Anda di halaman 1dari 10

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

IMPLEMENTASI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA


MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN
KOMPETENSI CALON GURU FISIKA
Eti Sukadi1, Cari2, dan Sarwanto3
1 Program Studi Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
etisukadi_diya@yahoo.co.id
2Program Studi Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
carinln@yahoo.com
3Program Studi Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
sar1to@yahoo.com

Abstrak
Pedagogical Content Knowledge merupakan perpaduan antara pemahaman materi ajar (Content Knowledge)
dan pemahaman cara mendidik (Pedagogical Knowledge). Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan
kompetensi calon guru fisika melalui implementasi Pedagogical Content Knowledge. Penelitian dilakukan
terhadap 37 orang mahasiswa pendidikan fisika semester dua tahun ajaran 2012/2013 kelas B pagi di IKIP
PGRI Pontianak. Penelitian dilaksanakan dibulan Mei-Juni 2013 pada mata kuliah Fisika Dasar II yaitu
materi Listrik Dinamis. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa Silabus,
Satuan Ajar Perkuliahan, dan rancangan pembelajaran Pedagogical Content Knowledge merupakan
instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran serta instrumen yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar berupa tes tertulis. Data penelitian dianalisis dengan Normalisasi Indeks Gain. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah implementasi Pedagogical Content
Knowledge dengan indeks gain hasil belajar mahasiswa sebesar 0,51 berkategori sedang. Namun kendala
waktu yang kurang dan penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat pada suatu konsep hal ini
termasuk dalam kekurangan dalam kompetensi pedagogik dan penguasaan materi yang masih terdapat
kekurangan dalam penyampaian materi Listrik Dinamis yang termasuk dalam kompetensi profesional.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dosen pendidikan fisika mengevaluasi pembelajaran sebagai
bagian dari upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Pedagogical Content Knowledge, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional

Pendahuluan
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor
Guru profesional Indonesia terus 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
tumbuh dan berkembang karena telah Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis,
memiliki dasar hukum, yaitu Undang-Undang kepribadian, sosial, dan profesional.
Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005), Saat ini pemerintah telah berusaha
yang telah mengamanatkan guru Indonesia meningkatkan kompetensi guru, usaha yang
harus memiliki kualifikasi akademik, dilakukan yaitu dengan melakukan uji
kompetensi, dan sertifikasi. Kompetensi guru kompetensi kepada semua guru baik guru yang
yang terdiri dari kompetensi pedagogi, sosial, mengajar pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
personal (kepribadian) dan kompetensi Uji kompetensi ini diharapkan seorang guru
profesional. lebih meningkatkan kompetensi dalam
Dalam perspektif kebijakan nasional, mengajar, terutama untuk kompetensi
pemerintah telah merumuskan empat jenis pedagogik dan profesional.
kompetensi guru, sebagaimana tercantum

