Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

Panti Werda Bina Bhakti Serpong , Kp.Curug Rt 02/01 Babakan

SERPONG-TANGERANG

1.1 Latar Belakang

Ilmu Keperawatan adalah ilmu terapan, sintesis dari ilmu-ilmu dasar dan ilmu
keperawatan. Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dan
sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya mencapai pemenuhuhan
kebutuhan tersebut. Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawatan professional
melalui kerja sama yang bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya (Hidayat, 2007).
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayan
kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(Hidayat, 2007).
Geros:Lanjut Usia, Logos:Ilmu, gerontik adalah ilmu yang mempelajari secara
khusus mengenai factor-faktor yang menyangkut lanjut usia,Ilmu yang mempelajari
proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller,1990)
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk
bio,psiko,sosio,spiritual dan cultural yang holistic,ditujukan pada klien lanjut usia,baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat.
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampun akal fikiran dan fisik, yang
dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana diketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan
anak. Ketika kondisi berubah seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan masuk
fase selanjutnya yaitu usia lanjut, kemudian meninggal. ( Al-Isawi, 2002)

1
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
menjadi tua. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seorang akan mengalami kemunduran
fisik, mental, dan sisial secara bertah. (Lilik, 2011 : 1)
Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi; dan mengevaluasi
kekefektivan perawatan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Sasaran asuhan keperawatan gerontik adalah pasien yang usia nya sudah lanjut
yang memiliki masalah kesehatan.Sasaran asuhan keperawatan gerontik yang penulis
angkat adalah pasien lanjut usia dip anti werdha yang mengalami gangguan mobilitas
fisik dengan ketergantungan keseluruhan dan warga lanjut usia yang mengalami
gangguan penglihatan.
Mobilisasi adalah pengerahan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi
seseorang. Mobilisasi adalah pusat utuk berpartisipasi dalam menikmati kehidupan.
Mempertahankan mobilitas optimal sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik
semua lansia.Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam
menentukan kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilitas optimal merupakan sesuatu yang
individualistis, relatif dan dinamis yang tergantung pada interaksi antara faktor-faktor
lingkungan dan sosial, afektif dan fungsi fisik.Mobilitas didefinisikan secara luas sebagai
tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal. Studi-studi tentang insidens
diagnosis keperawatan yang digunakan untuk lansia yang berada di institusi perawatan
mengungkapakan bahwa hambatan mobilitas fisik adalah diagnosis pertama atau kedua
yang paling sering muncul.

Keletihan dan kelemahan batasan karakteristik intoleransi aktivitas, telah


diketahui sebagai penyebab paling umum kedua yang paling sering terjadi yang menjadi
keluhan pada lansia. Sekitar 43% lansia telah diidentifikasi memiliki gaya hidup kurang
gerak, akhirnya sekitar 50% penurunan funsional pada lansia dihubungkan dengan
disease. Penyebab imobilitas bermacam-macam, berbagai ancaman dari imobilitas fisik
dapat dikategorikan berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal atau dengan
kompetensi dan sumber-sumber internal dan eksternal klien.

2
Gangguan penglihatan merupakan masalah penting yang menyertai lanjutnya usia.
Akibat dari masalah ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh
para lanjut usia sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia sering kali
kehilangan rasa percaya diri, berkurang keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif
bergerak kesana kemari. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau
melihat televise. Kesemua itu akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia.,
mengisolasi mereka dari dunia luar yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi
dengan berbagai akibatnya.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek belajar lapangan mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan gerontik dengan masalah stroke yang ada pada
pasien lanjut usia di Panti Bina Bhakti

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan praktek belajar lapangan mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada NY.L dengan stroke
b. Menegakan diagnosa keperawatan pada NY.L dengan stroke
c. Membuat intervensi keperawatan pada NY.L dengan stroke
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada NY.L dengan stroke
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada NY.L dengan stroke
f. Membuat catatan perkembangan setelah implementasi dan evaluasi

