Anda di halaman 1dari 5

Lembar Tugas Mandiri Problem Based Learning 1

Nama : Tannia Sembiring


NPM : 1606827795
Kelompok : KD-15
Modul : Hematologi-Onkologi

DIAGNOSIS DAN PENDEKATAN KLINIS ANEMIA PADA ANAK

PENDAHULUAN penyakit terdahulu, riwayat keluarga, dan riwayat sosial.


Pada riwayat penyakit sekarang, tanyakan mengenai
Anemia adalah keadaan berkurangnya konsentrasi adanya manifestasi pendarahan (akut/kronik) dan ada
hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah sehingga atau tidaknya nyeri pada sendi. Pendarahan dapat
dapat mengurangi fungsi pesebaran oksigen ke jaringan menjadi etiologi dari anemia. Pada riwayat penyakit
perifer. Secara kuantitatif, anemia didefinisikan sebagai terdahulu, tanyakan mengenai riwayat infeksi kronik,
gejala yang ditimbulkan dari hemoglobin di bawah standar gangguan ginjal, riwayat operasi, atau kelahiran prematur,
deviasi 2 dari rata-rata yang menyebabkan penurunan kembar, dan anemia ketika kehamilan. Pada riwayat
oksigen pada organ perifer. Anemia dapat disebabkan keluarga, tanyakan apakah ada anemia kronik pada
oleh produksi sel darah merah yang berkurang, keluarga. Pada riwayat sosial, tanyakan mengenai status
peningkatan penghancuran eritrosit, atau kehilangan
nutrisi dan paparan bahan kimia dan fisika.1,2
darah.1
Usia dapat menjadi indikasi etiologi anemia. Neonatus
Pada kasus, pasien adalah anak laki-laki berusia 18 bulan, mengalami anemia umumnya disebabkan oleh kehilangan
datang dengan keluhan pucat dan berkurangnya nafsu
darah, congenital hemolytic anemia, infeksi kongenital,
makan serta aktivitas sejak 2 minggu lalu. Pada anamnesis,
atau fanconi anemia (apoptosis pada sel punca darah di
pasien lahir cukup bulan, langsung menangis, dengan
sumsum tulang). Anemia pada bayi dapat disebabkan oleh
berat lahir 2900 g serta panjang 49 cm. Pasien diberikan
MPASI sejak 6 bulan berupa bubur kuah ayam tanpa sayur defisiensi besi, infeksi, kehilangan darah, kerusakan
dan susu formula 8 x 200ml/hari. Pada pemeriksaan fisik struktur hemoglobin, leukemia, dan keracunan. Anemia
ditemukan pasien sakit sedang dan pucat, BB 8 kg, TB 76 pada anak dan dewasa umumnya disebabkan oleh
cm, nadi 130x/min, nafas 28x/min, suhu 37ºC, konjungtiva defisiensi besi, penyakit kronik, kehilangan daran, anemia
pucat, dan keadaan lain normal. Pada pemeriksan hemolitik, atau leukemia.1
laboratorium, didapatkan hemoglobin rendah (6,7g/dL),
hematocrit rendah (22,4%), trombosit tinggi (540.000), Pemeriksaan Fisik
eritrosit rendah (3,2 x 106/mm3), MCV rendah (70 fl), MCH
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan pada kulit, mukosa oral,
rendah (21 pg/sel), dan pemeriksaan lain dalam batas
wajah, gejala neurologis, dan organomegali.2
normal (leukosit, MCHC, LED, retikulosit).

Pasien didiagnosis mengalami anemia, namun perlu Pada pemeriksaan fisik, umumnya pasien terlihat pucat
ditentukan etiologi penyebab gejala anemia tersebut. dan pucat pada telapak tangan mengindikasikan Hb
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pemeriksaan <7g/dL. Pucat merupakan indikasi yang tidak sensitif
yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis etiologi terhadap anemia ringan, namun memiliki korelasi dengan
dari anemia pada pasien. anemia berat. Pada kulit, temukan adanya ikterus yang
menandakan peningkatan hemolisis, petechia yang
PEMBAHASAN
menandakan adanya manifestasi pendarahan, dan
Anamnesis limfadenopati yang mengindikasikan keganasan.2

