Anda di halaman 1dari 20

TANTANGAN DAN HARAPAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI

INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN YANG MEMILIKI DAYA SAING KETENAGAKERJAAN

Oleh : RITA ANDRIANI SITORUS,S.Sos

A. Pengantar
Kemajuan perekonomian dan teknologi dalam era globalisasi
ini semakin menuntut tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas dan kompeten di segala sektor usaha agar
mampu menghadapi persaingan yang semakin tajam
menyebabkan perlunya peningkatan kemampuan SDM setempat
agar diakui memiliki kompetensi pada bidangnya masing-masing
untuk menghindari marginalisasi tenaga kerja lokal.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah tingkat
pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 7,24 juta
orang. Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah tersebut
meningkat 90 ribu orang dari penghitungan terakhir yang dilakukan
Februari 2014. Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2013,
angka ini menurun sebanyak 170 ribu orang.
Berdasarkan status pendidikan, lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) merupakan yang paling banyak menganggur.
Jumlahnya mencapai 813.776 orang atau 11,24 persen dari total
tingkat pengangguran terbuka (Republika.co.id : 2016).
Presiden Republik Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia di Indonesia. Inpres tersebut dikeluarkan
pada tanggal 9 September 2016 di Jakarta ditujukan kepada 12
Menteri Kabinet Kerja (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

1
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Perindustrian,
Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan
dan Perikanan, Menteri BUMN, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral serta Menteri Kesehatan), 34 Gubernur, dan Kepala Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP) yang menginstruksikan agar :
(1) mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas,
fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk merevitalisasi SMK
guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia,
(2) menyusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK
sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing dengan
berpedoman pada peta jalan pengembangan SMK, dan (3)
mempercepat sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK, pendidik,
dan tenaga pendidik SMK serta mempercepat pemberian lisensi
bagi SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi pihak pertama. Dan
menginstruksikan secara khusus kepada gubernur untuk :
melakukan penataan kelembagaan SMK yang meliputi program
kejuruan yang dibuka dan lokasi SMK, mengembangkan SMK
Unggulan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
mendapat layanan pendidikan SMK sesuai dengan potensi
wilayahnya masing-masing
Kebijakan dalam Inpres No. 9 Tahun 2016 ini wajib kita
dukung karena diharapkan mampu mengatasi permasalahan-
permasalahan yang terjadi di SMK saat ini baik dalam kualitas
pendidikan dan pelatihan dan kualitas lulusan SMK yang belum
memiliki daya saing.

B. Permasalahan
Kondisi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan saat ini
mendapat perhatian khusus dari pemerintah terutama terkait

2
beberapa masalah yang dapat menghambat upaya pemerintah
dalam memperbanyak lulusan SMK berkompetensi tinggi dan
berkarakter untuk menyiapkan ketenagakerjaan yang siap bersaing
di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya dan era
global umumnya. Adapun permasalahan dan tantangan yang
terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan saat ini adalah :
1. Kurikulum SMK yang digunakan tidak selaras dengan
kompetensi sesuai pengguna lulusan (link and match)
sehingga belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja,
dunia industri dan dunia usaha.
2. Kuantitas lulusan SMK yang tidak terserap di dunia
usaha dan dunia industri cukup tinggi disebabkan
rendahnya kompetensi lulusan ,ketidaksesuaian
kompetensi yang dilatih di SMK dengan kebutuhan
perusahaan/ dunia industri/ dunia usaha dan kurangnya
kesiapan mental bekerja lulusan SMK.
3. Pendirian SMK kurang memperhatikan dan tidak
mementingkan potensi, kebutuhan keterampilan dan
kearifan lokal di daerah masing-masing. Pendirian
kompetensi keahlian SMK cenderung berdasarkan
“trendy” saat ini dan yakni Zaman Digital sehingga SMK
Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
menjamur pendiriannya karena diminati oleh masyarakat
dari daerah perkotaan sampai daerah pedesaan yang
menimbulkan ketidakrelevanan kompetensi lulusan SMK
dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha
dan dunia industri di daerah. Sehingga banyak diantara
lulusan yang tidak dibutuhkan, sedangkan lulusan yang
dibutuhkan daerah berkurang. Pada akhirnya, lulusan
banyak yang menganggur atau berpindah tempat