1.3 Manfaat
Manfaat dari diadakannya praktek belajar lapangan ini adalah untuk :
1. Manfaat untuk pasien
Untuk membantu mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada pada
pasien lanjut usia baik pasien dipanti maupun warga lansia didesa,membantu
pada pasien lanjut usia dalam menyelesaikan masalah yag dialaminya
2. Manfaat untuk lokasi penelitian
Menambah informasi tentang kesehatan ada pada pasien lanjut usia baik
dipanti maupun didesa yang belum diketahui, membantu perawat panti dalam
memenuhi pada pasien lanjut usia yang ketergantungan dalam makan, minum,
berpindah, berpakaian,ke toilet

3
3. Manfaat untuk mahasiswa
Menambah wawasan tentang ilmu keperawatan gerontik , serta dapat
mengaplikasikan langsung kepada pasien lanjut usia.

1.4 Metoda Penulisan

Metode penulisan laporan ini menggunakan metode deskripsi, tipe study


kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan teknik observasi,
dan wawancara dengan staf panti yang mengurus Ny.L. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan adalah lembar format pengkajian gerontik yang telah disediakan oleh
institusi dengan menggunakan alat bantu pemeriksaan fisik.

4
DEFINISI LANSIA

A. Pengertian Lansia
Menurut setianto (2004) seorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila
usianya 65 tahun keatas. Lansia menurut pudjiastuti (2003), lansia bukan
penyakit namun merupakan tahap lanjutdari suatau proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan ubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia menurut BKKBN (1995), adalah individu yang berusia
diatasa 60 tahun, pada umumnya memiiki tanda-tanda penurunan
biologis,psikologis,sosial,ekonomi.

B. Definisi proses menua


Menurut constantanides (1994 dalam siti bandiyah, 2009) menua
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan pada infeksidan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus
(berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya di alami oleh
semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga
tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong lanjut usia(masih
muda )tetapi mengalami kekurangan- kekuranagn yang menyolok atau
diskrepansi wahyudi nugroho, 2006). Menjadi tua merupakan kodrat yang
dijalani oleh semua inan didunia. Namun, seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, proses penuaan dapat di perlambat atau di cegah
(smith,2001). Menjadi tua atau aging adalah proses menhilangnya kemampuan
jaringan secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur atau fungsi normalnya. Proses menua ini terjadi
pada seluruh tubuh meliputi organ dalam tubuh seperti : jantung paru-paru
ginjal,indung telur, otak dan lain – lain, juga organ terluar dan terluas tubuh,
yaitu kulit ( taar& gilchrest,2007)

5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua
Menurut siti badriah (2009) penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan
patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengankronologis usia. Faktor yang
mempengaruhi yaitu hereditas atau genetik, nutrisi,status
kesehatan,pengalaman hidup,lingkungan, dan stres.
1. Hereditas/genetik
Kematian sel merupakan seluruh ynag dikaitkan dengan peran DNA yang
penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara
genetik,perempuan di tentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan laki
laki oleh satu kromosom X. Kromosom X ini ternyatamembawa unsur
kehidupan sehingga perempuan berumur lebih panjang dari laki-laki.
2. Nutrisis
Berlebihan atau klekurangan mengganggu fungsi kekebalan.
3. Status kesehatan
Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan ,
sebenarnya bukan disebabkan olehprosesemenuanya itu sendiri,tetapi lebih
disebabkan oleh faktor luaryang merugikan yang berlangsung tetap dan
berkepanjangan.
4. Pengalaman hidup
a. Paparan sinar matahari : kulit yang tak terlindungi oleh sinar matahari
akan mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan menjadi kusam
b. Kurang olahraga : olahraga membantu kekuatan otot dan
memperlancar sirkulasi darah
c. Menkonsumsi alkohol: dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada
kulit dan menyebabkan peningkatan aliran darah dekat dengan
permukaan kulit
5. Lingkungan
Proses menua secara biologik berlangsung secara alami dan tidak dapat
dihindari, tetapi seharusnya dpata tetap dipertahankan dalam status sehat.
6. Stres
Tekanan hidup sehari hari dalam lingkungan rumah,pekerjaan, ataupun
masyrakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidupakan berpengaruh pada
proses penuaan.