Dalam melakukan anamnesis, dokter perlu menggali Pada wajah, temukan adanya frontal bossing/facies cooley
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat yang disebabkan oleh hiperplasia sumsum tulang pada
1
talasemia. Ciri-ciri dari hal ini merupakan dari lebar, jarak Indeks Eritrosit
antara kedua mata lebar, hidung pesek, tulang pipi
menonjol, dan gigi menonjol ke depan. Pada pemeriksaan Eritrosit memiliki parameter yang terdiri atas mean
neurologi, temukan adanya pernicious anemia, yaitu corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin
adanya parastesia, demensia, dan ataksia. Lakukan (MCH), dan mean corpuscular hemoglobin concentration
pemeriksaan organ, apabila ditemukan organomegali, hal (MCHC). MCV menggambarkan ukuran dari eritrosit
tersebut merupakan indikasi hemolisis, keganasan, dan sedangkan MCH dan MCHC menggambarkan jumlah Hb
pada eritrosit yang mempengaruhi warna dari setiap
hipersplenisme.2
eritrosit. Rata-rata MCV pada wanita dan pria dewasa
Pemeriksaan Penunjang adalah 90 fl sedangkan pada anak berusia 6 bulan hingga
2 tahun adalah 72—78 fl. Pasien dinyatakan mikrositik
Pemeriksaan penunjang awal indikasi anemia meliputi apabila MCV di bawah rata-rata. Nilai normal dari MCH
complete blood count (CBC) dan apusan darah tepi. adalah 27—31 pg, sedangkan MCHC adalah 32—36 pg.
Hemoglobin (Hb) Interpretasi dari kedua indeks ini menyatakan kondisi
eritrosit yang normokrom atau hipokrom.2
Hemoglobin (Hb) merupakan protein pada eritrosit yang
berperan dalam mengangkut oksigen dan karbon Laju Endap Darah (LED)
dioksida. Temuan jumlah Hb pada CBC merupakan LED merupakan pemeriksaan sedimentasi darah, diuji
parameter kuat dari anemia. Umumnya, nilai normal Hb dengan westergreen dan wintrobe. Namun, pemeriksaan
pada laki-laki dewasa adalah 15.5 g/dl, wanita dewasa ini kurang spesifik karena banyak faktor yang
adalah 14 g/dl, dan anak 6 bulan—2 tahun adalah 12 g/dl. mempengaruhi hasilnya. Nilai normal LED pada laki-laki
Anemia dapat ditegakkan apabila Hb pasien di bawah 2
dewasa adalah <10 mm/jam, wanita <15 mm/jam, dan
standar deviasi rata-rata, yaitu <13.5 g/dl pada laki-laki pada anak-anak adalah 0—10 mm/jam. Peningkatan LED
dewasa, <12 g/dl pada wanita dewasa, dan <10.5 pada atau percepatan sedimentasi terjadi pada inflamasi,
anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun.1,2 infeksi, keganasan, menstruasi, dan anemia. Sedangkan
Hematokrit penurunan LED atau perlambatan sedimentasi terjadi
pada polisitemia, dehidrasi, hemokonsentrasi, serta
Hematokrit menyatakan fraksi volume eritrosit pada penggunaan obat-obatan kortikosteroid dan aspirin.2
setiap satuan volume darah, dinyatakan dalam
persentase. Persentase hematokrit yang lebih rendah Retikulosit
dibandingkan batas normal mengindikasikan anemia, Retikulosit adalah eritrosit yang belum matur dan masih
sedangkan kondisi yang lebih tinggi dari batas normal memiliki nukleus. Pendeteksian retikulosit dilakukan
mengindikasikan polisitemia atau dehidrasi. Hematokrit dengan mencari ribosom dan RNA pada sitoplasma
dapat diukur dengan automated cell counter, macro-Ht eritrosit dengan pewarnaan supravital (methylene blue).
dengan wintrobe’s tube dan micro-Ht dengan pipa kapiler. Retikulosit menandakan adanya kebutuhan eritrosit tinggi
Rata-rata persentase hematokrit pada laki-laki dewasa (pada anemia dan pendarahan) atau eritropoiesis yang
adalah 47%, pada wanita dewasa adalah 41%, dan pada tidak sempurna sehingga retikulosit dilepaskan ke perifer.
anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun adalah 36%.1,2 Nilai normal retikulosit adalah 0.5—1.5%.2
Hitung Eritrosit Trombosit
Penghitungan eritrosit dapat dilakukan dengan Trombosit atau platelet merupakan komponen esensial
automated cell counter atau manual counting chmaber. darah yang berfungsi pada koagulasi. Trombosit umumnya
Pada anemia, terjadi penurunan jumlah eritrosit berkisar antara 150.000—400.000 sel/mm3. Peningkatan
sedangkan pada polisitemia atau dehidrasi didapatkan trombosit (trombositosis) merupakan respon terhadap
eritrosit yang meningkat. Nilai eritrosit normal pada laki- inflamasi, stress, malignansi, hipoksia, dan anemia.
laki adalah 4,3—5.6 x 106/µL dan pada wanita adalah 4— Sedangkan penurunan trombosit dapat disebabkan oleh
5.2 x 106/µL.2
2
dehidrasi, obat-obatan (carboplatin), gigitan ular, serta MCV pasien, dibagi menjadi anemia mikrositik,
demam berdarah dengue.3 normositik, dan makrositik.1