3
mencari pekerjaan di kota lain dan hal ini akan
berkolaborasi pada tingkat urbanisasi yang tinggi.
4. Kurangnya jumlah guru produktif SMK dan kurangnya
kualitas guru produktif SMK serta tidak semua program
studi yang ada di SMK ada calon gurunya di Lembaga
Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK). Contoh Program
Studi Animasi yang ada di SMK di perguruan tinggi
keguruan sampai saat ini belum ada Program Studi
Animasi, yang ada masih sangat umum, misalnya
Pendidikan Teknologi Informasi. Hal ini akan berimbas
pada lulusan SMK yang dihasilkan.
5. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan,
kurangnya fasilitas uji kompetensi dan fasilitas sertifikasi
SMK
6. Kurangnya kerjasama perusahaan, lembaga pemerintah,
dunia usaha dan dunia industri dalam pelaksanaan
pendidikan sistem ganda yaitu terjalinnya sinergi antara
SMK dan industri. Ini terbukti dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Industri (Prakerin) banyak karyawan, pegawai dan
staff perusahaan yang acuh tak acuh terhadap siswa
dalam pelaksanaan Prakerin bahkan terdapat beberapa
perusahaan besar yang menolak siswa prakerin dengan
alasan merepotkan. Faktor lain yang menjadi masalah
sering ada perlakuan yang tidak sama antar satu
perusahaan dengan lainnya terkait waktu prakerin.

C. Pembahasan dan Solusi

Dari beberapa permasalahan dan tantangan tersebut di atas,


maka perlu diambil tindakan sebagai langkah-langkah solusi
masalah untuk mensukseskan pelaksanaan Program Revitalisasi

4
SMK dalam menghadapi daya saing ketenagakerjaan diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Masalah pertama, untuk mengatasi masalah


ketidaksesuaian kurikulum SMK sehingga belum mampu
memenuhi kebutuhan dunia kerja dan dunia industri
pemerintah melalui Inpres Nomor 9 Tahun 2016 telah
menginstruksikan kepada Mendikbud agar : Membuat peta
jalan pengembangan SMK dan menyempurnakan atau
menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai
dengan pengguna lulusan (link and match). Untuk itu perlu
diambil tindakan diantaranya :
a. Penyelarasan kurikulum SMK dengan SKKNI (Standard
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) , harus ada konsep
yang jelas, terarah mengenai sistem pendidikan dan
pelatihan SMK untuk menyesuaikan kompetensi dan kualitas
lulusan SMK sehingga sesuai dan dapat memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
b. Verifikasi kurikulum melalui penyempurnaan materi
pembelajaran , penilaian, praktik kerja lapangan bagi guru
dan peserta didik di industri, pengembangan kompetensi
peserta didik dan pengembangan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan.
c. Standarisasi sistem pendidikan dan pelatihan di SMK.
Penyelenggaraan pembelajaran yang mengarah pada
pelayanan dan kualitas., diharapkan seluruh mata
pendidikan dan pelatihan yang diajarkan dan dilatihkan di
sekolah terlebih dahulu melalui verifikasi dari dunia industri.
Setelah melalui tahap verifikasi, silabus yang sudah
diperbaiki dan ditelaah sesuai dengan permintaan industri
kemudian ditetapkan dan diajarkan kepada siswa

5
d. Mengefektifkan pembelajaran dan menjadikan sekolah
sebagai pusat pelayanan pendidikan dan pelatihan yang
berkualitas dan berkarakter. Menurut Fatchul Mu’in (2012:
358) pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan salah satunya revitalisasi peran guru dan orang
tua. Guru yang demokratis amat dibutuhkan dalam
menciptakan proses belajar yang kondusif di tengah
masyarakat yang kian terbuka. Karakter demokratis
meniscayakan terjadinya perubahan peran guru dari yang
awalnya otoriter dan diktator menjadi terbuka, menghargai
kesetaraan, memandang murid bukan sebagai objek yang
dapat diatur sesuai kehendak hatinya dan objek yang dapat
dieksploitasi.
e. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK melalui program
percepatan pemberian lisensi bagi SMK sebagai lembaga
sertifikasi profesi pihak pertama.

2. Masalah kedua berkaitan dengan kualitas lulusan SMK.


Seharusnya pendidikan kejuruan memberikan kemampuan
khusus bagi siswa sehingga terserap di dunia kerja karena
SMK merupakan lembaga pendidikan formal tingkat
menengah berbasis kejuruan yang menciptakan tenaga
kerja dengan keterampilan tertentu dengan kemampuan nilai
kinerja yang baik. Tetapi dalam kenyataannya banyak
perusahaan yang menolak lulusan SMK, dalam hal ini
perusahaan masih memandang bahwa lulusan SMK belum
memenuhi standard atau persyaratan sebagai karyawan dan
belum memiliki kesiapan mental bekerja.