6
D. Teori-teori proses penuaan
Teori proses menua menurut Sheira Saul (1974 dalam siti bandiyah,
2009), yaitu di golongkan menjadi 2 kelompok biologis dan teori kejiwaan
sebagai berikut :
1. Teori Biologis
Penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan
kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi
sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan
negative. (Mary ANN Christ et al, 1993, dikutip oleh Hardywinoto & Toni
Setibudi, 1999). Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori
intrinsic dan ekstrinsik. Intrinsic berarti perubahan yang berkaitan dengan usia
timbul akibat penyebab diakibatkan pengaruh lingkungan.Teori biologis
dibagi dalam :
a) Teori Genetik Clock
Menurut hayflick (1961 dalam sri surini pudjiastuti, 2003), menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies spesies tertentu. Menua
terjadi sebab akibat dari perubahan bikimia yang diprogram oleh
molekul molekul atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel ).
b) Teori Auto Immune
Dalam teori ini dijelaskan bahwa didalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar
timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah
kelainan autoimun. (Godteris & Brocklehurst, 1989).
c) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi. Didalam tubuh yang

7
bersiap merusak, dapat dinetralkan dalam tubuh oleh enzimatau
senyawanon enzim contohnya adalah : vitamin C betakorotin, vitamin
E.
d) Teori “Immunology Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)
System immune menjadi kurang efektif dengan bertambahnya
usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh.
e) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau asing reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastic, kekakuan dan hilangnya fungsi.

2. Teori Kejiwaan Sosial


Teori kejiwaan meneliti dampak atau pengaruh sosial terhadap prilaku
manusia. Teori ini me,ihat pada sikap, keyakinan, dn prilaku lansia. Ada
beberapa macam teori kejiwaan sosial, diantaranya sebagai berikut :

a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)


Menurut maslow ( 1954 dalam noorkasiani,2009), menyatakan
bahwa para lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan sosial. Mempertahankan hubungan antara
sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan
sampai usia lanjut untuk tetap aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.
b) Kepribadian belanjut (continuity theory)
Menurut kontjoro (2002), dasar kepribadian atau tingkah laku
tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari
teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimiliki.
c) Teori pembebasan (disengagement theory)
Salah satu teori social yang berkenaan dengan proses penuaan
adalah “teori pembebasan atau disengagement theory”. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.

8
Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lansia menurun, baik
secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering terjadi kehilangan
ganda (Tripple Lost), yakni :
 Kehilangan peran (Loss of role)
 Hambatan kontak social (restraction of contacs and relation ships)
 Berkurangnya komitmen (to social mores and values)

E. Masalah pada proses penuaan


Meliputi dari perubahan tingkat sel sampai kesemua sistem organ
tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskular,sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal,
genitalia urinaria, endoktrin, integumen sebagai berikut ( siti bandiyah, 2009):
Perubahan fisiologis Masalah
1. Sistem a. Otot pernafasan kaku sehinggak kehilangan
pernafasan kekuatan, vol udara inspirasi berkurang,
sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
b. Penurunan aktifitas menyebabkan penurunan
reaksi batuk sehingga potensial terjadi
penumpukan sekret.
c. Penurunan aktivitas paru mengembang dan
mengempisnya sehingga jumlah udara
pernafan yang masuk ke paru mengalami
penurunan, jika pada pernafasan yang
tenang kira-kira 500 ml.
d. Alveoli semakin melebar dan jumlahnya
berkurang(luas permukaaan normalnya 50
m²), menyebabkan terganggunya proses
difusi.
e. Penurunan O2 menjadi 75 mmHg
mengganggu proses oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga o2 tidak terangkut
semua ke jaringan.
f. CO2 pada arteri tdak berganti sehingga

