Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013
Pedoman Praktik Apoteker Indonesia 2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama pada usia dewasa dan lansia. Hipertensi dapat terjadi tanpa adanya
sebab-sebab khusus (hipertensi primer) dan ada juga yang merupakan komplikasi
Apabila hipertensi tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka dapat
tersebar di banyak jaringan dan juga terdapat di berbagai macam sel, dan terpusat
menjadi salah satu pilihan utama pada terapi hipertensi (Wells dkk., 2008)
1
Aturan konsumsi obat selama ini hanya didasarkan pada perhitungan-
dalam darah dan menjaga agar kadar obat dalam darah tetap berada dalam rentang
terapetik tanpa mempertimbangkan faktor diurnal dan nokturnal dari sistem dalam
tubuh pasien. Sejak dua-tiga dekade belakangan ini para ilmuwan di bidang
ritme sirkadian tubuh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Ritme sirkadian
hipertensi, tergantung pada saat obat itu diberikan kepada pasien (Hermida dkk.,
2007).
dengan waktu aktivasi dari target kerja suatu obat. Misalnya, obat penurun kadar
simvastatin, selama ini disarankan untuk diminum pada malam hari karena
membuktikan bahwa enzim HMG-CoA reduktase yang menjadi target utama dari
simvastatin, merupakan enzim yang aktif pada waktu pagi hingga siang hari,
sehingga saat ini simvastatin lebih disarankan untuk diminum pada pagi hari
2
Pada penelitian ini dipilih obat anti-hipertensi golongan ACE inhibitor,
efek ritme sirkadian pada terapi dengan lisinopril ini. Pada absorbsinya, lisinopril
faktor resiko interaksi obat dan makanan pada penelitian ini. Selain itu,
diminum pada perut kosong dan disarankan untuk diminum pada pagi hari.
dengan lisinopril justru mengalami puncak aktivasi pada malam hari, saat waktu
tidur (Hermida dkk., 2011). Dengan demikian, apabila diminum menjelang tidur
maka diasumsikan waktu tercapainya kadar puncak dari lisinopril dapat terjadi
karena itu, banyak apoteker yang mulai menyarankan penggunaan lisinopril pada
malam hari, bukan pagi atau siang hari seperti yang dulu diterapkan, karena secara
teoritis waktu pemberian di malam hari dapat menurunkan tekanan darah lebih
3
baik jika dibandingkan apabila diberikan saat pagi ataupun siang hari
dapat menimbulkan berbagai variasi respon terhadap suatu data terapi. Penelitian
terapi dengan sampel pasien yang memperoleh terapi lisinopril di Instalasi rawat
1. Perumusan Masalah
2. Keaslian Penelitian
tentang ritme sirkadian sudah banyak dilakukan terutama di Amerika dan Eropa.
4
Penelitian terkait yang pernah dilakukan di dunia yaitu:
Macchiarulo, dkk., Management of Quasi eksperimental pada 40 pasien Lisinopril lebih efektif jika diminum pada pukul 10 malam
1999 Antihypertensive Treatment hipertensi primer. dibandingkan jika diminum pukul 8 pagi ataupun pukul 4 sore.
with Lisinopril : a
chronotherapeutic approach
Qiu, dkk., 2005 Captopril Administered at Randomized Controlled Trial (RCT) Pemberian kaptopril pada malam hari terbukti dapat
Night Restores the Diurnal double-blind pada pasien yang belum memulihkan kontrol tekanan darah dan menurunkan rasio
Blood Pressure Rhythm in pernah menjalani terapi hipertensi. tekanan darah malam : siang pada pasien hipertensi non-dipper
Adequately Controlled, Non- dengan kondisi terkontrol.
dipping Hypertensives
Takeda, dkk., 2009 Bedtime administration of One-group-pretest-posttest design pada 34 Kondisi non-dipper dapat berubah menjadi dipper kembali
long-acting antihypertensive pasien non-dipper dengan mengganti waktu minum obat pasien menjadi saat
drugs restores normal menjelang tidur. Tekanan darah malam hari pasien akan
nocturnal blood pressure fall mengalami penurunan namun tidak mempengaruhi tekanan
in nondippers with essential darah klinis, tekanan darah ambulatory, dan tekanan darah pagi
hypertension hari pasien.
Hermida, dkk., 2010 Influence of circadian time of Randomized Controlled Trial (RCT) pada Pasien dengan terapi antihipertensi kombinasi yang meminum
hypertension treatment on 2156 pasien hipertensi obatnya pada saat malam (menjelang tidur) menunjukkan
kontrol yang lebih baik terhadap tekanan darah, menurunkan
cardiovascular risk: results of
resiko non-dipping, dan menurunkan morbiditas dan mortalitas
the MAPEC study dari penyakit kardiovaskular, jika dibandingkan dengan
kelompok pasien yang meminum obatnya pada pagi hari.
Almirall, dkk., 2012 Effects of chronotherapy on Quasi eksperimental pada 27 pasien RAH Pada pasien non-dipper ataupun pasien dengan RAH,
5
blood pressure control in non- non-dipper penggantian waktu minum obat dari pagi hari menjadi malam
dipper patients with refractory hari dapat memperbaiki kontrol tekanan darah.
hypertension
Karlina, 2014 Pengaruh Waktu Pemberian Retrospektif, pasien hipertensi primer rawat Amlodipin pada malam hari menurunkan tekanan darah lebih
Amlodipin Pagi Versus Malam inap baik jika dibandingkan pemberian amlodipin pada pagi hari.
Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pasien Hpertensi Primer
Rawat Inap di Rumah Sakit
Bethesda Yogykarta
Dwipayana, 2014 Penurunan Tekanan Darah 1. Pemberian kaptopril 25 mg tiap 12 jam pada pasien
Pasien Hipertensi Stage 1 hipertensi stage 1 menurunkan sistole pagi hari lebih besar
Rawat Jalan Setelah Pemberian dibandingkan pemberian kaptopril 2 kali sehari tanpa
Captopril Pagi dan Malam di jadwal minum obat, namun tidak berbeda signifikan pada
RSUD Kabupaten Lombok diastole pagi untuk kedua kelompok.
Utara 2. Pemberian kaptopril 25 mg tiap 12 jam pada pasien
hipertensi stage 1 menurunkan sistole dan diastole malam
tidak berbeda signifikan dibandingkan pemberian kaptopril
2 kali sehari tanpa jadwal minum obat.
3. Durasi pemberian kaptopril lebih konsisten mempengaruhi
penurunan tekanan darah dibandingkan jadwal minum obat.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian untuk mengetahui efek ritme sirkadian terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
yang menggunakan lisinopril. Penelitian dilakukan dengan metode observasional prospektif cohort.
6
B. Tujuan Penelitian
penurunan tekanan darah setelah pemberian lisinopril malam atau pagi hari pada
C. Manfaat Penelitian
1. Menjadi sumber acuan bagi tenaga kesehatan dalam peresepan lisinopril untuk
pasien hipertensi yang tepat dan efektif sehingga target terapi dapat dicapai.
terhadap efektivitasnya.
lebih efektif.