Untuk mengatasi masalah ini diperlukan solusi berupa :


2.1. Dari Pihak Sekolah :

6
a. Pengelolaan manajemen sekolah berbasis mutu. Sekolah
melakukan Analisis SWOT dan Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) serta mengumpulkan informasi/ analisis lingkungan
eksternal dari dunia industri dan dunia usaha yang ada di
daerah bekerja sama dengan unsur Muspika dan
pemerintah daerah mengenai kompetensi apa yang
dibutuhkan saat ini dan apa yang mestinya diajarkan dan
dilatihkan kepada siswa. Kemudian melakukan formulasi
strategi yang dimulai dari persiapan berupa : membuat
kebijakan manajemen : visi, misi, tujuan dan budaya
kerja,membuat pedoman kerja,menyusun KTSP,
menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Pokok
dan Fungsi (Tupoksi), menyusun konsep paradigma kerja
dan program kerja yang mengarah pada pemantapan
kompetensi yang dibutuhkan dunia industri, pembentukan
mental dan kharakter yang kuat serta siap dalam
menghadapi tantangan dan persaingan global. Berikutnya
melakukan Implementasi Strategi yaitu jumlah
keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk
dapat menjalankan formulasi strategis yang telah disusun
serta terakhir melakukan Evaluasi Strategis adalah
kegiatan kepala sekolah dalam mengevaluasi hasil-hasil
pelaksanaan strategi dengan tingkat pencapaian tujuan
yang akan diinginkan serta menyimpulkan apakah strategi
yang diimplementasikan telah gagal atau berhasil
mencapai tujuan.
b. Menerapkan sistem pembelajaran abad 21 yang
mengarah pada inisiatif dan kemandirian untuk mencapai
aspek intellectual capital dengan pengembangan program
kewirausahaan (entrepreneurship).

7
c. Adanya unit produksi dan jasa sebagai sarana praktek
kewirausahaan yang bekerjasama dengan industri dan
pemerintah dalam hal pelatihan dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk dapat mempromosikan produk dan
jasanya kepada masyarakat/konsumen. Diharapkan
pemerintah dan industri ikut serta mengembangkan
program unit usaha SMK dengan memberi pinjaman
modal kerja dan pelatih khusus yang disertai dengan
pengawasan.
d. Terjalinnya kerja sama (link and match) antara sekolah
dengan dunia industri/ dunia usaha, lembaga
pemerintahan dan asosiasi-asosiasi perusahaan seperti
Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), HIPMI
(Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), Ipemi (Ikatan
Pengusaha Muslimah Indonesia), Kadin (Kamar Dagang
Indonesia), dan perguruan tinggi.

2.2. Dari pihak pemerintah :

a. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan revitalisasi
sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan
dan potensi daerah masing-masing. Banyak di antara
lulusan yang tidak dibutuhkan, tapi diminati oleh
masyarakat. Sedangkan lulusan yang dibutuhkan justru
berkurang. Pada akhirnya, lulusan akan banyak yang
berpindah tempat mencari pekerjaan di kota lain.
Revitalisasi ini dengan penambahan guru sesuai
kebutuhan daerah. Penyediaan bahan dan materi
workshop SMK serta sertifikasi lulusan SMK,

b. Implementasi penguatan pendidikan karakter (soft skill).

8
c. Kemendikbud berupaya melakukan penguatan kerja
sama industri dan penguatan kelembagaan SMK agar
menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama
(LSP-PI) agar memberikan nilai tambah pada lulusan
SMK (Jakarta, Netralnews.com, 01 November 2016)
d. Meningkatkan jumlah SMK program belajar empat tahun.
e. Memperbesar anggaran untuk peningkatan kualitas SMK
baik melalui dana Biaya Operasional Sekolah, Kartu
Indonesia Pintar maupun dana bantuan dari Direktorat
pembinaan SMK.