37
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

IKIP PGRI Pontianak merupakan satu- pembelajaran pembelajaran yang mendidik


satunya LPTK berstatus swasta yang berada di dan dialogis, pemanfaatan teknologi
Pontianak yang memiliki program studi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta
pendidikan Fisika, diharapkan dapat pengembangan peserta didik untuk
menghasilkan calon-calon guru fisika yang mengaktualisasikan berbagai potensi yang
berkompetensi dan mengaplikasikan ilmu dimilikinya.
fisika pada saat mengajar disekolah kelak. Menurut Badan Standar Nasional
Untuk dapat menjadi guru fisika yang Pendidikan (2006), yang dimaksud dengan
terampil atau guru fisika yang dapat mengajar kompetensi pedagogik adalah: Kemampuan
dengan efektif, mahasiswa tidak hanya sekedar dalam pengelolaan peserta didik yang
menguasai materi (konten) fisika dan strategi meliputi: 1) pemahaman wawasan atau
pengajaran, tetapi juga harus mempunyai landasan kependidikan; 2) pemahaman tentang
pemahaman dan kemampuan khusus untuk peserta didik; 3) pengembangan
memadukan pengetahuan materi fisika, kurikulum/silabus; 4) perancangan
kurikulum, belajar, pengajaran, dan siswa (Mc pembelajaran; 5) pelaksanaan pembelajaran
Dermott dalam Anwar, 2010). Lebih lanjut yang mendidik dan dialogis; 6) evaluasi hasil
pengetahuan semacam itu disebut sebagai belajar; dan 7) pengembangan peserta didik
pengetahuan konten pedagogi (pedagogical untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
content knowledge). yang dimilikinya.
Pedagogical Content Knowledge Menurut Badan Standar Nasional
digambarkan sebagai hasil perpaduan antara Pendidikan (2006) kompetensi profesional
pemahaman materi ajar (content knowledge) adalah: kemampuan penguasaan materi
dan pemahaman cara mendidik (pedagogical pembelajaran secara luas dan mendalam yang
knowledge) yang berbaur menjadi satu yang meliputi: 1) konsep, struktur, dan metode
perlu dimiliki oleh seorang pengajar. Shuell keilmuan/teknologi/seni yang
dan Shulman (Eggen & Kauchak, 2007) menaungi/koheren dengan materi ajar; 2)
merumuskan bahwa Pedagogical Content materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
Knowledge adalah pemahaman tentang metode 3) hubungan konsep antarmata pelajaran
pembelajaran apa yang efektif untuk terkait; 4) penerapan konsep keilmuan dalam
menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman kehidupan sehari-hari; dan 5) kompetisi secara
tentang apa yang membuat materi tertentu profesional dalam konteks global dengan tetap
mudah atau sulit dipelajari. melestarikan nilai dan budaya nasional.
Dua bagian besar yang membentuk Berbagai penelitian tentang penerapan
Pedagogical Content Knowledge adalah Pedagogical Content Knowledge telah banyak
content knowledge dan pedagogical dilakukan, dari penelitian tersebut ternyata
knowledge. Menurut Shulman (1986), content Pedagogical Content Knowledge memberikan
knowledge meliputi pengetahuan konsep, teori, dampak positif dalam kegiatan pembelajaran.
ide, kerangka berpikir, metode pembuktian Sehingga hal ini berimplikasi pada hubungan
dan bukti. Shulman juga menyatakan bahwa yang erat antara cara guru mengajar atau
pedagogical knowledge berkaitan dengan cara pengetahuan pedagogik dengan konten materi
dan proses mengajar yang meliputi yang diajarkan.
pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, Berdasarkan uraian diatas, terlihat jelas
perencanaan pembelajaran dan pembelajaran bahwa kegiatan peningkatan kompetensi calon
siswa. Pedagogical knowledge ini identik guru fisika tidak bisa dipisahkan dengan
dengan kompetensi pedagogik guru menurut penerapan konsep PCK. Penelitian ini
PP Nomor 74 tahun 2008, bahwasannya bertujuan untuk mengimplementasikan
kompetensi pedagogik guru merupakan Pedagogical Content Knowledge dalam
kemampuan mengelola pembelajaran peserta pembelajaran materi listrik dinamis yang dapat
didik yang sekurang-kurangnya meliputi meningkatkan kompetensi mahasiswa
pemahaman wawasan atau landasan pendidikan fisika sebagai calon guru fisika.
kependidikan, pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan kurikulum silabus, Metode Penelitian
perancangan pembelajaran, pelaksanaan

38
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian ini dengan menghitung nilai α


penelitian deskriptif kualitatif, penelitian berdasarkan data kelas uji coba. Dari hasil
deskriptif (descriptive research) adalah suatu perhitungan dengan teknik belah dua ganjil-
metode penelitian yang ditujukan untuk genap yang dikemukakan oleh Spearman-
menggambarkan fenomena-fenomena yang Brown, diketahui bahwa soal yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat dipergunakan untuk penelitian adalah reliabel.
yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan Analisis butir soal juga meliputi: Uji
manipulasi atau pengubahan pada variabel- Taraf Kesukaran, Soal yang baik untuk
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu digunakan sebagai alat ukur adalah soal yang
kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi memepunyai derajat kesukaran yang memadai,
bisa individual atau kelompok, dan dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak
menggunakan angka-angka (Sukmadinata, terlalu mudah (Arikunto, 2012). Uji Taraf
2006). Beda, Daya pembeda adalah kemampuan suatu
Penelitian dilaksanakan pada semester soal untuk membedakan antara siswa yang
genap yang memasuki semester dua tahun pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa
ajaran 2012/2013 yaitu bulan April 2013 yang kurang panadai (berkemampuan rendah)
sampai bulan Juli 2013. Penelitian dilakukan (Arikunto, 2012).
di IKIP PGRI Pontianak Program Studi Analisis data gain dilakukan untuk
Pendidikan Fisika semester genap 2012/2013, melihat efek dari implementasi Pedagogical
Jl. Danau Sentarum (Jl. Ilham) Pontianak, Content Knowledge pada materi Listrik
Kalimantan Barat. Dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan
Populasi pada penelitian ini adalah menggunakan rumus Normal-Gain. Rumus N-
seluruh mahasiswa IKIP PGRI Pontianak Gain menurut Rosdiana (dalam Sari, 2013)
Prodi Fisika semester dua yang berjumlah
100 mahasiswa dalam 3 rombongan belajar 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
yaitu 2 kelas pagi dan 1 kelas sore. Sampel
dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas B
pagi dengan jumlah 37 mahasiswa, hal ini Hasil perhitungan dikategorikan dengan
karena peneliti sebagai dosen diberikan jam menggunakan gain ternormalisasi menurut
mengajar mata kuliah Fisika Dasar II di kelas Rosdiana (dalam Sari, 2013) sebagai berikut:
B pagi.
Instrumen ini digunakan sebagai alat Tabel 3. Kriteria Peningkatan Gain
pengumpul data yang dapat berbentuk test,
angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara Indeks Gain Kriteria
atau observasi (Sugiyono, 2013). Instrumen nilai g≥ 0,70 G-tinggi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai 0,30≤g< 0,70 G-sedang
Silabus Pembelajaran, Satuan Ajar nilai g < 0,30 G-rendah
Perkuliahan, Rancangan pembelajaran dengan
mengimplementasikan Pedagogical Content
Knowledge, dan tes hasil belajar Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini validitas yang
digunakan adalah validitas isi dan validitas Terdapat peningkatan hasil belajar pada
construct. Validitas construct dilakukan mahasiswa sebelum dan sesudah
dengan menanyakan pendapat ahli (expert mengimplementasikan Pedagogical Content
judgment) tentang kisi-kisi dan instrumen Knowledge pada materi listrik dinamis.
penelitian. Validitas isi diuji dengan Perolehan hasil belajar sebelum implementasi
menggunakan rumus korelasi product moment Pedagogical Content Knowledge disajikan
dengan sampel dari mahasiswa pendidikan pada gambar 1.
fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sebanyak 20 sampel. Setelah instrumen
dinyatakan valid kemudian diaplikasikan dan
hasilnya dianalisis (Sugiyono, 2013).
Reliabelitas instrumen yang digunakan dalam

39
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

diperoleh dari hasil tanya jawab. Tanya jawab


pada pembelajaran kesatu tentang arus dan
5% hambatan listrik, pertanyaan yang diajukan:
“Bagaimanakah terjadinya arus listrik dalam
suatu rangkaian?” Pada suatu rangakaian yang
< 60 belum terhubung dengan sumber listrik seperti
95% > 60 baterai, maka semua titik pada rangkaian
berada pada tegangan listrik yang sama, dan
oleh karena itu medan listrik menjadi nol di
dalam dan juga pada permukaan konduktor
tersebut. Oleh karena medan listrik tersebut
nol, maka tidak terdapat perpindahan muatan
listrik melalui kawat tersebut sehiggga tidak
Gambar 1. Diagram lingkaran presentase nilai
terdapat arus listrik. Namun, jika ujung-ujung
pree test
kawat konduktor dihubungkan dengan sebuah
baterai, semua titik tidak berada pada tegangan
Sebanyak 95% mahasiswa memperoleh
yang sama. Baterai tersebut menyebabkan
nilai dibawah rata-rata dan sebanyak 5%
beda potensial antara ujung-ujung rangkaian
mahasiswa memperoleh nilai diatas rata-rata.
dan menghasilkan suatu medan listrik dalam
Namun setelah mengimplementasikan
kawat tersebut. Medan listrik memberikan
Pedagogical Content Knowledge terdapat
gaya-gaya pada elektron-elektron konduksi
peningkatan jumlah mahasiswa yang
dalam kawat sehingga menyebabkan elektron
memperoleh nilai diatas rata-rata. Hasil belajar
bergerak dalam kawat yang kemudian
mahasiswa meningkat setelah post test,
menghasilkan arus. Pembelajaran tentang arus
sebanyak 89% mahasiswa memperoleh nilai
ini pemahaman mahasiswa tentang timbulnya
diatas rata-rata, dan sebanyak 11% mahasiswa
arus listrik jika ujung-ujung kawat konduktor
memperoleh nilai dibawah rata-rata. Perolehan
dihubungkan dengan sebuah sumber listrik,
hasil belajar setelah implementasi Pedagogical
misalkan baterai maka semua titik tidak berada
Content Knowledge disajikan pada gambar 2.
pada tegangan yang sama. Konsep ini lebih
jelas dalam penyampaiannya kepada
mahasiswa agar mahasiswa paham dengan
konsep ini. Juga menjelaskan fungsi baterai
yang digunakan sehingga dapat menyebabkan
11% < 60 lampu dapat menyala.
Untuk pertanyaan kedua tentang
> 60
89% “Bagaimanakah arah aliran arus listrik dan
arah aliran elektron?”. Arah aliran arus listrik
memiliki arah yang berbeda dengan arah aliran
elektron, arah aliran arus listrik mengalir dari
kutub positif menuju kutub negatif dan arah
Gambar 2. Diagram lingkaran presentase nilai aliran elektron mengalir dari kutub negatif
posttest menuju kutub positif. Dengan menggunakan
gambar diagram mahasiswa dijelaskan
Dari uji gain ternormalisasi yang bagaimana arah aliran elektron dan arah aliran
dilakukan, diperoleh indeks gain sebesar 0,51 arus listrik. Diagram yang disajikan untuk
dengan kategori sedang. Indeks gain yang menjelaskan arah aliran arus listrik dan arah
diperoleh dari 30 sampel, menyatakan hasil aliran elektron, pada saat rangkaian
belajar mahasiswa pada materi listrik dinamis dihubungkan pada sumber listrik maka akan
mengalami peningkatan. terjadi aliran elektron aliran arus dengan arah
Terdapat beberapa pengalaman belajar yang berbeda. Banyaknya muatan listrik yang
yang diperoleh dari implementasi Pedagogical mengalir dari kutub negatif menuju kutub
Content Knowledge pada materi listrik positif, maka arus akan mengalir dari kutub
dinamis, beberapa pengalaman pembelajaran positif menuju negatif.

40
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Pembelajaran kesatu tentang hambatan nilainya kecil dan menyebabkan nyala lampu
listrik dengan pertanyaan: “Bagaimana nilai menjadi redup. Suhu mempengaruhi besar
hambat jenis (resistivitas) untuk setiap kecilnya hambatan dan menyebabkan nyala
penghantar listrik?”. Nilai hambat jenis untuk lampu bisa redup atau terang pada suatu
setiap penghantar memiliki nilai yang berbeda rangkaian. Karena suhu yang panas pada suatu
yang bergantung dari faktor bahan penghantar dapat menyebabkan hambatan
penyusunnya, kemurnian, perlakuan, dan pada suatu kawat menjadi lebih besar sehingga
temperaturnya. Walaupun terbuat dari logam, menyebabkan arus yang mengalir kecil.
tetapi setiap penghantar memiliki nilai hambat Tanya jawab pembelajaran kedua
jenis yang berbeda. Pembelajaran kedua: Hukum Ohm. Pertanyaan
Untuk pertanyaan kedua tentang yang diberikan yaitu tentang “Mengapa orang
“Apakah penghantar listrik yang memiliki yang berbadan basah lebih berbahaya tersengat
diameter yang tebal menghasilkan nilai listrik jika dibandingkan dengan orang yang
hambatan yang besar? Dan apakah jika berbadan kering?”. Orang yang berbadan
penghantar yang memiliki ukuran panjang basah memiliki nilai hambatan yang kecil,
yang lebih panjang menghasilkan nilai sehingga jika orang berbadan basah tanpa
hambatan yang besar juga?”. Dengan sengaja menyentuh sumber tegangan listrik
𝐿 makan arus listrik yang mengalir akan besar
menggunakan persamaan 𝑅 = 𝜌 𝐴, karena
dan dapat menyebabkan orang tersebut
hambatan berbanding terbalik dengan luas
meninggal dunia. Untuk orang yang berbadan
penampang, maka jika sebuah penghantar
kering memiliki hambatan yang besar, jika
memiliki diameter yang tebal maka memiliki
orang berbadan kering menyentuh sumber
luas penampang yang besar sehingga
tegangan listrik tanpa sengaja maka arus listrik
menghasilkan nilai hambatan yang kecil. Jika
yang mengalir kecil ke dalam tubuh orang
sebuah penghantar memiliki ukuran panjang
tersebut. Karena air dapat menghantarkan
yang lebih maka menghasilkan nilai hambatan
listrik dengan baik dan juga tubuh manusia
yang besar. Dari persamaan tersebut dapat
dapat teraliri listrik, sehingga jika seseorang
diketahui oleh setiap mahasiswa jika nilai
berbadan basah akan lebih berbahaya jika
hambatan pada penghantar dipengaruhi oleh
teraliri listrik. Karena tubuh yang basah
panjang dan luas penampang dari suatu
memiliki hambatan listrik yang kecil jika
penghantar.
teraliri tegangan listrik maka arus yang
Untuk pertanyaan ketiga tentang
mengalir besar, yang dapat menyebabkan
“Bagaimana nilai resistivitas dan konduktivitas
seseorang meninggal dunia. Dari pertanyaan
untuk konduktor baik?”. Nilai konduktivitas
ini dapat mengaitkan dengan keadaan yang
suatu hambatan kawat merupakan kebalikan
pernah dijumpai oleh mahasiswa dalam
dari nilai resistivitas. Oleh karena itu, nilai
kehidupan sehari-hari, dan dari penjelasan ini
konduktivitas suatu hambatan kawat nilainya
mahasiswa diminta untuk berhati-hati jika
lebih kecil dari nilai resistivitas. Semakin kecil
sedang melakukan kegiatan yang berhubungan
nilai konduktivitas suatu kawat penghantar
dengan listrik.
merupakan konduktor yang baik, seperti
Pedagogical Content Knowledge
tembaga yang digunakan untuk penghantar
merupakan kombinasi dari kompetensi
listrik yang dalam kehidupan sehari-hari.
pedagogik dan kompetensi profesionalisme.
Penghantar listrik memiliki nilai resistivitas
Berbagai penelitian atas PCK telah dilakukan,
dan konduktivitas, dan nilai keduanya
diantaranya seperti yang tertulis di dalam
berlawanan. Semakin kecil nilai konduktivitas
Anwar (2010), di mana PCK di uraikan ke
suatu penghantar maka penghantar tersebut
dalam tujuh komponen terukur yakni (1)
merupakan konduktor yang baik.
pengetahuan tentang siswa; (2) penguasaan
Untuk pertanyaan keempat tentang
standar kurikulum; (3) penguasaan tentang
“Mengapa pada saat kawat penghantar
proses pembelajaran; (4) pengetahuan tentang
dipanasi lama kelamaan lampu menjadi
evaluasi,; (5) pengetahuan tentang sumber
redup?”. Berdasarkan persamaan 𝑅 =
mengajar; (6) pengetahuan tentang materi dan
𝑅0[1+𝛼(𝑇−𝑇0 )], nilai R bertambah seiring
(7) pengetahuan tentang tujuan pembelajaran.
dengan bertambahnya suhu. Jika nilai
hambatan (R) besar maka arus yang melewati

41
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Menurut Margiyono dan Mampouw dengan penyusunan perangkat pembelajaran


(2011) terdapat indikator yang meliputi 7 yaitu seperti kalender akademik, silabus,
komponen PCK tersebut, yaitu untuk Satuan Ajar Perkuliahan (SAP), dan buku
komponen Pengetahuan tentang siswa sebagai bahan ajar.
indikatornya meliputi pengetahuan dasar Kegiatan pembelajaran membutuhkan
siswa, kesulitan belajar, konsepsi, dan waktu 200 menit dalam satu kali pertemuan,
pengembangan kemampuan siswa. Komponen dalam pembelajaran, dilengkapi dengan
penguasaan standar kurikulum indikator yang penggunaan OHP, dan alat peraga fisika.
meliputi yaitu landasan pendidikan dan Tahap penguasaan mahasiswa dievaluasi
pengembangan kurikulum. Komponen selain dengan UTS dan UAS juga melalui
penguasaan tentang proses pembelajaran tugas rumah. Buku yang digunakan sebagai
indikator yang meliputi yaitu metode sumber utama yaitu buku Fisika Edisi kelima.
mengajar, memotivasi, perancang Jilid 2 karangan Douglas Giancoli C,
pembelajaran dan pelaksanaan mengajar. (penterjemah Yuhilza Hanum), terbitan tahun
Komponen pengetahuan tentang evaluasi 2001, penerbit Erlangga di Jakarta. Buku
indikator yang meliputi yaitu aspek penilaian. Fisika untuk Sains dan Teknik karangan
Komponen tentang sumber mengajar indikator Raymond Serway dan W. John Jewett
yang meliputi yaitu multimedia, fasilitas (penterjemah Chriswan Sungkono), Terbitan
sekolah dan materi. Komponen pengetahuan tahun 2010, penerbit Salemba Teknika di
tentang content indikator yang meliputi yaitu Jakarta. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik,
peta konsep, materi yang sulit dan urutan edisi ketiga, jilid 2 karangan Paul A. Tipler
materi. Komponen pengetahuan tentang tujuan (penterjemah Bambang Soegijono), terbitan
pembelajaran indikator yang meliputi yaitu tahun 2001, penerbit Erlangga di Jakarta.
tujuan-tujuan pembelajaran dan b. Pengetahuan pemahaman terhadap
aplikasi/orientasi. Siswa
Berikut ini adalah deskripsi PCK dosen Pandangan umum bahwa fisika itu sulit
berdasarkan tujuh komponen yang telah membentuk opini mahasiswa bahwa
dikategorikan menurut kompetensi pedagogik fisika itu sulit untuk dipelajari hal ini bawa
dan kompetensi professional. mahasiswa semenjak mereka masih di bangku
sekolah dulu. Akibatnya minat belajar fisika
1. Kompetensi Pedagogik rendah dan hasil belajar pun rendah. Semua
a. Penguasaan standar kurikulum dosen sependapat jika terdapat materi Listrik
Kurikulum adalah landasan kegiatan Dinamis yang agak sulit untuk dipahami
pembelajaran ilmu pengetahuan yang akan mahasiswa, karena materi tersebut
mengantar pula lulusan yang diarahkan untuk membutuhkan waktu untuk pemahaman lebih
pemanfaatan ilmu itu dengan orientasi lanjut terutama pada latihan-latihan dalam
meningkatkan kesejahteraan manusia menyelesaikan soal. Meminta jadwal
(Sudjarwadi, 2010). Kurikulum yang perkuliahan dipagi hari, menerapkan metode
digunakan di STKIP PGRI Pontianak adalah ilmiah yang memang sesuai dengan
Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK). pembelajaran fisika, pembelajaran melalui
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) percobaan yang dilakukan perkelompok, hal-
adalah perangkat formal yang amat strategis hal ini dilakukan oleh dosen untuk bisa
untuk melandasi manajemen pembelajaran dan meningkatkan minat belajar siswa. Namun hal
pendidikan secara komprehensif utuh di ini dirasakan masih perlu mendapat perhatian
perguruan tinggi. agar minat belajar mahasiswa lebih meningkat.
Sebelum mengajar setiap pengajar harus Setelah pembelajaran selesai dilakukan,
memahami pengertian kurikulum terlebih dosen merasakan perlu penambahan waktu
dapat mengembangkan kurikulum tersebut dari yang di alokasikan di dalam Satuan Ajar
untuk menjadi lebih baik lagi. Hal inilah yang Perkuliahan untuk materi-materi yang terdapat
juga harus dikuasai oleh dosen dalam hitungan, karena fisika sangat identik dengan
melakukan pembelajaran. hitungan matematika. Untuk hal ini dosen
Kurikulum sebagai landasan dalam menjelaskan materi secara perlahan-lahan dan
pembelajaran ilmu pengetahuan yang disertai juga meminta bantuan sesama mahasiswa yang

42
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

memiliki kemampuan berhitung yang baik pembelajaran, pengalaman pembelajaran yang


untuk mengajarkan temannya untuk diharapkan mahasiswa dapat memahami dari
memahami materi tersebut. Selain melakukan materi yang disampaikan. Dosen juga telah
pembelajaran di kelas, dosen juga menyuruh menyiapkan tes dalam bentuk tes tertulis,
mahasiswa untuk belajar secara berkelompok menggunakan metode dan media dalam
untuk lebih memahami materi listrik dinamis pembelajaran, dan sumber belajar dari buku-
yang telah disampaikan oleh dosen. buku fisika untuk universitas.
Dengan mengetahui kebutuhan Satuan Ajar Perkuliahan (SAP) yang
mahasiswa dalam pembelajaran inilah yang dibuat oleh dosen untuk melakukan
harus menjadi perhatian dosen dalam pembelajaran, format SAP meliputi nama
perkuliahan, karena jika hal ini terus dialami perguruan tinggi, mata kuliah, pokok bahasan,
mahasiswa akan berakibat pada pemahaman semester, pertemuan, alokasi waktu, standar
mahasiswa terhadap materi selanjutnya. Hal kompetensi, kompetensi dasar, metode
ini juga yang dikemukakan oleh Margiyono pembelajaran, indikator pembelajaran, tujuan
dan Mampouw (2011) dalam penelitian yang pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-
dilakukan bahwa guru belum optimal dalam langkah kegiatan pembelajaran, media
pemahaman tentang kebutuhan siswa. Selain pembelajaran, alat dan bahan, sumber belajar,
perkembangan kognitif, pembelajaran fisika penilaian dan teknik penskoran. Langkah-
terutama tentang materi listrik dinamis yang langkah pembelajaran yang dibawakan oleh
telah dilakukan dapat menumbuhkan karakter dosen mengikuti standar proses yang
mahasiswa. Mengacu pada komponen karakter ditetapkan pemerintah yakni kegiatan awal,
menurut Balitbang dalam Margiyono dan inti dan penutup, dalam tahap pendahuluan
Mampouw (2011) maka karakter-karakter terdapat tahap motivasi awal. Pada kegiatan
yang dapat diamati selama perkuliahan adalah inti terdapat tahap mengorganisasikan
jujur, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, kerja mahasiswa dalam kelompok-kelompok belajar,
sama dan tanggung jawab. merancang percobaan/kerja ilmiah, melakukan
percobaan/kerja ilmiah mengumpulkan data
c. Penguasaan tentang proses dan menganalisis data. Dan kegiatan penutup
pembelajaran terdapat tahap membuat kesimpulan.
Sebagai seorang guru, peran yang Pembelajaran dilakukan sebanyak 6 kali
dilakukan dalam proses pembelajaran adalah pertemuan, waktu dalam setiap pertemuan
1) merencanakan pembelajaran 2) sebanyak 200 menit. Pembelajaran yang
melaksanakan pembelajaran 3) mengevaluasi dilakukan sesuai dengan SAP yang telah
pembelajaran 4) memberikan umpan balik, dibuat, namun terdapat kendala dalam masalah
(Sumiati & Asra, 2007). Hal ini juga berlaku waktu yang dirasa kurang seperti untuk materi
bagi dosen, sebelum melakukan pembelajaran tentang hukum Kirchoff karena materi ini
dosen diminta untuk membuat perancangan dirasakan sulit oleh mahasiswa sehingga
pembelajaran yang di dalamnya termasuk memerlukan waktu yang lebih agar mahasiswa
Silabus, SAP, metode mengajar, penyusunan dapat memahami. Kendala lainnya karena
soal tes. Dalam pembuatan silabus yang fisika identik dengan hitungan matematika
dicantumkan oleh dosen yaitu nama mata sehigga diperlukan metode pembelajaran yang
kuliah, kode/jumlah SKS, semester, kelompok lebih baik lagi dalam penjelasannya yang
mata kuliah, program studi/program, status dapat memudahkan mahasiswa memahaminya.
mata kuliah, prasyarat, nama dosen, standar
kompetensi, pertemuan, kompetensi dasar, d. Pengetahuan tentang evaluasi
indikator, aspek, topic dan sub topik, alokasi Evaluasi atas pembelajaran dilakukan
waktu, pengalaman belajar, evaluasi, metode dosen untuk melihat ketercapaian tujuan
& media, dan sumber. Aspek yang digunakan pembelajaran oleh siswa. Penilaian atas kinerja
adalah produk yang meliputi kegiatan dan mahasiswa dilihat dari aspek kognitif dan
proses. keaktifan yang dikumpulkan baik secara lisan,
Silabus yang dibuat oleh dosen untuk tertulis maupun pengamatan. Evaluasi ini telah
pembelajaran telah menyiapkan alokasi waktu disusun pada penilaian yang ada di SAP,
yang digunakan untuk melakukan penilaian menggunakan teknik tes dengan

