi yang dihasilkan.
4. Kekuatan magnet. Semakin kuat magnet yang digunakan semakin besar tegangan
induksi yang dihasilkan.
5. Besar tegangan induksi sebanding dengan kecepatan perubahan banyaknya garis gaya
dan sebanding pula dengan jumlah lilitan kumparan. Juga sebanding dengan besarnya
kekuatan magnet.
Beberapa peralatan yang prinsip kerjanya memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik,
antara lain: generator dan transformator.

Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi)


Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi) adalah beda potensial yang terjadi pada
ujung-ujung kumparan karena pengaruh induksi elektromagnetik. Dalam mempelajari GGL
Induksi ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang induksi elektromagnetik. Induksi
elektromagetik ini merupakan dasar dari prinsip kerja dinamo atau generator dan peralatan
listrik lainnya, misalnya transformator. Sebelum lebih dalam mempelajari Gaya Gerak Listrik
Induksi (GGL Induksi) kita ingat dahulu tentang medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet
tetap dan medan magnet yang timbul di sekitar kawat penghantar beraliran arus listrik. Di
mana untuk menggambarkan kuat medan dapat digunakan garis-garis gaya magnet, daerah
yang memiliki medan magnet kuat digambarkan dengan garis gaya magnet yang rapat,
sedangkan daerah yang medan magnetnya lebih kecil digambarkan dengan garis gaya magnet
yang kurang rapat. Dekat dengan kutub-kutub magnet, garis-garis gayanya rapat, makin jauh
dari kutub magnet makin jarang.

Apa yang terjadi apabila di sekitar kumparan kawat terjadi perubahan jumlah garis
gaya magnet (medan magnet), misalnya dengan menggerakkan magnet keluar masuk dalam
kumparan atau menggerakan kumparan di sekitar magnet? Ternyata pada ujung-ujung
kumparan akan timbul beda potensial listrik. Apabila antar ujung-ujung kumparan
dihubungkan dengan suatu penghantar atau ampermeter akan mengalir arus listrik.
Adanya arus listrik ditunjukkan dengan bergeraknya jarum amperemeter, terjadinya arus
listrik hanya terjadi pada saat ada gerak relatif antara magnet dengan kumparan, arus tidak
terjadi jika kumparan dan magnet sama-sama diam. Peristiwa timbulnya beda potensial pada
ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang
dilingkupi kumparan dinamakan induksi elektromagnetik. Beda potensial yang terjadi pada
ujung-ujung kumparan disebut ggl induksi (gaya gerak listrik induksi) dan arus listrik yang
timbul disebut arus listrik induksi. Peristiwa ini pertama kali diselidiki pada tahun 1831 oleh
dua orang ilmuwan fisika di tempat yang berbeda, tetapi dalam waktu yang hampir
bersamaan yaitu Michael Faraday di Inggris dan Yoseph Henry di Amerika Serikat.

Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi)


Sebagai pembuka dalam mempelajari Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi) dimulai
dengan mempelajari fluks magnetik.

Pengertian Fluks Magnetik


Konsep tentang fluks magnetik pertama kali dikemukaan oleh ilmuwan Fisika yang bernama
Michael Faraday untuk menggambarkan medan magnet. Ia menggambarkan medan magnet
dengan menggunakan garis-garis gaya, di mana daerah yang medan magnetnya kuat
digambarkan garis gaya rapat dan yang kurang kuat digambarkan dengan garis gaya yang
kurang rapat. Sedangkan untuk daerah yang memiliki kuat medan yang homogen
digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet dilukiskan dari kutub utara
magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Untuk menyatakan kuat medan magnetik
dinyatakan dengan lambang B yang disebut dengan induksi magnet, induksi
magnetik menyatakan kerapatan garis gaya magnet.

Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang menembus
permukaan bidang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai
berikut.

atau
Persamaan kedua dipakai apabila arah B tidak tegak lurus permukaan bidang.
Dimana :
Φ = fluks magnetik (Wb = weber)
B = induksi magnet (T atau WB.m-2)
A = luas permukaan bidang (m2)
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)
Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang dialami sebuah penghantar yang dialiri arus listrik
dalam suatu medan magnetik yang sangat kuat. Nah, agar lebih paham tentang gaya Lorentz.
Untuk memahami “gaya lorentz” dapat dilakukan percobaan sebagai berikut :

Dari percobaan gaya lorentz diatas, kita dapat mengamati bahwa arah gaya Lorentz
(F) selalu tegak lurus terhadap kuat arus (I) dan medan magnetik (B). Untuk memudahkan
mengingat arah gaya lorentz yang dialami penghantar ketika dialiri arus listrik dalam medan
magnet digunakanlah kaidah tangan kanan. Arah arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah
medan magnetik (B) ditunjukkan oleh jari telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari
tengah.
Arah gaya lorentzArah gaya Lorentz (F) terhadap kuat arus listrik (I) dan medan
magnetik (B)
Besar gaya lorentz bergantung pada besar medan magnetik, besar arus listrik yang
mengalir, panjang kawat penghantar, dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan medan
magnetik. Secara matematis gaya Lorentz didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut.

F = B × I × l × sin θ
Keterangan:
F = gaya Lorentz (Newton)
B = medan magnetik (tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
l = panjang kawat penghantar (meter)
θ = sudut antara arah arus listrik dan arah medan magnetic
kawat sejajar berarus
Jika ada dua buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan sejajar berdekatan pada
sebuah medan magnet akan mengalami gaya Lorentz berupa gaya tarik menarik apabila arus
listrik pada kedua kawat tersebut searah dan gaya tolak menolak apabila arus listrik pada
kedua kawat tersebut berlawanan arah. Simak ilustrasi berikut:

Secara matematis besar gaya lorentz pada kawat sejajar dapat ditulis sebagai berikut :

F1 = F2 = F = gaya tarika menarik atau tolak menolak (Newton)


μo = permeabilitas vakum (4 π. 10-7 Wb/Am)
I1 = kuat arus pada kawat A
I2 = kuat arus pada kawat B
l = panjang kawat penghantar
a = jarak kedua kawat
Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet
Gaya lorentz ternyata tidak hanya dialami oleh kawat tetapi juga muatan listrik yang bergerak.
Apabila mutan listrik q bergerak dengan kecepatan v di dalam sebuah medan magnet B, maka
muatan listrik tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang bersarnya dirumuskan

Fl = q . v . B sin α
q = muatan listrik (Coloumb)
v = kecepatan gerak muatan (m/s)
B = kuat medan magnet (T)
α = sudut yang dibentuk oleh v dan B

Arah gaya lorentz yang dialami partikel bermuatan q yang bergerak dalam sebuah medan
magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet dan arah kecepatan benda
bermuatan tersebut. Untuk menentukan arahnya sobat perlu perhatikan hal berikut :

a. Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan I


b. Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I

Jika besarnya susut antara v dan B adalah 90º (v tegak lurus dengan B) maka lintasan
partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga partikel akan mengalamai gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz. Dirumuskan:

FL = Fs

q.v.B sin 90º = m v2/R

R = mv/qB
R = jari-jari lintasan partikel (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = kuat medan magnet (T)
Prinsip gaya Lorentz dimanfaatkan dalam motor listrik. Motor listrik adalah alat yang
dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Berikut adalah contoh motor listrik yang
merupakan salah satu contoh penerapan gaya lorentz dan bagian-bagian motor listrik
tersebut.
Motor Listrik Dan Gaya LorentzKetika kumparan yang ada dalam daerah medan
magnetik dialiri arus listrik, kumparan tersebut menghasilkan gaya lorentz yang menyebabkan
kumparan berputar pada suatu sumbu. Setelah berputar setengah putaran atau sekitar 180o,
komutator akan mengubah arah arus yang mengalir pada kumparan sehingga arahnya
berlawanan dengan arah arus semula. Hal ini menyebabkan gaya Lorentz berubah sebesar
180o dan kumparan meneruskan putarannya hingga satu putaran penuh. Setelah berputar
satu putaran penuh, komutator tersebut kembali mengubah arah arus dalam kumparan
sehingga kumparan kembali berputar pada sumbunya. Proses ini terus berulang sehingga
motor listrik pun terus berputar. Prinsip kerja motor listrik DC diatas merupakan salah satu
contoh penerapan gaya lorentz dalam kehidupan sehari-hari.

Medan listrik
Medan listrik didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan listrik, di mana
jika sebuah benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan tersebut akan mendapat gaya
listrik (gaya Coulomb). Medan listrik termasuk medan vektor, sehingga untuk menyatakan
arah medan listrik dinyatakan sama dengan arah gaya yang dialami oleh muatan positif jika
berada dalam sembarang tempat di dalam medan tersebut. Arah medan listrik yang
ditimbulkan oleh benda bermuatan positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan
arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan negatif dinyatakan masuk ke
benda.

 Medan listrik dapat terbentuk dari muatan diam atau bergerak atau akiat adanya
partikel ber -muatan listrik atau penghantar bertegangan
 Arah Gayanya menghubungkan antara gaya penyebab ke arah penerima gaya, tidak di
pengaruhi oleh arah gerak muatan
 Medan listrik menyebabkan transfer energi antara medan dan muatan
 Arah geraknya selalu berawal dari muatan positif (+) dan berakhir di muatan negatif (-
) atau yang bersifat netral atau nol
 Medan listrik berawal dari benda yang bertegangan positif dan berakhir pada benda
bertegangan negatif atau tegangan nol seperti tanah
 Medan listrik besar dan arahnya sangat dipengaruhi oleh benda-benda disekitarnya
lebih-lebih yang bersifat konduktor
 Besar Kuat Medan Listrik ( KML ) di suatu titik berbanding lurus dengan besar muatan
atau tegangan sumber serta berbanding terbalik dengan jarak dari sumber ke titik
tersebut.

Untuk menggambarkan medan listrik digunakan garis-garis gaya listrik.Garis-garis gaya


listrik yaitu garis lengkung yang dibayangkan merupakan lintasan yang ditempuh oleh muatan
positif yang bergerak dalam medan listrik. Garis gaya listrik tidak mungkin akan berpotongan,
sebab garis gaya listrik merupakan garis khayal yang berawal dari benda bermuatan positif
dan akan berakhir di benda yang bermuatan negatif. Gambar dibawah menggambarkan garis-
garis gaya listrik di sekitar benda bermuatan listrik.

Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya per satuan
muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan lambang E. Untuk menyatakan
kuat medan di suatu titik dalam medan listrik perhatikan gambar dibawah, menggambarkan
suatu benda bermuatan q yang menimbulkan medan listrik di sekitarnya.

Kita tinjau suatu titik P yang berada pada jarak r dari q. Untuk menentukan kuat
medan listrik di titik P, kita letakkan sebuah muatan penguji sebesar q’. Besarnya kuat medan
di titik P dapat dituliskan :

di mana :
=kuat medan di titik P (Newton/Coulomb)
k = Konstanta = 9.109 N m2 C-2
q = muatan listrik penimbul medan (C)
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)

Demikian juga medan listrik termasuk besaran vektor, seperti halnya gaya listrik.
Apabila pada suatu titik dipengaruh oleh medan listrik yang ditimbulkan oleh lebih dari satu
benda bemuatan, maka kuat medan listrik di tempat itu sama dengan jumlah vektor dari
masing-masing kuat medan.

