Pasien didiagnosis mengalami anemia, namun perlu Pada pemeriksaan fisik, umumnya pasien terlihat pucat
ditentukan etiologi penyebab gejala anemia tersebut. dan pucat pada telapak tangan mengindikasikan Hb
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pemeriksaan <7g/dL. Pucat merupakan indikasi yang tidak sensitif
yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis etiologi terhadap anemia ringan, namun memiliki korelasi dengan
dari anemia pada pasien. anemia berat. Pada kulit, temukan adanya ikterus yang
menandakan peningkatan hemolisis, petechia yang
PEMBAHASAN
menandakan adanya manifestasi pendarahan, dan
Anamnesis limfadenopati yang mengindikasikan keganasan.2
Dalam melakukan anamnesis, dokter perlu menggali Pada wajah, temukan adanya frontal bossing/facies cooley
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat yang disebabkan oleh hiperplasia sumsum tulang pada
1
talasemia. Ciri-ciri dari hal ini merupakan dari lebar, jarak Indeks Eritrosit
antara kedua mata lebar, hidung pesek, tulang pipi
menonjol, dan gigi menonjol ke depan. Pada pemeriksaan Eritrosit memiliki parameter yang terdiri atas mean
neurologi, temukan adanya pernicious anemia, yaitu corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin
adanya parastesia, demensia, dan ataksia. Lakukan (MCH), dan mean corpuscular hemoglobin concentration
pemeriksaan organ, apabila ditemukan organomegali, hal (MCHC). MCV menggambarkan ukuran dari eritrosit
tersebut merupakan indikasi hemolisis, keganasan, dan sedangkan MCH dan MCHC menggambarkan jumlah Hb
pada eritrosit yang mempengaruhi warna dari setiap
hipersplenisme.2
eritrosit. Rata-rata MCV pada wanita dan pria dewasa
Pemeriksaan Penunjang adalah 90 fl sedangkan pada anak berusia 6 bulan hingga
2 tahun adalah 72—78 fl. Pasien dinyatakan mikrositik
Pemeriksaan penunjang awal indikasi anemia meliputi apabila MCV di bawah rata-rata. Nilai normal dari MCH
complete blood count (CBC) dan apusan darah tepi. adalah 27—31 pg, sedangkan MCHC adalah 32—36 pg.
Hemoglobin (Hb) Interpretasi dari kedua indeks ini menyatakan kondisi
eritrosit yang normokrom atau hipokrom.2
Hemoglobin (Hb) merupakan protein pada eritrosit yang
berperan dalam mengangkut oksigen dan karbon Laju Endap Darah (LED)
dioksida. Temuan jumlah Hb pada CBC merupakan LED merupakan pemeriksaan sedimentasi darah, diuji
parameter kuat dari anemia. Umumnya, nilai normal Hb dengan westergreen dan wintrobe. Namun, pemeriksaan
pada laki-laki dewasa adalah 15.5 g/dl, wanita dewasa ini kurang spesifik karena banyak faktor yang
adalah 14 g/dl, dan anak 6 bulan—2 tahun adalah 12 g/dl. mempengaruhi hasilnya. Nilai normal LED pada laki-laki
Anemia dapat ditegakkan apabila Hb pasien di bawah 2
dewasa adalah <10 mm/jam, wanita <15 mm/jam, dan
standar deviasi rata-rata, yaitu <13.5 g/dl pada laki-laki pada anak-anak adalah 0—10 mm/jam. Peningkatan LED
dewasa, <12 g/dl pada wanita dewasa, dan <10.5 pada atau percepatan sedimentasi terjadi pada inflamasi,
anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun.1,2 infeksi, keganasan, menstruasi, dan anemia. Sedangkan
Hematokrit penurunan LED atau perlambatan sedimentasi terjadi
pada polisitemia, dehidrasi, hemokonsentrasi, serta
Hematokrit menyatakan fraksi volume eritrosit pada penggunaan obat-obatan kortikosteroid dan aspirin.2
setiap satuan volume darah, dinyatakan dalam
persentase. Persentase hematokrit yang lebih rendah Retikulosit
dibandingkan batas normal mengindikasikan anemia, Retikulosit adalah eritrosit yang belum matur dan masih
sedangkan kondisi yang lebih tinggi dari batas normal memiliki nukleus. Pendeteksian retikulosit dilakukan
mengindikasikan polisitemia atau dehidrasi. Hematokrit dengan mencari ribosom dan RNA pada sitoplasma
dapat diukur dengan automated cell counter, macro-Ht eritrosit dengan pewarnaan supravital (methylene blue).
