Makalah Fix
Makalah Fix
DOSEN PEMBIMBING
F.X Sinungharjo
DISUSUN OLEH
Rahmat Akbar/184114053
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan YME yang telah menganugerahkan karunia-
Nya, yang karena-Nya, saya diberikan kemampuan untuk menyelesaikan makalah
morfologi yang bertema ‘Bentuk, Fungsi, dan Arti dalam Proses Morfologis Kata yang
Berimbuhan Ber-’.
Adapun penulisan makalah ini ditujukan sebagai pemenuhan beberapa ketentuan kelulusan
pada mata kuliah morfologi. Lewat penyusunan makalah ini tentunya saya mengalami
beberapa hambatan, tantangan serta kesulitan, namun karena semangat dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.
Melalui penyusunan makalah ini tentunya saya sadar akan kekukurangan saya dalam
meneliti berbagai hal dikarenakan terbatasnya waktu luang saya dan kemampuan saya
dalam mata kuliah Morfologi yang mana pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan
Morfologis bukan menggunakan pendekatan Filsafat, yang mana bidang Filsafat tersebut
lebih berpengaruh dalam kerangka berfikir saya. Selebihnya, ada nilai plus dan minus dari
segi kualitas maupun dari segi kuantitas materi yang saya paparkan, saya harapkan
kemaklumannya dalam memahami makalah yang saya paparkan ini. Oleh sebab itu saya
memerlukan saran serta kritik yang membangun yang dapat menjadikan makalah ini lebih
baik.
Terakhir, tentunya saya berharap setiap bantuan yang telah diberikan oleh segenap pihak
dapat menjadi ladang kebaikan. Aamin
Penggunaan afiks sangat penting untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan.
Dari itu, sebuah bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan dalam
berkomunikasi. Maka dari itu, dalam makalah ini, penulis membahas salah satu afiks dan
kegunaannya dalam berkomunikasi serta analsis kesalahan dalam menggunakan afiks
tersebut. Afiks yang dibahas penulis yaitu afiks ber-. Penggunaan afiks ber- dapat
mengubah makna, jenis, dan fungsi bentuk dasar menjadi kata lain. Selain itu, penggunaan
afiks ber- yang akan digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya dalam
berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, afiks ber- dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa jenis dengan makna dan bentuk yang berbeda-beda.
2. Rumusan Masalah
Dalam penggunaan afiks ber-, ada beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini,
yaitu;
3. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai penulis dalam pembahasan makalah pengunaan
afiks ber-, yaitu;
1.6 Untuk mengetahui terjadinya proses morfologis afiks ber- yang baik dan tepat
1.7 Untuk mengetahui fungsi afiks ber- dalam suatu kalimat
1.8 Untuk mengetahui bentuk apa saja yang dapat dihasilkan oleh afiks ber-
1.9 Untuk mengetahui makna gramatikal dan leksikal yang dimunculkan akibat
proses morfologis afiks ber-
1.10 Untuk dapat merubah kesalahan menjadi kebenaran dalam penggunaan
afiks ber-
4. Proses morfologis afiks ber-
1. Bentuk dasar kandang dengan afiks ber- menghasilkan kata baru berkandang pada
kalimat “Kuda poni ini berkandang jauh di ujung taman rumah Pak Harto”.
2. Bentuk dasar nama dengan afiks ber- menghasilkan kata baru bernama pada kalimat
“Salah satu pasar di Solo bernama pasar Klewer dan tidak begitu terkenal.
5. Fungsi Afiks Ber-
Setelah mengalami proses morfologis, kata baru yang dihasilkan dapat berubah
fungsinya dari bentuk dasar maupun tidak. Dalam hal ini, penulis mengenal dua proses
dalam pembentukan kata. Dua proses tersebut adalah Infleksional dan Derivasional.
Infleksional merupakan kategori leksikal pembentukan kata baru hasil proses morfologis
yang fungsi kata barunya sama dengan bentuk dasarnya.
Contohnya dalam afiks ber- yaitu; bentuk dasar kandang “tempat istirahat hewan
peliharaan” memiliki fungsi sebagai kata benda dan setelah mendapatkan tambahan afiks
ber-menghasilkan kata baru berkandang. Kata berkandang memiliki fungsi sebagai kata
benda, pada kalimat “Kuda poni ini berkandang jauh di ujung taman rumah Pak Heru”.
Dari contoh tersebut dapat simpulkan bahwa, kata baru yang mendapatkan afiks ber-
dengan bentuk dasar yang berfungsi sebagai kata benda tidak mengalami perubahan fungsi.
