Anda di halaman 1dari 64

NOTA PERHITUNGAN TEKNIS

Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

BAB IV

BENDUNGAN UTAMA

4.1 UMUM
Berdasarkan pertimbangan ketersediaan material timbunan di sekitar lokasi
rencana bendungan, maka Bendungan Kuwil Kawangkoan direncanakan bertipe
urugan zonal dengan inti tegak. Bendungan pengelak hulu yang direncanakan
bertipe urugan zonal dengan inti miring, nantinya akan menjadi satu kesatuan
dengan tubuh bendungan utama.

Kemiringan lereng bendungan utama bagian hulu direncanakan 1 : 3,0, dengan


berm selebar 15 m pada elevasi 86 m untuk mencapai angka keamanan terhadap
gelincir (sliding) pada keadaan surut cepat dari muka air tinggi ( HWL) ke muka
air rendah (LWL) pada keadaan gempa OBE. Sedangkan kemiringan lereng
bagian hilir direncanakan 1 : 2,5 dengan berm setiap ketinggian ± 20 m untuk
fasilitas pemeriksaan / inspeksi. Panjang puncak bendungan adalah 370,00 m.

4.2 ELEVASI PUNCAK BENDUNGAN


Elevasi puncak bendungan ditentukan berdasarkan beberapa kondisi, yaitu:
(a) kondisi tinggi muka air normal (HWL),
(b) kondisi tinggi muka air banjir Q1000th, dan
(c) kondisi tinggi muka air untuk Q PMF,
ditambah dengan tinggi jagaan.
Elevasi muka air normal (HWL) bendungan Kuwil Kawangkoan ditetapkan pada
El. 100.00 m, atau sama dengan elevasi pelimpah tidak berpintu. Dari hasil
perhitungan penelusuran banjir melalui pelimpah yang terdiri dari pelimpah
berpintu dengan lebar 2 @ 5,50 m dan pelimpah ambang bebas (tidak berpintu)
dengan lebar 2 @ 27,50 m, didapatkan elevasi muka air banjir untuk Q1000 th
adalah pada EL. 102,200 m, sedangkan untuk debit QPMF muka air banjir
adalah pada EL. 104,600 m.

Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan yang diperhitungkan untuk bendungan utama terdiri dari :
Hw = tinggi gelombang karena angin.
Hs = peningkatan tinggi muka air karena angin.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 1


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Hr = tinggi rayapan gelombang.


He = tinggi gelombang akibat gempa.
Hu = tinggi cadangan.

Berdasarkan Buku Panduan Perencanaan Bendungan Urugan, Departemen


Pekerjaan Umum, tahun 1999, halaman 34, tinggi jagaan yang diperhitungkan
terdiri dari :

a) Tinggi gelombang karena angin (wave height = Hw)


Dihitung dengan menggunakan rumus Molitor Stevenson:

Hw = 0,17 (V x F) + 2,5 − F1/4

dimana :
Hw = tinggi gelombang (ft)
V = kecepatan angin
= 100 mile/jam (untuk keadaan muka air normal)
= 50 mile/jam (untuk keadaan muka air banjir Q1000th)
F = jarak tiup angin (fetch) effektif (mile)
θ = +45

 F .Cos.θ
i i
F= θ = −45
θ = +45

 Cos.θ
θ = −45
i

Fi = panjang fetch untuk satu sekmen i


θi = sudut deviasi antara fetch ke i dengan fetch terpanjang.

Dari gambar dan hasil perhitungan diperoleh:

= 7.925,16 m

= 16,90

F = 7.925,16 / 16,90
= 468,87 m
= 0,2913 mile

- Untuk keadaan normal:

Hw = 0,17 (100 x 0,2913) + 2,5 − 0,29131/4

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 2


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Hw = 2,6829 feet
= 0,818 m
- Untuk keadaan muka air banjir Q1000th

Hw = 0,17 (50 x 0,2913) + 2,5 − 0,2913 1/4

Hw = 2,4142 feet
= 0,736 m

b) Peningkatan tinggi muka air karena angin (wind set up = Hs)


Dihitung dengan menggunakan persamaan Zuider Zee:

V 2F
Hs = x cosA
1400 x D
dimana :
V = kecepatan angin
= 100 mile/jam (untuk keadaan muka air normal)
= 50 mile/jam (untuk keadaan muka air banjir Q1000th)
F = jarak tiup angin/ fetch (=0,2913 mile)
D = kedalaman air rata-rata sepanjang fetch effektif (ft)
= (46 + 15)/2 = 30,5 m
= 100,07 ft
A = sudut antara bidang tegak lurus sumbu bendungan dengan arah
gelombang (derajad)
= 30 ͦ (dari gambar)

- Untuk keadaan muka air normal El. 100,00 m:

1002 x 0,2913
Hs = x cos30 = 0,0180 feet = 0,0055 m
1400 x 100,07

- Untuk keadaan muka air banjir 1000 tahun, El. 101,96 m:

50 2 x 0,2913
Hs = x cos30 = 0,0043 ft = 0,0013 m
1400 x 104,58

c) Tinggi rayapan gelombang (wave run up = Hr)


Dihitung dengan menganggap bahwa gesekan di lereng bendungan kecil,

Vg2
Hr =
2g

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 3


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

dimana :
Vg = kecepatan gelombang (ft/det)
Vg = 5 + 2 Hd (Rumus Galard)
Hd = tinggi gelombang desain (ft)
= 1,3 x Hw
g = gravitasi
= 32,15 ft/det2

- Untuk keadaan muka air normal HWL El. 100,00 m


Hw = tinggi gelombang (=2,6829 ft)
Hd = 1,3 * 2,6829 ft
= 3,4878 ft
Vg = 5 + 2 x 3,4878
= 11,98 ft/det

11,982
Hr = = 2,2304 feet = 0,680 m
2 x 32,15

- Untuk keadaan muka air banjir 1000 th FWL El. 101,96 m


Hw = tinggi gelombang (=2,4142 ft)
Hd = 1,3 * 2,41429 ft
= 3,1385 ft
Vg = 5 + 2 x 3,1385
= 11,28 ft/det

11,282
Hr = = 1.9788 feet = 0,603 m
2 x 32,15

d) Tinggi gelombang akibat gempa (He)


Dihitung menggunakan dengan persamaan:
K. x T
He = g x Ho
2xπ
dimana :
K = koefisien gempa dasar
= 0,161 (untuk gempa periode ulang 100 tahun)
T = periode gelombang
= 1 detik
G = gravitasi

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 4


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

= 9,8 m/det2

Ho = kedalaman air waduk


= (100,00 – 46) = 54 m

0161x 1
He = 9,80 x 54 = 0,590 m
2 x 3,140

e) Tinggi cadangan untuk ketidak pastian (Hu)


- Untuk keadaan muka air normal, HWL El. 100,00 m
Hu ≥ 1,0 m
- Untuk keadaan muka air banjir 1000 th, FWL. El. 102.200 m
Hu ≥ 0,50 m, untuk pelimpah tanpa pintu
Hu ≥ 1,0 m, untuk pelimpah dengan pintu
- Untuk keadaan muka air banjir PMF, El. 104.600 m
Hu ≥ 0,75 m, untuk pelimpah tanpa pintu
Hu ≥ 1,25 m, untuk pelimpah dengan pintu
Hasil perhitungan tinggi jagaan untuk berbagai kondisi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Hasil perhitungan tinggi jagaan Bendungan Kuwil Kawangkoan


Muka air Muka air Muka air
Tinggi
Normal (H1) Q1000th (H2) Q PMF (H3)
Jagaan
(m) (m) (m)
Hw 0,818 0,736
Hs 0,0055 0,0013
Hr 0,680 0,603
He 0,590 -
Hu 1,000 1,000 1,250

Berdasarkan hasil perhitungan tinggi jagaan tersebut di atas, maka elevasi


puncak bendungan untuk berbagai kondisi dapat ditentukan sebagai berikut :

Tinggi Jagaan Pada Kondisi Muka Air Normal (H1)


H1 = ¾Hw + Hs + Hr + He + Hu
= ¾ x 0,818 + 0,0055 + 0,680 + 0,590 + 1,000
= 2,889 m

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 5


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

~ 2,900 m
Elevasi muka air HWL = El. 100,000 m
Elevasi puncak bendungan = El. 100,000 + 2,900
= El. 102.900 m

Tinggi Jagaan Pada Kondisi Muka Air Banjir Q1000 th (H2)


H2 = ¾Hw + Hs + Hr + Hu
= ¾ x 0,736 + 0,0013 + 0,603 + 1,000
= 2,163 m
= 2,200 m
Elevasi muka air banjir Q1000 th = El. 102.200
Elevasi Puncak bendungan = El. 102.200 + 2,200
= El. 104,400 m

Tinggi Jagaan Pada Kondisi Muka Air Banjir PMF (H3)


H3 = 1,250 m (untuk pelimpah dengan pintu)
Elevasi muka air banjir PMF = El. 104.600
Elevasi Puncak bendungan = El. 104.600 + 1,250
= El. 105.850 m
~ El. 105,90 m

Tinggi Jagaan Menurut RSNI T-01-2002


Menurut RSNI T-01-2002, untuk bendungan dengan tinggi 61 m ~ 90 m, jarak
minimum antara elevasi air normal dan puncak bendungan adalah 6,0 m,
sehingga:
Elevasi muka air normal (HWL) = El. 100,000 m
Elevasi puncak bendungan = El. 100,000 + 6,00 m
= El. 106,00 m

Berdasarkan hasil perhitungan dan ketentan di atas, maka elevasi puncak


bendungan Kuwil Kawangkoan ditentukan pada El. 106,00 m.

4.3 LEBAR PUNCAK BENDUNGAN


Lebar puncak bendungan ditentukan beberapa faktor antara lain :
1) Keamanan terhadap erosi akibat gelombang air waduk.
2) Keamanan terhadap rembesan dan aliran buluh (piping)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 6


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

3) Keamanan terhadap gempa dan longsoran.


4) Kebutuhan lintasan alat berat selama pelaksanan.
5) Rencana kebutuhan jangka panjang

Menurut “Panduan Perencanaan Bendungan Urugan, Volume III, Desain Pondasi


dan Tubuh Bendungan, Juli 1999, Dep. Pekerjaan Umum”, lebar puncak
bendungan dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :
5
b = x H
3
dimana :
b = lebar puncak bendungan
H = tinggi bendungan (106 – 41,00) = 65 m

b =
5
x 65
3
b = 13,44 m

Menurut Standar Nasional Idonesia RSNI T-01-2002 mengenai Tata Cara


Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan, lebar puncak bendungan minimum untuk
daerah bergempa kuat, untuk bendungan dengan tinggi antara 61 m s/d 90 m,
adalah sebesar 10,5 m.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka untuk Bendungan Kuwil Kawangkoan


dengan tinggi 65 m, maka lebar puncak bendungan ditetapkan sebesar 11,00 m.

4.4 KOEFISIEN GEMPA DESAIN


Beban gempa untuk desain suatu bendungan didasarkan pada gempa dengan
periode ulang tertentu, dan ditetapkan berdasarkan klasifikasi risiko bahaya
bendungan tersebut.

4.4.1 Perhitungan Klasifikasi Kelas Risiko Hazard


Besarnya risiko bahaya bendungan dihitung dengan persamaan

FRtot = FRk + FRt + FRe + FRh

Dimana :
FRtot = faktor risiko total
FRk = faktor risiko pengaruh kapasitas waduk

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 7


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

FRt = faktor risiko pengaruh tinggi bendungan


FRe = faktor risiko kebutuhan evakuasi
FRh = faktor risiko tingkat kerusakan di hilir, diperoleh dari
Pedoman Klasifikasi Bahaya Bendungan.
Kriteria faktor-faktor risiko tersebut di atas yang dipertimbangkan dalam
analisis penentuan kelas beban gempa, disajikan pada Tabel IV-1 di
bawah.

