Kasus Keracunan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

NAMA : THESIA MAHARANI PUTRI

NIM : 1604123533
JURUSAN : THP

Kasus Kerang Hijau Di Teluk Jakarta yang Tercemar


Merkuri


Pencemaran logam berat, khususnya merkuri, di Teluk Jakarta, telah sampai pada titik
mengkhawatirkan. Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor menyebut, kini berbahaya untuk
mengonsumsi kerang hijau dari perairan itu. Kaki Hasan, seorang nelayan di Muara Angke,
Jakarta Utara, menghentak-hentak membersihkan kerang hijau yang baru dibawanya dari Teluk
Jakarta. Gerakannya seakan melambangkan kekecewaan terhadap hasil panennya belakangan ini.
Peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Etty Riani, menyebut
banyaknya tritip yang menempel di kerang hijau, adalah salah satu "pertanda tidak langsung"
telah tercemarnya Teluk Jakarta oleh merkuri. "Kerang hijau mampu menyerap logam berat
dalam jumlah yang sangat tinggi," ujarnya. Namun, pencemaran yang begitu dahsyat, diduga
Etty membuat kerang hijau "keracunan", sehingga kehilangan kemampuan membersihkan diri,
termasuk dari tritip. Kerang hijau dihinggapi banyak kerang batu (tritip) berlumpur sehingga
perlu dibersihkan.
Pencemaran di Teluk Jakarta sudah sangat-sangat tinggi. Pencemaran logamnya memang
tinggi sekali. Pada kerang hijau, konsentrasi Hg (merkuri) sudah mencapai 40mg/kg lebih,
padahal baku mutu konsumsinya hanya 1mg/kg. Setelah dibersihkan dengan kaki, kerang
direndam dan digoyang di air untuk membersihkan lumpurnya. Hasil penelitian Etty sejalan
dengan telaah Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tidak
hanya merkuri, peneliti LIPI, Zainal Arifin bahkan menyebut "kerang hijau di Teluk Jakarta juga
memiliki kandungan arsenik yang tinggi; 6,77, tiga kali lipat dari batas yang bisa dikonsumsi."
Merkuri bukanlah logam yang pencemarannya bisa dianggap sepele. Ingat bagaimana
sejumlah masyarakat di kota Minamata, Kumamoto, Jepang, pada tahun 1950an menderita
lumpuh, cacat fisik dan kanker karena memakan ikan yang tercemar logam berat itu. Dan
sekarang kerang hijau di Teluk Jakarta, menurut Etty, membawa ancaman serupa. "Kami hitung
analisis risikonya; kalau orang dewasa makan kerang, itu risiko kejadian kankernya baru
berkurang kalau dia hanya makan satu ekor (kerang hijau) per sekali makan. Itu dengan asumsi
bahan makanan lainnya tidak terkontaminasi logam berat.”

Anda mungkin juga menyukai