Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA DASAR
Dengan mengamati garis gaya magnetik pada gambar diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut.
Garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub selatan
magnet.
Garis-garis gaya magnetik tidak pernah saling berpotongan dengan garis-garis gaya
magnetik lain yang berasal dari magnet yang sama.
Daerah yang garis-garis gaya magnetiknya rapat menunjukkan medan magnetik yang kuat,
sedangkan daerah yang garis-garis gaya magnetiknya kurang rapat menunjukkan medan
magnetik yang lemah. Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa medan magnetik paling
kuat terdapat di kutub-kutub magnet.
Beberapa contoh garis gaya magnet dengan arahnya ditunjukkan pada gambar berikut.
Dekatkan kompas pada kawat yang belum dihubungkan dengan baterai. Apakah kedudukan
jarum kompas tersebut berubah? Perhatikan gambar (a).
Hubungkan kawat tembaga dengan baterai, kemudian dekatkan dengan kompas. Apakah
kedudukan jarum kompas berubah? Ke arah manakah jarum kompas menyimpang?
Perhatikan gambar (b).
Ubahlah arah arus listrik yang mengalir dengan mengubah kedudukan kutub baterai,
kemudian dekatkan dengan kompas. Apakah kedudukan jarum kompas berubah? Ke arah
manakah jarum kompas menyimpang? Perhatikan gambar (c).
Dari Percobaan diatas kita dapat mengamati bahwa medan magnetik di sekitar kawat yang
dialiri arus listrik dapat memengaruhi kedudukan jarum kompas. Ketika arah arus listrik
diubah dengan mengubah kedudukan kutub baterai, maka arah penyimpangan jarum
kompas pun turut berubah sehingga :
Arah garis gaya magnetik tergantung pada arah arus listrik yang mengalir pada kawat
penghantar.
Medan magnetik terdapat di sekitar kawat penghantar yang dialiri arus listrik.
Di sekitar kawat penghantar berarus listrik terdapat medan magnet yang diselidiki oleh Hans
Christian Oersted. Arah medan magnetik dari sebuah kawat yang dialiri arus listrik dapat
ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan Oersted, seperti yang diperlihatkan
pada gambar dibawah. Arah arus listrik ditunjukkan dengan ibu jari dan garis gaya magnetik
ditunjukkan dengan keempat jari tangan.
Medan magnetik yang dihasilkan oleh sebuah kawat penghantar sangatlah lemah, untuk
menghasilkan medan magnetik yang cukup kuat dapat digunakan kumparan berarus listrik. Kumparan
bersifat sebagai magnet yang kuat ini disebut sebagai elektromagnet. Elektromagnet memiliki sifat
kemagnetan sementara. Jika arus listrik diputuskan, sifat kemagnetannya segera hilang. Mengapa
kumparan berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik yang kuat? Kumparan berarus listrik
dapat menghasilkan medan magnetik yang kuat karena setiap lilitan pada kumparan menghasilkan
medan magnetik yang akan diperkuat oleh lilitan lainnya. Semakin banyak lilitan suatu kumparan,
medan magnetik yang dihasilkannya semakin besar. Pola garis gaya magnetik yang dihasilkan oleh
kumparan yang dialiri arus listrik ditunjukkan pada gambar berikut.
Untuk menentukan kutub magnet pada kumparan berarus listrik, digunakan aturan genggaman
tangan kanan. Kutub utara ditunjukkan oleh arah ibu jari, arah arus pada kumparan sama dengan
arah genggaman keempat jari. Konsep seperti ini disebut kaidah tangan kanan untuk menentukan
kutub magnet dari arah arus listrik.
Ilmuwan mengatakan bahwa ruang disekitar kawat berarus listrik berubah menjadi medan magnetik.