Tabel IV - 1 Faktor Risiko Untuk Evaluasi Keamanan Bendungan


Faktor Risiko Angka Bobot Dalam Kurung
Ekstrem Tinggi Moderat Rendah
Kapasitas (106 m3) >1000 100 - 1,5 1,00 - 0,125 <0,125
(FRk) (6) (4) (2) (0)
Tinggi (m) >45 45 - 30 30 - 15 <15
(FRt) (6) (4) (2) (0)
Kebutuhan evakuasi >1000 1000 - 100 100 – 1 0
(jumlah orang.) (12) (8) (4) (0)
(FRe)
Tingkat Kerusakan Sangat Tinggi Tinggi Agak Moderat Tidak ada
Hilir (FRh) (12) (10) Tinggi (8) (4) (0)
Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan Sipil, Analisis Dinamik Bendungan Urugan, SK DirJen
SDA No. 27/KPTS/D/2008, 31 Januari 2008

Berdasarkan besarnya faktor risiko total, maka kelas risiko untuk desain
bendungan dapat ditentukan menurut Tabel IV-2, dan dengan kelas
risiko maka kriteria beban gempa untuk desain bendungan dapat
ditentukan berdasarkan pada Tabel IV-3 di bawah.

Tabel IV -2 Kelas Risiko Bendungan dan Bangunan Air


Faktor Risiko Total Kelas Risiko
(0 – 6) I (Rendah)
(7 – 18) II (Moderat)
(19 – 30) III (Tinggi)
(31 – 36) IV (Ekstrem)

Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan Sipil, Analisis Dinamik Bendungan Urugan, SK
DirJen SDA No. 27/KPTS/D/2008, 31 Januari 2008

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 8


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV – 3 Kriteria Beban Gempa Untuk Desain Bendungan


Kelas Persyaratan Tanpa Persyaratan Diperkenankan Ada
Risiko Kerusakan Kerusakan Tanpa Keruntuhan
Dengan T Metode T
Metode Analisis
Masa Guna (Tahun) Analisis (Tahun)
IV 100-200 Koef Gempa 10.000 Koef. Gempa atau
N = 100 ad ≥ 0,1g (MDE) dinamik
III 50-100 Koef Gempa 5.000 Koef. Gempa atau
N = 100 ad ≥ 0,1g (MDE) dinamik
II 50-100 Koef Gempa 3.000 Koef. Gempa atau
N = 100 ad ≥ 0,1g (MDE) dinamik
I 50-100 Koef Gempa 1.000 Koef. Gempa atau
N = 100 ad ≥ 0,1g (MDE) dinamik

Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan Sipil, Analisis Dinamik Bendungan Urugan, SK
DirJen SDA No. 27/KPTS/D/2008, 31 Januari 2008

4.4.2 Perhitungan Kelas Risiko Bendungan Kuwil Kawangkoan


Perhitungan kelas risiko bendungan Kuwil Kawangkoan dilakukan dengan
berdasarkan pada Tabel IV-1 dan Tabel IV-2, dan hasilnya disajikan pada
Tabel IV-4.

Tabel IV – 4 Kelas Risiko Bendungan Kuwil Kawangkoan


Faktor
No. Pengaruh Risiko Ukuran Bobot
Risiko
1 Kapasitas (106 m3) 23,4 FRk 4
2 Tinggi 65 FRt 6
3 Kebutuhan evakuasi 46.280 FRe 12
(jumlah orang)
4 Tingkat Kerusakan hilir Sangat Tinggi FRh 12
FRtot 34
Klasifikasi Ekstrem (IV)

Berdasarkan perhitungan tabel tersebut diatas maka kelas risiko


Bendungan Kuwil Kawangkoan – Kawangkoan termasuk Kelas IV
(ekstrem). Untuk itu analisis stabilitas harus dilakukan dengan 2 (dua)
tingkat gempa yaitu :

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 9


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

a). Persyaratan tanpa kerusakan pada gempa periode ulang T=100


tahun (gempa OBE), dengan Faktor Keamanan (FK) minimum ≥
1,20 sesuai dengan kriteria yang berlaku. Pada gempa OBE,
bendungan tidak mengalami kerusakan yang serius, dan masih tetap
beroperasi, serta tidak diperlukan pekerjaan perbaikan yang
menyeluruh.

b) Persyaratan tanpa kerusakan pada gempa periode ulang T=10.000


tahun (gempa MDE) dengan FK ≥ 1. Jika tidak dipenuhi, maka harus
dilakukan analisis dinamik untuk menghitung alihan tetap, dimana
alihan tetap harus lebih kecil dari 50% tinggi jagaan. Pada gempa
MDE, bendungan harus mampu menahan gempa desain MDE tanpa
keruntuhan atau diperkenankan ada kerusakan dengan alihan tetap
tidak melampaui 50 % dari tinggi jagaan.

4.4.3 Koefisien Gempa Untuk Bendungan


Analisis koefisien gempa yang digunakan untuk evaluasi stabilitas lereng
bendungan didasarkan pada “Peta Hazard Gempa Indonesia 2010
sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur” yang
diterbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum, Juli 2010.
Peta Percepatan Gempa di Batuan Dasar (SB) Untuk Periode Ulang 100
Tahun dan 10.000 Tahun menurut Peta Hazard Gempa Indonesia 2010,
dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Percepatan puncak gempa di permukaan tanah diperoleh dengan
menggunakan persamaan sbb:
PSA = FPGA x PBA
dimana :
PSA = Percepatan puncak gempa di permukaan tanah,
FPGA = Faktor amplifikasi tanah
PBA = Percepatan puncak gempa di batuan dasar, mengacu pada
peta hazard gempa Indonesia tahun 2010.
Besarnya FPGA tergantung kepada klasifikasi site yang ditentukan
berdasarkan jenis batuan/ tanah dasar pondasi struktur.
Pondasi batuan dasar Bendungan Kuwil Kawangkoan Kawangkoan
berupa lapisan tuff yang diklasifikasikan sebagai ‘Tanah sangat padat
(Sc)’
Perhitungan percepatan puncak gempa di batuan dasar dan di

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 10


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

permukaan tanah dilakukan dengan cara yang dikembangkan oleh


Puslitbang Sumber Daya Air (Pusair) Bandung secara online (‘ Online PGA
Calculator’) melalui website http://www.pusair-pu.go.id, dengan
memasukkan koordinat lokasi yang akan dihitung percepatan gempanya.
Dengan memasukkan koordinat lokasi Bendungan Kuwil Kawangkoan
Kawangkoan (Lintang Utara = 1 26’ 31” ; Bujur Timur = 124 55’ 49”),
diperoleh nilai percepatan puncak gempa di permukaan untuk berbagai
periode ulang, seperti terlihat pada Tabel IV-5.
Dari Tabel 4.1, terlihat besarnya percepatan puncak gempa permukaan
untuk periode ulang 100 tahun (Gempa OBE) adalah PSA = 0,193 g
sedangkan untuk periode ulang 10000 tahun (Gempa MDE) adalah PSA =
0,608 g.
Perhitungan koefisien gempa desain untuk analisis stabilitas lereng
bendungan, dilakukan dengan cara ‘koefisien gempa termodifikasi’.
Dalam metode analisis ini, koefisien gempa desain untuk tubuh
bendungan urugan yang merupakan fungsi dari kedalaman, dapat
duhitung dengan persamaan sebagai berikut:
ko = 2 x kh
dimana:
ko = koefisien gempa desain terkoreksi di permukaan tanah
2 = koreksi pengaruh jenis struktur, untuk bendungan tipe urugan
= 0,5
kh = koefisien gempa dasar yang tergantung periode ulang T
kh = PSA / g
= 0,193 g / g
= 0,193
ko = 0,5 x 0,193 = 0,0965 (untuk gempa OBE)
ko = 0,5 x 0,608 = 0,304 (untuk gempa MDE)
Untuk analisis stabilitas lereng bendungan, koefisien gempa pada
kedalaman y dari puncak bendungan adalah berbeda-beda karena efek
“cambuk”, dimana semakin tinggi tempat yang ditinjau goncangan
gempa akan semakin besar.
Koefisien gempa pada kedalaman y dari puncak bendungan dihitung
dengan persamaan:
Untuk 0 < y/H  0,4
ks = ko x (2,5 – 1,85 x y/H)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 11


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Untuk 0,4 < y/H  1,0


ks = ko x (2,0 – 0,60 x y/H)

dimana:
ks = koefisien gempa pada kedalaman y m dari puncak bendungan
ko = koefisien gempa desain terkoreksi di permukaan tanah
y = kedalaman dari puncak bendungan (m)
H = tinggi bendungan (m)

Analisis stabilitas lereng bendungan ditinjau pada y/H = 0,25; 0,50; 0 75


dan 1,00, dan diperhitungkan adanya koefisien gempa vertikal (kv) yang
besarnya antara 50 % ~ 65 % dari koefisien gempa horisontal (ks).
Dalam studi ini diambil kv = 0,50 x ks.

Tabel perhitungan percepatan gempa desain untuk periode ulang 100


tahun (Gempa OBE), dan 10.000 tahun (Gempa MDE) dengan cara
koefisien gempa termodifikasi adalah sebagai berikut:

Periode Ko= ks pada y/H kv pada y/H


PBA PSA kh=PSA 0,5xk
Ulang h
(g) (g) /g 0,25 0,50 0,75 1,00 0,25 0,50 0,75 1,00
T (tahun)
100 (OBE) 0,161 0,193 0,193 0,0965 0,197 0,164 0,150 0,135 0,098 0,082 0,075 0,068
½ OBE 0,098 0,082 0,075 0,068 0,049 0,041 0,038 0,034
10000
0,608 0,608 0,608 0,304 0,619 0,517 0,471 0,426 0,310 0,258 0,236 0,213
(MDE)
½ MDE 0,310 0,258 0,236 0,213 0,155 0,129 0,118 0,106

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 12


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV-5 Nilai Percepatan Puncak Gempa di Permukaan Tanah Untuk Berbagai Periode Ulang
Lokasi : Bendungan Kuwil Kawangkoan Kawangkoan
(LU : 001 26' 31” ; BT : 124 55' 49”)

Periode Ulang
50 Tahun 100 Tahun 200 Tahun 500 Tahun 1000 Tahun 2500 Tahun 10000 Tahun

A. Jenis Tanah PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA

B. Batuan 0,12 1 0,12 0,161 1 0,161 0,208 1 0,208 0,271 1 0,271 0,338 1 0,338 0,444 1 0,444 0,608 1 0,608
Tanah Sangat
C. 0,12 1,2 0,144 0,161 1,2 0,193 0,208 1,192 0,248 0,271 1,129 0,306 0,338 1,062 0,359 0,444 1 0,444 0,608 1 0,608
Padat
D. Tanah Sedang 0,12 1,56 0,187 0,161 1,479 0,238 0,208 1,385 0,287 0,271 1,258 0,341 0,338 1,162 0,393 0,444 1,056 0,469 0,608 1 0,608

E. Tanah Lunak 0,12 2,341 0,281 0,161 2,014 0,324 0,208 1,662 0,345 0,271 1,346 0,364 0,338 1,085 0,367 0,444 0,9 0,399 0,608 0,9 0,547

Sumber: Hasil hitungan berdasarkan ‘Online PGA Calculator ‘ dari Pusair (www.pusair-pu.go.id)

