Anda di halaman 1dari 8

Besarnya tabungan oleh masyarakat tergantung pada besar. kecilnya pendapatan disposibel mereka.

Jika
masyarakat ingin menambah tabungannya berarti tabungan menjadi lebih tinggi pada setiap pendapatan
disposibel maka konsumsi rumah tangga akan menjadi sedikit. J ika semua rumah tangga berlaku hemat
dengan mengurangi jumlah konsumsinya pada berbagai tingkat pendapatan disposibel maka penurunan
konsumsi rumah tangga ini akan berpengaruh terhadap pengeluaran aggregate. Perilaku hemat ini
menyebabkan kurva pengeluaran aggregate akan bergerak ke kiri atau turun dan berdampak terhadap
tingkat pendapatan nasional (GDP). Pendapatan nasional (GDP) ini akan berkurang jumlahnya jika jumlah
tabungan pada setiap pendapatan nasional menjadi semakin tinggi. Hal ini akan dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

Keterangan Gambar 3.3: Paradoks sikap hemat

Sikap hemat dari rumah tangga-rumah tangga, pengusaha-pengusaln serta pemerintah adalah sikap
yang positif tetapi jika dilakukan oleh seluruh rumah tangga, pengusaha dan pemerintah bersama-sama
di seluruh negeri maka dampaknya terasa di perekonomian di negan tersebut karena akan menurunkan
jumlah produksi di dalam negeri. Jika hal ini terjadi maka produsen akan mengalami kesulitan untuk
menjual hasil produksinya, baik yang berupa barang maupun jasa 80hingga stok persediaan di gudang
menjadi menumpuk. Untuk mengurangi kerugian maka pengusaha ini akan mengurangi produksinya,
mengurangi kegiatannya dan berakibat mengurangi pertumbuhan perekonomian. Akibatnya adalah
pendapatan nasional (GDP) akan turun artinya perekonomian menjadi lesu. Seperti yang terlihat dalam
Gambar 3.3a. Konsumsi di kurva C dengan pendapatan nasional di OY0 dan keseimbangan berada di E.,.
Kemudian rumah tangga mengurangi konsumsinya sebesar AC sehingga kum konsumsi bergeser kekiri
(berkurang) dan pada posisi C’ dengan titik keseimbangan di E1 dan pendapatan nasional turun dari OY.
menjad! 0Y1. Hal ini teijadi karena penamaan konsumsi sehingga pendapatan pengusaha juga
mengalami penurunan dan berdampak pada penalmaan pajak pemerintah juga menjadi lebih sedikit.
Penurumn

sumsi dapat dilihat pada Gambar 3.3.b. Tabungan rumah tangga menjadi lebih besar karena rumah
tangga ingin menghindari kesulitan-kesulitan dimasa yang akan datang, misal j ika terjadi ada keluarga
yang sakit sehingga butuh biaya pengobatan yang besar, walaupun sudah memiliki kartu asuransi
kesehatan tetapi banyak obat-obatan yang tidak dapat dibayar oleh asuransi sehingga harus membayar
tunai. Kalau rumah tangga tidak mempunyai tabungan maka mereka merasa mendapatkan kesulitan
yang besar. Juga bagi rumah tangga yang memiliki beberapa putera puteri yang sudah menginjak
dewasa, mereka membutuhkan biaya sekolah bagi putera puterinya karena biaya sekolah sekarang
sangat mahal. Hal yang paling rasional adalah menabung guna menutup pengeluaran di masa' yang akan
datang. Sekarang, hampir semua rumah tangga melakukan seperti ini, menabung dan menabung.
Dampaknya tidak
sesederhana yang kita lihat. Dampaknya besar yaitu akan mengu. rangi kegiatan produksi dan kemudian
perekonomian menjadi lesu Jika kondisi ini berlangsung lama maka perekonomian menjadi so makin
buruk, pendapatan rumah tangga juga dapat mengaiam

penurunan dan mereka akhirnya juga akan menguran i tahun . nn untuk memenuhi kebutuhannya.

6.2. KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi tinggi-
rendahnya pendapatan nasional melalui anggaran pendapatan dan belanja negara. Tinggi-rendahnya
jumlah penerimaan negara lebih banyak ditentukan oleh pembayaran pajak dari masyarakat dan
kemudian hasil pajak tersebut akan digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

, Pengeluaran pemerintah terdiri dari 2 hal yaitu: Yang pertama untuk

pembelian barang-barang dan Jasa-jasa untuk keperluan kantor-kantor negara baik yang berada di dalam
negeri maupun yang berada di luar negeri. Yang kedua: Untuk pengeluaran transfer, seperti subsidi,
bantuan bencana alam, bantuan langsung tunai. .