Arus listrik menimbulkan medan magnetik di sekitar kawat berarus listrik.
a = jari-jari
Induksi magnetic selenoida
Di pusat selenoida
Di ujung selenoida
keterangan:
N = jumlah lilitan
Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik merupakan konsep yang banyak digunakan dalam peralatan
dalam kehidupan manusia. Prinsi induksi elektromagnetik ini dipelajari oleh Michael Faraday
dalam mengahasilkan arus listrik dari medan magnetik. Setelah Oersted berhasil menemukan
bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet, maka Michael Faraday (1791-1867)
seorang ilmuwan dari Jerman bertanya-tanya dapatkah medan magnet menghasilkan arus
listrik? Termotivasi hal tersebut, kemudian Faraday pada tahun 1822 memulai melakukan
percobaan-percobaan. Setelah kurang lebih 9 tahun, barulah ia mendapatkan jawabannya
yaitu pada tahun 1831 ia berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan
magnet.
Apa yang terjadi apabila di sekitar kumparan kawat terjadi perubahan jumlah garis
gaya magnet (medan magnet), misalnya dengan menggerakkan magnet keluar masuk dalam
kumparan atau menggerakan kumparan di sekitar magnet? Ternyata pada ujung-ujung
kumparan akan timbul beda potensial listrik. Apabila antar ujung-ujung kumparan
dihubungkan dengan suatu penghantar atau ampermeter akan mengalir arus listrik.
Adanya arus listrik ditunjukkan dengan bergeraknya jarum amperemeter, terjadinya arus
listrik hanya terjadi pada saat ada gerak relatif antara magnet dengan kumparan, arus tidak
terjadi jika kumparan dan magnet sama-sama diam. Peristiwa timbulnya beda potensial pada
ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang
dilingkupi kumparan dinamakan induksi elektromagnetik. Beda potensial yang terjadi pada
ujung-ujung kumparan disebut ggl induksi (gaya gerak listrik induksi) dan arus listrik yang
timbul disebut arus listrik induksi. Peristiwa ini pertama kali diselidiki pada tahun 1831 oleh
dua orang ilmuwan fisika di tempat yang berbeda, tetapi dalam waktu yang hampir
bersamaan yaitu Michael Faraday di Inggris dan Yoseph Henry di Amerika Serikat.
Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang menembus
permukaan bidang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai
berikut.
atau
Persamaan kedua dipakai apabila arah B tidak tegak lurus permukaan bidang.
Dimana :
Φ = fluks magnetik (Wb = weber)
B = induksi magnet (T atau WB.m-2)
A = luas permukaan bidang (m2)
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)
Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang dialami sebuah penghantar yang dialiri arus listrik
dalam suatu medan magnetik yang sangat kuat. Nah, agar lebih paham tentang gaya Lorentz.
Untuk memahami “gaya lorentz” dapat dilakukan percobaan sebagai berikut :
Dari percobaan gaya lorentz diatas, kita dapat mengamati bahwa arah gaya Lorentz
(F) selalu tegak lurus terhadap kuat arus (I) dan medan magnetik (B). Untuk memudahkan
mengingat arah gaya lorentz yang dialami penghantar ketika dialiri arus listrik dalam medan
magnet digunakanlah kaidah tangan kanan. Arah arus listrik (I) ditunjukkan oleh ibu jari, arah
medan magnetik (B) ditunjukkan oleh jari telunjuk, dan gaya lorentz ditunjukkan oleh jari
tengah.
Arah gaya lorentzArah gaya Lorentz (F) terhadap kuat arus listrik (I) dan medan
magnetik (B)
Besar gaya lorentz bergantung pada besar medan magnetik, besar arus listrik yang
mengalir, panjang kawat penghantar, dan sudut yang terbentuk antara arus listrik dan medan
magnetik. Secara matematis gaya Lorentz didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut.
F = B × I × l × sin θ
Keterangan:
F = gaya Lorentz (Newton)
B = medan magnetik (tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
l = panjang kawat penghantar (meter)
θ = sudut antara arah arus listrik dan arah medan magnetic
kawat sejajar berarus
Jika ada dua buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan sejajar berdekatan pada
sebuah medan magnet akan mengalami gaya Lorentz berupa gaya tarik menarik apabila arus
listrik pada kedua kawat tersebut searah dan gaya tolak menolak apabila arus listrik pada
kedua kawat tersebut berlawanan arah. Simak ilustrasi berikut:
Secara matematis besar gaya lorentz pada kawat sejajar dapat ditulis sebagai berikut :
Fl = q . v . B sin α
q = muatan listrik (Coloumb)
v = kecepatan gerak muatan (m/s)
B = kuat medan magnet (T)
α = sudut yang dibentuk oleh v dan B
Arah gaya lorentz yang dialami partikel bermuatan q yang bergerak dalam sebuah medan
magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet dan arah kecepatan benda
bermuatan tersebut. Untuk menentukan arahnya sobat perlu perhatikan hal berikut :
Jika besarnya susut antara v dan B adalah 90º (v tegak lurus dengan B) maka lintasan
partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran, sehingga partikel akan mengalamai gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan gaya Lorentz. Dirumuskan:
FL = Fs
R = mv/qB
R = jari-jari lintasan partikel (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = kuat medan magnet (T)
Prinsip gaya Lorentz dimanfaatkan dalam motor listrik. Motor listrik adalah alat yang
dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Berikut adalah contoh motor listrik yang
merupakan salah satu contoh penerapan gaya lorentz dan bagian-bagian motor listrik
tersebut.
Motor Listrik Dan Gaya LorentzKetika kumparan yang ada dalam daerah medan
magnetik dialiri arus listrik, kumparan tersebut menghasilkan gaya lorentz yang menyebabkan
kumparan berputar pada suatu sumbu. Setelah berputar setengah putaran atau sekitar 180o,
komutator akan mengubah arah arus yang mengalir pada kumparan sehingga arahnya
berlawanan dengan arah arus semula. Hal ini menyebabkan gaya Lorentz berubah sebesar
180o dan kumparan meneruskan putarannya hingga satu putaran penuh. Setelah berputar
satu putaran penuh, komutator tersebut kembali mengubah arah arus dalam kumparan
sehingga kumparan kembali berputar pada sumbunya. Proses ini terus berulang sehingga
motor listrik pun terus berputar. Prinsip kerja motor listrik DC diatas merupakan salah satu
contoh penerapan gaya lorentz dalam kehidupan sehari-hari.
Medan listrik
Medan listrik didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan listrik, di mana
jika sebuah benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan tersebut akan mendapat gaya
listrik (gaya Coulomb). Medan listrik termasuk medan vektor, sehingga untuk menyatakan
arah medan listrik dinyatakan sama dengan arah gaya yang dialami oleh muatan positif jika
berada dalam sembarang tempat di dalam medan tersebut. Arah medan listrik yang
ditimbulkan oleh benda bermuatan positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan
arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan negatif dinyatakan masuk ke
benda.
Medan listrik dapat terbentuk dari muatan diam atau bergerak atau akiat adanya
partikel ber -muatan listrik atau penghantar bertegangan
Arah Gayanya menghubungkan antara gaya penyebab ke arah penerima gaya, tidak di
pengaruhi oleh arah gerak muatan
Medan listrik menyebabkan transfer energi antara medan dan muatan
Arah geraknya selalu berawal dari muatan positif (+) dan berakhir di muatan negatif (-
) atau yang bersifat netral atau nol
Medan listrik berawal dari benda yang bertegangan positif dan berakhir pada benda
bertegangan negatif atau tegangan nol seperti tanah
Medan listrik besar dan arahnya sangat dipengaruhi oleh benda-benda disekitarnya
lebih-lebih yang bersifat konduktor
Besar Kuat Medan Listrik ( KML ) di suatu titik berbanding lurus dengan besar muatan
atau tegangan sumber serta berbanding terbalik dengan jarak dari sumber ke titik
tersebut.
Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya per satuan
muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan lambang E. Untuk menyatakan
kuat medan di suatu titik dalam medan listrik perhatikan gambar dibawah, menggambarkan
suatu benda bermuatan q yang menimbulkan medan listrik di sekitarnya.
Kita tinjau suatu titik P yang berada pada jarak r dari q. Untuk menentukan kuat
medan listrik di titik P, kita letakkan sebuah muatan penguji sebesar q’. Besarnya kuat medan
di titik P dapat dituliskan :
di mana :
=kuat medan di titik P (Newton/Coulomb)
k = Konstanta = 9.109 N m2 C-2
q = muatan listrik penimbul medan (C)
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)
Demikian juga medan listrik termasuk besaran vektor, seperti halnya gaya listrik.
Apabila pada suatu titik dipengaruh oleh medan listrik yang ditimbulkan oleh lebih dari satu
benda bemuatan, maka kuat medan listrik di tempat itu sama dengan jumlah vektor dari
masing-masing kuat medan.
Apabila letak benda berada dalam satu garis lurus, maka kuat medan listrik pada titik
C adalah : EC = EA + EB
Jika letak benda tidak dalam satu garis lurus. Maka kuat medan listrik di titik C adalah
: EC = EA + EB
WAB =
WAB =
WAB =
WAB =
Dalam hal ini energi potensial listrik bertanda negatif, yang berarti makin jauh dari
muatan listrik penimbul medan makin besar energi potensialnya. Besarnya energi potensial
listrik di jauh tak terhingga sama dengan nol. Apabila titik A berada di jauh tak terhingga rA,
maka EPA = 0 dan persamaan diatas menjadi :
dengan :
EP = energi potensial di suatu titik P dalam medan listrik (Joule)
k = Konstanta = 9 × 109 N m2C-2
q = muatan listrik penimbul medan
q’ = muatan listrik penguji
r = jarak titik P ke muatan q
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi potensial listrik di suatu titik (P)
dalam medan listrik didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan
listrik (q’) dari jauh tak terhingga ke titik itu.
Persamaan Matematik Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Energi potensial per satuan muatan positif disebut potensial listrik,yang diberi
lambang V. Potensial listrik termasuk sebagai besaran skalar. Jadi potensial listrik pada suatu
titik dalam medan listrik yang berjarak r dari q dinyatakan :
atau
dengan :
q = muatan listrik penimbul medan (Coulomb)
r = jarak titik P dari q
k = konstanta = 9.109 Nm2C-2
VP = potensial listrik di titik P (Joule/Coulomb = volt)
EP = energi potensial listrik (Joule)
Hukum Gauss
Hukum mengenai gaya elektrostatis dikemukakan oleh Charles Augustin de Coulomb dalam
Hukum Coulomb- nya. Kita dapat menyatakan Hukum Coulomb di dalam bentuk lain, yang
dinamakan Hukum Gauss, yang dapat digunakan untuk menghitung kuat medan listrik pada
kasus-kasus tertentu yang bersifat simetri. Hukum Gauss menyatakan bahwa :
“jumlah aljabar garis-garis gaya magnet (fluks) listrik yang menembus permukaan tertutup
sebanding dengan jumlah aljabar muatan listrik di dalam permukaan tersebut”.
N = Σq
1. Fluks Medan Listrik
Fluks medan listrik yang disimbolkan ΦE, dapat dinyatakan oleh jumlah garis yang
melalui suatu penampang tegak lurus. Kerapatan fluks listrik pada titik tersebut adalah jumlah
per satuan luas pada titik itu. Untuk permukaan tertutup di dalam sebuah medan listrik maka
kita akan melihat bahwa ΦE adalah positif jika garis-garis gaya mengarah ke luar, dan adalah
negatif jika garis-garis gaya menuju ke dalam, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.3.
Gambar 1.3 : Dua muatan sama besar dan berlawanan tanda. Garis putus-putus menyatakan
perpotongan di antara permukaan tertutup hipotetik dengan bidang gambar.
Sehingga, ΦE adalah positif untuk permukaan S1 dan negatif untuk S2 . ΦE untuk
permukaan S3 adalah nol.
Gambar 1.4 : (a) Sebuah permukaan tertutup dicelupkan di dalam medan listrik tak uniform.
(b) Tiga elemen luas permukaan tertutup.
Dari persamaan diatas, kita dapat menentukan bahwa satuan SI yang sesuai untuk fluks listrik
( ΦE ) adalah newton.meter 2 /coulomb (Nm2/C).