Keterangan:
PBA = Percepatan puncak di batuan dasar
PSA = Percepatan puncak di permukaan tanah
FPGA = Faktor amplifikasi tanah

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 13


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.1 Peta Percepatan di Batuan dasar (SB) Untuk Periode Ulang 100 Tahun (Peta Zona
Gempa Indonesia 2010)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 14


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.2 Peta Percepatan di Batuan dasar (SB) Untuk Periode Ulang 10.000 Tahun (Peta Zona
Gempa Indonesia 2010)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 15


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Studi Gempa Yang Ada


Studi megenai gempa yang pernah dilakukan di sekitar lokasi Bendungan
Kuwil Kawangkoan-Kawangkoan disebutkan dalam laporan “Tanggari II
HEPP, Design Report, Volume I, Main Report on Civil Works, July 1992”,
oleh Konsultan PT. Indra Karya bekerja sama dengan Sir William
Halcrow., Ltd, Nippon Koei Co., Ltd dan PT. Citakonas.
Proyek PLTA Tanggari II terletak di Sungai Tondano, ± 17 km di sebelah
hulu dari rencana lokasi Bendungan Kuwil Kawangkoan, dan di sebelah
hulu PLTA Tanggari II terdapat PLTA Tanggari I kurang lebih 2,0 km dari
PLTA Tanggari II.
Dalam Design Report PLTA Tanggari II tersebut di atas, disebutkan
bahwa:
(i) Analisis gempa pernah dilakukan pada tahun 1982 oleh Konsultan
Electrowatt Engineering dari Zurich, Swiss bekerja sama dengan PT.
Encona Engineering untuk PLTA Tanggari I.
Hasil studi:
• Besarnya percepatan horisontal di tanah ( horizontal ground
acceleration) untuk gempa maksimum boleh jadi atau Maximum
Credible Eearthquake (MCE) = 0,4 g.
Nilai tersebut di atas lebih kecil dari gempa MDE (periode ulang
10000 tahun) yang dihitung berdasarkan Peta Hazard Gempa
2010, yaitu sebesar 0,608 g.
• Besarnya percepatan gempa horisontal di tanah untuk periode
ulang 280 tahun = 0,1 g,
Nilai di atas lebih kecil dari gempa periode 200 tahun menurut
Peta Gempa 2010, yaitu sebesar 0,248 g
• Besarnya percepatan gempa untuk periode ulang 950 tahun =
0,3 g. Nilai ini mendekati percepatan gempa periode ulang 1000
tahun dihitung dengan Peta Gempa 2010 sebesar 0,359 g
• Untuk perencanaan PLTA Tanggari I, digunakan percepatan
gempa horisontal = 0,25 g sebagai gempa perencanaan ( design
earthquake).
Nilai di atas setara dengan percepatan gempa periode ulang 200
tahun menurut Peta Gempa 2010 yaitu sebesar 0,248 g.

(ii) Studi gempa yang dilakukan pada tahun 1984 oleh Konsultan Motor
Columbus dalam Studi Kelayakan PLTA Tanggari II.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 16


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Hasil studi:
• Menentukan percepatan gempa horisontal sebesar 0,27 g atau
setara dengan gempa MCE untuk perencanaan PLTA Tanggari II.
Nilai di atas lebih kecil dari gempa MDE (periode ulang 10000
tahun) yang dihitung berdasarkan Peta Hazard Gempa 2010),
yaitu sebesar 0,608 g.
• Metode ini dianggap berlebihan untuk PLTA run-off-river dengan
menggunakan gempa MCE.

(iii) Studi gempa tahun 1992 oleh Konsultan Indra Karya bekerjasama
dengan Sir William Halcrow dan Nippon Koei untuk desain PLTA
Tanggari II.
Hasil studi:
• Percepatan gempa horisotal untuk periode ulang 500 tahun
dengan teori Gumbel diperoleh sebesar 0,1 g. Nilai ini lebih kecil
bila menggunakan Peraturan Beban Gempa dari Dep.PU yaitu
sebesar 0,15 g.
• Menetapkan percepatan gempa horisontal sebesar 0,15 g dipakai
untuk perencanaan tanpa disertai komponen gempa vertikal.

Untuk perencanaan Bendungan Kuwil Kawangkoan-Kawangkoan:


• Koefisien gempa desain (ks) ditinjau pada kedalaman 0,25H,
0,50H, 0,75H dan 1,00H dari puncak bendungan karena adanya
efek “cambuk”, dimana H adalah tinggi bendungan.
• Besarnya koefisien gempa desain (ks) untuk periode ulang 100
tahun pada kedalaman yang ditinjau, berturut-turut adalah
0,197, 0,164, 0,150 dan 0,135 (rata-rata 0,162), atau lebih besar
dari gempa perencanaan PLTA Tanggari II, yaitu.sebesar 0,15..
• Dalam perencanaan Bendungan Kuwil Kawangkoan-Kawangkoan
mempertimbang-kan adanya komponen gempa vertikal (kv)
sebesar 50% dari ks.. Dalam perencanaan PLTA Tanggari II tidak
mempertimbangkan adanya komponen gempa vertikal
Berdasarkan studi-studi terdahulu di atas, maka penggunaan peta hazard gempa
Indonesia tahun 2010 cukup memadai untuk perencanaan Bendungan Kuwil
Kawangkoan Kawangkoan.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 17


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.5 PARAMETER DESAIN MATERIAL TIMBUNAN BENDUNGAN


Parameter desain untuk material timbunan ditentukan berdasarkan hasil uji fisik
dan mekanis dari contoh tanah yang dilakukan di laboratorium.

Material lempung
Contoh tanah lempung diambil 10 (sepuluh) sumur uji ( test pit) dari rencana
borrow area yang diperkirakan dapat dipakai sebagai material kedap air. Ada 4
lokasi borrow area, yaitu borrow area A, B dan C yang terletak di desa Kuwil di
sisi kiri Sungai Tondano, dan borrow area D di desa Kawangkoan di sisi kanan
Sungai Tondano. Jarak ke empat borow area tersebut sekitar 0,5 km sampai 1,5
km dari lokasi rencana bendungan.

Material pasir
Contoh material pasir sebagai filter halus diambil sebanyak 5 contoh pasir, dari 2
(dua) lokasi quarry, yaitu di Desa Sagerat dan di Desa Kawalat. Jarak tempat
pengambilan pasir ini sekitar 20 km dari lokasi rencana bendungan.

Material kerikil
Material kerikil sebagai filter kasar rencananya akan diambilkan dari dataran
aluvial Sungai Tondano di rencana daerah genangan. Apabila tidak mencukupi,
agregat kasar dapat diproduksi dari crushing batuan dari quarry Tateli,
Malalayang.

Material random batu


Material random batu sebagai bahan utama pengisi tubuh bendungan
direncanakan menggunakan endapan alluvial yang tersedia di dataran banjir
(flood plain) Sungai Tondano. Parameter desain material batu pasir diperkirakan
berdasarkan hasil large scale test pada 2 (dua) contoh (sample) material aluvial.

Material Batu
Material batu sebagai bahan pelindung terluar atau riprap direncanakan diambil
dari boulder sungai Tondano, dan apabila tidak mencukupi akan diambil dari
quarry di desa Tateli, Malayangan yang bejarak sekitar 35 km dari rencana lokasi
bendungan. 5 (lima) contoh batuan andesit dan basalt diambil untuk pengujian
laboratorium.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 18


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penentuan parameter desain material untuk timbunan bendungan yang


didasarkan pada hasil uji laboratorium, diuraikan pada Lampiran IV-1. Sebelum
dimulainya pelaksanaan pembangunan, disarankan untuk dilakukan percobaan
penimbunan (trial test) untuk semua jenis material timbunan guna mengevaluasi:
(i) metode penambangan (quarrying), pengangkutan dan penghamparan
material timbunan, (ii) efek tebal lapisan timbunan, (iii) efek lintasan pemadatan,
dan (iv) hal lain yang diperlukan.

Ringkasan parameter desain material timbunan bendungan dapat dilihat pada


Tabel IV-6.
Tabel IV-6 Parameter Desain Untuk Perhitungan Stabilitas Bendungan
Kuwil Kawangkoan

Material
1 2 3 4 5 6
No Parameter Simbol Unit
Inti Filter Random Filter Rip- Pondasi
Halus Batu Kasar Rap Batuan
Tuff
1 Berat isi kering d t/m3 1,32 1,18 1,85 1,70 1,90 1,21
(*) (*) (*) (**) (**) (*)
2 Berat isi basah t t/m3 1,78 1,26 1,91 1,85 2,00 1,58
(*) (*) (*) (**) (**) (*)
3 Sudut geser dlm
− Efektif '  17 29 38,5 35 40 21,6
(*) (**) (*) (**) (**) (*)
− Total   14
(*)
4 Kohesi
− Efektif C’ t/m2 2,9 0 0,65 0 0 23,36
(*) (**) (*) (**) (**) (*)
− Total C t/m2 3,1
(*)
5 Koef.permeabilitas K cm/det 1x10-6 5x10-2 5x10-3 1x10-1 1x10-1 1x10-4
(*) (*) (**) (**) (**) (**)

Catatan:

(*) Parameter desain berdasarkan hasil tes material.


(**) Parameter desain berdasarkan perkiraan.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 19


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.6 DESAIN FILTER


4.6.1. Umum
Untuk mencegah terjadinya perpindahan butiran inti lempung masuk ke
zona urugan random batu yang permeabilitasnya lebih besar, perlu
ditempatkan filter di antara ke dua jenis material yang memiliki
permeabilitas yang berbeda tersebut.
Disamping itu, filter juga berfungsi untuk mengalirkan aliran rembesan,
sehingga material filter harus memenuhi kriteria-kriteria seperti dibawah
ini.
Material pasir yang dipakai sebagai zona filter untuk Bendungan dari 2
(dua) lokasi tempat penambangan pasir di Desa Sagerat dan di Desa
Kalawat. Jarak tempat pengambilan pasir ini sekitar 20 km dari lokasi
rencana bendungan.

4.6.2. Kriteria Filter


(1) Kriteria Pokok
− Permeabilitas (k) filter >25 x permeabilitas (k) inti.
(2) Kriteria Gradasi Filter (Pasir)
(2.1) Lolos saringan No.200 < 5%
(2.2) Kriteria filter terkait dengan jenis tanah dasar yang
dilindungi
(a) Persyaratan retensi partikel (Particle Retention Requirement)
Kriteria filter sehubungan dengan katagori tanah dasar menurut
USBR, “Design Standars No.13: Embankment Dams,
Chapter 5: Protective Filters”, dinyatakan seperti pada
Tabel IV-7 di bawah:.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 20


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV-7 Katagori Tanah Dasar dan Kriteria Filter

Persentase
material lebih kecil
dari ayakan No.200
Katagori (0,075 mm),
Diskripsi tanah
tanah setelah Kriteria Filter
dasar
dasar disesuaikan
menjadi 100%
melewati saringan
No.4 (4,75 mm)
Utk tanah non-dispersif:
− D15F ≤ 9 D85B
Lanau halus − D15F  0,2 mm
1  85 dan lempung Utk tanah dispersif:
− D15F ≤ 6,5 D85B
− D15F  0,2 mm
Lanau, Utk tanah non-dispersif:
lempung, pasir − D15F ≤ 0,7 mm
2 40 - 85
lanauan, pasir Utk tanah dispersif:
lempungan − D15F 0,5 mm
• Utk tanah non-dispersif:
− D15F
 40 − A 
≤  x (4x D85 B) − 0,7mm 
 25 
Lanau dan pasir + 0,7 mm
3 15 - 39 lempungan dan Dimana:
kerikil A = persentase lolos ayakan
No.200.
Bila 4 x D85B < 0,7 mm, di-
gunakan 0,7 mm.
• Utk tanah dispersif:
Gunakan 0,5 mm
D15F ≤ 4 x D85B setelah disesuaikan
4 < 15 Pasir dan kerikil menjadi 100% melewati saringan
No.4
(b) Persyaratan permeabilitas:
− D15F ≥ 5 x D15B
− D15F > 0,1 mm

(c) Batasan kandungan material halus dan material kasar:


Untuk semua katagori tanah dasar, syarat:
− D100F ≤ 51 mm
− D5F > 0,075 mm

(d) Batasan kriteria segregasi:


Untuk semua katagori tanah dasar, syarat:
Jika D10F : < 0,5 mm maka, D90F: < 20 mm

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 21


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

0,5 – 1,0 mm < 25 mm


1,0 – 2,0 mm < 30 mm
2,0 – 5,0 mm < 40 mm
5,0 – 10 mm < 50 mm
> 10 mm < 60 mm

4.6.3. Evaluasi Terhadap Kriteria Filter


Dari analisis gradasi tanah dasar (inti lempung) seperti pada Gambar
4.3, Gambar 4.4, dan gradasi filter (pasir) seperti pada Gambar 4.5,
dapat ditentukan diameter butiran yang lolos pada persentase tertentu,
guna mengetahui apakah filter memenuhi kriteria yang ditentukan.

1). Pengechekan Dispersifitas Tanah Dasar


Kriteria dispersifitas material tanah dasar (inti lempung) dengan cara pin
hole test adalah sbb:

ND1 – ND2 : non dispersive


ND3 – ND4 : intermediate
D1 – D2 : dispersive

Hasil tes laboratorium terhadap dispersifitas tanah dasar dengan metode


pin hole test adalah sebagai berikut:

Tabel IV-8 Hasil Tes Dispersifitas Tanah Dasar

Klasifikasi Tingkat
Test Pit Keterangan
Dispersifitas
TP-2 ND1 Non dispersive
TP-9 ND2 Non-dispersive

Berdasarkan hasil tes laboratorium di atas menunjukkan material inti


lempung sebagai tanah dasar secara umum adalah non-dispersive.

2). Penentuan Katagori Tanah Dasar


Dari Gambar 4.4 menunjukkan persentase material yang lebih kecil dari
ayakan No.200 (0,075 mm), setelah disesuaikan menjadi 100% melewati
saringan No.4 (4,75 mm) adalah sebesar 62,98 % atau antara 40 % - 85

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 22


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

%, shingga menurut USBR tanah dasar (inti lempung) termasuk Katagori


2 dengan diskripsi lanau, lempung, pasir lanauan, pasir lempungan.

3). Pengechekan Terhadap Kriteria Filter


(1) Kriteria Pokok
Permeabilitas (k) filter harus >25 x permeabilitas (k) inti
k filter = 0,05 cm/det
k inti = 0,00001 cm/det
25 x k inti = 25 x 0,00001 = 0,00025 cm/det
k filter = 0,05 cm/det >25 x k inti = 0,00025 cm/det “Ok”

(2) Kriteria Gradasi Filter (Pasir)


(2.1)Kandungan material halus dia 0,075 mm (lolos saringan No.200)
harus < 5%.Dari analisis gradasi pasir (Gambar 4.5) menunjukkan
kandungan material halus diameter 0,075 m (lolos saringan No. 200) =
0 % < 5% “Ok”
(2.2) Kriteria filter terkait dengan jenis tanah dasar yang dilindungi
a. Persyaratan retensi partikel (Particle Retention
Requirement)
Untuk tanah dasar termasuk Katagori 2, dan non-dipersive, syaratnya
adalah:
D15F ≤ 0,7 mm
Dari analisis gradasi pasir (Gambar 4.5) menunjukkan:
D15F = 0,35 mm < 0,7 mm “Ok”
b. Persyaratan permeabilitas
Syarat:
D15F / D15B ≥ 5 , dan
D15F > 0,1 mm
Dari analisis gradasi filter (Gambar 4.5) dan gradasi tanah dasar (Gambar
4.4):
D15F = 0,35 mm (Gambar 4.5)
D15B = 0,001 mm (Gambar 4.4)
D15F / D15B= 0,35 / 0,001 = 350 ≥ 5 “Ok”
D15F = 0,35 mm > 0,1 mm “Ok”
c. Batasan kandungan material halus dan material kasar
Syarat:
D100F ≤ 51 mm , dan

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 23


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

D5F > 0,075 mm


Dari analisis gradasi filter (Gambar 4.5):
D100F =9,52 mm ≤ 51 mm “Ok”
D5F = 0,19 mm > 0,075 mm “Ok”
d. Batasan kriteria segregasi:
Syarat:
Jika D10F : < 0,5 mm maka D90F: < 20 mm
0,5 – 1,0 mm < 25 mm
1,0 – 2,0 mm < 30 mm
2,0 – 5,0 mm < 40 mm
5,0 – 10 mm < 50 mm
> 10 mm < 60 mm
Dari analisis gradasi filter (Gambar 4.5):
D10F = 0,30 mm, dan D90F = 1,22 mm
D10F < 0,5 mm , dan
D90F < 20 mm “Ok”
Berdasarkan pemenuhan kriteria-kriteria tersebut di atas, maka
disimpulkan material pasir dari tempat penambangan pasir di Desa
Sagerat dan di Desa Kawalat.memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
filter.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 24


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.3 Gradasi Tanah Dasar (Material Inti Lempung) Asli

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 25


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Setelah Disesuaikan Menjadi

Gambar 4.4 Gradasi Tanah Dasar (Materia Inti Lempung) Setelah Disesuaikan Menjadi 100 %
Melewati Saringan No. 4 (Dia 4,75 mm).

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 26


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.5 Gradasi Filter (Material Pasir) Asli

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 27


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.7 STABILITAS LERENG TUBUH BENDUNGAN


4.7.1 Penampang Tipikal Bendungan
Bendungan Kuwil Kawangkoan bertipe urugan zonal dengan inti kedap
air di tengah, dengan tinggi 51 m dari dasar sungai atau 77 m sampai
galian pondasi terdalam, dan volume timbunan sekitar 2.835.000 m3.
Bendungan pengelak hulu dengan tinggi 27 m nantinya akan menjadi
satu kesatuan dengan bendungan utama. Bendungan utama dan
bendungan pengelak hulu akan bertumpu pada pondasi batuan tuff).
Kemiringan lereng hulu bendungan utama direncanakan 1:3,0 dengan
berm selebar 15 m pada elevasi 86 m untuk keamanan terhadap longsor
pada saat terjadi turun cepat (rapid drawdown) dari muka air tinggi ke
muka air rendah dan terjadi gempa OBE. Lereng hilir direncanakan 1:2,5
dengan berm setiap tinggi ± 20 m untuk keperluan inspeksi serta dapat
menahan beban gempa periode ulang 100 tahun atau Gempa OBE

Tinggi bendungan ditetapkan berdasarkan elevasi muka air tinggi normal


(HWL) pada El. 100,00 atau sama dengan elevasi ambang pelimpah tidak
berpintu ditambah dengan tinggi jagaan. Besarnya tinggi jagaan dan
lebar puncak bendungan telah ditetapkan berdasarkan kriteria yang ada,
seperti diterangkan pada sub-bab sebelumnya.

Mengingat Sulawesi Utara memiliki intensitas kegempaan yang cukup


besar, maka dalam menyiapkan desain penampang Bendungan Kuwil
Kawangkoan-Kawangkoan perlu mempertimbangkan aspek-aspek
kegempaan seperti dianjurkan oleh Martin Wieland dalam makalah
“Seismic Design Aspects of Rockfill Dam in Narrow Canyon Subjected to
Multiple Seismic Hazards”, pada simposium Annual Meeting ICOLD 2014
di Bali, sebagai berikut:
(i) Bendungan Kuwil Kawangkoan direncanakan tipe urugan zonal
dengan inti tegak di tengah yang dinilai lebih tahan terhadap gempa
dibanding dengan bendungan beton.
(ii) Lereng bendungan dibuat lebih landai (lereng hulu 1:3,0 dan lereng
hilir 1:2,5), selain untuk stabilitas terhadap gempa, juga untuk
mengurangi deformasi akibat gempa.
(iii) Tubuh bendungan dilengkapi dengan zona filter (drainase), baik
drainase verikal (chimney drain) dan drainase horisontal (horizontal
drain) pada pondasi untuk mencegat rembesan dari setiap retak

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 28


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

melintang yang disebabkan oleh gempa bumi, dan memastikan zona


timbunan tetap tidak jenuh setelah terjadi gempa yang dapat
menyebabkan retak.
(iv) Menyediakan tinggi jagaan lebih dari yang diperlukan untuk
mengatasi penurunan yang mungkin terjadi akibat gempa dan
kemungkinan terjadinya gelombang di waduk karena pergerakan
massa di sekitar waduk yang mungkin dapat masuk ke dalam
waduk.
Dari hasil perhitungan tinggi jagaan yang diperlukan dari muka air
tinggi normal (NHWL) adalah sebesar 3,1 m, sedang yang
disediakan adalah 6,0 m atau sesuai dengan yang disyaratkan dalam
RSNI T-01-2002.
(v) Puncak bendungan sudah sedikit diperlebar dari yang disyaratkan
(yaitu 10,50 m menurut RSNI T-01-2002) menjadi 11,0 m, untuk
mendapatkan jalur rembesan yang lebih panjang melalui retak
melintang yang mungkin terjadi akibat gempa.
(vi) Untuk mencegah terjadinya likuifaksi pada saat terjadi gempa, maka
material alluvial yang berpotensi likuifaksi di bawah tubuh
bendungan akan digali seluruhnya,

Penampang tipikal bendungan Kuwil Kawangkoan dapat dilihat pada


Gambar 4.6.

4.7.2 Perkiraan Garis Preatik


Sebelum melakukan analisis stabilitas lereng, terlebih dulu perlu dibuat
garis preatik untuk memperkirakan tekanan air pori yang timbul di tubuh
bendungan yang akan mempengaruhi stabilitas lereng bendungan.
Disamping itu perkiraan garis preatik juga untuk berguna memperkirakan
besarnya rembesan (seepage) yang melalui tubuh bendungan.

Metoda untuk memperkirakan garis preatik dilakukan dengan metoda


elemen hingga (finite element) dengan menggunakan alat bantu
perangkat lunak program SEEP/W. Perangkat lunak ini juga
dipergunakan untuk analisis rembesan seperti diuraikan pada sub bab
4.7 berikutnya. Program SEEP/W ini mampu untuk menganalisis tanah
timbunan yang anisotropik dimana koefisien permeabilitas (konduktivitas)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 29


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

arah horisontal (kh) dan arah vertikal (kv) tidak sama. Untuk tanah yang
dipadatkan cukup baik, biasanya kh = 5 kv atau kv = 0,2 kh.

Dalam program SEEP/W, nilai kh selalu sebagai masukan ( input), dan


nilai kv dihitung berdasarkan nilai kv dikalikan ratio anisotropik
(anisotropic ratio). Oleh karena kh = 5 kv atau kv = 0,2 kh, maka rasio
anisotropik sebesar 0,2 dimasukkan sebagai input dalam program
SEEP/W.

Perkiraan garis preatik beserta kontur tekanan air pori Bendungan Kuwil
Kawangkoan untuk keadaan muka air tinggi normal (pada HWL El.
100,00 m) dan muka air banjir Q1000 th (pada FWL El. 102.20 m), masing-
masing dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.

4.7.3 Analisis Stabilitas Lereng


Analisis stabilitas lereng bendungan dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak (software) Slope/W, berdasarkan metoda bidang
longsoran/ gelincir berbentuk lingkaran. Dalam perangkat lunak ini,
angka keamanan terhadap gelincir dihitung dengan 2 metoda yaitu: (i)
angka keamanan berdasarkan keseimbangan momen, dan (ii) angka
keamanan berdasarkan keseimbangan gaya, dengan rumus sebagai
berikut (lihat gambar sketsa di bawah):

b
y

e
h

Angka keamanan berdasarkan keseimbangan momen:

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 30


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

SFm =

Angka keamanan berdasarkan keseimbangan gaya:

SFf =

dimana:
c = kohesi
ϕ = sudut geser dalam
u = tekanan air pori
W = berat bidang irisan/ pias dengan lebar b dan tinggi h
N = gaya normal pada dasar bidang irisan/ pias
D = beban luar
kW = beban gempa horisontal yang bekerja pada titik berat bidang
irisan
R = jari-jari lingkaran gelincir atau lengan momen gaya geser pada
dasar bidang irisan terhadap pusat lingkaran gelincir
f = jarak tegak lurus gaya normal pada dasar bidang irisan
terhadap titik pusat lingkaran gelincir
x = jarak mendatar titik pusat bidang irisan terhadap titik pusat
bidang gelincir
e = jarak vertikal titik pusat bidang irisan terhadap titik pusat
bidang gelincir
d = jarak tegak lurus gaya luar D terhadap titik pusat didang
gelincir
a = jarak tegak lurus resultante tekanan air luar terhadap titik pusat
bidang gelincir
A = resultante tekanan air luar
ω = sudut arah gaya luar terhadap bidang horisontal, diukur
berlawanan arah jarum jam dari sumbu x positif
α = sudut tangensial titik tengah dasar bidang irisan terhadap
bidang horisontal

Kondisi dan kombinasi beban serta faktor keamanan minimum untuk


stabilitas lereng bendungan tipe urugan mengacu kepada RSNI M-03-
2002: “Metode Analisis Stabilitas Lereng Statik Bendungan Tipe Urugan”,

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 31


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

dan “Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan, SK DirJen Sumber


Daya Air No.: 05/KPTS/2003, Tahun 2003”.
Ringkasan hasil analisis stabilitas lereng bendungan utama untuk kondisi
normal (tanpa gempa) dan dengan beban gempa OBE dapat dilihat pada
Tabel IV–7., sedangkan untuk kondisi aliran langgeng pada muka air
normal HWL El. 100,00 m dengn beban gempa MDE dapat dilihat pada
Tabel IV-10.
Bidang gelincir untuk masing-masing kondisi hasil analisis stabilitas
lereng, dapat dilihat pada Lampiran IV-2

Tabel IV–9 Hasil Perhitungan Stabilitas Bendungan Utama Kuwil


Kawangkoan , Beban Normal dan Beban Gempa OBE

Angka
FK Keamanan Keterangan
No. Kondisi y/H ks kv (FK)
syarat
Hulu Hilir Hulu Hilir
1. Sesaat setelah selesai
pembangunan, kondisi
tidak ada gempa,
1,30 - - 2,045 1,485 Aman Aman
tekanan air pori di inti
lempung 50% berat
tanah
2. Sesaat setelah selesai 0.25 0,098 -0,049 1,482 1,317 Aman Aman
pembangunan, kondisi
ada gempa (koef. 0.50 0,082 -0,041 1,573 1,224 Aman Aman
gempa 50% OBE), 1.20
0.75 0,075 -0,038 1,653 1,220 Aman Aman
tekanan air pori di inti
lempung 50% berat
tanah 1.00 0,068 -0,034 2,316 1,403 Aman Aman

3. Aliran langgeng
(steady flow) muka air
1.50 - - 2,970 2,312 Aman Aman
normal HWL El. 100.00
m, tidak ada gempa
4. Aliran langgeng 0.25 0,197 -0,098 1,210 1,525 Aman Aman
(steady flow) muka air
normal HWL El. 100.00 0.50 0,163 -0,081 1,287 1,558 Aman Aman
1,20
m, ada gempa 0.75 0,150 -0,075 1,343 1,602 Aman Aman
1.00 0,135 -0,068 2,087 1,569 Aman Aman
5. Pengoperasian waduk
surut cepat dari muka
air normal HWL El.
100,00 m ke muka air 1,30 - - 2,107 2,312 Aman Aman
minimum LWL El.
87.10 m, tidak ada
gempa

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 32


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

6. Pengoperasian waduk 0,25 0,197 -0,098 1,324 1,522 Aman Aman


surut cepat dari muka
0,50 0,163 -0,081 1,110 1,558 Aman Aman
air normal HWL El.
1,10
100,00 m ke muka air 0,75 0,150 -0,075 1,165 1,607 Aman Aman
minimum LWL El.87.10
m, ada gempa 1,00 0,135 -0,068 1,804 1,577 Aman Aman
7. Pengoperasian waduk
muka air maksimum/
banjir (Q 1000 th) El. 1,30 - - 3,136 2,307 Aman Aman
102,20 m, tidak ada
gempa
8. Kondisi darurat, muka
air surut cepat dari
muka air maks. El.
102,20 m ke muka air
1,20 - - 2,148 2,311 Aman Aman
terendah pada
bangunan
pengeluaran, El. 83,50
m ,tidak ada gempa

Tabel IV–10 Hasil Perhitungan Stabilitas Bendungan Utama, Beban Gempa


MDE, Kondisi Aliran Langgeng HWL El. 100,00 m

Angka
FK Keamanan Keterangan
No. Kondisi y/H ks kv (FK)
syarat
Hulu Hilir Hulu Hilir
1 Sesaat setelah selesai Tidak Tidak
0.25 0,310 -0,155 0,849 0,783
pembangunan, kondisi Aman Aman
ada gempa (koef.
gempa 50% MDE), Tidak Tidak
0.50 0,258 -0,129 0,929 0,781
tekanan air pori di inti Aman Aman
1.00
lempung 50%. Tidak
0.75 0,236 -0,118 1,013 0,805 Aman
Aman
Tidak
1.00 0,213 -0,106 1,513 0,982 Aman
Aman
2. Aliran langgeng Tidak Tidak
0.25 0,619 -0,310 0,301 0,616
(steady flow) muka air Aman Aman
normal HWL El. 100.00
m, ada gempa MDE Tidak Tidak
0.50 0,517 -0,258 0,306 0,616
Aman Aman
1,00
Tidak Tidak
0.75 0,471 -0,236 0,349 0,702
Aman Aman
Tidak Tidak
1.00 0,426 -0,213 0,793 0,648
Aman Aman
3. Pengoperasian waduk Tidak Tidak
1,00 0,25 0,619 -0,310 0,454 0,616
surut cepat dari muka Aman Aman

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 33


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

air normal HWL El. Tidak Tidak


100,00 m ke muka air 0,50 0,517 -0,258 0,315 0,681
Aman Aman
minimum LWL El.87.10
m, ada gempa MDE Tidak Tidak
0,75 0,471 -0,236 0,133 0,753
Aman Aman
Tidak Tidak
1.00 0,426 -0,213 0,737 0,704
Aman Aman

Berdasarkan hasil perhitungan analisis stabilitas lereng di atas, maka


dapat disimpulkan Bendungan Kuwil-Kawangkoan aman terhadap bahaya
longsor di lereng hulu maupun di lereng hilir pada keadaan normal, muka
air banjir dan pada keadaan gempa OBE.

Sedangkan pada keadaan aliran langgeng NHWL dan gempa MDE,


stabilitas lereng hulu dan stabilitas lereng hilir bendungan utama
menunjukkan faktor keamanannya < 1, sehingga perlu dilakukan
perhitungan alihan tetapnya, dimana besarnya alihan tetap yang terjadi
harus < dari 1/2 tinggi jagaan atau < 3,00 m. Besarnya tinggi jagaan
adalah 6,00 m.

4.7.4 Perhitungan Alihan Tetap


(1) Perhitungan Percepatan Gempa Maksimum di Puncak Bendungan
(Umaks)
Perhitungan percepatan gempa maksimum di puncak bendungan
dihitung dengan cara Makdisi-Seed.

Ditaksir modulus geser awal (Gmaks) untuk lempung teguh (firm):


Gmaks = 34.500 kPa (dari Tabel 6.2 Pedoman Analisis Dinamik
Bend.Urugan)
= 3.516.820 kg/m2.
H = 77 m (tinggi bendungan)
1 = 1.780 kg/m 3
(berat volume timbunan lempung)
ad = 0,608 g (percepatan gempa permukaan tanah
terkoreksi untuk periode ulang10.000
tahun)
 = 1 / g = 1.780 / 9,81 (kerapatan massa tanah)
= 181,4
Gmaks =  Vs maks
2

Vsmaks = (Gmaks / )0,5


= (3.516.820 / 181,4)0,5 (kecepatan gelombang geser)
= 139,2 m/det.
Ditaksir:

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 34


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Vs = 103,5 m/det.
Vs / Vs maks = 103,5 / 139,2 = 0,74
G / Gmaks = (Vs / Vs maks)
2

= 0,742 = 0,55
c = 0,029 %(regangan geser, dari grafik hubungan antara G/Gmaks dan c)
D = 9,475 % (rasio redaman, dari grafik hubungan antara c dan D)
Cn = 0,803(faktor koreksi pengaruh rasio redamani, dari grafik hubungan D & Cn)
1 = 2,404 Vs / H (frekwensi alamiah utk. ragam ke-1)
= 2,404 x 103,5 / 77
= 3,23
T1 = 2 / 1 = 2 x  / 3,83 (periode predominan ke-1)
= 1,94 deti
(Sa/ad)1 = 0,35 (dari grafik hubungan. T & Sa/ad utk pondasi
dilivium)
Sa1 = Cn x ad x (Sa/ad)1 (spektrum percepatan gempa ke-1)
= 0,803 x 0,608 x 0,35
= 0,17
2 = 5,520 Vs / H (frekwensi alamiah utk. ragam ke-2)
= 5,520 x 103,5 / 77
= 7,42
T2 = 2 / 2 = 2 x  / 7,42 (periode predominan ke-2)
= 0,85 detik
(Sa/ad)2 = 1,25 (dari grafik hubungan. T & Sa/ad utk pondasi
dilivium)
Sa2 = Cn x ad x (Sa/ad)2 (spektrum percepatan gempa ke-2)
= 0,803 x 0,608 x 1,25
= 0,61
3 = 8,654 Vs / H (frekwensi alamiah utk. ragam ke-3)
= 8,654 x 103,5 / 77
= 11,63
T3 = 2 / 3 = 2 x  / 11,63 (periode predominan ke-3)
= 0,54 detik
(Sa/ad)3 = 1,70 (dari grafik hubungan. T & Sa/ad utk pondasi
dilivium)
Sa3 = Cn x ad x (Sa/ad)3 (spektrum percepatan gempa ke-3)
= 0,803 x 0,608 x 1,70
= 0,83
(rata)ek = 0,195 x (H / Vs2) x Sa1 (regangan geser)
= 0,195 x (77 / 103,5 ) x 0,17
2

= 0,024 %
G/Gmaks = 0,592 (dari grafik hubungan antara G/Gmaks dan c)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 35


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gb = 0,592 x Gmaks
= 0,592 x 3.516.820
= 2.081.254
Vsb = (Gb / )0,5 = (2.081.254 / 181,4)0,5
= 107,10 m/det.
((Vs-Vsb) / Vs)x100% = ((103,5 – 107,10) / 103,5 x 100%
= -3,48 % < 5 % Ok.
Ümaks = amaks = (2,56 Sa12 + 1,12 Sa22 + 0,74 Sa32)0,5
= (2,56 x 0,172 + 1,12 x 0,612 + 0,74 x 0,832)0,5
= 0,999 g

(2) Perhitungan Alihan Tetap Bendungan Kuwil Kawangkoan


Perhitungan alihan tetap Bendungan Kuwil-Kawangkoan dilakukan oleh
karena stabilitas lereng hulu dan lereng hilir akibat beban gempa MDE
faktor keamanan (FK) nya lebih kecil dari 1 (satu).

Menurut ”Peta Magnitudo Maksimum dan Slip-Rate Sumber-Sumber


Gempa” seperti pada Gambar 4.11, Bendungan Kuwil-Kawangkoan
berada di Sulawesi Utara dengan sumber-sumber-gempa bermaknitudo
maksimum yaitu Gorontalo M=7,6. Untuk itu perhitungan alihan tetap
Bendungan Kuwil-Kawangkoan akan didasarkan pada besaran magnitudo
M=6,5 dan M= 7,5.

Perhitungan alihan tetap Bendungan Kuwil-Kawangkoan pada kondisi


aliran langgeng (steady flow) NHWL El. 100,0 m akibat gempa MDE
(T=10.000 Tahun) dilakukan seperti pada Tabel IV-9 untuk lereng hulu
dan pada Tabel IV-10 untuk lereng hilir.

Dari hasil perhitungan alihan tetap seperti pada tabel di bawah


menunjukkan alihan tetap terbesar terjadi pada seperempat (1/4) tinggi
bendungan, diukur dari puncak bendungan sebelah hulu pada magnitudo
momen (Mw)=7,5, yaitu sebesar 0,915 m atau lebih kecil dari setengah
tinggi jagaan sebesar 3,000 m. Sehingga apabila terjadi gempa MDE
dengan periode ulang 10.000 tahunan, Bendungan Kuwil-Kawangkoan
akan mengalami kerusakan, namun tidak mengalami keruntuhan.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 36


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV - 11 Alihan Tetap Bendungan Kuwil Kawangkoan, Kondisi Aliran


Langgeng HWL El. 100,00 m, Lereng Hulu (T=10000 Tahun)

½
Kmaks/
Maknitudo FK amaks U Tinggi
Lereng y/H amaks Kmaks Ky Ky/Kmaks Ket.
Mw (FKsyarat=1) (g) (m) Jagaan
(*)
(m) (**)
0,25 0,301 0,999 0,950 0,949 0,252 0,266 0,392 3,000 Aman

0.50 0,312 0,999 0,750 0,749 0,220 0,294 0,333 3,000 Aman
6,5
0,75 0,352 0,999 0,585 0,584 0,214 0,366 0,232 3,000 Aman

1,00 0,788 0,999 0,475 0,474 0,343 0,723 0,031 3,000 Aman
Hulu
0,25 0,301 0,999 0,950 0,949 0,252 0,266 0,915 3,000 Aman

0.50 0,312 0,999 0,750 0,749 0,220 0,294 0,773 3,000 Aman
7,5
0,75 0,352 0,999 0,585 0,584 0,214 0,366 0,513 3,000 Aman

1,00 0,788 0,999 0,475 0,474 0,343 0,723 0,040 3,000 Aman

Tabel IV - 12 Alihan Tetap Bendungan Kuwil Kawangkoan, Kondisi Aliran


Langgeng HWL El. 100,00 m, Lereng Hilir (T=10000 Tahun)

Kmaks/
½
Maknitudo FK amaks U Tinggi
Lereng
Mw
y/H
(FKsyarat=1) (g)
amaks Kmaks Ky Ky/Kmaks
(m)
Ket
(*)
Jagaan
(m) (**)
0,25 0,648 0,999 0,950 0,949 0,387 0,408 0,194 3,000 Aman
0,50 0,702 0,999 0,750 0,749 0,341 0,455 0,150 3,000 Aman
6,5
0,75 0,616 0,999 0,585 0,584 0,341 0,584 0,077 3,000 Aman
1,00 0,616 0,999 0,475 0,474 0,274 0,578 0,079 3,000 Aman
Hilir
0,25 0,648 0,999 0,950 0,949 0,387 0,408 0,398 3,000 Aman
0.50 0,702 0,999 0,750 0,749 0,341 0,455 0,302 3,000 Aman
7,5
0,75 0,616 0,999 0,585 0,584 0,341 0,584 0,135 3,000 Aman
1,00 0,616 0,999 0,475 0,474 0,274 0,578 0,141 3,000 Aman

Keterangan:
FK = Angka keamanan terhadap gelincir/longsor
amaks = Percepatan gempa maks.di puncak bendungan
(*) = Kmaks/amaks diperoleh dari grafik hubungan antara y/H dengan Kmaks/amaks
Kmaks = Percepatan gempa maksimum yang bekerja di pusat bidang gelincir.
Ky = Percepatan gempa kritis pada Faktor Keamanan (FK) = 1.
U = Alihan tetap, yang diperoleh dari grafik hubungan antara Ky/Kmaks dengan U

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 37


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penampang Melintang Tipikal Bendungan Kuwil-Kawangkoan


Gambar 4.6

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 38


120

100 0

-400
80 200

-200
60 400

PT. Indra Karya Wilayah – I


0

1.4973e-005 m³/sec
40 600

200
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS

20 800

Elevasi (m)
0

-20

-40
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460

Jarak (m)

Catatan: Angka-angka di atas menunjukkan besarnya tekanan air pori dalam kPa
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.7 Garis Preatik dan Kontur Tekanan Air Pori Bendungan Kuwil-Kawangkoan
Kondisi Aliran Langgeng (Steady Seepage), Pada HWL El. 100,00 m

Halaman IV - 39
120

100

80

60

PT. Indra Karya Wilayah – I


1.5553e-005 m³/sec
40
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS

20

Elevasi (m)
0

-20

-40
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460

Jarak (m)

Catatan: Angka-angka di atas menunjukkan besarnya tekanan air pori dalam kPa
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.8 Garis Preatik dan Kontur Tekanan Air Pori Bendungan Kuwil-Kawangkoan,
Kondisi Muka Air Banjir 1000 Tahun, Pada FWL El. 102,20 m

Halaman IV - 40
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

y/H = 0,25 0.6


kh Fk
0.5
0.1 1.737
0.4
0.2 1.197

Kh
0.3 0.859 0.3
0.4 0.630 0.2
0.5 0.455 0.1
Ky = 0.252 1.000 0
0 1 0 0.5 1 1.5 2
0.252 1 Fk
0.252 0

y/H = 0,50
kh Fk 0.6
0.1 1.736 0.5
0.2 1.093 0.4
Kh

0.3 0.726 0.3


0.4 0.489 0.2
0.5 0.328 0.1
Ky = 0.220 1.000 0.0
0 1 0 0.5 1 1.5 2
0.220 1
Fk
0.220 0

y/H = 0,75
kh Fk 0.6
0.1 1.735 0.5
0.2 1.065 0.4
Kh

0.3 0.705 0.3


0.4 0.487 0.2
0.5 0.313 0.1
Ky = 0.214 1.000 0
0 1 0 0.5 1 1.5 2
0.214 1
Fk
0.214 0

y/H = 1,00
0.6
kh Fk
0.5
0.1 2.455
0.2 1.602 0.4
Kh

0.3 1.137 0.3


0.4 0.850 0.2
0.5 0.661 0.1
Ky = 0.343 1.000 0
0 1 0 1 2 3
0.343 1 Fk
0.343 0

Gambar 4.9 Perhitungan Percepatan Gempa Kritis (Ky) Untuk


Lereng Hulu

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 41


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

y/H = 0,25
0.6
kh Fk
0.1 1.940 0.5
0.2 1.514 0.4

Kh
0.3 1.207 0.3
0.4 0.971
0.2
0.5 0.787
0.1
Ky = 0.387 1.000
0 1 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
0.387 1
0.387 0 Fk

y/H = 0,50
0.6
kh Fk
0.1 1.828 0.5
0.2 1.424 0.4
Kh

0.3 1.130 0.3


0.4 0.841 0.2
0.5 0.643
0.1
Ky = 0.341 1.000
0
0 1
0 0.5 1 1.5 2
0.341 1
0.341 0 Fk

y/H = 0,75
0.6
kh Fk
0.1 1.825 0.5
0.2 1.422 0.4
Kh

0.3 1.120 0.3


0.4 0.850 0.2
0.5 0.647
0.1
Ky = 0.341 1.000
0
0 1
0 0.5 1 1.5 2
0.341 1
0.341 0 Fk

y/H = 1,00 0.6


kh Fk
0.5
0.1 1.726
0.4
0.2 1.266
Kh

0.3 0.925 0.3


0.4 0.698 0.2
0.5 0.541 0.1
Ky = 0.274 1.000 0.0
0 1 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
0.274 1 Fk
0.274 0

Gambar 4.10 Perhitungan Percepatan Gempa Kritis (Ky) Untuk


Lereng Hilir

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 42


PT. Indra Karya Wilayah – I
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Sumber: Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, Juli 2010.

Halaman IV - 43
Gambar 4.11 Magnitudo Maksimum dan Slip-Rate Sumber-Sumber Gempa
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.8 ANALISIS REMBESAN


4.8.1 Besarnya Rembesan Melalui Tubuh Bendungan
Analisis rembesan Bendungan Kuwil Kawangkoan dilakukan dengan
metoda elemen hingga (finite element), dengan menggunakan perangkat
lunak program SEEP/W. Analisis rembesan dilakukan pada kondisi aliran
langgeng (steady seepage), pada muka air waduk normal (NHWL), yaitu
pada El. 100,00 m.

Program SEEP/W mempunyai kemampuan untuk menganalisis timbunan


yang anisotropik dimana koefisien permeabilitas atau konduktivitas arah
horisontal (kh) dan arah vertikal (kv) tidak sama. Untuk tanah yang
dipadatkan cukup baik, biasanya nilai kh = 5 kv. Dalam program
SEEP/W, nilai kh selalu sebagai masukan (input), dan nilai kv dihitung
berdasarkan nilai kv dikalikan ratio anisotropik (anisotropic ratio). Oleh
karena kh = 5 kv, maka rasio anisotropik sebesar 0,2 perlu sebagai input
dalam program SEEP/W.

Besarnya rembesan yang melalui bendungan harus lebih kecil dari


ketentuan yang disyaratkan, yaitu sebesar 1% dari inflow tahunan rata-
rata yang masuk ke waduk.
Hasil analisis rembesan dengan menggunakan program SEEP/W dapat
dilihat pada Gambar 4.12. Dari hasil analisis rembesan diperoleh
besarnya rembesan per meter lebar (water flux) yang melalui bagian
tengah bendungan adalah:
qf = 1,4973E-005 m3/det.per meter lebar bendungan.
Elevasi puncak bendungan = EL. 106,00 m
Elevasi dasar bendungan = El. 29,00 m
Tinggi bendungan (H) = El. 106,00 m – El. 29,00 m = 77,0 m
Luas penampang memanjang bendungan (A) = 16974 m 2 (diukur)
Lebar ekivalen memanjang bendungan (Bek) = A/H = 16974/77 = 220,4
m
Sehingga jumlah rembesan yang melalui bendungan:
Qr = qf x B ek = 0,000014973 m3/det/m x 220,4 m = 0,0033 m3/det.
Debit inflow tahunan rata-rata Qi = 9 m3/det
1% dari Qi = 0,01 x 9 m3/det = 0,09 m3/det
Sehingga, Qr = 0,0033 m3/det < 1% x Qi = 0,09 m3/det Ok.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 44


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.8.2 Pemeriksaan Terhadap Erosi Buluh (Piping)


Faktor keamanan terhadap erosi buluh pada zona inti lempung
dinyatakan sebagai perbandingan antara gradien kritis (Ic) dengan
komponen vertikal dari gradien keluaran (Iy).

FK = 4 Tanpa filter

2 Dengan filter

Ic =

dimana
FK = faktor keamanan
Ic = gradien keluar kritis
Iy = gradien keluaran dari hasil analisis rembesan
Gs = berat spesifik material zona inti
e = angka pori material zona inti
Dari hasil uji laboratorium untuk zona inti lempung, diperoleh:

Gs = 2,603
e = 0,978

2,603 − 1
Ic =
1 + 0,978
= 0,8104

Dari hasil analisis rembesan pada Gambar 4.12 terlihat besarnya


komponen vertikal gradien keluaran atau y-gradien adalah:

Iy = 0,36284, sehingga:
0,8104
FK =
0,36284
= 2,23   Aman.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 45


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.12 Analisis Rembesan Bendungan Kuwil-Kawangkoan, Kondisi Aliran Langgeng HWL El. 100,00
m

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 46


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.9 TIMBUNAN EKSTRA


Puncak bendungan harus didesain dengan timbunan ekstra yang cukup agar
tinggi jagaan yang diperlukan tidak berkurang akibat terjadinya penurunan
(settlement) pada tubuh bendungan dan pondasi setelah pembangunan
bendungan selesai.
Besarnya timbunan ekstra dapat ditentukan dengan berdasarkan perkiraan
penurunan yang akan terjadi atau dengan analisis deformasi pada bendungan.

4.9.1 Perkiraan Besarnya Penurunan


Penurunan pada bendungan urugan batu dapat diperkirakan dengan
rumus empiris sbb (Ref: “Engineering Manual for Irrigation and Drainage
No.3, Fill Dam, The Japan Institute of Irrigation and Drainage, March
1988”):

S = 0,001 x H3/2

dimana:
S = penurunan total (m)
H = tinggi bendungan (=77 m)

S = 0,001 x 773/2
= 0,001 x 675,67
= 0,676 m

Penurunan pada puncak bendungan dapat juga diperkirakan dengan


rumus sbb (Ref: “Engineering Manual for Irrigation and Drainage No.3,
Fill Dam, The Japan Institute of Irrigation and Drainage, March 1988”):

ΔH = x γ x H2 x T

dimana:
ΔH = penurunan pada puncak bendungan (m)
H = tinggi bendungan (=77 m)
γ = berat isi timbunan bendungan
T = koefisien penurunan (antara 0,3 ~ 0,5, diambil = 0,3)
ED = modulus deformation (ton/m2)
γ = 1,78 t/m2
Es = 300 kg/cm2 (modulus elastisitas zona inti lempung)

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 47


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

ED = ½ x Es = ½ x 300 = 150 kg/cm2


= 1500 t/m2

ΔH = x γ x H2 x T

1
ΔH = x 1,78 x 772 x 0,30
2x1500

= 1,05 m

Berdasarkan perkiraan besarnya penurunan dengan menggunakan rumus


empiris diatas, maka tinggi timbunan ekstra untuk Bendungan Kuwil
Kawangkoan ditetapkan maksimum sebesar 1,00 meter.

4.9.2 Analisis Deformasi


Analisis deformasi pada tubuh bendungan dilakukan untuk mengetahui
besarnya deformasi serta tegangan-tegangan yang timbul dalam tubuh
bendungan setelah bendungan selesai dibangun.
Untuk memecahkan persoalan ini dilakukan dengan metode elemen
hingga dengan program bantu atau perangkat lunak SIGMA/W.
Untuk analisis deformasi, diperlukan parameter modulus elastisitas (Es)
dan poisson ratio ( ) untuk material timbunan bendungan dan
pondasinya. Parameter- parameter tersebut diperkirakan berdasarkan
hasil uji laboratorium maupun penyelidikan di lapangan. Untuk parameter
yang tidak dapat diperoleh dari hasil uji laboratorium maupun pengujian
di lapangan seperti material timbunan diperkirakan berdasarkan dari
proyek lain yang sejenis.
Parameter modulus elasitisitas dan poisson ratio untuk fondasi, diuraikan
pada Laporan Geologi.
Ringkasan parameter timbunan bendungan dan pondasi untuk keperluan
analisis deformasi dapat dilihat pada Tabel IV-13.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 48


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV-13 Parameter Desain Material Timbunan dan Pondasi Bendungan


Untuk Analisis Deformasi

Materi
al
No Parameter Simbol Unit
Filte Filter Random Toe Pondasi
Inti Rip-Rap
Halus Kasar Batu Drain Tuf
1 Berat isi basah t t/m3 1,78 1,26 1,85 1,91 1,85 2,000 1,79
2 Modulus
Es kg/cm3 300 390 600 800 700 2350 1910
elastisitas
3 Poisson ratio  0,37 0,34 0,33 0,33 0,32 0,30 0,37

Hasil analisis deformasi dengan menggunakan program SIGMA/W dapat


dilihat pada Gambar 4.13. Dari hasil analisis deformasi diperoleh
besarnya diplacement arah vertikal terjadi pada elevasi 96 m sebesar
0,693 m.
Berdasarkan perkiraan besarnya penurunan dengan menggunakan rumus
empiris dan analisis deformasi tersebut diatas, maka tinggi timbunan
ekstra untuk Bendungan Kuwil Kawangkoan ditetapkan maksimum
sebesar 1,00 meter.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 49


Graf ik Hubungan V ertkal
Displacement dan Elevasi
110

105

100

95

Elevasi (El. m)

PT. Indra Karya Wilayah – I


Detil Displacement di Puncak Bendungn Kuwil Kawangkoan
90
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS

120 85
-0.69 -0.68 -0.67
100 -0.695 -0.685 -0.675
Vertkal Displacement (m)
80

60

40

20

Elevasi (m)
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

-20

-40
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460

Jarak (m)
Gambar 4.13 Analisis Deformasi Bendungan Kuwil Kawangkoan Kondisi Aliran Langgeng HWL El.

Halaman IV - 50
100.000 m
NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.10 INSTRUMENTASI BENDUNGAN


Pemasangan instrumentasi bendungan dimaksudkan untuk mengetahui perilaku
tubuh bendungan dan pondasinya. Tujuan pemasangan instrumentasi
bendungan adalah untuk:
● pengendalian selama pelaksanaan konstruksi
● pemantauan perilaku bendungan selama masa operasi dan pemeliharaan
(jangka panjang)
● untuk penelitian

4.10.1 Instrumen Untuk Pengendalian Pelaksanaan


Pemantauan atau pengukuran yang perlu dilakukan selama
pelaksanaan penimbunan tubuh bendungan antara lain adalah:
(a) Pengukuran pergerakan vertikal (vertical displacement) di zona inti
kedap air dan zona batu.
(b) Pengukuran tekanan air pori di zona inti kedap air dan zona
pondasi.
(c) Pengukuran tekanan tanah di tubuh bendungan.
(d) Pengukuran debit rembesan.

4.10.2 Instrumen Untuk Pemantauan Perilaku Bendungan Jangka


Panjang
Pemantauan perilaku bendungan untuk jangka panjang atau selama
masa operasi dan pemeliharaan perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat keamanan bendungan setelah pengisian waduk dan akibat
pengaruh beban luar seperti: kejadian banjir, gempa, dsb.

Untuk tujuan tersebut di atas, maka beberapa pemantauan atau


pengukuran di tubuh bendungan utama dan di pondasi perlu dilakukan,
antara lain:

Tubuh bendungan utama:


(a) Pengukuran pergerakan vertikal (vertical displacement) di zona inti
kedap air dan zona batu.
(b) Pengukuran tekanan air pori di zona inti kedap air.
(c) Pengukuran tekanan air pori di pondasi bendungan.
(d) Pengukuran rembesan melalui tubuh bendungan dan pondasi.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 51


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

(e) Pengukuran tekanan tanah di tubuh bendungan.

Daerah sandaran bendungan:


(a) Pengukuran tinggi muka air tanah.
(b) Pengukuran pergerakan horisontal galian bukit.

Instrumen untuk pemantauan gaya/ ancaman dari luar


(a) Pengukuran percepatan gempa

4.10.3 Pemilihan Tipe Instrumen Pemantauan


Untuk mengukur parameter-parameter tersebut di atas, dipilih berbagai
tipe instrumen pemantau bendungan.

Tipe dan jumlah instrumen yang dipilih untuk pemantauan bendungan


seperti terlihat pada Tabel IV-14, sedangkan lokasi instrumen
pemantau Bendungan Kuwil Kawangkoan dapat dilihat pada Gambar
4.14 sampai dengan Gambar 4.17.

Tabel IV-14 Tipe dan Jumlah Instrumen Bendungan Kuwil


Kawangkoan

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 52


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Denah Lokasi Instrumentasi Bendungan Kuwil-Kawangkoan


Gambar 4 .14

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 53


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penampang Memanjang Lokasi Instrumentasi Bendungan Kuwil-Kawangkoan


Gambar 4.15

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 54


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penampang Melintang Lokasi Instrumentasi Bendungan Kuwil-


Kawangkoan di Sta. 3+30 m dan Sta, 3+90 m
Gambar 4.16

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 55


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penampang Melintang Lokasi Instrumentasi Bendungan Kuwil-


Kawangkoan di Sta. 3+35
Gambar 4.17

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 56


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.11 PERBAIKAN PONDASI


4.11.1 Umum
Berdasarkan hasil investigasi geologi, direncanakan pondasi bendungan
Kuwil Kawangkoan akan diletakkan pada batuan tuf lapili dan batuan
tuf, yang mempuyai sifat lapuk sedang sampai segar. Kekerasan batuan
agak keras sampai keras, dan untuk meahan beban cukup kuat.

Dari hasil uji kelulusan air menunjukkan batuan tuf lapili dan tuf secara
umum mempunyai nilai permeabilitas antara 10-4 cm/det sampai 10-5
cm/det. Sedangkan nilai lugeon berkisar antara 0 sampai 10 dan hanya
pada lapisan atas yang berupa batuan lapuk kuat yang mempunyai nilai
lugeon lebih besar dari 10.

Pekerjaan galian dan grouting dilakukan untuk perbaikan pondasi


Bendungan Kuwil Kawangkoan.

4.11.2 Galian Pondasi


Galian pondasi diperlukan terutama untuk pondasi di bawah zona inti
kedap air yang harus mencapai lapisan tuf dengan nilai permeabilitas
yang cukup tinggi yaitu sampai 10-5 cm/det.

Untuk pondasi di bawah zona batu yang tidak memerlukan lapisan yang
kedap air, akan digali sampai lapisan aluvial endapan sungai namun
mempunyai daya dukung yang cukup tinggi.

Pada tempat-tempat yang tegak atau permukaannya tidak rata seperti


cekungan, tonjolan hasil dari galian pondasi, maka permukaan pondasi
harus di dental concrete. Agar pelaksanaan timbunan dapat dilakukan
dengan mudah, maka permukaan dental concrete dibuat dengan
perbandingan 1H : 1V.