Apusan Darah Tepi

Pemeriksaan dilakukan secara mikroskopik dengan


pembesaran yang bervariasi. Pembesaran 10x10
dilakukan untuk menilai kualitas apusan, memperkirakan
jumlah leukosit, dan mencari parasit serta leukosit yang
abnormal. Pembesaran 10x40 dilakukan untuk
menghitung jenis leukosit, menilai morfologi leukosit, dan
menemukan parasit malaria. Pembesaran 10x100
dilakukan untuk menilai dengan komprehensif fitur pada
leukosit, eritrosit, dan platelet. Pada eritrosit, dinilai tiga
fitur utama yaitu ukuran, bentuk, dan pewarnaan yang
diinterpretasikan sebagai makro-, mikro-, dan normositik;
abnormalitas bentuk, dan hipokromik atau normokromik. Gambar 2. Algoritma penemuan Hb rendah.1
Interpretasi lain adalah anisositosis (adanya variasi
Anemia Mikrositik
ukuran), polikilositosis (adanya variasi bentuk), dan
polikromasia (adanya variasi warna).2,4 Beberapa contoh Apabila ditemukan pasien dengan anemia mikrositik,
temuan apusan darah tepi dapat dilihat pada Gambar 1. pastikan apakah anemia yang diderita ringan dan sesuai
dengan gejala kekurangan besi. Apabila anemia bersifat
ringan, berikan terapi suplementasi besi dan lakukan
pemeriksaan satu bulan setelahnya. Apabila Hb naik >1
mg/dL (respons +), diagnosis anemia defisiensi besi dapat
ditegakkan. Apabila Hb tidak naik setelah satu bulan
(respon -) atau anemia bersifat berat, lakukan
pemeriksaan red cell distribution width, indeks mentzer,
pemeriksaan ferritin (<15µg/L), serum besi (<30µg/dL),
free erythrocyte protoporphyrin (FEP), dan transferrin-iron
binding capacity (TIBC) >360µg/dL. RDW menunjukkan
keragaman ukuran eritrosit (variasi). Indeks Mentzner
membedakan antara thalasemia dengan non-thalasemia,
yaitu dengan membagi MCV dan RBC. Nilai <13
mengindikasikan thalasemia.1,5,6

Terdapat empat diagnosis banding dari kondisi pasien:


defisiensi besi tidak respons terhadap terapi, anemia pada
Gambar 1. Interpretasi apusan darah tepi. a) mikrositik, b)
sfenorositosis, c) makrositik, d) sel target, e) eliptositosis, f) sickle cell, penyakit kronik, thalasemia, dan idiopatik. Pasien yang
g) stomatositosis, h) sel fragmen, i) tear drop, j) nucleated red blood mengalami defisiensi besi yang tidak respons terapi harus
cell (NRBC), k) sel burr, dan l) malaria.4
menjalani pemeriksaan pendarahan gastrointestinal dan
Pendekatan Klinis Anemia pada Anak rujuk. Anemia akibat penyakit kronik dapat diterapi
dengan mengobati penyakit kroniknya. Penemuan
Pasien anak dengan gejala mengarah pada anemia kecurigaan thalasemia dan anemia idiopatik merupakan
didiagnosis dengan pemeriksaan laboratorium CBC dan indikasi rujuk.1,5,6 Perbedaan lain antara thalasemia dan
mengevaluasi hemoglobin. Apabila hemoglobin rendah, anemia defisiensi besi terangkum pada Tabel 1.
lakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan algoritma
pada Gambar 2. Anemia akan diklasifikasikan berdasarkan

