i
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
iii
23. Kerangka Rancangan Alat Sensor Getaran Pada Alat Bantu Beturn Board
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
v
BAB I
PENDAHULUAN
manusia. Perkembangan olahraga saat ini tidak memandang umur, jenis kelamin,
suku, ras dan agama. Olahraga prestasi dapat dicapai secara maksimal apabila
pembinaan prestasi yang dilakukan dengan latihan yang terprogram, teratur dan
terukur serta ditunjang oleh berbagai disiplin ilmu, pengetahuan dan teknologi.
Setiap cabang olahraga membutuhkan latihan fisik dan teknologi untuk mencapai
prestasi yang maksimal. Latihan fisik yang ditunjang oleh teknologi pada setiap
meningkatkan latihan teknik, taktik dan mental. Faktor yang dapat memacu
ilmu terapan yang terpengaruh oleh adanya teknologi untuk mendukung aktivitas
olahraga. Teknologi dalam olahraga prestasi digunakan oleh para pelatih dan atlet
latihan yang tepat, diharapkan kualitas atlet (fisik, teknik, taktik dan mental) dapat
1
2
yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda)
yang berlawanan. Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari papan kayu
yang yang dilapisi karet yang biasa disebut Bet, sebuah bola tenis meja dan
lapangan permainan yang berbentuk meja. Dalam permainan tenis meja suatu set
(game) dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain atau pasangan yang terlebih
dahulu mendapatkan skor atau angka 11. Jika kedua pemain atau pasangan sama-
sama mendapatkan skor 10 (10 - 10), maka permainan akan dimenangkan oleh
pemain atau pasangan yang terlebih dahulu unggul 2 poin. Setiap pertandingan
terdiri dari 3 game, 5 game, 7 game, atau 9 game, terbaik. Di Indonesia induk
untuk olahraga tenis meja adalah PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia). Sedangkan induk tenis meja dunia adalah ITTF (International Tabl
Tennis Federation). Indonesia sendiri tercatat sebagai anggota ITTF sejak tahun
1961.
Permainan tenis meja berpedoman pada prinsip teknis, fisik dan psikis.
Prinsip teknis, dimaksudkan bahwa dalam permainan tenis meja perlu menguasai
berbagai macam teknik yang ada seperti teknik pegangan, pukulan dan olah kaki
yang ditampilkan dalam permainan, sedang prinsip fisik yang dimaksud bahwa
permainan tenis meja memerlukan kondisi fisik yang baik seperti kecepatan,
psikis yang dimaksud adalah bahwa dalam permainan tenis meja membutuhkan
Di beberapa klub tenis meja yang ada di Kota Medan khususnya yang
telah peneliti observasi tidak adanya sarana alat bantu dalam hal penunjang untuk
kemampuan untuk mengontrol bola. Kontrol bola merupakan salah satu bentuk
latihan sentuhan bola selama-lamanya supaya seorang pemain tenis meja tersebut
dapat mengontrol bola dengan baik. Latihan kontrol bola untuk beberapa klub
yang ada di kota Medan masih dengan terbilang cara yang klasik atau dengan cara
melambungkan bolak keatas secara berturut-turut dengan bet, juga tidak adanya
skor kontrol berapa bola yang bisa mereka kontrol dalam waktu yang tidak
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada bulan Oktober 2018 di
beberapa klub yang ada di Kota Medan diantaranya PTM Garuda Marindal 1 dan
PTM Angsapura Medan maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa adanya
permasalahan yaitu tidak ada sarana alat bantu untuk melatih kontrol bola, karena
mulai dari teknik, fasilitas, teknologi, pendanaan, kompetisi dan pembinaan. Dari data
ditemukan data mengenai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi tenis meja di
teknologi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan teknik tenis meja khususnya
suka bermain tenis meja ?, 3) Apakah anda seorang atlet tenis meja ?, 4) Apakah
anda berlatih tenis meja dengan seorang pelatih tenis meja ?, 5) Apakah pelatih
anda pernah memberikan latihan control bola pada anda ?, 6) Apakah control bola
pada tenis meja sangat dibutuhkan ?, 7) Apakah control bola sangat berpengaruh
pada permainan tenis meja ?, 8) Apakah anda pernah berlatih control bola
menggunakan alat khusus ?, 9) Apakah perlu alat khusus untuk melatih control
bola ?, 10) Apakah anda membutuhkan alat khusus untuk melatih control bola jika
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