9
komposisi O2 dalam arteri juga menurun
dan lama kelamaan menjadi racun pada
tubuh sendiri.
g. Kemampuan batuk berkurang sehingga
pengeluaran sekret dan corpus olium dari
saluran nafas berkurang sehingga potensi
terjadinya obstruksi
2. Sistem a. Cepat menurunkan hubungan persarafan
persarafan b. Lambat dalam merespon dan waktu untuk
berfikir.
c. Mengecilnya saraf pancaindra.
d. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf
penciumandan perasa lebih sensitif pada
perubahan suhudengan rendahnya ketahanan
tubuh terhadap dingin.
3. penglihatan a. kornea lebih berbentuk sferis (bola)
b. sfingter pupil timbul sklerosos dan
hilangnya respon terhadap cahaya.
c. Lensa lebih suram(kekeruhan pada lensa)
d. Meningkatnya pengamatan sinar daya
adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
susah melihat dalam cahaya gelap
e. Hilangnya daya akomodasi
f. Menurunnya pang pandang dan
berkurangnya luas pandang
g. Menurunnya daya membedakannya warna
biru dan hijau dalam skala
4. Pendengaran a. Prebiakusis (gg. Pada pendengaran)
b. Hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara
lain nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada

10
usia diatas 65 tahun
c. Membran timpani menjadi atropi ang
menyebabkan otosklerosis
d. Terjadi pengumulan serumen, dapat
mengeras karena meningkatya kreatinin.
5. Pengecapan dan a. Menurunnya kemampuan mengecap
penghidung b. Menurunnya kemampuan penghidung
sehingga mengakibatkan selera makan
berkurang.
6. Peraba a. Kemunduran dalam merasakan sakit
b. Kemunduran dalam merasakan tekanan,
panas, dingin.
7. Perubahan a. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
kardiovaskuler b. Kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% pertahun sesudah umur 20
tahun. Menyebabkan menurunnya kontraksi
dan vol darah
c. Kehilangan keelastisan pembuluh darah
d. Kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi
dari tisur keduduk(duduk ke berdiri0 bisa
menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusng
mendadak.
e. TD meningkat akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer
(normalnya±170/90mmHg).
8. Sistem genetalia a. Ginjal : mengecil dan nefron menjadi atrofi,
urinaria aliran darah keginjal menurun menjadi 50%,
penyaringan diglomerulus menurun sampai
50%,fungsi tubulus berkurang akibat
berkurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urin, berat jenis urin menurun proteria urin

11
(biasanya+1)
b. Vesika urinaria/kandung kemih: otot-
ototmenjadi lemah, kapasiasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
BAK meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
c. Pembesaran prostat±75 % dimulai oleh pria
diatas 65 tahun
d. Atrovi vulva
e. Vagina : selaput menjadi kering, keelastisan
jaringan menurun , permukaan vagina
menjadi hakus,sekresi menjadi berkurang,
reaksi sifatnya lebih alkali terhadap
perubahan warna.
f. Daya seksual : frekuensi seksual intercouse
cenderung menurun tapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus
9. Sistem a. Produksi hampir semua hormon menurun
endoktrin dan b. Pituitary : pertumbuhan hormon ada tapi
metabolik lansia lebih rendah dan hanya ada dipembuluh
darah dan berkurangnya produksi dari
ACTH,TSH,FSH,dan LH.
c. Menurunnya aktivitas tiroid, produksi
aldesteron, sekresi hormon : progesteron,
estrogen dan testosteron.
d. Disfisiensi hormonal dapat menyebabkan
hipotiroidism, depresi dari sumsum tulang,
serta kurang mampu dalam mengatasi
tekanan jiwa (stres).
10. Perubahan a. Kehilangan gigi, penyebab utama adalah
sistem perodontal disease yang biasanya terjadi
pencernaan usia setelah umur 30 th, penyebab lain meliputi