3
Tabel 1. Perbedaan antara thalasemia dan anemia defisiensi Apabila pasien datang dengan keluhan anemia dan MCV
besi.5 tinggi, pasien diduga mengalami anemia makrositik.
Lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk
Karakteristik Anemia Thalasemia
membedakan anemia makrositik megaloblastik atau non-
Defisiensi Besi
megaloblastik, dengan menemukan neutrofil
Hitung eritrosit rendah tinggi tersegmentasi. Apabila terindikasi megaloblastik, lakukan
pemeriksaan folat dan vitamin B12. Apabila terindikasi
Retikulosit rendah tinggi nonmegaloblastik, lakukan k=pemeriksaan retikulosit.
Keduanya merupakan indikasi rujuk ke spesialis anak
RDW tinggi Normal
hematologi.1 Algoritma terdapat pada Gambar
MCV/RBC (indeks >13 <13
Mentzner)

Apusan Darah Mikrositik, Mikrositik,


Tepi hipokromik hipokromik
dengan target

Anemia Normositik

Apabila pasien dengan dugaan anemia dan MCV normal,


dugaan mengarah pada anemia normositik. Lakukan
anamnesis untuk mencari penyakit penyerta dan lakukan Gambar 4. Algoritma anemia makrositik1.
penghitungan retikulosit serta apusan darah tepi.
Retikulosit yang rendah mengindikasikan hipofungsi HUBUNGAN DENGAN KASUS
sumsum tulang, berkaitan dengan penyakit ginjal, hati, Pasien pada kasus memiliki Hb, Ht, MCV, dan MCH rendah,
atau tiroid. Apabila disertai inflamasi, lakukan mengindikasikan anemia mikrositik. Trombosit yang tinggi
pemeriksaan besi dan anemia disebabkan oleh penyakit pada pasien merupakan gejala pendukung anemia
kronik. Apabila disertai dengan apusan darah yang defisiensi besi. Pasien memiliki indeks Mentzner 21, yang
abnormal, pertimbangkan penyakit sumsum tulang menapis indikasi thalasemia. Pasien diharapkan
seperti leukemia dan myelofibrosis. Keduanya merupakan melakukan pemeriksaan ferritin, TIBC, RDW, dan serum
indikasi rujuk ke spesialis anak hematologi.1 Algoritma besi untuk memastikan diagnosis anemia defisiensi besi.
terdapat pada Gambar 3. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah pemberian
suplementasi besi dan nutrisi, kemudian lakukan
pemeriksaan Hb ulang satu bulan setelahnya.

KESIMPULAN

REFERENSI

1. Janus J, Moerschel SK. Evaluation of anemia in


children [internet]. Am Fam Physician. 2010 Jun
Gambar 3. Algoritma anemia normositik.1 15;81(12):1462-1471.
Anemia Makrositik

4
2. McKezie SB, William JL. Clinical laboratory
hematology: section III: The anemias. 3rd Ed. New
Jersey: Pearson; 2015.
3. Evstatiev R, Bukaty A, Jimenez K, Kulnigg-Dabasch
S, Surman L, Schmid W, et al. Iron deficiency alters
megakaryopoiesis and platelet phenotype
independent of thrombopoietin. Am J Hematol.
2014 Apr 12;89(5):524—9.
4. Hedge RB, Prasad K, Hebbar H, Sandhya I.
Peripheral blood smear analysis using image
processing approach for diagnostic purposes: A
review. Biocybern Biomed Eng. 2018;38(3):467—
80.
5. Adamson JW. Iron deficiency and other
hypoproliferative anemias. In: Jameson JL, Fauci
AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et
al., editors. Harrison’s principles of internal
medicine. 20e ed. New York: McGraw-Hill; 2018.
p. 683—9.
6. Sills R. Iron-deficiency anemia. In: Kleigman RM,
Stanton BF, Behrman RE. Nelson textbook of
pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
P2323—5.

Anda mungkin juga menyukai