T 20 20 12 14 11 20 19 0 18 18
% 100% 100% 60% 70% 55% 100% 95% 0% 90% 90%
Keterangan:
Res = Responden YA = 1 Point
P1-P10 = Pertanyaan TIDAK = 0 Point
T = Total % = Persentase
20 Point = 100%
Berdasarkan hasil dari rekapitulasi data kuisioner tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa 90% atlet atau pemain tenis meja yang telah peneliti
lakukan wawancara dan kuisioner dengan para atlet dan pelatih, membutuhkan
alat bantu khusus untuk melatih kontrol bola pukulan forehand & backhand.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk membuat atau mengambangkan alat
bantu tersebut untuk melatih kontrol bola dengan judul “Pengembangan Alat
Sensor Getaran Pada Alat Bantu Return Board Tenis Meja Untuk
Karena manfaat dari kemampuan konrol bola yaitu sebagai dasar untuk
dapat mempelajar teknik-tenik bermain tenis meja. Di samping itu kontrol bola
berikutnya dan membantu mempelajari setiap langkah yang lebih cepat (Hodges,
2007:24). Dengan adanya alat bantu yang akan dibuat nantinya maka dapat
kontrol bola pada atlet atau pemain tenis meja khususnya di kota Medan.
6
B. Identifikasi Masalah
1. Tidak ada sarana alat bantu untuk melatih kemampuan kontrol bola
Kota Medan.
C. Pembatasan Masalah
maka penelitian ini difokuskan pada “Pengembangan Alat Sensor Getaran Pada
Alat Bantu Return Board Tenis Meja Untuk Kemampuan Kontrol Pukulan
Forehand & Pukulan Bachand Pada Atle Tenis Meja Medan Tahun 2018.”
D. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan alat sensor getaran pada alat
bantu return board tenis meja untuk meningkatkan kemampuan kontrol pukulan
forehand dan pukulan backhand pada atlet tenis meja di Kota Medan ?”
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
F. Manfaat Penelitian
teknologi olahraga khususnya pada cabang olahraga tenis meja yang masih
banyak atau minim penerapan sarana teknologi dan dapat membantu pelatih serta
atlet tenis meja dalam meningkatkan kemampuan kontrol pukulan forehand dan
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain
dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang dipasang
di tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati net ini harus memantul
pada meja pihak lawan, baru bola tersebut dapat dikembalikan oleh pihak lawan
ke tempat semula dan juga harus melewati atas net. Dengan demikian bola
berjalan bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul seorang bergantian
dan memukulnya harus memantul pada permukaan meja, jadi bola tidak boleh di
Permainan tenis meja adalah permainan yang menggunakan bet atau alat
pemukul, meja, bola, dan net (Hodges, 1996:5). Dengan demikian untuk bermain
tenis meja diperlukan berbagai peralatan yang dapat mendukung permainan tenis
meja yang baik. Namun bukan berarti faktor lain tidak diperlukan atau tidak
penting yang dapat diabaikan, karena faktor lain pun banyak yang menunjang
prestasi tenis meja. Permainan tenis meja mempunyai daya tarik tersendiri jika
dibandingkan dengan olahraga lainnya, salah satu daya tarik dalam permainan
tenis meja terletak pada berbagai jenis pukulan. Dilihat dari fungsi pukulan yang
dominan dalam permainan tenis meja, maka teknik pukulan dalam tenis meja
harus dipelajari dan 7 dilatih secara teratur. Latihan yang teratur merupakan suatu
usaha berlatih untuk mencapai kecakapan dan kemahiran untuk mencapai prestasi
8
9
dalam olahraga tenis meja yang baik. Tujuan latihan ialah untuk membantu atlet
Menurut Depdiknas, (2003: 3), yang dimaksud dengan tenis meja adalah
suatu permainan yang menggunakan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh
jaring (net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari celluloid dan
Hutasuhut (1988:4) tenis meja adalah suatu jenis olahraga yang dimainkan di atas
Hodges (1966: 2-3) berpendapat bahwa negara asal tenis meja yang
seluruh kota dan tidak lama kemudian menghilang. Tenis meja menjadi populer
kembali pada tahun 1920- an, dan klub-klub bermunculan di seluruh dunia. Nama
aslinya pingpong, adalah dari nama merk dagang Parker Brothers, dari ping pong
diubah menjadi tenis meja. Federasi Tenis Meja Internasional (ITFF) didirikan
pada tahun 1926. Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat (USTTA) didirikan pada
tahun 1933.
adalah suatu olahraga raket/bet yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal)
dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang menyebutnya ping-
pong” (Sumarno, dkk, 2003 : 2.16). Tenis meja menggunakan peraturan tree
winning set/tiga kali kemenangan dengan score game point 11. Setiap pemain
belakang dan ke depan sepanjang meja yang dibatasi oleh net. Sasaran adalah
untuk memperoleh poin dengan membuat tembakan sehingga lawan tidak mampu
untuk mengembalikan.
tenis meja atau pingpong sebagai cabang olahraga yang dimainkan di dalam
gedung, oleh 2 orang atau 4 orang, menggunakan raket yang dilapisi karet (bet)
untuk memukul bola melewati jaring yang tergantung di atas meja yang dikaitkan
pada 2 tiang, ukuran lapangan tenis meja yaitu Panjang = 274 cm- Lebar = 152,5
4,1785 meter persegi B. Terdapat tiga cara memainkan tenis meja, yaitu single
(putra dan putri atau permainan tunggal), double (putra dan putri atau permainan
ganda), dan double campuran (antara putra dan putri yang terdiri dari seorang
Larry Hodges (2007: 25) berpendapat bahwa tenis meja adalah sebuah
merupakan cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) oleh
cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh dua atau empat orang dengan
melewati net yang dikaitkan pada 2 tiang ditengah meja untuk membagi meja
menjadi 2 area.
11
Untuk melakukan olahraga tenis meja terdapat beberapa alat yang harus
disiapkan, yaitu meja beserta net, bet dan bola. Adapun penjelasan tentang
a. Meja
b. Bet/Raket
12
bet harus datar (flat) dan kaku (rigid). Sisi bet yang digunakan untuk
c. Net
Net pada tenis meja mempunyai panjang 1,83 meter dan tinggi
Net/jarring pada tenis meja pada dasarnya sama dengan net yang
d. Bola
beratnya 2,7 gram, berwarna orange atau putih yang terbuat dari celulos
meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh pemain
baik dan benar didukung pula oleh teknik-teknik yang lain, antara lain
yaitu: pegangan bet, posisi atau sikap badan saat bermain, jenis pukulan,
Agar dapat bermain tenis meja dengan baik dan berprestasi secara
beberapa macam teknik dasar dalam permainan tenis meja yang semua teknik
(1991:45), “Pada pokoknya teknik dasar permainan tenis meja dapat dibedakan
menjadi: (a) Grip (pegangan), (b) Stance (posisi badan), (c) Stroke (pukulan), (d)
a. Grip (pegangan)
memegang bet inilah yang akan mentukan teknik permainan dan cara
(15-20), dalam permainan tenis meja ada tiga pegangan atau grip yaitu:
1) Shakehand Grip
tersusun seperti sedang berjabat tangan. Ibu jari dan telunjuk terletak
2) Penhold Grip
pensil, dengan ibu jari dan telunjuk hampir bertemu pada permukaan bet
yang digunakan untuk main dan tiga jari lainnya memberikan bantuan
3) Seemilier grip
shakehand grip. Pada seemiler grip, hanya satu sisi bet yang digunakan
untuk memukul bola. Adapun cara memegang bat gaya semiiler grip yaitu
tangkai bat dipegang dengan teknik shakehand grip. Bet bagian atas
Stance adalah posisi kaki, badan dan tangan, pada saat siap
menunggu bola atau pada saat memukul bola (Achmad Damiri, 1992:55).
1) Square stance
baiasnya posisi ini digunakan untuk siap menerima service dari lawan atau
backhand.
2) Side stance
kiri maupun ke samping kanan. Pada Side Stance jarak antara salah satu
bahu ke meja (ke net) harus ada yang lebih dekat, misalnya stance untuk
forehand stroke bagi pemain tangan kanan, bahu kirinya lebih dekat ke net,
dan kaki kirinya harus lebih dekat dengan net. Posisi ini digunakan hampir
3) Open Stance
c. Stroke (pukulan)
permainan tenis meja disamping teknik dasar lain yang harus dikuasai oleh
pemain tenis meja. Menurut Alex Kertamanah (2003 : 52), ”Ada beberapa
jenis pukulan yang dikenal dalam olahraga tenis meja, tidak kurang pula
salah satu teknik dasar dalam permainan tenis meja disamping teknik dasar
yang lain yang harus dikuasai oleh pemain tenis meja”. Pukulan (stroke)
permainan tenis meja antara lain: push, block, choop, servis, flat, caunter
hiting, topspin, drop shot, chooped smash, looped drive, drive, dan filck”.
meja ada beberapa jenis pukulan antara lain: pukulan drive, pukulan push,
pukulan chop, dan pukulan block”. Dari beberapa pendapat di atas dapat
1) Drive
dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup (Achmad damiri, 1992:
95).
dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari bawah serong ke atas dan
adalah teknik pukulan dengan tenaga gesekan paling kecil yang gerakan
bet dari bawah serong ke atas dan keadaan sikap bet tertutup.
Drive sering disebut juga lift, merupakan dasar dari berbagi jenis
pukulan serangan. Dengan ini pukulan drive disebut sebagai teknik dari
pukulan serangan. Drive merupakan salah satu teknik pukulan yang sangat
adalah:
mudah dikuasai.
bola.
2) Push
sering disebut pukulan push block. Pada dasarnya pukulan push atau
pukulan jarak dekat dan jarak tengah. Teknik ini merupakan teknik
pukulan bertahan yang paling penting dan berperan aktif dalam permainan.
bet gerakan memukul bola yang datang dari arah lawan didorong dengan
push adalah pukulan mendorong dengan posisi bet terbuka yang digunakan
adalah:
3) Block
yang cepat, segera setelah bola memantul dengan pukulan yang agresif
bola dari arah lawan dapat diblok dengan cara bola ditutup dengan bet”.
pendek. Ada dua macam pukulan block yaitu block datar dan block redam.
pada saat berada dalam posisi terserang, dan sangat berguna untuk
4) Smash
pukulan perkembangan dari pukulan hit dan tipe putaran bolanya termasuk
bola polos. “Smash adalah bola dipukul dengan kecepatan yang cukup
2007:XIV).
smash adalah bola yang dipukul derngan tenaga besar dan dengan
forehand apabila dapat dihalu oleh lawan maka pukulan susulannya akan
Pukulan smash yang keras dan mematikan sering terlihat dari pukulan
smash forehand.
5) Service
kemudian harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan”.
susah diduga. Maka tidak jarang meraih angka dari sebuah service yang
lawan.
6) Chop
bola seperti gerakan menebang pohon, tangan yang memegang bet berada
di atas bola dan perkenaan bet dengan bola di bagian belakang dan arah
pukulan ke bawah”.
7) Loop
menarik bola.
Pukulan jenis ini merupakan salah satu pukulan penting dalam jajaran
pukulan jarak pendek dan jarak menengah, yang sangat efektif untuk
melawan bola-bola cut dan bola chop para pemain defensive. Maka dari itu
permainan tenis meja pada garis besarnya dapat dibedakan untuk nomor
menyamping forehand.
b) footwork 2 langkah
27
d) footwork 3 langkah.
meja. Menurut Sridadi (2004: 5), “kontrol bola forehand merupakan salah satu
bentuk latihan pengenalan terhadap bola dan net”. Pemain berusaha dengan
bola ke bet dalam hitungan waktu tertentu memantulkan bola dengan bet ini dapat
Tujuan dari latihan ini adalah agar seseorang pemain mampu mengontrol
bola dengan pukulan forehand dengan baik dan sempuma. Pukulan forehand ini
adalah salah satu bentuk pukulan dalam tenis meja yang arahnya sesuai dengan
ayunan tangan. Gerakan memukul bola dengan cara mendorong dari arah kanan
atau service. Oleh sebab itu, pukulan forehand sangat berpengaruh sekali terhadap
Hodges (1996: 33), “pukulan forehand yaitu pada setiap pukulan yang
dilakukan dengan bet yang gerakan kearah kanan siku untuk pemain yang
menggunakan tangan kanan, dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan
kiri”. Pukulan forehand biasanya merupakan pukulan yang paling kuat dan
menghalangi saat melakukan pukulan, selain itu otot yang digunakan lebih
karena tiga alasan, pertama pukulan ini untuk menyerang sisi forehand, kedua
lawan, ketiga pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering digunakan
memukul bola yang berada di sebelah kanan jika pemain menggunakan pagangan
Pada pukulan forehand posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap ke
depan pada waktu memukul bola. Sedangkan pukulan backhand posisi telapak
adalah pukulan dimana posisi tangan yang memegang bet menghadap ke depan
pada waktu memukul bola. Pukulan forehand biasanya digunakan untuk pukulan
bagi seorang pemain tenis meja. Menurut Adi dan Mu’arifin (1994: 17),
tangan ke arah pinggang sebelah kiri jika tidak kidal, dengan sudut siku embilan
puluh derajat”. Gerakkan tangan dan bet ke arah depan, jaga siku agar tetap
sembilan puluh derajat dan bet tetap lurus. Sulistyo (2005: 66) “pukulan
backhand digunakan untuk memukul bola yang berada di sebelah kiri untuk
tangan kiri sebaliknya”. Pada pukulan backhand posisi telapak tangan yang
adalah sikap permulaan lengan yang memegang bet ditarik mendekati tubuh,
dengan sedikit di bawah bahu kiri sudut bet terbuka”. Kaki kiri di depan kaki
30
kanan sedikit. Saat perkenaan bola mencapai titik pantulan tertinggi. Pada saat
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pukulan backhand adalah
gerakan pukulan dalam tenis meja yang dilakukan pada saat bola berada disebelah
kiri, pada posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau
a. Tahap Persiapan
seorang pemain harus berada dalam posisi siap dan juga siap untuk
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam gerakan forward swing pada push forehand dan push backhand
menggunakan push forehand dan pukul bola tepat di depan tubuh jika
31
c. Tahap Akhir
ikuti gerakan kearah depan dan kearah bawah, setelah itu pemain harus
6. Pengembangan
kata pengembagan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau
cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan
terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami
terebut.”
dipertanggungjawabkan.
32
sebuah strategi atau sebuah metode penelitian yang cukup ampuh, penelitian
produk baru atau mengembangkan produk yang telah ada menjadi lebih luas lagi
dengan kata kunci produk tersebut diuji keefektifannya. dilakukan secara sadar,
pengembangan produk dan uji coba produk. Dalam hal ini penelitian yang akan
peneliti kembangkan adalah alat bantu return board menggunakan sensor getaran
untuk mengontrol pukulan forehand & backhand pada permainan tenis meja.
Revisi Produksi
Produk Massal
adalah ”yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Alat bantu menurut Yusuf
dengan adanya alat peraga maka bahan ajar atau materi akan lebih mudah
motivasi belajar.
pembelajaran
terhadap visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi
hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti : gambar, bagan, dan
grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu
panjang, lebar, dan tinggi (seperti benda asli, alat tiruan sederhana, dan barang
contoh).
merupakan alat yang digunakan pengajar dalam menyampaikan materi agar lebih
pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
B. Kerangka Berfikir
dilakukan dengan cepat dan tepat dalam situasi yang bervariatif maka dibutuhkan
suatu pukulan yang baik agar dapat mendukung permainan tersebut. Pukulan
forehand ini adalah salah satu bentuk pukulan tenis meja yang arahnya sesuai
ayunan tangan. Sedang pukulan backhand adalah bentuk pukulan tenis meja yang
gerakan ayunan tangannya membalikkan tangan dari posisi pukulan forehand atau
pesat hingga saat ini memberikan pengembangan dan inovasi bagi para akademisi
37
Ditinjau dari sarana dan prasarana latihan yang kurang memadai untuk
Oleh karena itu, peneliti mempunyai ide atau gagasan baru bahwa perlu
adanya inovasi baru untuk melatih atlet menjadi maksimal dan efektif. Dengan
mencoba membuat alat bantu latihan yang akan membantu atlet untuk
meningkatkan teknik yaitu alat bantu latihan pukulan berupa alat bantu return
board.
Alat bantu return board atau papan pantul ini adalah alat sederhana yang
terbuat dari tripleks dan juga dilengkapi dengan sensor getaran yang dapat
menghitung skor total pantulan bola yang dipukul ke arah papan pantul tersebut.
Alat ini juga dapat mengembalikan bola yang dipukul dengan teknik
pukulan forehand maupun backhand sesuai dengan dorongan bola dari pukulan
tersebut. Hal ini dapat membantu pelatih lebih mudah dalam memantau atlet dan
tidak boros dalam hal melakukan latihan multiball atau bola banyak.
Selain bisa digunakan oleh atlet yang sudah mahir, atlet pemula yang
baru belajar pun bisa menggunakan alat ini baik atlet laki-laki maupun perempuan
karena dengan menggunakan alat bantu return board ini dapat membantu melatih
teknik-teknik pukulan dasar dalam tenis meja khususnya dalam hal kontrol bola.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengguna Produk
pengembangan alat sensor getaran pada alat bantu return baard atau papan pantul
tenis meja adalah seluruh atlet tenis meja terkhusus daerah Medan. Bagi para
pelatih dan pembina cabang olahraga tenis meja dapat menjadikan alat bantu
return board sebagai sarana dalam melatih kontrol pukulan forehand dan
backhand. Dan bagi para atlet dapat meningkatkan kemampuan kontrol pukulan
forehand dan backhand dengan menggunakkan ala bantu berupa return board
di klub tenis meja PTM Garuda Marndal 1 dan PTM Angsapura pada bulan
Desember 2018. Dan untuk tempat penelitian kelompok besar rencanya akan
dilaksanakan di klub tenis meja PTM Garuda Marindal 1, PTM Angsapura Medan
Penyusunan sampel uji coba pada penelitian ini dengan tahap uji tahap I
(kelompok kecil) dan uji tahap II (kelompok besar) ditujukan pada atlet:
20 orang atlet dari 2 klub tenis meja yaitu PTM Garuda Marindal 1
38
39
Pada uji coba tahap II (kelompok besar) dalam penelitian ini peneliti
Medan.
dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi
dan Gall (2003: 775) bahwa strategi penelitian dan pengembangan efektif untuk
dihasilkan melalui pendekatan riset dan pengembangan ini adalah alat sensor
getaran pada alat bantu return board untuk meningkatkan kemampuan kontrol
produk dan menguji keefektifan produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama
fungsi validasi. Adapun dalam penelitian dan pengembangan terdiri dari tiga
40
tahap, yaitu: (1) tahap pra pengembangan, (2) tahap pengembangan produk, (3)
Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini adalah alat
forehand dan backhan. Dengan hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini
akan menghasilkan desain bentuk alat bantu latihan pukulan dalam permainan
tenis meja yang dimodifikasi kembali, dilengkapi dengan sensor getaran yang
dapat digunakan dalam latihan. Produk ini sangat disarankan untuk atlet pemula
maupun mahir untuk melatih kontrol pukulan forehand dan backhand dan juga
E. Prosedur Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Revisi Produksi
Produk Massal
pengembangan alat sensor getaran pada alat bantu return board untuk
tenis meja yang diharapkan dapat menjadi sarana penunjang prestasi dan
b. Pengumpulan Data
expert tenis meja (pelatih dan akademisi). Selain itu juga digunakan
informasi tentang produk alat sensor getaran pada alat bantu return
board.
data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan teknik (1) analisis
penggunaan produk alat sensor getaran pada alat bantu return board
tersebut.
42
c. Desain Produk
produk awal peneliti melakukan konsultasi dengan pelatih tenis meja dan
pada alat bantu return board tenis meja dan beberapa komponen
pendukung lainnya :
2. Komponen alat sensor getaran pada alat bantu return board tenis
menutupi sisi daun bet tenis meja yang digunakan untuk memukul
bola, namun untuk alat yang peneliti buat karet tersebut berfungsi
sebagai penutup pada papan triplek atau kayu lapis yang dapat
43
memantulkannya kembali.
penopang atau kaki dari papan pantul (return board) tenis meja.
44
penyambung antar triplek atau kayu lapis dengan besi pipa bulat
atau memantul pada papan pantul tenis meja dan juga dapat
f) Tripod
h) Seven Segement
j) Lem K3
3. Kerangka rancangan alat sensor getaran pada alat bantu return board
tenis meja
Gambar 23. Kerangka Rancangan Alat Sensor Getaran Pada Alat Bantu Beturn
Board Tenis Meja
49
a. Revisi Produk I
pada alat bantu return board tenis meja yang akan peneliti buat atau
b. Validasi Desain
kelayakan pakai rancangan produk, dalam hal ini alat sensor getaran
pada alat bantu return board tenis meja secara rasional akan lebih
1 Ketahanan Alat
2 Peletakan Alat
3 Jangkauan Alat
Keamanan Penggunaan
4
Alat
c. Produksi Prototipe
pada alat bantu return board tenis meja. Pada produksi prototipe
sensor getaran yang dilekatkan pada alat bantu return board tenis
e. Revisi Produk II
ahli/pelatih tenis meja, ahli alat dan ahli olahraga , maupun atlet ( Uji
f. Reproduksi
sensor getaran pada alat bantu return board tenis meja ini dapat
Desain uji coba ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu: evaluasi
tahap pertama dan evaluasi tahap kedua. Kedua tahap ini dilakukan
meja, ahli alat dan ahli olahraga. Untuk ahli/ pelatih tenis
ahli tersebut.
sudah dibuat
berupa alat sensor getaran pada alat bantu return board tenis meja
a) Tinjauan para ahli yang terdiri dari 3 orang ahli, yaitu 1 orang
kota Medan.
c) Uji coba tahap I, subjek uji coba tahap ini 10 orang atlet tenis
Purposive sample)
d) Uji coba tahap II, subjek uji coba tahap ini 18 orang atlet tenis
meja.
54
alat bantu latihan yang berupa alat sensor getaran pada alat bantu return
board tenis meja dengan atlet tenis meja dengan jumlah atlet 20 orang,
F. Implementasi Produk
(Desiminasi) yang sudah mengalami revisi dan sudah final kepada para
pengguna seperti pelatih tenis meja melalui video alat bantu latihan
tenis meja di Medan dalam waktu kurang dari 6 bulan, sehingga peneliti
G. Pengumpulan Data
bantu latihan dalam permainan tenis meja adalah data kualitatif, karena
dari evaluasi ahli/pelatih tenis meja dan ahli olahraga serta dari hasil
pendapat atlet (tahap uji coba l dan uji coba tahap II). Instrumen
konsep evaluasi dari atlet. Sebelum evaluasi dari para ahli, responden
sesuai.
telah disediakan.
56
untuk setiap ahli, yang meliputi ahli olahraga, ahli alat dan ahli/pelatih
tenis meja.
Keterangan:
coba
100% = Konstanta
Pada teknik analisa data dari para ahli pada tahap uji coba I
kelompok kecil dan uji coba II kelompok besar dengan menggunakan uji
TIM AHLI
Hodges, Larry. 2007. Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Raja Grapindo
Persada.
Kartamana, Alex. 2003. Teknik & taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakartga :
PT. Raja Grapindo Persada .
Borg & Gall, 2003. Education Research. New York : Allyn and Bacon.
Setiono Hari, 2016. Pengembangan Alat Bantu Return Board Untuk Forehand
Topspin Tenis Meja. Program Studi Pendidikan Olahraga. Program
Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Jurnal. Pedegogik
Keolahragaan. UNIMED. Vol 2, No. 2 : 30-48
58
59