43
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

bentuk instrumen yaitu tes objektif secara Dalam merencanakan pembelajaran


individual. Instrumen berbentuk tes kognitif dosen harus bisa melihat kondisi mahasiswa
dan teknik penskoran untuk tes kognitif agar mahasiswa dapat memahami materi yang
mahasiswa yang dapat menjawab benar skor disampaikan oleh dosen. Mata kuliah fisika
yang diberikan 1, dan jawaban yang salah skor dasar II memiliki materi yang berhubungan
yang diberikan nol (0). dengan konsep matematika, sehingga
Tes objektif yang digunakan untuk mahasiswa merasakan kesulitan dalam
mengetes tes kognitif mahasiswa berupa soal memahaminya, seperti materi Listrik Dinamis
pilihan ganda sebanyak 30 soal dan pilihan konsepnya banyak berhubungan dengan
jawaban sebanyak 5 pilihan. Tes objektif berisi konsep matematika dalam menyelesaikan
soal-soal yang sesuai dengan indikator, tujuan persoalannya.
pembelajaran dan ranah kognitif. Dari 30 soal Dosen telah berusaha untuk
terdapat enam ranah kognitif, dengan mengaktualisasikan penguasaan materi Listrik
presentase 17% ranah mengingat, 10% ranah Dinamis dalam pembelajaran. Dosen membuat
memahami, 50% ranah mengaplikasikan, 7% rancangan pembelajaran yang disesuaikan
ranah menganalisis, 13% ranah mengevaluasi dengan PCK, hal ini diharapkan dosen dapat
dan 3% ranah mencipta. Tes objektif ini mengurutkan materi yang akan dipelajari dan
sebelum diberikan kepada mahasiswa untuk memberi kemudahan kepada mahasiswa dalam
dikerjakan, divalidasi dan diujicobakan memahami konsep Listrik Dinamis. Dalam
terlebih dahulu agar tes objektif ini reliabel pembelajaran dosen selalu memberikan
dan valid isinya. pertanyaan diawal pembelajaran yang
diharapkan dapat dikaitkan dengan
e. Penguasaan sumber daya pembelajaran yang akan disampaikan, Hal ini
Sumber daya di sini meliputi media juga yang ditemukan dalam penelitian
pembelajaran, alat peraga, dan sumber-sumber Margiyono dan Mampouw (2010) dalam
belajar yang digunakan serta teknologi penelitian tersebut ditemukan jika penguasaan
informasi. Dalam pembelajaran dosen telah materi prasyarat yang lemah oleh siswa belum
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh menjadi perhatian guru. Hal ini sangat penting
kampus, seperti papan tulis, spidol, infokus, oleh dosen untuk memperhatikan dalam
alat-alat percobaan fisika, internet dan barang- penguasaan materi prasyarat dalam
barang bekas yang dapat digunakan untuk pembelajaran.
pembelajaran. Seharusnya pembelajaran ini
dapat dilakukan di dalam laboratorium, tetapi b. Pengetahuan tentang tujuan
karena laboratorium digunakan untuk kegiatan pembelajaran
praktikum lainnya maka pembelajaran Tujuan-tujuan pembelajaran Listrik
dilakukan didalam kelas. Walaupun dinamis sangat berhubungan dengan konsep-
pembelajaran dilakukan di dalam kelas konsep Listrik dinamis itu sendiri. Dosen
pembelajaran tetap menggunakan alat-alat memahami urutan pembelajaran sehingga
percobaan, dan hal ini tidak menyurutkan dipilih urutan yang sistematis dan logis.
semangat mahasiswa untuk belajar. Setelah Misalnya sebelum mempelajari resistivitas dan
percobaan dilakukan dosen memberikan konduktivitas dipelajari dahulu tentang arus
penjelasan terkait dengan percobaan yang dan hambatan, setelah mempelajari resistivitas
telah dilakukan, dan penjelasan ini dan konduktivitas mahasiswa mempelajari
menggunakan infokus untuk menayangkan hukum ohm dan rangkaian arus searah,
materi. Sumber informasi untuk pembelajaran dilanjutkan mempelajari hukum Kirchoff I dan
diperoleh dari buku cetak dan buku elektronik. II dan terakhir mempelajari daya dan energi
Sumber buku dapat diperoleh mahasiswa dari listrik. Dosen juga mengaitkan pembelajaran
perpustakaan yang ada di kampus, dan untuk dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari,
buku elektronik dapat diperoleh mahasiswa karena materi listrik dinamis sering dialami
dengan mengakses dari internet. dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seperti
kasus kesetrum, mengapa kesetrum dapat
2. Kompetensi Profesional berakibat fatal jika tidak berhati-hati, jika
a. Penguasaan materi Listrik Dinamis membeli suatu barang elektronik harus dilihat