12
lanjut kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk
b. Indra pengecap menurun, adanya iritasi yang
kronis dari selaput lendir, atrofi indra
pengecap ±80%), hilangnya sensitivitas dari
inra pengecap di lidah terutama rasa manis,
asin , asam , dan pahit
c. Esofagus melebar
d. Lambung : rasa lapar menurun ( sensitivitas
lapar menurun), asam lambung menurun.
e. Peristaltik usu melemah dan biasanya timbul
konstipasi
f. Fungsi absorbsi melemah
g. Liver : makin mengecil, menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
11. Sistem a. Tulang rapuh, resiko terjadinya fraktur,
muskuloskeletal kyphosis, persendian besar dan menjadi
kaku,
b. pada lansia wanita > resiko fraktur
c. pinggang lutut dan jari pergelangan terbatas.
d. Pada diktus vertebralis menipis dan menjadi
pendek (tinggi badan berkurang ).
12. Perubahan a. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan
sisitem kulit dan lemak.
jaringan ikat b. Kulit kering dan menipis karena
menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adipose
c. Kehilangan keringan mulai tidak bekerja
dengan baik sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas denga tempratur yang tinggi.
d. Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam
akibat menurunnya aliran dan dan sel – el
yang memproduksi pigmen.

13
e. Penyembuhan luka kurang baik karena
menurunya aliran darah dalam kulit.
f. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi
tebal dan rapuh
g. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut tipis
dan botak serta berubah warna menjadi
kelabu
h. Temperatur tubuh menurun akubat
kecepatan metabolisme yang menurun.
i. Keterbatasan refleks menggil dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak,
rendahnya aktivitas otot.
13. Perubahan a. Perubahan sistem reproduksi
sistem b. Selaput lendir vagina menurun /kering
reproduksi dan c. Atrofi payudara
seksual d. Testis masih dapat memproduksi walaupun
terjadi penurunan berangsur-angsur
e. Dorongan seks menetap samapi usia di atas
70 tahun asal kondisi kesehatan baik.

F. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan lansia yaitu :
1. Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa
umurnya.
2. Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga, dan teman.
3. Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan
status kesehatan dan ekonomi.
4. Menyiapkan pendapatan yang memadai
5. Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal.
6. Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
7. Memelihara kebersihan diri.
8. Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman

14
9. Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
10. Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status.
11. Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan
12. Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan
pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang
disayangi,menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi
13. Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan
dalam filosofi atau agama.

G. Batasan Lanjut Usia


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologynamia, 2013,
batasan lanjut usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

15
H. Pathways Proses Menua

Proses Menua

Perubahan Perubahan Perubahan


biologis /fisik kejiwaan social

Penurunan Penurunan daya


Sumber keuangan
masukan nutrisi ingat tingkat menurun
pendidikan rendah

Penurunan Fungsi social menurun


Fungsi
aktivitas kehilangan beberapa family
intelektual

Penurunan fungsi sendi, Depresi


otot, pendengarann Demensia
penglihatan
Mudah Perubahan cara hidup
Perasaan
marah / (masuk PSTW)
sedih
tersinggung

Perubahan
Merasa kurang psikososial
Perasaan tak
diperhatikan
tenang

Membahayakan
Takut (ansietas)
diri sendiri

Gangguan
Menarik dari
istirahat / tidur
social

16
I. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin
yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan
kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui
adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1. Pemerikasaan hematologi rutin
2. Urin rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
5. Alkalin pospat
6. Fungsi hati
7. Fungsi ginjal
8. Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin

17
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ( TEORITIS )

1. Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku
sosial pada lansia
a. Perubahan biologis
Perubahan fisiologis Masalah
1. Sistem h. Otot pernafasan kaku sehinggak kehilangan
pernafasan kekuatan, vol udara inspirasi berkurang,
sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
i. Penurunan aktifitas menyebabkan penurunan
reaksi batuk sehingga potensial terjadi
penumpukan sekret.
j. Penurunan aktivitas paru mengembang dan
mengempisnya sehingga jumlah udara
pernafan yang masuk ke paru mengalami
penurunan, jika pada pernafasan yang
tenang kira-kira 500 ml.
k. Alveoli semakin melebar dan jumlahnya
berkurang(luas permukaaan normalnya 50
m²), menyebabkan terganggunya proses
difusi.
l. Penurunan O2 menjadi 75 mmHg
mengganggu proses oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga o2 tidak terangkut
semua ke jaringan.
m. CO2 pada arteri tdak berganti sehingga
komposisi O2 dalam arteri juga menurun
dan lama kelamaan menjadi racun pada
tubuh sendiri.
n. Kemampuan batuk berkurang sehingga
pengeluaran sekret dan corpus olium dari

18
saluran nafas berkurang sehingga potensi
terjadinya obstruksi
2. Sistem e. Cepat menurunkan hubungan persarafan
persarafan f. Lambat dalam merespon dan waktu untuk
berfikir.
g. Mengecilnya saraf pancaindra.
h. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf
penciumandan perasa lebih sensitif pada
perubahan suhudengan rendahnya ketahanan
tubuh terhadap dingin.
3. penglihatan h. kornea lebih berbentuk sferis (bola)
i. sfingter pupil timbul sklerosos dan
hilangnya respon terhadap cahaya.
j. Lensa lebih suram(kekeruhan pada lensa)
k. Meningkatnya pengamatan sinar daya
adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
susah melihat dalam cahaya gelap
l. Hilangnya daya akomodasi
m. Menurunnya pang pandang dan
berkurangnya luas pandang
n. Menurunnya daya membedakannya warna
biru dan hijau dalam skala
4. Pendengaran e. Prebiakusis (gg. Pada pendengaran)
f. Hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara
lain nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada
usia diatas 65 tahun
g. Membran timpani menjadi atropi ang
menyebabkan otosklerosis
h. Terjadi pengumulan serumen, dapat
mengeras karena meningkatya kreatinin.

19
5. Pengecapan dan c. Menurunnya kemampuan mengecap
penghidung d. Menurunnya kemampuan penghidung
sehingga mengakibatkan selera makan
berkurang.
6. Peraba c. Kemunduran dalam merasakan sakit
d. Kemunduran dalam merasakan tekanan,
panas, dingin.
7. Perubahan f. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
kardiovaskuler g. Kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% pertahun sesudah umur 20
tahun. Menyebabkan menurunnya kontraksi
dan vol darah
h. Kehilangan keelastisan pembuluh darah
i. Kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi
dari tisur keduduk(duduk ke berdiri0 bisa
menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusng
mendadak.
j. TD meningkat akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer
(normalnya±170/90mmHg).
8. Sistem genetalia g. Ginjal : mengecil dan nefron menjadi atrofi,
urinaria aliran darah keginjal menurun menjadi 50%,
penyaringan diglomerulus menurun sampai
50%,fungsi tubulus berkurang akibat
berkurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urin, berat jenis urin menurun proteria urin
(biasanya+1)
h. Vesika urinaria/kandung kemih: otot-
ototmenjadi lemah, kapasiasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
BAK meningkat, vesika urinaria susah

20
dikosongkan pada lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
i. Pembesaran prostat±75 % dimulai oleh pria
diatas 65 tahun
j. Atrovi vulva
k. Vagina : selaput menjadi kering, keelastisan
jaringan menurun , permukaan vagina
menjadi hakus,sekresi menjadi berkurang,
reaksi sifatnya lebih alkali terhadap
perubahan warna.
l. Daya seksual : frekuensi seksual intercouse
cenderung menurun tapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus
9. Sistem e. Produksi hampir semua hormon menurun
endoktrin dan f. Pituitary : pertumbuhan hormon ada tapi
metabolik lansia lebih rendah dan hanya ada dipembuluh
darah dan berkurangnya produksi dari
ACTH,TSH,FSH,dan LH.
g. Menurunnya aktivitas tiroid, produksi
aldesteron, sekresi hormon : progesteron,
estrogen dan testosteron.
h. Disfisiensi hormonal dapat menyebabkan
hipotiroidism, depresi dari sumsum tulang,
serta kurang mampu dalam mengatasi
tekanan jiwa (stres).
10. Perubahan h. Kehilangan gigi, penyebab utama adalah
sistem perodontal disease yang biasanya terjadi
pencernaan usia setelah umur 30 th, penyebab lain meliputi
lanjut kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk
i. Indra pengecap menurun, adanya iritasi yang
kronis dari selaput lendir, atrofi indra
pengecap ±80%), hilangnya sensitivitas dari