Bentuk dasar kata berafiks ber- mungkin berupa pokok kata, misalnya :
Bertemu temu
Bersandar sandar
Berjuang juang
Bersua sua
Berjumpa ajar
Belajar ajar
Beradu adu
Beralih alih
Bergembira gembira
Berpadu padu
Berbahagia bahagia
Berdua dua
Bertiga tiga
Berempat empat
Berlima lima
Dan yang paling sering digunakan ialah kata benda, misalnya :
Bersepeda sepeda
Bertopi topi
Berwibawa wibawa
Berpemimpin pemimpin
Beranggota anggota
Beralasan alasan
Berkebun kebun
Semua kata berafiks ber- termasuk golongan kata verbal. Karena itu, afiks ber- hanya
mempunyai satu fungsi saja, ialah sebagai pembentuk kata verbal.
1. ‘Melakukan suatu tindakan’, atau dengan kata lain, menyatakan ‘suatu tindakan yang
aktif’. Makna ini, misalnya, terdapat pada kata-kata bersandar, berjuang, belajar,
bekerja, beralih, berangkat, berlari, berdagang, berdebat, berderet, dll
2. Pada kata bergembira, berpadu, berbahagia, ialah pada kata berafiks ber- menyatakan
‘dalam keadaan’, atau menyatakan makna ‘statif’
3. Pada kata-kata yang berbentuk dasar kata bilangan, afiks ber- menyatakan ‘kumpulan
yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasar’, kecuali pada kata bersatu.
Di sini afiks ber- menyatakan ‘menjadi satu’
Contoh :
4. Apabila bentuk dasarnya berupa kata benda, afiks ber- mempunyai berbagai
kemungkinan makna, misalnya ‘mempergunakan atau memakai’, ‘mengendarai’,
‘mengeluarkan’, ‘mengadakan’, ‘menuju ke’. ‘mengesahkan’, dan mungkin masih ada
kemungkinan-kemungkinan yang lain, yang di sini dirangkum dalam satu makna ialah
‘melakukan perbuatan berhubung dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar’
Contoh:
Contoh:
Dalam proses morfologis, penggunaan afiks ber- dapat menghasilkan kata baru
yang bermakna gramatikal. Makna gramatikal yang dihasilkan juga bermacam-macam.
Beberapa makna afiks ber- yang dihasilkan yaitu;
- Kata berkacamata memiliki bentuk dasar kacamata. Bentuk dasar Kacamata berfungsi
sebagai kata benda.
- Setelah diberi imbuhan ber-, kacamata menghasilkan bentuk baru yaitu berkacamata
yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan
arti atau bersifat infleksional tetapi memiliki makna mempunyai kacamata dalam konteks
kalimat tersebut.
- Kata berkaki memiliki bentuk dasar kaki. Bentuk dasar kaki berfungsi sebagai kata
benda.
- Setelah diberi imbuhan ber-, kaki menghasilkan kata baru yaitu berkaki yang berfungsi
sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan arti atau
bersifat infleksional tetapi memiliki makna mempunyai dan memiliki kaki dalam konteks
kalimat tersebut.
3. Ranti telah berkeluarga sejak dua tahun lalu dan mempunyai satu anak
- Kata berkeluarga memiliki bentuk dasar keluarga. Bentuk dasar keluarga berfungsi
sebagai kata benda.
- Seteleh diberi imbuhan ber-, keluarga menghasilkan kata baru yaitu berkeluarga yang
berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata tersebut tidak mengalami perubahan arti
atau bersifat infleksional tetapi memiliki makna mempunyai dan memiliki keluarga dalam
konteks kalimat tersebut.
- Kata bersepeda memiliki bentuk dasar sepeda. Bentuk dasar sepeda berfungsi sebagai
kata benda.
- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar sepeda menghasilkan kata baru yaitu
bersepeda yang berfungsi sebagai kata kerja. Dalam hal ini, kata bersepeda mengalami
perubahan fungsi atau bersifat derivasional dan bermakna sedang melakukan kegiatan
menaiki sepeda dalam konteks kalimat tersebut.
- Kata bertamu memiliki bentuk dasar tamu. Bentuk dasar tamu berfungsi sebagai kata
benda.
- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar tamu menghasilkan kata baru yaitu
bertamu yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata bersepeda tidak mengalami
perubahan fungsi atau infleksional tetapi memiliki makna sedang melakukan kegiatan
mendatangi rumah Gita dalam konteks kalimat tersebut.
7.3 Bermakna mempergunakan atau memakai sesuatu
- Kata berpaku memiliki bentuk dasar paku. Bentuk dasar paku berfungsi sebagai kata
benda.
- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar paku menghasilkan kata baru yaitu
berpaku yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata berpaku tidak mengalami
perubahan fungsi atau infleksional tetapi memiliki makna mempergunakan paku di sudut
pintu dalam konteks kalimat tersebut.