Hubungan antara ΦE untuk permukaan dan muatan netto q, berdasarkan Hukum
Gauss adalah:
∈0 Φ E = q
dengan menggunakan persamaan (1.5) diperoleh:
Pada persamaan jika sebuah permukaan mencakup muatan-muatan yang sama dan
berlawanan tandanya, maka fluks ΦE adalah nol. Hukum Gauss dapat digunakan untuk
menghitung E jika distribusi muatan adalah sedemikian simetris sehingga kita dapat dengan
mudah menghitung integral di dalam persamaan (1.7).
Sebuah muatan titik q terlihat pada Gambar 1.5. Medan listrik yang terjadi pada
permukaan bola yang jari-jarinya r dan berpusat pada muatan tersebut, dapat ditentukan
dengan menggunakan Hukum Gauss. Pada gambar tersebut, E dan dS pada setiap titik pada
permukaan Gauss diarahkan ke luar di dalam arah radial. Sudut di antara E dan dS adalah nol
dan kuantitas E dan dS akan menjadi E.dS saja. Dengan demikian, Hukum Gauss dari
persamaan (1.7) akan menjadi:
karena E adalah konstan untuk semua titik pada bola, maka E dapat dikeluarkan dari integral,
yang akan menghasilkan:
dengan
Sehingga besarnya medan listrik E pada setiap titik yang jaraknya r dari sebuah muatan titik q
adalah:
Kuat medan listrik di luar bola dapat diperoleh dengan menganggap bola sebagai muatan
listrik yang terletak di pusat bola. Jadi, secara keseluruhan medan listrik disekitar bola
berongga adalah kuat medan magnet di dalam bola, karena q = 0 maka
Jika luas keping A, masing-masing keping bermuatan +q dan -q, medan listrik
dinyatakan oleh banyaknya garis- garis gaya, sedangkan garis-garis gaya dinyatakan sebagai
jumlah muatan yang menimbulkan garis gaya tersebut (Hukum Gauss). Muatan listrik tiap
satu satuan luas keping penghantar didefinisikan sebagai rapat muatan permukaan diberi
lambang σ (sigma), yang diukur dalam C/m2.
Karena, N = ε0 .E.A
maka :
dengan:
E = kuat medan listrik (N/C)
σ = rapat muatan keping (C/m2)
ε0 = permitivitas ruang hampa = 8,85 × 10-12 C/Nm2
Penerapan Medan Magnet dan Listrik di Ilmu Kebumian
1. Geolistrik
Metode geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik DC ke dalam bumi melalui
elektroda dan mengukur beda potensial antara dua elektroda potensial dari arus yang
ditimbulkan untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
tanah.
Metode Geolistrik
digunakan dalam bidang geologi teknik seperti penentuan kedalaman batuan dasar,
pencaran reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi panas bumi (geothermal). Jarang
sekali digunakan untuk eksplorasi minyak bumi, karena jangkauan yang dihadilkan tidak lebih
dari 1000 kaki.
Contoh alat yang dipakai dalam metode geolistrik adalah :
Kontribusi Geomatika :
Dalam Geolistrik yang berberan adalah GPS (Goegrafi Position Sistem), Ini digunakan
untuk mengetahui posisi atau koordinat bujur dan lintang suatu titik yang akan disurvey oleh
ahligeofisika. Penentuan GPS menggunaka satelit luar angkasa, dengan metode tertentu yang
di terapkan dalam ilmu geomatika maka pekerjaan surver geofisika akan sangat gampang
dalam menggunakan metode geolistrik. Belum lagi Penggunaan Citra satelit untuk lebih
menggambarkan topografi.
2. Magnetik
Metode geomagnetik ini kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil
daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Kita dapat
mengamati medan magnet tersebut dipebgaruhi oleh suseptibilitas batuan dan remanen
magnetiknnya dalam istilah lain anomali magnetiknya.
Pengukuran medan magnet bumi meliputi arah dan intensitas lemagnetannya dan memiliki
paraneter fisis. Yaitu :
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Ada tiga tahapan yang digunakan dalam eksplorasi metode magnetik,yaitu : akuisisi data
lapangan (penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua
alat), processing (koreksi data pengukuran), interpretasi (hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik). Metode magnetik sering
digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,dan batuan mineral serta
bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
International Geomagnetics Reference Field (IGRF) adalah standar nilai medan
magnetik bumi. Standar ini diperbaharui 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh
dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam
waktu satu tahun.
Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada
saat survei magnetik di lokasi
Sarana transportasi
Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
Kontribusi :
Saya pikir metode ini sama dengan alat survey dalam geomatika, yaitu adanya kaibrasi alat.
Kami dari geomatika dalam kondisi seperti ini berperan dalam penetuan arah medan
magnetik. Dalam Peta pasti ada arahnya serta keadaan sekitar untuk menentukan arah peta.
Selain itu SIG(System Informasi Geospasil) sangat berperan dalam hal ini, untuk menyusun
struktur dalam dan luar kulit bumi.
Contoh Soal
1.
2. Sebuah kawat lurus dialiri arus listrik 5 A seperti gambar (µ0 = 4π . 10-7Wb/A.m)
3. Suatu selenoida panjang 2 meter dengan 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Jika selenoida
itu dialiri arus sebesar 0,5 A, tentukan induksi magnetik di ujung selenoida? .. ( µ0 =
4π . 10-7 Wb/A.m)
4. Dua kawat sejajar l dan m masing-masing panjangnya 2 m dan terpisah pada jarak 2
cm. Pada kawat m yang kuat arusnya 1,5 A mengalami gaya magnetik dari kuat arus
kawat l sebesar 6 . 10-5 N ( µ0 = 4π . 10-7 Wb/A.m). kuat arus pada kawat l adalah...
5. Dua kawat sejajar yang berjarak 1 m satu sama lain dialiri arus listrik masing-masing
1 A dengan arah yang sama. Diantara kedua kawat akan terjadi...
6. Titik A berada pada jarak 5 cm dari muatan +10 mikro Coulomb. Besar dan arah
medan listrik pada titik A adalah… (k = 9 x 109 Nm2C−2, 1 mikro Coulomb = 10−6 C)
Bila muatan bola tersebut 7 μC maka besar potensial listrik pada titik Q adalah ... (k =
9.109 N.m2.C−2 dan 1 μC = 10−6 C).
9. Sebuah bola konduktor berongga berjari-jari R cm pada kulitnya diberi muatan listrik.
Jika besar potensial listrik pada jarak 1/4 R dari pusat bola konduktor adalah P1 dan
pada jarak 1/2 R adalah P2 maka hubungan P1 dan P2 yang benar adalah ....
Jika jarak antara q1 dan q2 adalah 3 cm maka titik yang kuat medannya = nol berada
pada ….
(k = 9×109 N.m2.C−2, 1 μC = 10−6 C)
Jawaban
1
1. Dik : 𝑁 = 3 , 𝜇0 = 4𝜋. 10−7 , 𝑖 = 9 𝐴 , 𝐿 = 2𝜋 𝑐𝑚
Dit :E
Jawab :
rA = rB = 2 cm
= 2.10−2 m
Medan listrik di tengah-tengah kedua muatan merupakan resultan dari kuat medan
listrik yang disebabkan oleh muatan A (EA) dan muatan B (EB).
E = EB − EA
= 4,5.107
Jadi, kuat medan listrik di tengah-tengah kedua muatan tersebut adalah 4,50 ×
107 N/C
= 7.105
9. Jawab :
Perhatikan gambar ilustrasi untuk soal di atas!
Karena P1 dan P2 berada di dalam bola konduktor maka besar potensial listrik di
P2 sama dengan potensial di listrik di P2.
10. Jawab :
Karena kedua muatan tidak sejenis (bermuatan negatif dan positif) maka titik yang
kuat medannya = 0 berada di sisi luar, di sebelah kiri q1 atau di sebelah kana q1.
Pada soal di atas, tidak ada opsi jawaban yang menyatakan titik tersebut berada di
sebelah kiri q1. Sehingga dapat dipastikan titik yang dimaksud berada di sebelah
kanan q2.
Perhatikan arah medan listrik yang terjadi di sebelah kanan q2 berikut ini!
Agar kuat medan di titik tersebut sama dengan nol maka haruslah
E1 = E2
3x = 6 + 2x
x=6
Jadi, titik yang kuat medan listriknya sama dengan nol berada pada 6 cm di sebelah kanan q2