3. Masalah ketiga yaitu pendirian SMK kurang memperhatikan


dan tidak mementingkan potensi, kebutuhan keterampilan
dan kearifan lokal di daerah masing-masing. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah telah menginstruksikan
gubernur untuk melakukan penataan kelembagaan SMK
yang meliputi program kejuruan yang di buka dan pemilihan
lokasi SMK akan disesuaikan dengan peta kebutuhan
tenaga kerja yang disediakan oleh kementerian SDM, serta
mengembangkan SMK unggulan sesuai dengan potensi
wilayahnya masing-masing. Pihak sekolah agar
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bidang-
bidang keahlian yang sesuai dengan potensi daerah dan
merestrukturisasi bidang keahlian yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pasar atau daerah dengan bidang keahlian yang
baru dan dibutuhkan daerah bekerjasama dengan
masyarakat, dunia usaha/dunia industri dan pemerintah
daerah.
4. Untuk mengatasi masalah kurangnya jumlah guru produktif
SMK dan kurangnya kualitas guru produktif SMK tindakan
yang dilakukan adalah :

9
a. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan oleh sekolah melalui seminar, workshop,
diklat dan magang guru di dunia industri.
b. Mendatangkan guru tamu dari dunia usaha/dunia industri
c. Pemerintah melaksanakan Program alih fungsi guru
dengan cara merekrut guru bidang produktif dan adaptif
untuk dilatih menjadi guru bidang kejuruan.
d. Pemerintah diharapkan tidak hanya merekrut guru dari
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) saja
tetapi melakukan rekrutmen guru dari Politeknik dan dari
lulusan sarjana murni dari bidang yang relevan.
Kemendikbud akan melakukan flash program kepada
guru sarjana murni untuk diberi bekal teori pembelajaran
dan pendidikan plus metodologi mengajar satu hingga
tiga semester, sedangkan calon guru lulusan LPTK yang
lulus tidak langsung menjadi pengajar di SMK. Calon
guru harus menjalani magang di industri yang menjalin
kerjasama dengan SMK. Masa magang akan
berlangsung minimum satu tahun. Setelah itu akan
diadakan seleksi untuk mengetahui kompetensi guru
agar bisa mengajar di SMK. (Jakarta, Kompas.com, 30
Agustus 2016)
e. Mempercepat Program Sertifikasi bagi pendidik dan
tenaga kependidikan
f. Menristek dan pendidikan tinggi telah mendapat tugas
untuk mempercepat penyediaan guru kejuruan SMK
melalui pendidikan, penyetaraan, dan pengakuan serta
mengembangkan program studi di perguruan tinggi untuk
menghasilkan guru kejuruan yang dibutuhkan SMK.

10
g. Menyiapkan lulusan vokasi di politeknik sebagai guru
produktif karena pendidikan di politeknik menerapkan
praktek 70%
h. Meningkatkan peran lembaga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK) dalam menciptakan tenaga pendidik yang lebih
profesional
5. Masalah selanjutnya adalah kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana pendidikan, kurangnya fasilitas uji kompetensi
dan fasilitas sertifikasi SMK, untuk itu diambil tindakan solusi
masalah sebagai berikut :
a. Sekolah berusaha secara maksimal untuk melengkapi
sarana dan prasarana sekolah sehingga memenuhi
standard pelayanan minimal bahkan sampai mampu
mencapai 8 Standar pendidikan
b. Pemerintah meningkatkan bantuan dalam memberikan
biaya investasi berupa bantuan peralatan, komputer dan
laboratorium, bantuan fisik berupa bantuan ruang kelas
baru, rehab dan ruang praktek siswa. Data Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menunjukkan, pada tahun 2016 pemerintah telah
membangun 74 SMK di bidang maritim dan 32 SMK
pertanian. Kemendikbud juga membantu peningkatan
kualitas 1.333 ruang praktek dan laboratorium SMK,
penyediaan 3.069 ruang kelas baru, meningkatkan
jumlah SMK rujukan dan penyediaan guru produktif yang
mampu menjawab tantangan penyiapan tenaga terampil
yang siap bersaing dan berkontribusi dalam
pembangunan nasional (JPNN. Selasa, 25 Oktober
2016)