44
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

spesifikasi listrik yang akan digunakan alat gain yang diperoleh sebelum dan sesudah
elektronik tersebut, mahasiswa juga bisa implementasi Pedagogical Content Knowledge
memahami cara menghitung tagihan listrik pada materi Listrik Dinamis hal ini juga
dari alat-alat elektronik yang digunakan menandakan terdapat peningkatan kompetensi
selama sebulan. calon guru fisika pada materi listrik dinamis.
Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri Peningkatan dosen dalam penguasaan
dengan memanfaatkan sumber belajar konsep mengenai materi pelajaran perlu
(Musfah, 2011). Terdapat peningkatan ditingkatkan lagi melalui berbagai bentuk
hasil belajar sebelum dan setelah kegiatan, karena hal ini akan berkaitan dengan
proses pembelajaran di kelas. Hal yang tidak
pembelajaran, dengan peningkatan ini kalah pentingnya adalah upaya peningkatan
maka terdapat peningkatan kompetensi dosen dalam menyusun pembelajaran yang
calon guru atau mahasiswa pendidikan lebih efektif agar kesulitan yang dialami
fisika. Peningkatan kompetensi calon guru, mahasiswa dalam memahami materi fisika
dapat diperoleh dari pendidikan dan yang disampaikan dapat teratasi. Hasil
pelatihan seperti dalam perkuliahan materi penelitian ini juga dapat dijadikan evaluasi
Listrik Dinamis, mahasiswa calon guru bagi dosen untuk mengetahui kekurangan yang
fisika selain menerima teori tentang listrik perlu diperhatikan demi meningkatkan
dinamis juga melakukan percobaan kompetensi pedagogik dan kompetensi
merangkai rangkaian listrik yang dapat profesionalisme dalam pengajaran
memberikan suatu mata kuliah.
melatih dirinya jika kelak mengajar
sebagai guru fisika.
Daftar Pustaka
Kesimpulan dan Saran Anwar, Y. (2010). Pedagogical Content
Knowledge.p.Yennyanwar.blogspot.co
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
m.
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar
berikut. Pertama, dengan
mengimplementasikan Pedagogical Content Evaluasi Pendidikan. Edisi 2.
Knowledge telah memberikan implikasi yang Jakarta: Bumi Aksara.
baik bagi dosen dan juga mahasiswa dalam
pembelajaran Listrik Dinamis. BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor
Kedua, beberapa komponen 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pedagogical Content Knowledge masih Nasional Pendidikan. Jakarta.
terdapat kekurangan yang menjadi masalah
utama yang dirasakan oleh dosen dalam Eggen, P., & Kauchak, D. (2007). Educational
menyampaikan materi Listrik Dinamis, yaitu Psychology Windows on Classroom 7th
seperti keterbatasan waktu, fasilitas yang ed. New Jersey: Pearson Education,
terbatas, serta penggunaan strategi dan metode Inc.
pembelajaran.
Ketiga, implementasi Pedagogical Margiyono dan Mampouw. (2011). Deskripsi
Content Knowledge dapat meningkatkan hasil Pedagogical Content Knowledge Guru
belajar mahasiswa, sebanyak 95% mahasiswa Pada Bahasan Tentang Bilangan
mendapatkan nilai dibawah 60 pada saat Rasional. International Seminar and
pretest, namun setelah posttest mahasiswa the Fourth National Conference on
yang mendapatkan nilai dibawah 60 hanya Mathematics Education 2011. 133-
11%. Terdapat peningkatan hasil belajar pada 144. Yogyakarta: Departmen of
mata kuliah Fisika Dasar II setelah Mathematics Education, Yogyakarta
implementasi Pedagogical Content Knowledge State University .
dalam dilakukan.
Keempat, terdapat peningkatan hasil Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi
belajar mahasiswa dan juga peningkatan N- Guru Melalui pelatihan dan Sumber

45
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Belajar Teori dan Praktek. Cetakan Sumiati, & Asra. (2007). Metode
Ke-1. Jakarta: Kencana. Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Peraturan Pemerintah No. 19. 2005. Standar Undang-undang Nomor 14. 2005. Guru dan
Nasional Pendidikan.. Dosen

Peraturan Pemerintah No. 74. 2008.


Kompetensi Pedagogik.

Sari, D. (2013). Pengaruh Penggunaan


Strategi Writing From A Pomt dan
Writing In Performance Tasks
terhadap Peningkatan Kemampuan
Pemecah Masalah Matematis Siswa
SMP. Bandung.

Shulman, L. S. (1986). Those who understand:


Knowledge growth in teaching.
Educational Resercher, 15(2).

Sudjarwadi. (2010). Upaya Membangun


Kurikulum Optimal Berorientasi Nilai-
nilai, Ilmu, Keterampilan, Sikap
Mental, dan Etika. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Pengembangan


Kurikulum: Teori dan Praktik.
Cetakan ke-8. Bandung: Rosdakarya.

46

Anda mungkin juga menyukai