 Apabila letak benda berada dalam satu garis lurus, maka kuat medan listrik pada titik
C adalah : EC = EA + EB

 Jika letak benda tidak dalam satu garis lurus. Maka kuat medan listrik di titik C adalah
: EC = EA + EB

di mana sudut yang diapit antara dan adalah α

Energi Potensial Listrik Dan Potensial Listrik


Energi potensial listrik dan potensial listrik secara konsep pemahamannya sama
dengan pemahaman tentang usaha dan perubahan energi. Untuk
memindahkan/menggerakkan sebuah benda diperlukan usaha. Usaha yang dilakukan sama
dengan perubahan energi kinetik atau perubahan energi potensial benda tersebut. Begitu
juga halnya untuk memindahkan muatan listrik dalam medan listrik diperlukan usaha, usaha
yang dilakukan sama besarnya dengan perubahan energi potensial. Besarnya energi yang
diperlukan untuk memindahkan muatan bergantung pada besar muatan yang dipindahkan
dan jarak perpindahannya. Untuk menjelaskan pengertian energi potensial listrik dan
potensial listrik, perhatikan gambar berikut.
Gambar tersebut menggambarkan medan listrik yang ditimbulkan muatan listrik q,
untuk memindahkan muatan sebesar q’ dari titik A yang berjarak rA ke titik B yang
berjarak rBdari q. Usaha yang diperlukan adalah :

WAB =

WAB =

WAB =

WAB =

Dalam hal ini energi potensial listrik bertanda negatif, yang berarti makin jauh dari
muatan listrik penimbul medan makin besar energi potensialnya. Besarnya energi potensial
listrik di jauh tak terhingga sama dengan nol. Apabila titik A berada di jauh tak terhingga rA,
maka EPA = 0 dan persamaan diatas menjadi :

Dalam hal ini rB dapat sembarang jarak, maka :

dengan :
EP = energi potensial di suatu titik P dalam medan listrik (Joule)
k = Konstanta = 9 × 109 N m2C-2
q = muatan listrik penimbul medan
q’ = muatan listrik penguji
r = jarak titik P ke muatan q
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi potensial listrik di suatu titik (P)
dalam medan listrik didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan
listrik (q’) dari jauh tak terhingga ke titik itu.
Persamaan Matematik Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Energi potensial per satuan muatan positif disebut potensial listrik,yang diberi
lambang V. Potensial listrik termasuk sebagai besaran skalar. Jadi potensial listrik pada suatu
titik dalam medan listrik yang berjarak r dari q dinyatakan :

atau
dengan :
q = muatan listrik penimbul medan (Coulomb)
r = jarak titik P dari q
k = konstanta = 9.109 Nm2C-2
VP = potensial listrik di titik P (Joule/Coulomb = volt)
EP = energi potensial listrik (Joule)

Hukum Gauss
Hukum mengenai gaya elektrostatis dikemukakan oleh Charles Augustin de Coulomb dalam
Hukum Coulomb- nya. Kita dapat menyatakan Hukum Coulomb di dalam bentuk lain, yang
dinamakan Hukum Gauss, yang dapat digunakan untuk menghitung kuat medan listrik pada
kasus-kasus tertentu yang bersifat simetri. Hukum Gauss menyatakan bahwa :

“jumlah aljabar garis-garis gaya magnet (fluks) listrik yang menembus permukaan tertutup
sebanding dengan jumlah aljabar muatan listrik di dalam permukaan tersebut”.

Pernyataan tersebut dapat dirumuskan:

N = Σq
1. Fluks Medan Listrik
Fluks medan listrik yang disimbolkan ΦE, dapat dinyatakan oleh jumlah garis yang
melalui suatu penampang tegak lurus. Kerapatan fluks listrik pada titik tersebut adalah jumlah
per satuan luas pada titik itu. Untuk permukaan tertutup di dalam sebuah medan listrik maka
kita akan melihat bahwa ΦE adalah positif jika garis-garis gaya mengarah ke luar, dan adalah
negatif jika garis-garis gaya menuju ke dalam, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.3.
Gambar 1.3 : Dua muatan sama besar dan berlawanan tanda. Garis putus-putus menyatakan
perpotongan di antara permukaan tertutup hipotetik dengan bidang gambar.
Sehingga, ΦE adalah positif untuk permukaan S1 dan negatif untuk S2 . ΦE untuk
permukaan S3 adalah nol.

Gambar 1.4 : (a) Sebuah permukaan tertutup dicelupkan di dalam medan listrik tak uniform.
(b) Tiga elemen luas permukaan tertutup.

Pada Gambar 1.4(a) menunjukkan sebuah permukaan tertutup yang dicelupkan di


dalam medan listrik tak uniform. Misalnya, permukaan tersebut dibagi menjadi segiempat-
segiempat kuadratis ΔS yang cukup kecil, sehingga dianggap sebagai bidang datar. Elemen
luas seperti itu dinyatakan sebagai sebuah vektor ΔS , yang besarnya menyatakan luas ΔS .
Arah ΔS sebagai normal pada permukaan yang digambarkan ke arah luar. Sebuah vektor
medan listrik E digambarkan oleh tiap segiempat kuadratis. Vektor-vektor E dan Δ S
membentuk sudut θ terhadap satu sama lain. Perbesaran segiempat kuadratis dari Gambar
1.4(b) ditandai dengan x, y, dan z, di mana pada x, θ > 90 o (E menuju ke dalam); pada y, θ =
90o (E sejajar pada permukaan); dan pada z, θ < 90o (E menuju ke luar). Sehingga, definisi
mengenai fluks adalah:
ΦE≅∑E⋅ΔS
Jika E di mana-mana menuju ke luar, θ < 90o , maka E. ΔS positif (Gambar 1.3,
permukaan S1 ). Jika E menuju ke dalam θ >90 o , E. ΔS akan menjadi negatif, dan
ΦE permukaan akan negatif (Gambar 1.3, permukaan S2 ). Dengan menggantikan
penjumlahan terhadap permukaan (persamaan (1.4)) dengan sebuah integral terhadap
permukaan akan diperoleh:

Dari persamaan diatas, kita dapat menentukan bahwa satuan SI yang sesuai untuk fluks listrik
( ΦE ) adalah newton.meter 2 /coulomb (Nm2/C).
Hubungan antara ΦE untuk permukaan dan muatan netto q, berdasarkan Hukum
Gauss adalah:
∈0 Φ E = q
dengan menggunakan persamaan (1.5) diperoleh:

Pada persamaan jika sebuah permukaan mencakup muatan-muatan yang sama dan
berlawanan tandanya, maka fluks ΦE adalah nol. Hukum Gauss dapat digunakan untuk
menghitung E jika distribusi muatan adalah sedemikian simetris sehingga kita dapat dengan
mudah menghitung integral di dalam persamaan (1.7).

2. Medan Listrik di Dekat Muatan Titik


Gambar 1.5 : Sebuah permukaan Gauss berbentuk bola

Sebuah muatan titik q terlihat pada Gambar 1.5. Medan listrik yang terjadi pada
permukaan bola yang jari-jarinya r dan berpusat pada muatan tersebut, dapat ditentukan
dengan menggunakan Hukum Gauss. Pada gambar tersebut, E dan dS pada setiap titik pada
permukaan Gauss diarahkan ke luar di dalam arah radial. Sudut di antara E dan dS adalah nol
dan kuantitas E dan dS akan menjadi E.dS saja. Dengan demikian, Hukum Gauss dari
persamaan (1.7) akan menjadi:

karena E adalah konstan untuk semua titik pada bola, maka E dapat dikeluarkan dari integral,
yang akan menghasilkan:

dengan integral tersebut menyatakan luas bola, sehingga:

dengan

Sehingga besarnya medan listrik E pada setiap titik yang jaraknya r dari sebuah muatan titik q
adalah:

Kuat medan listrik di luar bola dapat diperoleh dengan menganggap bola sebagai muatan
listrik yang terletak di pusat bola. Jadi, secara keseluruhan medan listrik disekitar bola
berongga adalah kuat medan magnet di dalam bola, karena q = 0 maka

3. Medan Listrik di antara Dua Keping Sejajar


Pada dua keping sejajar yang mempunyai muatan listrik sama, tetapi berlawanan jenisnya,
antara kedua keping tersebut terdapat medan listrik homogen. Di luar kedua keping juga
terdapat medan listrik yang sangat kecil jika dibandingkan dengan medan listrik di antara
kedua keping, sehingga dapat diabaikan, seperti pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6 : Medan listrik antara dua keping sejajar.

Jika luas keping A, masing-masing keping bermuatan +q dan -q, medan listrik
dinyatakan oleh banyaknya garis- garis gaya, sedangkan garis-garis gaya dinyatakan sebagai
jumlah muatan yang menimbulkan garis gaya tersebut (Hukum Gauss). Muatan listrik tiap
satu satuan luas keping penghantar didefinisikan sebagai rapat muatan permukaan diberi
lambang σ (sigma), yang diukur dalam C/m2.

Karena, N = ε0 .E.A
maka :

Sehingga, kuat medan listrik antara kedua keping sejajar adalah:

dengan:
E = kuat medan listrik (N/C)
σ = rapat muatan keping (C/m2)
ε0 = permitivitas ruang hampa = 8,85 × 10-12 C/Nm2
Penerapan Medan Magnet dan Listrik di Ilmu Kebumian

1. Geolistrik
Metode geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik DC ke dalam bumi melalui
elektroda dan mengukur beda potensial antara dua elektroda potensial dari arus yang
ditimbulkan untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
tanah.

Gambar : Siklus Elektrik Determinasi


Resistivitas dan Lapangan Elektrik Untuk
Stratum Homogenus Permukaan Bawah
Tanah (Todd, D. K, 1959)

Metode Geolistrik
digunakan dalam bidang geologi teknik seperti penentuan kedalaman batuan dasar,
pencaran reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi panas bumi (geothermal). Jarang
sekali digunakan untuk eksplorasi minyak bumi, karena jangkauan yang dihadilkan tidak lebih
dari 1000 kaki.
Contoh alat yang dipakai dalam metode geolistrik adalah :

Gambar : Istrumen Resistivy Meter, Naniura Model NRD 22 S (Bonjotama, W, 2007)


Gambar :Resistivy Meter, Syscal Kid Resistivity Meter serial RS232 (Anonim, 2007b)

Kontribusi Geomatika :
Dalam Geolistrik yang berberan adalah GPS (Goegrafi Position Sistem), Ini digunakan
untuk mengetahui posisi atau koordinat bujur dan lintang suatu titik yang akan disurvey oleh
ahligeofisika. Penentuan GPS menggunaka satelit luar angkasa, dengan metode tertentu yang
di terapkan dalam ilmu geomatika maka pekerjaan surver geofisika akan sangat gampang
dalam menggunakan metode geolistrik. Belum lagi Penggunaan Citra satelit untuk lebih
menggambarkan topografi.

2. Magnetik
Metode geomagnetik ini kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil
daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Kita dapat
mengamati medan magnet tersebut dipebgaruhi oleh suseptibilitas batuan dan remanen
magnetiknnya dalam istilah lain anomali magnetiknya.
Pengukuran medan magnet bumi meliputi arah dan intensitas lemagnetannya dan memiliki
paraneter fisis. Yaitu :

 Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur
 Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
 Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
 Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Ada tiga tahapan yang digunakan dalam eksplorasi metode magnetik,yaitu : akuisisi data
lapangan (penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua
alat), processing (koreksi data pengukuran), interpretasi (hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik). Metode magnetik sering
digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,dan batuan mineral serta
bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
International Geomagnetics Reference Field (IGRF) adalah standar nilai medan
magnetik bumi. Standar ini diperbaharui 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh
dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam
waktu satu tahun.

Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :


Medan magnet utama (main field).Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai
medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106 km2.
Medan magnet luar (external field). Pengaruh medan magnet luar berasal dari
pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu
jauh lebih cepat.
Medan magnet anomali. Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet
lokal (crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan lain-lain yang berada di kerak bumi.

Metode Pengukuran Data Geomagnetik


Alat yang digunakan dalam pengukuran geomagnetik adalah magnetometer.
Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu
jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai
kuat medan magnetik total. Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di
dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :

 Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
 Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada
saat survei magnetik di lokasi
 Sarana transportasi
 Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
 PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.

Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM,


yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran
adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan. Tentu saja
sebelum melakukan pengukuran kita menentukan base station untuk memudahkan metode
pengukuran.

Kontribusi :
Saya pikir metode ini sama dengan alat survey dalam geomatika, yaitu adanya kaibrasi alat.
Kami dari geomatika dalam kondisi seperti ini berperan dalam penetuan arah medan
magnetik. Dalam Peta pasti ada arahnya serta keadaan sekitar untuk menentukan arah peta.
Selain itu SIG(System Informasi Geospasil) sangat berperan dalam hal ini, untuk menyusun
struktur dalam dan luar kulit bumi.
Contoh Soal
1.

Suatu penghantar dialiri arus listrik I = 9 A. Jika jari-jari kelengkungan R = 2π cm dan


µ0 = 4π . 10-7 Wb/A.m maka besar induksi magnetik dititik P adalah...

2. Sebuah kawat lurus dialiri arus listrik 5 A seperti gambar (µ0 = 4π . 10-7Wb/A.m)

Besar dan arah induksi magnetik di titik P adalah...

3. Suatu selenoida panjang 2 meter dengan 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Jika selenoida
itu dialiri arus sebesar 0,5 A, tentukan induksi magnetik di ujung selenoida? .. ( µ0 =
4π . 10-7 Wb/A.m)

4. Dua kawat sejajar l dan m masing-masing panjangnya 2 m dan terpisah pada jarak 2
cm. Pada kawat m yang kuat arusnya 1,5 A mengalami gaya magnetik dari kuat arus
kawat l sebesar 6 . 10-5 N ( µ0 = 4π . 10-7 Wb/A.m). kuat arus pada kawat l adalah...

5. Dua kawat sejajar yang berjarak 1 m satu sama lain dialiri arus listrik masing-masing
1 A dengan arah yang sama. Diantara kedua kawat akan terjadi...

6. Titik A berada pada jarak 5 cm dari muatan +10 mikro Coulomb. Besar dan arah
medan listrik pada titik A adalah… (k = 9 x 109 Nm2C−2, 1 mikro Coulomb = 10−6 C)

7. Dua partikel masing-masing bermuatan qA = 1μC dan qB = 3 μC diletakkan terpisah


sejauh 4 cm (k = 9 × 109 Nm2/C2). Besar kuat medan listrik di tengah-tengah qA dan
qB adalah ….
8. Sebuah konduktor berbentuk bola berongga dengan jari-jari 6 cm seperti pada
gambar.

Bila muatan bola tersebut 7 μC maka besar potensial listrik pada titik Q adalah ... (k =
9.109 N.m2.C−2 dan 1 μC = 10−6 C).

9. Sebuah bola konduktor berongga berjari-jari R cm pada kulitnya diberi muatan listrik.
Jika besar potensial listrik pada jarak 1/4 R dari pusat bola konduktor adalah P1 dan
pada jarak 1/2 R adalah P2 maka hubungan P1 dan P2 yang benar adalah ....