21
inra pengecap di lidah terutama rasa manis,
asin , asam , dan pahit
j. Esofagus melebar
k. Lambung : rasa lapar menurun ( sensitivitas
lapar menurun), asam lambung menurun.
l. Peristaltik usu melemah dan biasanya timbul
konstipasi
m. Fungsi absorbsi melemah
n. Liver : makin mengecil, menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
11. Sistem e. Tulang rapuh, resiko terjadinya fraktur,
muskuloskeletal kyphosis, persendian besar dan menjadi
kaku,
f. pada lansia wanita > resiko fraktur
g. pinggang lutut dan jari pergelangan terbatas.
h. Pada diktus vertebralis menipis dan menjadi
pendek (tinggi badan berkurang ).
12. Perubahan j. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan
sisitem kulit dan lemak.
jaringan ikat k. Kulit kering dan menipis karena
menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adipose
l. Kehilangan keringan mulai tidak bekerja
dengan baik sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas denga tempratur yang tinggi.
m. Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam
akibat menurunnya aliran dan dan sel – el
yang memproduksi pigmen.
n. Penyembuhan luka kurang baik karena
menurunya aliran darah dalam kulit.
o. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi
tebal dan rapuh
p. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut tipis

22
dan botak serta berubah warna menjadi
kelabu
q. Temperatur tubuh menurun akubat
kecepatan metabolisme yang menurun.
r. Keterbatasan refleks menggil dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak,
rendahnya aktivitas otot.
13. Perubahan f. Perubahan sistem reproduksi
sistem g. Selaput lendir vagina menurun /kering
reproduksi dan h. Atrofi payudara
seksual i. Testis masih dapat memproduksi walaupun
terjadi penurunan berangsur-angsur
j. Dorongan seks menetap samapi usia di atas
70 tahun asal kondisi kesehatan baik.

1. Perubahan fisik yang perlu dikaji :


2. Pengkajian status fungsional
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara
mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis.
Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek
tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang
kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen dan makan.

3. Pengkajian tingkat kemandirian


A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi,
berpakaian dan mandi
B : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu
dari fungsi tambahan
C : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan

23
D : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

ii. Perubahan Kognitif


Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat
kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi
perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak
mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess,
1994)
Pengkajian status kognitif
- SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual
terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan
kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.
- MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian
dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong
tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
- Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang
behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan
skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala

24
iii. Perubahan Psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada
penuaan. Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan
biasa terjadi pada mayoritas lansia.
1. Pengkajian social
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh
tingkat kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang
dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR
Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien yang
mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya atau
dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi,
nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G :Growth
A :Affection
R : Resolve
2. Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin
tidak adanya bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera.
Faktor lingkungan yang harus diperhatikan :
 Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari
 Jalan bersih
 Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
 Alas kaki stabil dan anti slip
 Kain anti licin atau keset
 Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011
(Berdasarkan NANDA 2011)
1) Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi
2) Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran, taktil, olfaktori)

25
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4) Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbetasan kognitif, salah
interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak
familier dengan sumber informasi
5) Resiko cedera fisik /resiko jatuh tinggi
6) Hambatan interaksi sosial
7) Kerusakan memori
8) Hambatan mobilitas fisik
9) Perubahan fungsi intelektual dan pola pikir

26

Anda mungkin juga menyukai