Sekarang kita coba menganalisis kebijakan fiskal dan pada pasar uang, dengan menggunakan alat analisis
kurva IS dan LM.

' ]. Kebij akan fiskal di daerah Keynesian trap (Keynesian range)

Di daerah‘ Keynwian trap (Gambar 6.1), di mana garis horizontal menunjukkan pendapatan nasional dan
garis vertikal menunjukkan tingkat suku bunga, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal tanpa
mengeluarkan kebijakan moneter, misal pemerintah menambah pengeluaran (AG) maka menyebabkan
kurva IS bagase:

' dari ISo menjadi ISI. Kenaikan pengeluaran pemerintah ini akan mempunyai dampak terhadap kenaikan
pendapatan nasional. Pada Gambar 6.1 terlihat bahwa bergesernya kurva IS_ ini mengakibatkan
bertambahnya pendapatan nasional dari' OYo ke OYO’ . B&amya kenaikan pendapatan nasional ini
sebesar multipliernya dikalikan dengan perubahan pengeluaran pemerintah (kAG). k adalah multiplier.
Hal ini dapat terjadi karena di daerah Keynesian trap tingkat bunga tetap sebesar io. J adi kenaikan
pendapatan nasional akan bertambah sebasar YoYo’ tanpa dikurangi kenaikan tingkat suku bunga.
Kebijakan flskal ini paling efektif di daerah Keynmian trap karena kenaikan pendapatan nasional dapat
sebesar multipliernya ' _ dikalikan dengan perubahannya. Jika perubahan IS ke kanan disebabkan oleh
kenaikan investasi maka kenaikan pendapatan nasionalpun juga sebesar multipliernya dikalikan dengan
perubahannya (k AI). Misal terjadi pengurangan pengeluaran pemerintah maka kurva IS akan bergeser ke
kiri dan pengurangan pendapatan nasional juga sebesar multipliernya dikalikan dengan pengurangannya.
(k AI). '

2. kebijakan Fiskal di Daerah Intermediate (intermediate range)

Gambar 6.2: Pergeseran kurva IS di intermediate range, di mana garis horizontal menunjukkan
pendapatan nasional dan garis vertikal menunjukkan tingkat suku bunga. Jika pemerintah menambah
pengeluarannya atau terjadi kenaikan investasi maka kurva IS akan bergeser ke kanan dari IS; ke IS3 maka
juga akan terjadi kenaikan pendapatan nasional dari 0Y1 ke OYl’ tetapi juga diiringi kenaikan suku bunga
i1 ke i2, sehingga kenaikan pendapatan nasional ini tidak sebesar multipliernya dikalikan dengan
perubahannya (k AI) tetapi harus dikurangi untuk membayar kenaikan tingkat suku bunga. Di daerah ini
kebijakan Eskal kurang efektif jika dibandingkan dengan di daerah Keynesian trap karena kenaikan
pendapatan

nasional tidak dapat sebesar multipliernya dikalikan dengan pet. ubahannya, misal perubahan investasi.

3. Kebijakan Fiskal di Daerah Klasik (classic range)

Gambar 6.3: Pergeseran IS di classic range, di mana garis horizontal menunjukkan pendapatan nasional
dan garis vertikal menunjukkan tingkat suku bunga. Di daerah klasik ini jika pemerintah menambah
pengeluarannya atau ada kenaikan investasi akan menye babkan IS bergerak ke kanan dari 184 ke ISs.
Dalam Gambar 6.3

terlihat bahwa pergeseran IS ini tidak mempunyai pengaruh terhadap pendapatan nasional karena
besarnya pendapatan nasional tetap sebesar Y2 sedangkan tingkat suku bunga naik dari i3 ke i4 range ini
kebijakan fiskal sangat tidak efisien karena kebijakan ini tidak mem

punyai pengaruh apa-apa terhadap pendapatan nasional tetapi hanyalah menaikkan tingkat suku bunga.
6.3. KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan
nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar atau mengubah permintaan pang. Ada tiga
ins

trumcnt kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi atau mengubah jumlah uang yang beredar atau
mengubah permintaan uang, yaitu: '

l. Operasi pasar terbuka (Open market Operation),

2. Persyaratan cadangan (r eserve r equzr ement).

3 Tingkat diskonto (disconto rate). Jika instrument-instrument itu dilaksanakan oleh pemerintah maka

kurva LM akan bergeser tergantung pada cara pelaksanaan instrument tersebut. Hal ini tergantung pada
pemerintah apakah akan melaksanakan