10. Perhatikan gambar muatan-muatan berikut!

Jika jarak antara q1 dan q2 adalah 3 cm maka titik yang kuat medannya = nol berada
pada ….
(k = 9×109 N.m2.C−2, 1 μC = 10−6 C)
Jawaban
1
1. Dik : 𝑁 = 3 , 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖 = 9 𝐴 , 𝐿 = 2𝜋 𝑐𝑚
Dit :E
Jawab :

2. Dik : 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖 = 5 𝐴 , 𝐿 = 2 𝑐𝑚


Dit :B
Jawab :

3. Dik : 𝑁 = 800 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 , 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖 = 0,5 𝐴 , 𝐿 = 2 𝑚


Dit :B
Jawab :

4. Dik : 𝐹 = 6. 10−5 , 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖1 = 1,5 𝐴 , 𝑎 = 2 𝑐𝑚 , 𝐿 = 2 𝑚


Dit : 𝑖1
Jawab :

5. Dik : 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖1 = 1 𝐴 , 𝑖2 = 1 𝐴 , 𝑎 = 1 𝑚 , 𝐿 = 1 𝑚


𝐹
Dit :
𝐿
Jawab :
6. Dik : 𝑞 = +10𝜇𝐶 = +10. 10−6 𝐶 , 𝑟𝑎 = 5 𝑐𝑚 = 5. 10−2 𝑚 , 𝑘 = 9. 10−9 𝑁𝑚2 𝐶 −2
Dit : E dan arah medan listrik
Jawab :

7. Dik : 𝑟𝑎 = 𝑟𝑏 = 2 𝑐𝑚 = 0,02 𝑚 , qA = 1μC dan qB = 3 μC


Dit : E
Jawab : Perhatikan arah medan listrik yang terjadi di tengah-tengah kedua muatan
tersebut.

Karena yang ditanyakan kuat medan listrik di tengah-tengah muatan maka

rA = rB = 2 cm
= 2.10−2 m

Medan listrik di tengah-tengah kedua muatan merupakan resultan dari kuat medan
listrik yang disebabkan oleh muatan A (EA) dan muatan B (EB).

Karena EA dan EB berlawanan arah maka resultannya merupakan hasil pengurangan


dari kedua medan listrik tersebut.

E = EB − EA

= 4,5.107
Jadi, kuat medan listrik di tengah-tengah kedua muatan tersebut adalah 4,50 ×
107 N/C

8. Dik : Q = 7𝜇𝐶 = 7. 10−6 𝐶, 𝑟 = 9 𝑐𝑚 = 0,09 𝑚


Dit : V
Jawab : Potensial listrik di titik Q yang berjarak r dari pusat bola adalah

= 7.105

Jadi, besar potensial listrik di titik Q adalah 7.105 volt

9. Jawab :
Perhatikan gambar ilustrasi untuk soal di atas!

Potensial listrik di dalam bola konduktor berongga bersifat equipotensial. Artinya,


potensial listrik di setiap titik dalam bola konduktor tersebut besarnya sama.

Karena P1 dan P2 berada di dalam bola konduktor maka besar potensial listrik di
P2 sama dengan potensial di listrik di P2.

Jadi, hubungan yang benar antara P1 dan P1 adalah P1 = P2

10. Jawab :
Karena kedua muatan tidak sejenis (bermuatan negatif dan positif) maka titik yang
kuat medannya = 0 berada di sisi luar, di sebelah kiri q1 atau di sebelah kana q1.
Pada soal di atas, tidak ada opsi jawaban yang menyatakan titik tersebut berada di
sebelah kiri q1. Sehingga dapat dipastikan titik yang dimaksud berada di sebelah
kanan q2.

Perhatikan arah medan listrik yang terjadi di sebelah kanan q2 berikut ini!

Agar kuat medan di titik tersebut sama dengan nol maka haruslah

E1 = E2
3x = 6 + 2x
x=6

Jadi, titik yang kuat medan listriknya sama dengan nol berada pada 6 cm di sebelah kanan q2

Anda mungkin juga menyukai