dengan wintrobe’s tube dan micro-Ht dengan pipa kapiler. Retikulosit menandakan adanya kebutuhan eritrosit tinggi
Rata-rata persentase hematokrit pada laki-laki dewasa (pada anemia dan pendarahan) atau eritropoiesis yang
adalah 47%, pada wanita dewasa adalah 41%, dan pada tidak sempurna sehingga retikulosit dilepaskan ke perifer.
anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun adalah 36%.1,2 Nilai normal retikulosit adalah 0.5—1.5%.2
Hitung Eritrosit Trombosit
Penghitungan eritrosit dapat dilakukan dengan Trombosit atau platelet merupakan komponen esensial
automated cell counter atau manual counting chmaber. darah yang berfungsi pada koagulasi. Trombosit umumnya
Pada anemia, terjadi penurunan jumlah eritrosit berkisar antara 150.000—400.000 sel/mm3. Peningkatan
sedangkan pada polisitemia atau dehidrasi didapatkan trombosit (trombositosis) merupakan respon terhadap
eritrosit yang meningkat. Nilai eritrosit normal pada laki- inflamasi, stress, malignansi, hipoksia, dan anemia.
laki adalah 4,3—5.6 x 106/µL dan pada wanita adalah 4— Sedangkan penurunan trombosit dapat disebabkan oleh
5.2 x 106/µL.2
2
dehidrasi, obat-obatan (carboplatin), gigitan ular, serta MCV pasien, dibagi menjadi anemia mikrositik,
demam berdarah dengue.3 normositik, dan makrositik.1
3
Tabel 1. Perbedaan antara thalasemia dan anemia defisiensi Apabila pasien datang dengan keluhan anemia dan MCV
besi.5 tinggi, pasien diduga mengalami anemia makrositik.
Lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk
Karakteristik Anemia Thalasemia
membedakan anemia makrositik megaloblastik atau non-
Defisiensi Besi
megaloblastik, dengan menemukan neutrofil
Hitung eritrosit rendah tinggi tersegmentasi. Apabila terindikasi megaloblastik, lakukan
pemeriksaan folat dan vitamin B12. Apabila terindikasi
Retikulosit rendah tinggi nonmegaloblastik, lakukan k=pemeriksaan retikulosit.
Keduanya merupakan indikasi rujuk ke spesialis anak
RDW tinggi Normal
hematologi.1 Algoritma terdapat pada Gambar
MCV/RBC (indeks >13 <13
Mentzner)
Anemia Normositik
KESIMPULAN
REFERENSI
4
2. McKezie SB, William JL. Clinical laboratory
hematology: section III: The anemias. 3rd Ed. New
Jersey: Pearson; 2015.
3. Evstatiev R, Bukaty A, Jimenez K, Kulnigg-Dabasch
S, Surman L, Schmid W, et al. Iron deficiency alters
megakaryopoiesis and platelet phenotype
independent of thrombopoietin. Am J Hematol.
2014 Apr 12;89(5):524—9.
4. Hedge RB, Prasad K, Hebbar H, Sandhya I.
Peripheral blood smear analysis using image
processing approach for diagnostic purposes: A
review. Biocybern Biomed Eng. 2018;38(3):467—
80.
5. Adamson JW. Iron deficiency and other
hypoproliferative anemias. In: Jameson JL, Fauci
AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et
al., editors. Harrison’s principles of internal
medicine. 20e ed. New York: McGraw-Hill; 2018.
p. 683—9.
6. Sills R. Iron-deficiency anemia. In: Kleigman RM,
Stanton BF, Behrman RE. Nelson textbook of
pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
P2323—5.