Disusun Oleh :
1. A. Fadhilah Aini 180411100114
2. Mayang Sapitri 180411100107
3. Audy Nursi Fortuna 180411100027
4. Ahmad Addin Wirayudha A.A
180411100045
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang................................................................................................ 3
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3.Tujuan.............................................................................................................. 3
1.4.Manfaat........................................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan
2.1.Pengertian Paragraf......................................................................................... 4
2.2.Syarat Paragraf................................................................................................ 4
2.3.Pengembangan Paragraf.................................................................................. 5
2.4.Jenis-Jenis Paragraf......................................................................................... 7
Bab 3 Penutup
3.1.Kesimpulan................................................................................................... 15
3.2.Saran............................................................................................................. 16
Daftar Pustaka.................................................................................................... 17
BAB II
PEMBAHASAN
Paragraf ialah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun
secara runtut, logis, lengkap, utuh, dan padu. Sebuah paragraf terdiri atas sejumlah
kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok atau satu kesatuan pikiran utama
sebagai inti dari informasi. Paragraf dibentuk oleh tiga unsur, yaitu: 1) gagasan
pokok, 2) kalimat utama, dan 3) kalimat penjelas. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada contoh berikut.
Gagasan adalah pesan yang disampaikan seseorang kepada orang lain. Gagasan
dapat berupa pendapat, pernyataan, keinginan, pendirian, dan sebagainya.
Penyampaian gagasan itu dalam karangan diwadahi dalam paragraf-paragraf.
Di dalam wacana keilmuan, ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh sebuah
paragraf agar dapat menyampaikan gagasan dengan baik, yakni (1)
kesatuan/keutuhan (unity), (2) kesetalian/kepaduan (coherence), dan (3)
kecukupan isi/kelengkapan (completeness).
A. Kesatuan
Paragraf harus memiliki kesatuan, artinya seluruh uraiannya terpusat pada satu
gagasan saja. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh ter-dapat
unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok-nya.
Perhatikan contoh (1) berikut.
Sebuah penelitian mengandung tiga unsur pokok, yakni apa yang diteliti,
bagaimana penelitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu
dilaksanakan.
Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua
mengenai metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai
pentingnya penelitian.
Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan inti dari pelaksanaan suatu
penelitian.
Dalam contoh (1) di atas, kalimat (a) adalah kalimat utama (b), (c), dan (d) adalah
kalimat penjelas. Kalimat penjelasnya bersama-sama menyatakan suatu gagasan
utama, yakni masalah penelitian. Sementara itu, ide pokok paragraf terletak pada
kalimat utama. Hal itu sangat logis karena kalimat utama menjadi topik yang
dibicarakan. Di samping itu, dalam membuat kalimat utama harus memperhatikan
hal-hal berikut, yaitu: kalimat utama harus mengandung satu ide/gagasan pokok,
kalimat utama tidak berbentuk parafrasa atau klausa kalimat utama tidak
mengandung rincian atau contoh-contoh, kalimat utama tidak boleh terlalu luas,
dan kalimat utama tidak berupa pengumuman.
B. Kesetalian
Paragraf harus memiliki kesetalian atau koherensi, artinya runtun kalimat di dalam
berhubungannya. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan
kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Perhatikan contoh (3) berikut!
Di dalam contoh (3) kesetalian di dapat dengan mengulang kata kunci, yakni kata
yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul
diawal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya.
Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian se,ua kalimat. Selanjutnya
perhatikan contoh (4).
Kesetalian paragraf (4) dibentuk dengan menggunakan kata ganti. Kata yang
mengacu kepada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti
dengan kata ganti. Untuk menyatakan kesetalian dari sebuah paragraf, ada bentuk
lain yang sering digunakan, yakni penggunaan kata atau frase dalam bermacam
hubungan. Perhatikan contoh (5) berikut.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik karya ilmiah.
Pertama, topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang menarik
akan menimbulkan kegairahan dalam mengajinya. Kedua, topik jangan terlalu
luas dan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan penulisannya
karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik yang terlalu sempit tidak terlalu
menantang penulisannya. Ketiga, topik yang dipilih sesuai dengan minat dan
kemampuan penulisnya. Keempat, topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya
untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan prestasi.
C. Kecukupan Isi
Paragraf harus memiliki isi yang memadai, yakni memiliki sejumlah rincian yang
terpilih dengan patut sebagai pendukung gagasan utama paragraf. Paragraf yang
rincian tidak cukup kurang dapat menyampaikan gagasan dengan baik. Perhatikan
contoh-contoh berikut.
Contoh (6)
Contoh (7)
Pada contoh (6) rincian yang mendukung gagasan pokok kurang memadai.
Sementara, pada (7) sudah cukup memadai. Dengan demikian, contoh (7) dapat
menyampaikan gagasan dengan lebih baik.
D. Pengembangan Paragraf
Gagasan utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas apabila dirinci dengan
gagasan-gagasan penjelas. Tiap-tiap gagasan penjelas dapat dituangkan ke dalam
satu kalimat penjelas atau lebih. Dengan demikian, dalam sebuah paragraf
terdapat satu gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas. Inilah yang
dinamakan kerangka paragraf.
Teknik pengembangan paragraf itu, secara garis besar ada dua macam. Pertama,
menggunakan ‘ilustrasi’. Apa yang dikatakan dalam kalimat topik dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca
tergambar dengan nyata apa yang dimaksudkan oleh penulis. Kedua,
menggunakan’ analisis’. Apa yang dinyatakan dalam kalimat topik dianalisis
secara logika sehingga pernyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.
Di dalam praktiknya, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara
pengembangan paragraf yang lebih praktis. Di antaranya, yaitu: (a) alamiah, (b)
perbandingan
dan pertentangan, (c) analogi, (d) contoh-contoh, (e) sebab akibat (f) definisi luas,
dan (g) klasifikasi. Berikut merupakan penjelasan singkat dan contoh-contoh
pengembangan paragraf tersebut.E. Alamiah
Contoh (8)
Pada contoh (8) penulis membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang.
Contoh (9)
Tiba-tiba gempa bumi yang menggoncang tanah tempat saya berdiri begitu
terasa. (b) Sejenak kemudian tampak air laut seperti terserap ke tengah
laut. (c) Permukaan laut tampak seperti rendah. (4) Akhirnya, satu jam
kemudian air bah itu telah merusak dan meluluhlantakkan seluruh kota.
Pada contoh (d) penulis menggambarkan urutan terjadinya peristiwa dari bencana
air bah. Dalam pengembangan dengan teknik kronologis, seorang penulis
mengemukakan peristiwa itu detik demi detik, atau menit demi menit, dan
seterusnya.
Dua jenis puisi yang berkembang pesat di bumi Nusantara adalah pantun
dan syair. (2) Pantun adalah puisi yang berasal dari bumi Nusantara
sendiri, sementara syair berasal dari tanah Arab. (3) Sebuah pantun harus
dibangun dari untaian isi, sementara syair hanya dibangun dari untaian isi.
(4) Pantun memiliki persamaan bunyi a-b-a-b, sementara syair memiliki a-
a-a-a.
G. Analogi
Kehidupan itu seperti roda pedati yang berputar. (b) Pada suatu saat, kita
berada di atas dan pada saat yang lain kita berada di bawah. (c) Ketika di
atas hidup itu terasa enak dan menyenangkan. (d) Ketika di bawah hidup
itu terasa sesak dan menyedihkan.
Pada contoh (11) kehidupan manusia dianalogikan dengan roda pedati. Sifat-sifat
yang mirip dalam kehidupan ini dibandingkan dengan sifat roda pedati.
1. Contoh-Contoh
Lebih dari separuh jalan kendaraan di Jalan M.T. Haryono kembali tersita oleh
pedagang kaki lima. (b) Sudah tiga tahun terakhir ini jalan itu kembali macet dan
tidak teratur, terutama pagi hari. (c) Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan
memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. (d) Pagar ini juga
berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka
diizinkan berdagang. (e) Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat
pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
3. Definisi Luas
4. Klasifikasi
5. Macam-Macam Paragraf
1. Eksposisi
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap
daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Contoh:
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis
yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat
cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar
lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius.
Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah,
dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama
manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai
kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan
sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.