11
c. Meningkatkan jumlah bantuan Teaching Factory dan Unit
produksi

6. Dalam mengatasi permasalahan kurangnya kerjasama


perusahaan, lembaga pemerintah, dunia usaha dan dunia
industri dalam pelaksanaan pendidikan sistem ganda
adalah :
a. Terjalinnya sinergi dan kerja sama (link and match) yang
baik antara SMK dunia usaha dan dunia industri yaitu
dengan sinkronisasi kurikulum dan program guru tamu
untuk menjembatani tuntutan kompetensi yang
dibutuhkan dunia kerja/dunia industri/dunia usaha
b. Sekolah membangun kerja sama yang baik dengan
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/dunia industri
dan asosiasi-asosiasi perusahaan. Dalam hal ini sekolah
perlu punya cara untuk menarik perusahaan atau industri
terkait untuk diajak kerja sama.
c. Sekolah mempunyai sistem penyelarasan kurikulum ,
seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sudah
terlebih dahulu melewati verifikasi dari dunia industri.
d. Pemerintah harus membuat aturan yang jelas mengenai
teknis pelaksanaan prakerin dan waktu pelaksanaannya.
e. Pemerintah perlu membuat aturan tentang hubungan
SMK dan industri, hingga peningkatan kerjasama antara
Kemendikbud RI dengan Kamar Dagang dan Industri
(Kadin), dengan Kementerian Perindustrian dan
Kementerian BUMN agar sinergi hubungan ini ada
payung hukumnya.
f. Kepala daerah diharapkan membuat peraturan yang
mewajibkan bagi perusahaan untuk menerima siswa
prakerin dari sekolah sebagai program teaching factory.

12
D. Kesimpulan dan Harapan

Ada 6 (enam) permasalahan SMK yang mendasar saat ini


yang perlu diambil tindakan atau solusi dalam mengatasi
permasalahan SMK tersebut untuk dapat berdaya saing. Keenam
permasalahan SMK adalah : kurikulum SMK yang tidak selaras
dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri, kualitas lulusan
SMK yang rendah sehingga angka pengangguran SMK tinggi,
pendirian SMK yang tidak sesuai dengan kebutuhan daerah,
kurangnya kuantitas dan kualitas guru produktif, minimnya sarana
dan prasarana SMK dan ketidaksinergian SMK dengan dunia
usaha/dunia industri dan pemerintah.
Permasalahan-permasalahan ini menjadi tantangan untuk
diambil tindakan dan solusi dalam mewujudkan harapan
menjadikan SMK sebagai lembaga vokasi yang berdaya saing
ketenagakerjaan. Program Revitalisasi SMK diharapkan sebagai
problem solving (pemecah masalah) dalam peningkatan kualitas
layanan pendidikan dan pelatihan di SMK yang profesional dan
peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK, penyelarasan
kurikulum SMK sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,
mempercepat sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK, pendidik
dan tenaga kependidikan SMK, meningkatkan kuantitas dan
kualitas guru produktif serta pemberian lisensi bagi SMK sebagai
lembaga sertifikasi profesi pihak pertama, memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan SMK
yang bermutu, penataan kelembagaan SMK dan menguatkan
sinergi antara SMK dengan dunia usaha/dunia industri serta
lembaga pemerintahan.
Semoga pelaksanaan program revitalisasi SMK ini berjalan
lancar sehingga dapat mewujudkan harapan-harapan ke depan,
diantaranya : menjadikan SMK sebagai sekolah pilihan masyarakat

13
(orang tua dan siswa) oleh karena banyaknya peluang-peluang
untuk dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri, menciptakan
lulusan SMK yang berkualitas, yang berkompetensi tinggi dan
berkharakter sehingga menjadi tenaga kerja yang siap bersaing di
era global serta menghasilkan lulusan SMK yang memiliki
keberanian dan kemampuan berwirausaha.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang - Undang Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Kompas Online. 2016. Hingga 2020, Pemerintah Berencana Membangun


400 SMK. Jakarta: Kompas.com

Mu’in, Fatchul. 2012. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik,


Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan
Orangtua. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Netralnews. 2016. Kemendikbud akan Sesuaikan Kurikulum SMK.


Jakarta: Netralnews.com

News Portal Jawa Pos National Network (JPNN). 2016. Hamdalah,


SMK Jadi Primadona di Era Jokowi-JK. Jakarta: Jpnn.com

Republika Online. 2016. BPS: Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur.


Jakarta: Republika.co.id

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2016. Perihal Penyampaian


Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas
Dan Daya Saing Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sekretariat
Kabinet Republik Indonesia

15
BIODATA PENULIS

1. Nama : Rita Andriani Sitorus, S.Sos


2. NUPTK : 5047751653300053
3. NPWP : 26.940.231.9-125.000
4. No. Sertifikat pendidik : 1021215403025
5. Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 15 Juli 1973
6. Pendidikan : S1 Ilmu Administrasi Negara/Akta IV
7. Jabatan : Kepala SMK Swasta Nur Azizi
Tanjungmorawa
8. Masa Kerja : 16 Tahun
9. Alamat Instansi : Jalan Pahlawan No. 28
Tanjungmorawa Deli Serdang
Sumatera Utara
10. Alamat Email : sitorusrita2@gmail.com
11. Nomor HP : 08126369804/ 085262650534

16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai