1TI04844
1TI04844
Abstrak
Pedagogical Content Knowledge merupakan perpaduan antara pemahaman materi ajar (Content Knowledge)
dan pemahaman cara mendidik (Pedagogical Knowledge). Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan
kompetensi calon guru fisika melalui implementasi Pedagogical Content Knowledge. Penelitian dilakukan
terhadap 37 orang mahasiswa pendidikan fisika semester dua tahun ajaran 2012/2013 kelas B pagi di IKIP
PGRI Pontianak. Penelitian dilaksanakan dibulan Mei-Juni 2013 pada mata kuliah Fisika Dasar II yaitu
materi Listrik Dinamis. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa Silabus,
Satuan Ajar Perkuliahan, dan rancangan pembelajaran Pedagogical Content Knowledge merupakan
instrumen yang berfungsi sebagai pendukung pembelajaran serta instrumen yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar berupa tes tertulis. Data penelitian dianalisis dengan Normalisasi Indeks Gain. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah implementasi Pedagogical Content
Knowledge dengan indeks gain hasil belajar mahasiswa sebesar 0,51 berkategori sedang. Namun kendala
waktu yang kurang dan penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat pada suatu konsep hal ini
termasuk dalam kekurangan dalam kompetensi pedagogik dan penguasaan materi yang masih terdapat
kekurangan dalam penyampaian materi Listrik Dinamis yang termasuk dalam kompetensi profesional.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dosen pendidikan fisika mengevaluasi pembelajaran sebagai
bagian dari upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Pendahuluan
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor
Guru profesional Indonesia terus 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
tumbuh dan berkembang karena telah Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis,
memiliki dasar hukum, yaitu Undang-Undang kepribadian, sosial, dan profesional.
Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005), Saat ini pemerintah telah berusaha
yang telah mengamanatkan guru Indonesia meningkatkan kompetensi guru, usaha yang
harus memiliki kualifikasi akademik, dilakukan yaitu dengan melakukan uji
kompetensi, dan sertifikasi. Kompetensi guru kompetensi kepada semua guru baik guru yang
yang terdiri dari kompetensi pedagogi, sosial, mengajar pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
personal (kepribadian) dan kompetensi Uji kompetensi ini diharapkan seorang guru
profesional. lebih meningkatkan kompetensi dalam
Dalam perspektif kebijakan nasional, mengajar, terutama untuk kompetensi
pemerintah telah merumuskan empat jenis pedagogik dan profesional.
kompetensi guru, sebagaimana tercantum
37
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
38
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
39
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
40
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Pembelajaran kesatu tentang hambatan nilainya kecil dan menyebabkan nyala lampu
listrik dengan pertanyaan: “Bagaimana nilai menjadi redup. Suhu mempengaruhi besar
hambat jenis (resistivitas) untuk setiap kecilnya hambatan dan menyebabkan nyala
penghantar listrik?”. Nilai hambat jenis untuk lampu bisa redup atau terang pada suatu
setiap penghantar memiliki nilai yang berbeda rangkaian. Karena suhu yang panas pada suatu
yang bergantung dari faktor bahan penghantar dapat menyebabkan hambatan
penyusunnya, kemurnian, perlakuan, dan pada suatu kawat menjadi lebih besar sehingga
temperaturnya. Walaupun terbuat dari logam, menyebabkan arus yang mengalir kecil.
tetapi setiap penghantar memiliki nilai hambat Tanya jawab pembelajaran kedua
jenis yang berbeda. Pembelajaran kedua: Hukum Ohm. Pertanyaan
Untuk pertanyaan kedua tentang yang diberikan yaitu tentang “Mengapa orang
“Apakah penghantar listrik yang memiliki yang berbadan basah lebih berbahaya tersengat
diameter yang tebal menghasilkan nilai listrik jika dibandingkan dengan orang yang
hambatan yang besar? Dan apakah jika berbadan kering?”. Orang yang berbadan
penghantar yang memiliki ukuran panjang basah memiliki nilai hambatan yang kecil,
yang lebih panjang menghasilkan nilai sehingga jika orang berbadan basah tanpa
hambatan yang besar juga?”. Dengan sengaja menyentuh sumber tegangan listrik
𝐿 makan arus listrik yang mengalir akan besar
menggunakan persamaan 𝑅 = 𝜌 𝐴, karena
dan dapat menyebabkan orang tersebut
hambatan berbanding terbalik dengan luas
meninggal dunia. Untuk orang yang berbadan
penampang, maka jika sebuah penghantar
kering memiliki hambatan yang besar, jika
memiliki diameter yang tebal maka memiliki
orang berbadan kering menyentuh sumber
luas penampang yang besar sehingga
tegangan listrik tanpa sengaja maka arus listrik
menghasilkan nilai hambatan yang kecil. Jika
yang mengalir kecil ke dalam tubuh orang
sebuah penghantar memiliki ukuran panjang
tersebut. Karena air dapat menghantarkan
yang lebih maka menghasilkan nilai hambatan
listrik dengan baik dan juga tubuh manusia
yang besar. Dari persamaan tersebut dapat
dapat teraliri listrik, sehingga jika seseorang
diketahui oleh setiap mahasiswa jika nilai
berbadan basah akan lebih berbahaya jika
hambatan pada penghantar dipengaruhi oleh
teraliri listrik. Karena tubuh yang basah
panjang dan luas penampang dari suatu
memiliki hambatan listrik yang kecil jika
penghantar.
teraliri tegangan listrik maka arus yang
Untuk pertanyaan ketiga tentang
mengalir besar, yang dapat menyebabkan
“Bagaimana nilai resistivitas dan konduktivitas
seseorang meninggal dunia. Dari pertanyaan
untuk konduktor baik?”. Nilai konduktivitas
ini dapat mengaitkan dengan keadaan yang
suatu hambatan kawat merupakan kebalikan
pernah dijumpai oleh mahasiswa dalam
dari nilai resistivitas. Oleh karena itu, nilai
kehidupan sehari-hari, dan dari penjelasan ini
konduktivitas suatu hambatan kawat nilainya
mahasiswa diminta untuk berhati-hati jika
lebih kecil dari nilai resistivitas. Semakin kecil
sedang melakukan kegiatan yang berhubungan
nilai konduktivitas suatu kawat penghantar
dengan listrik.
merupakan konduktor yang baik, seperti
Pedagogical Content Knowledge
tembaga yang digunakan untuk penghantar
merupakan kombinasi dari kompetensi
listrik yang dalam kehidupan sehari-hari.
pedagogik dan kompetensi profesionalisme.
Penghantar listrik memiliki nilai resistivitas
Berbagai penelitian atas PCK telah dilakukan,
dan konduktivitas, dan nilai keduanya
diantaranya seperti yang tertulis di dalam
berlawanan. Semakin kecil nilai konduktivitas
Anwar (2010), di mana PCK di uraikan ke
suatu penghantar maka penghantar tersebut
dalam tujuh komponen terukur yakni (1)
merupakan konduktor yang baik.
pengetahuan tentang siswa; (2) penguasaan
Untuk pertanyaan keempat tentang
standar kurikulum; (3) penguasaan tentang
“Mengapa pada saat kawat penghantar
proses pembelajaran; (4) pengetahuan tentang
dipanasi lama kelamaan lampu menjadi
evaluasi,; (5) pengetahuan tentang sumber
redup?”. Berdasarkan persamaan 𝑅 =
mengajar; (6) pengetahuan tentang materi dan
𝑅0[1+𝛼(𝑇−𝑇0 )], nilai R bertambah seiring
(7) pengetahuan tentang tujuan pembelajaran.
dengan bertambahnya suhu. Jika nilai
hambatan (R) besar maka arus yang melewati
41
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
42
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
43
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
44
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
spesifikasi listrik yang akan digunakan alat gain yang diperoleh sebelum dan sesudah
elektronik tersebut, mahasiswa juga bisa implementasi Pedagogical Content Knowledge
memahami cara menghitung tagihan listrik pada materi Listrik Dinamis hal ini juga
dari alat-alat elektronik yang digunakan menandakan terdapat peningkatan kompetensi
selama sebulan. calon guru fisika pada materi listrik dinamis.
Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri Peningkatan dosen dalam penguasaan
dengan memanfaatkan sumber belajar konsep mengenai materi pelajaran perlu
(Musfah, 2011). Terdapat peningkatan ditingkatkan lagi melalui berbagai bentuk
hasil belajar sebelum dan setelah kegiatan, karena hal ini akan berkaitan dengan
proses pembelajaran di kelas. Hal yang tidak
pembelajaran, dengan peningkatan ini kalah pentingnya adalah upaya peningkatan
maka terdapat peningkatan kompetensi dosen dalam menyusun pembelajaran yang
calon guru atau mahasiswa pendidikan lebih efektif agar kesulitan yang dialami
fisika. Peningkatan kompetensi calon guru, mahasiswa dalam memahami materi fisika
dapat diperoleh dari pendidikan dan yang disampaikan dapat teratasi. Hasil
pelatihan seperti dalam perkuliahan materi penelitian ini juga dapat dijadikan evaluasi
Listrik Dinamis, mahasiswa calon guru bagi dosen untuk mengetahui kekurangan yang
fisika selain menerima teori tentang listrik perlu diperhatikan demi meningkatkan
dinamis juga melakukan percobaan kompetensi pedagogik dan kompetensi
merangkai rangkaian listrik yang dapat profesionalisme dalam pengajaran
memberikan suatu mata kuliah.
melatih dirinya jika kelak mengajar
sebagai guru fisika.
Daftar Pustaka
Kesimpulan dan Saran Anwar, Y. (2010). Pedagogical Content
Knowledge.p.Yennyanwar.blogspot.co
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
m.
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar
berikut. Pertama, dengan
mengimplementasikan Pedagogical Content Evaluasi Pendidikan. Edisi 2.
Knowledge telah memberikan implikasi yang Jakarta: Bumi Aksara.
baik bagi dosen dan juga mahasiswa dalam
pembelajaran Listrik Dinamis. BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor
Kedua, beberapa komponen 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pedagogical Content Knowledge masih Nasional Pendidikan. Jakarta.
terdapat kekurangan yang menjadi masalah
utama yang dirasakan oleh dosen dalam Eggen, P., & Kauchak, D. (2007). Educational
menyampaikan materi Listrik Dinamis, yaitu Psychology Windows on Classroom 7th
seperti keterbatasan waktu, fasilitas yang ed. New Jersey: Pearson Education,
terbatas, serta penggunaan strategi dan metode Inc.
pembelajaran.
Ketiga, implementasi Pedagogical Margiyono dan Mampouw. (2011). Deskripsi
Content Knowledge dapat meningkatkan hasil Pedagogical Content Knowledge Guru
belajar mahasiswa, sebanyak 95% mahasiswa Pada Bahasan Tentang Bilangan
mendapatkan nilai dibawah 60 pada saat Rasional. International Seminar and
pretest, namun setelah posttest mahasiswa the Fourth National Conference on
yang mendapatkan nilai dibawah 60 hanya Mathematics Education 2011. 133-
11%. Terdapat peningkatan hasil belajar pada 144. Yogyakarta: Departmen of
mata kuliah Fisika Dasar II setelah Mathematics Education, Yogyakarta
implementasi Pedagogical Content Knowledge State University .
dalam dilakukan.
Keempat, terdapat peningkatan hasil Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi
belajar mahasiswa dan juga peningkatan N- Guru Melalui pelatihan dan Sumber
45
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 37-46)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Belajar Teori dan Praktek. Cetakan Sumiati, & Asra. (2007). Metode
Ke-1. Jakarta: Kencana. Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Peraturan Pemerintah No. 19. 2005. Standar Undang-undang Nomor 14. 2005. Guru dan
Nasional Pendidikan.. Dosen
46