2. Hari ini, Ibu Gita memasak sayur asam dan ikan asin yang bersambal terasi.
- Kata bersambal memiliki bentuk dasar sambal. Bentuk dasar sambal berfungsi sebagai
kata benda.
- Setelah mendapat imbuhan ber-, bentuk dasar sambal menghasilkan kata baru yaitu
bersambal yang berfungsi sebagai kata benda. Dalam hal ini, kata bersambal tidak
mengalami perubahan arti atau infleksional tetapi mempunyai makna menggunakan
sambal terasi dalam konteks kalimat tersebut.
7.4 Bermakna mempunyai sifat atau bersifat seperti
kekurangan air.
- Kata berkapur memiliki bentuk dasar kapur. Bentuk dasar kapur berfungsi sebagai kata
benda.
- Setelah mendapatkan imbuhan ber-, bentuk dasar kapur menghasilkan kata baru yaitu
berkapur yang berfungsi sebagai kata sifat. Dalam hal ini, kata berkapur mengalami
perubahan fungsi atau derivasional. Selain itu, kata berkapur juga bermakna mempunyai
sifat berkapur yang melekat pada tanah di daerah Gunung Kidul dalam konteks kalimat
tersebut.
- Kata berminyak memiliki bentuk dasar minyak. Bentuk dasar minyak berfungsi sebagai
kata benda.
- Setelah mendapatkan imbuhan ber-, bentuk dasar minyak menghasilkan kata baru yaitu
berminyak yang berfungsi sebagai kata sifat. Dalam hal ini, kata berminyak mengalami
perubahan fungsi atau derivasional. Selain itu, kata berminyak juga bermakna mempunyai
sifat berminyak yang melekat pada gorengan dalam konteks kalimat tersebut.
8. Analisis kesalahan dalam Afiks Ber-
Kata-kata beda, renang, dan juang di atas merupakan kata dasar yang menduduki
predikat pada masing-masing kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam
predikat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber-, yaitu menjadi berbeda, berenang, dan
berjuang. Jadi perbaikan kalimat 1-3 adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
1. Mendapat bapakku berbeda dengan pendapat pamanku.
2. Marilah kita ke Tirtabening, kita berenang di sana!
3. Warga negara Indonesia berjuang melawan kemiskinan dan kebodohan.
8.2 Morf be- Tergantikan Morf ber-
Kesalahan berbahasa dalam pembentukan kata dapat kita amati pula pada
pemakaian morf be- yang tergantikan morf ber-
Jika kita cermati pemakatian kata berkerlip, berterbangan, berkerja, dan berruang pada
kalimat 1-3 termasuk bentukan yang salah. Berutrut-turut proses pembentukan kata-kata itu adalah
ber + kerlip, ber + terbang + an, ber + kerja, dan ber + ruang. Seusai kaidah pembentukan kata,
prefiks ber- jika melekat pada kata dasar yang berfonem awal /r/ dan melekat pada kata dasar yang
suku kata pertamanya berakhir dengan atau mengandung unsur [er] akan beralomorf menjadi be-
. Jadi bentukan yang benar adalah berkerlip, berterbangan, bekerja, dan beruang. Pembetulan
keempat kalimat di atas adalah sebagai berikut
Bentuk Baku
Kasus kesalahan ditemukan pula pada pemakaian morf bel- yang tergantikan morf
ber- berikut ini.
Bentuk Baku
http://pusawi.blogspot.com/2013/05/kata-imbuhan-prefiks-sufiks-konfiks.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33663/3/Chapter%20II.pdf
http://ellispudjawaty.wordpress.com/2013/11/01/prefiks-infiks-sufiks-konfiks/
http://prodibahasa.wordpress.com/2011/11/25/prefiks-ber%E2%80%91/
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/01/pengertian-morfem-
jenis-jenisnya-dan.html
http://khansaakifaaya.blogspot.com/2014/04/identifikasi-morfem-jenis-jenis-
morfem_9.html
https://dosenbahasa.com/arti-imbuhan-ber-dan-contohnya-dalam-kalimat
https://dosenbahasa.com/contoh-imbuhan-ber
https://dosenbahasa.com/makna-imbuhan-ber-dan-contoh-kalimatnya
http://desikusmawati.blogspot.com/2011/02/ilmu-bahasa-indonesia-
morfologi.html
https://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2011/10/kajian-morfologi.html
http://artikel-mgmp-bi-sma-ma-kotaptk.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-
false-false-en-us-x-none.html
https://reliefbahasaindonesia.wordpress.com/2014/12/16/morfologi-bahasa-
indonesia/
https://dosenbahasa.com/perbedaan-makna-gramatikal-dan-leksikal