4.11.3 Curtain Grouting


Oleh karena batuan pada umumnya mempunyai nilai permeabilitas dan
lugeon yang bervariasi serta dijumpainya rekahan dan retakan, maka
pada pondasi perlu dilakukan perbaikan dengan injeksi semen atau
grouting. Perbaikan pondasi dengan curtain grouting akan dilakukan di

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 57


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

as bendungan untuk memperbaiki nilai permeabilitas yang besar


menjadi lebih kecil

Curtain grouting atau tirai grouting di as bendungan direncanakan 2


lajur (row) dengan jarak antara lubang grouting 3 meter. Sub curtain
grouting direncanakan 1 lajur di hulu as bendungan dan 1 lajur di hilir
as bendungan dengan jarak antar lubang grouting 3 meter.

Kedalaman lubang curtain grouting ditentukan berdasarkan kondisi


batuan. Kedalaman lubang curtan grouting biasanya ditentukan
berdasarkan rumus:
D = 1/3 x H + C
dimana:
D = kedalaman lubang bor (m)
H = ketingian air pada genangan (m)
C = konstanta (8 ~ 25 m)

Kedalaman lubang bor curtain grouting direncanakan bervariasi dari 30


m sampai 40 m, sedang kedalaman sub curtain grouting direncanakan
10 meter.

4.11.4 Blanket Grouting


Blanket grouting dilakukan untuk memperbaiki permukaan pondasi
dengan menutup joint dan retakan di permukaan pondasi di bawah inti
kedap air, sehingga meningkatkan kekuatan serta memperkecil nilai
permeabilitas pondasi batuan.

Blanket grouting direncanakan beberapa lajur, di hulu dan di hilir as


bendungan sesuai dengan lebar pondasi inti kedap air, dengan jarak
antar ubang bor 3 meter.

Rencana perbaikan pondasi Bendungan Kuwil Kawangkoan beserta


susunan grouting dapat dilihat pada Gambar 4.18

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 58


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Rencana Perbaikan Pondasi Bendungan Kuwil-Kawangkoan


Gambar 4.18

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 59


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.12 PEMERIKSAAN TERHADAP DAYA DUKUNG FONDASI


4.12.1 Umum
Tubuh Bendungan Kuwil Kawangkoan direncanakan akan diletakkan pada
batuan tufa lapuk-sedang (klas CL dengan kekerasan padat/liat-sangat
liat).

Dari hasil uji laboratorium (dengan triaxial compression test) terhadap


sampel blok batuan pada pondasi batuan tufa lapuk-sedang,
menunjukkan kuat geser batuan adalah sebagai berikut:
φ = 25⁰ 01’ 17”, dan
c = 11,68 kg/cm2
Setelah dilakukan koreksi, kuat geser batuan untuk desain adalah
sebagai berikut:
φd = 21,6⁰ , dan
cd = 2,336 kg/cm2 = 23,36 t/m2

4.12.2 Daya Dukung Fondasi


Untuk menentukan daya dukung fondasi, digunakan rumus Terzaghi
sebagai berikut:
qa = qu / SF
qu = c x Nc
dimana:
qa = daya dukung yang diijinkan (t/m2)
qu = daya dukung ultimate (t/m2)
c = kohesi tanah fondasi (t/m2)
Nc = faktor daya dukung, tergantung pada besarnya φ
SF = angka keamanan (=3).
Untuk φ1 = 21,6⁰, dari grafik pada Gambar 4.18 diperoleh Nc = 20.
qu = 23,36 x 20
= 467,2 t/m2
qa = 467,2 / 3
= 155,7 t/m2
Berdasarkan perhitungan di atas, besarnya daya dukung fondasi batuan
tufa yang diijinkan adalah sebesar qa = 155,7 t/m 2.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 60


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

4.12.3 Berat Tubuh Bendungan


Berat tubuh bendungan dan berat air waduk dihitung per meter panjang
as bendungan, pada penampang melintang bendungan yang paling
tinggi, dengan memperhitungkan berat masing-masing zona timbunan
sepeti pada Gambar 4.20
Perhitungan berat tubuh bendungan per meter, dilakukan pada Tabel
IV-15, dimana dari hasil perhitungan diperoleh berat tubuh bendungan
dan berat air waduk di atasnya adalah sebesar P = 32.233,387 ton.

4.12.4 Pemeriksaan Terhadap Daya Dukung Fondasi


Pemeriksaan terhadap daya dukung fondasi dilakukan untuk mengetahui
apakah fondasi bendungan mampu atau kuat menahan beban timbunan
bendungan di atasnya.
Agar fondasi bendungan mampu menahan beban bendungan, maka daya
dukung fondasi bendungan yang diijinkan (qa) harus lebih besar dari
tegangan yang timbul pada fondasi akibat beban bendungan (σ).
Tegangan yang timbul pada fondasi akibat beban bundungan dihitung
dengan rumus:
σ = P/A
dimana:
P = berat tubuh bendungan per meter (ton)
A = luas fondasi (m2)
Dari perhitungan, diperoleh berat tubuh bendungan per meter:
P = 32.233,387 ton
Panjang melintang dasar tubuh bendungan L = 379,58 m (periksa
Gambar 4.19).
A = 379,58 x 1 = 379,58 m2.
σ = 32.233,387 / 379,58
= 84,9 t/m2 < qa = 155,7 t/m2 “Aman”
Oleh karena tegangan yang timbul pada fondasi akibat beban bendungan
(σ) lebih kecil dari daya dukung fondasi yang diiinkan (qa), maka fondasi
bendungan akan mampu menahan beban Bendungan Kuwil
Kawangkoan.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 61


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Tabel IV-15 Perhitungan Berat Tubuh Bendungan Per Meter

Berat isi  Berat P


Zona Luas A (m2)
(t/m3) (t)
A. Cofferdam
- Zona 4 (Random batu) = 0,5 x 26 x (0,74 + 133,44) = 1.744,340 2,18 3.802,661
- Zona 1 (Inti lempung) = 0,5 x 26 x (2,0 + 15 0) = 221,000 1,81 400,010
- Zona 2 (Filter halus) = 0,5 x 26 x (2,21 + 2,21) = 57,460 1,68 96,533
= 0,5 x 26 x (2,69 + 2,69) = 69,940 1,68 117,499
- Zona 3 (Filter kasar) = 0,5 x 26 x (2,69 + 2,69) = 69,940 1,90 132,886
- Zona 6 (Rip-rap) = 0,5 x 1,0 x (8,0 + 13,5) = 10,750 2,10 22,575
= 0,5 x 26 x (3,16 + 3,16) = 82,160 2,10 172,536
B. Bendungan Utama
B.1. Shell Hulu
- Zona 4 (Random batu) = 0,5 x 15 x (10,05 + 51,19) = 459,300 2,18 1.001,274
= 0,5 x 13 x (71,19 + 108) = 1.164,735 2,18 2.539,122
= 0,5 x 27,08 x (108 + 33,33) = 1.913,608 2,18 4.171,666
= 0,5 x 5,0 x (0,34 + 13,05) = 33,475 1,91 63,937
- Zona 2 (Filter halus) = 0,5 x 61,0 x (3,0 + 3,0) = 183,000 1,68 307,440
= 0,5 x 5,0 x (2,0 + 3,0) = 12,500 1,26 15,750
- Zona 3 (Filter kasar) = 0,5 x 61,0 x (3,0 + 3,0) = 183,000 1,90 347,700
- Zona 6 (Rip-rap) = 0,5 x 1,0 x (6,66 + 1,16) = 3,910 2,10 8,211
= 0,5 x 12,0 x (3,16 + 3,16) = 37,920 2,10 79,632
= 0,5 x 1,0 x (23,16 + 23,16) = 23,160 2,10 48,636
= 0,5 x 14,0 x (3,16 + 3,16) = 44,240 2,10 92,904
= 0,5 x 5,0 x (3,16 + 3,16) = 15,800 2,00 31,600
B.2. Shell Bagian Tengah
- Zona 1 (Inti lempung) = 0,5 x 53 x 35,88 = 950,820 1,81 1.720,984
= 0,5 x 8,0 x (35,88 +40,0) = 303,520 1,81 549,371
= 0,5 x 10,0 x (40,0 + 10,0) = 250,000 1,81 452,500
= 0,5 x 53 x 8,58 x 1,78 = 404,719 1,78 720,399
= 0,5 x 5,0 x (8,58 + 6,0) = 36,450 1,78 64,881
- Zona 6 (Rip-rap) = 0,5 x 1,0 x (11,0 + 16,5) = 13,750 2,00 27,500
B.3. Shell Hilir
- Zona 4 (Random batu) = 0,5 x 5,0 x (0,31 + 10,52) = 27,075 1,91 51,713
= 0,5 x 15,0 x (7,52 + 41,16) = 365,100 1,91 697,341
= 0,5 x 20,0 x (44,16 + 88,99) = 1.331,500 1,91 2.543,165
= 0,5 x 14,26 x (91,99 + 123,99) = 1.539,937 1,91 2.941,280
= 0,5 x 3,74 x (123,99 + 119,29) = 454,934 1,91 868,923
= 0,5 x 5,0 x (113,0 + 119,29) = 580,725 2,18 1.265,981
- Zona 2 (Filter halus) = 0,5 x 5,0 x (2,0 + 3,0) = 12,500 1,26 15,750
= 0,5 x 53,0 x (3,0 + 3,0) = 159,000 1,26 200,340
= 0,5 x 8,0 x (3,0 +3,0) = 24,000 1,68 40,320
- Zona 3 (Filter kasar) = 0,5 x 53,0 x (3,0 + 3,0) = 159,000 1,85 294,150
= 0,5 x 5,0 x (3,0 + 3,0) = 15,000 1,90 28,500
= 0,5 x 3,0 x (117,41 + 113,64) = 346,575 1,90 658,493
= 0,5 x 5,0 x (1,41 + 1,41) = 7,050 1,90 13,395
= 0,5 x 4,1 x (1,41 + 1,41) = 5,781 1,85 10,695
- Zone 5 (Rock toe ) = 0,5 x 4,1 x 14,36 = 29,438 1,85 54,460
= 0,5 x 1,0 x (14,36 + 18,94) = 16,650 1,90 31,635
= 0,5 x 7,0 x (18,94 + 18,94) = 132,580 1,90 251,902
- Zona 6 (Rip-rap) = 0,5 x 19,0 x (2,69 + 2,69) = 51,110 2,00 102,220
= 0,5 x 1,0 x (5,69 + 5,69) = 5,690 2,00 11,380
= 0,5 x 19,0 x (2,69 + 2,69) = 51,110 2,00 102,220
= 0,5 x 1,0 x (5,69 + 5,69) = 5,690 2,00 11,380
= 0,5 x 13,49 x (2,69 + 2,69) = 36,288 2,00 72,576
C. Air waduk
- Berat Air Waduk = 0,5 x 14,0 x (193,76 + 151,5) = 2.416,820 1,00 2.416,820
= 0,5 x 13,0 x (131,5 + 92,66) = 1.457,040 1,00 1.457,040
= 0,5 x 27,0 x 81,0 = 1.093,500 1,00 1.093,500
Total 32.223,387

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 62


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Gambar 4.19 Faktor Daya Dukung Tanah Untuk Fondasi Jalur.

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 63


NOTA PERHITUNGAN TEKNIS
Sertifikasi Bendungan Kuwil Kawangkoan (Kabupaten Minahasa Utara)

Penampang Melintang Bendungan Kuwil Kawangkoan Untuk Perhitungan


Berat Tubuh Bendungan
Gambar 4.20

PT. Indra Karya Wilayah – I Halaman IV - 64

Anda mungkin juga menyukai