uang ketat (tight money policy) atau uang longgar (easy money policy). Kebijakan uang ketat adalah
kebijakan pernerintah untuk mengurangi jumlah' uang yang beredar. Cara yang digunakan pemerintah
adalah dengan menjual obligasi-obligasi yang berada di tangan pemerintah sehingga uang yang berada di
tangan masyarakat menjadi berkurang (masyarakat membeli obligasi dan uang masuk ke tangan
pemerintah) atau pemerintah menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan ini mempunyai pengaruh
terhadap kenaikan pendapatan nasional juga tingkat suku bunga. Di gambar ini ada 3 range (daerah)
yaitu Keynesian range, intermediate ' range dan classic range. Kebijakan moneter dengan kurva IS pada
tiga range yang berbeda, mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pendapatan nasional maupun
tingkat suku bunga dan hal ini dapat dilihat pada

Gambar 6.4; 6.5; 6.6.

1. Kebijakan Moneter di Daerah Keynesian Trap (Keynesian range)


Daerah Keynesian trap, di mana garis horizontal menunjukkan ' pendapatan nasional dan garis vertikal
menunjukkan tingkat suku bunga. Adalah daerah di mana tingkat suku rendah sehingga dapat disebut
sebagai perangkap liquiditas. ' .

Jika pemerintah melaksanakan operasi menambah jumlah uang yang beredar maka kurva LM, akan
bergerak ke kanan ke LMz. Pertambahan jumlah uang yang beredar di daerah perangkap liquiditas
(Keynesian trap) di mana tingkat suku bunga rendah, kurva LM dalam bentuk horizontal, maka kurva LM,
dan LMZ berimpit. Dan kebijakan moneter ini tidak mempunyai pengaruh terhadap penda

atan nasional. Kebijakan moneter di daerah Keynesian trap ini tidak efektif sama sekali karena tidak ada
pengaruhnya terhadap penda

baten nasional maupun tingkat silku bunga.

2.

' ”6.5. Kebijakan Moneter di Daerah Intermediate Range

Daerah intermediate ini ada pengaruh antara pendapatan nasional (pada garis horizontal) dengan tingkat
suku bunga (garis vertikal). Kebijaan moneter pemerintah menggeser kurva LM; dan LM; dan
berpotongan dengan kurva IS akan berpengaruh terhadap pendapatan nasional dan tingkat suku bunga,
seperti dalamGambar

Pergeseran kurva LM dan perpotongan kurva IS akan mengakibatkan tingkat keseimbangan berubah dari
titik A ke B. Dengan demikian tingkat suku bunga bergerak turun sebesar ioil dan tingkat pendapatan
nasional juga bertambah sebesar Y1Y2. Bertambahnya pendapatan nasional ini tidak sebesar
multipliernya karena pendapatan nasional harus dikurangi dengan penurunan tingkat bunga

sebesar 1oi1.
Kalau tidak ada penurunan tingkat suku bunga, jadi tingkat suku bunga tetap sebesar i0 maka kenaikan
pendapatan sebasar multipliernya dikalikan dengan tambahan uang yang beredar yaitu sebesar Y1Y3.
Ternyata tambahan jumlah uang yang beredar itu akan menurunkan tingkat suku bunga sebesar ioil
sehingga pendapatan nasional juga harus berkurang sebasar penurunan tingkat suku bunga

itu. Jadi di daerah intermediate ini kebijakan moneter kurang eflsien.

. 'Kebij akan Moneter di Daerah Klasik (classic range)

Daerah klasik kurva LM inelastic sempuma, digambarkan dengan garis horizontal: Pendapatan nasional
dan garis vertikal: Tingkat suku bunga (Gambar 6.6).

Kebijakan moneter menggeser kurva LMl ke LM; dan perpotongan dengan kurva IS mengakibatkan
terjadi penurunan tingkat_ . suku bunga dari i2 ke i3 dan pendapatan nasional akan bertambah _ pula
sebesar Y4Y5. '

' 6.4.

Kenaikan pendapatan nasional ini sebesar multipliemya dika. likan dengan bmamya perubahan jumlah
uang yang beredar. Di daerah ini pertambahan jumlah uang yang beredar mengakibatkan penumnan
tingkat suku bunga tetapi penumnan penerimaan bunga

. tidak mempengaruhi pendapatan nasional sehingga dikatakan bahwa

di daerah ini kebijakan moneter menjadi sangat efisien.

D. KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER BERSAMA-SAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PEREKONOMIAN
1. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter bersama-sama di daerah liquidity trap (Keynwian
trap/Keynmian range) di gambarkan dengan garis horizontal adalah pendapatan nasional dan garis
vertikal adalah tingkat suku bunga.

Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal misal pemerintah menambah pengeluarannya (AG atau AI
atau pengeluaran untuk konsumsi bertambah) maka kurva IS bergeser ke kanan maka tingkat
pendapatan nasional bertambah sebesar Y1Y2 tanpa ada kenaikan tingkat suku bunga sedangkan jika
pemerintah menambah jumlah uang yang beredar maka kurva LM 'tidak bergeser tetapi berimpit
dengan kurva LM» ' J ika pemerintah akan mengeluarkan kebijakan flskal dan moneter bersama-sama
maka kebijakan itu mempunyai dampak atau tidak dapat dilihat dengan kondisi perekonomian yang
sesungguhnya. Bila waktu itu, tingkat bunga di pasar rendah maka kebijakan fiskal akan lebih efektif
daripada kebijakan moneter karena kebijakan moneter tidak berpengaruh sama sekali baik terhadap
tingkat suku bunga maupun pendapatan nasional. Sedangkan kebijakan fiskal akan menaikkan
pendapatan nasional sebesar mul-tipliemya dikalikan dengan perubahannya. Hal'ini dapat dilihat pada
Gambar 6.7.

2. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Bersama-sama di Daerah _ . Intermediate. .

Di daerah intermediate digambarkan dengan. garis horizontal adalah pendapatan nasional -dan garis
vertikal adalah. tingkat suku bunga. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter oleh pemerintah bila
dilaksanakan bersama-sama akan memberikan dampak yang cukup baik karena dapat menaikkan
pendapatan nasional lebih besar jika dibandingkan dengan kebijakan yang dilaksanakan sendiri-sendiri.
Jika pemerintah hanya melaksanakan kebijakan fiskal saja maka IS;

bergeser ke 184 dan kemudian berpotongan dengan kurva LMl. Titik

keseimbangan berpindah dari titik A' ke B. Tingkat suku bunga naik

dari i1 ke i3 terjadi pula kenaikan pendapatan nasional dari 0Y3 ke 0Y5, sebesar Y3Y5. Kenaikan
pendapatan nasional ini tidak sebesar multipliemya dikalikan perubahan pengeluaran pemerintah atau
inv vestasi karena pendapatan mi harus dikurangi dengan kenaikan ting

kat suku bunga.


' Sekarang jika pemerintah melaksanakan keb ij akan moneter sa” LM! bergerak ke LM; dan berpotongan
dengan 1S3, tingkat keseimbangan

imbangan berada dititik E. Dampaknya adalah penurunan tingkat suku bunga sebesar iliz dan tingkat
pendapatan nasional pada Y3Y4. Jumlah ini tidak sebesar multipliern'ya dikalikan dengan perubahan
jumlah uang yang beredar, seharusnya sebesar Y3Y6 tetapi penda_ patan nasional hanya meningkat
sebesar Y3Y4. Pada saat pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal ' dan moneter bersama-sama maka
dampaknya lebih bagus jika dibandingan dengan jika kebijakan itu _ sendiri-sendiri. J ika IS4 berpotongan
dengan LMz maka keseimbangan akan bergeser dari titik A ke titik C dan pendapatan nasional akan naik
lebih besar karena terjadi kenaikan pendapatan nasional sebesar 'Y3Y7 dan terjadi kenaikan tingkat suku
bunga sebasar ilio. Kebijakan ini cukup efektif menaikkan tingkat pendapatan.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter bersama-sama di daerah klasik.

Kebijakan moneter di daerah klasik ini sangat efektif karena dapat menaikkan pendapatan nasional
sebesar multipiernya dikalikan dengan perubahan jumlah uang yang beredar sebesar Yng walaupun ada
kenaikan tingkat suku bunga, karena kenaikan tingkat suku bunga ini tidak ada pengaruhnya terhadap
pendapatan nasional. Tetapi bersama-sama dengan kebijakan fiskal terjadi kenaikan suku bunga dan
pendapatan nasional tetap sebesar Yng. J adi daerah klasik 1ni kenaikan tingkat suku bunga tidak ada
pengaruhnya terhadap

pendapatan nasional. (Gambar 6. 9).

Anda mungkin juga menyukai