GIZI BALITA
D. Referensi :
Almatsier, S.2008. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
5. Pada usia 1 – 2 tahun anak dilatih untuk makan makanan yang lebih bervariasi.
Semakin bertambah umur anak makanan yang diberikan dapat semakin keras
seperti layaknya makanan yang dimakan oleh orang dewasa.
3) Biarkan panci tertutup selama merebus, agar zat gizi yang terkandung
didalam sayuran tidak menghilang
d. Pengolahan bahan makanan dengan cara menumis, yaitu cara memasak
makanan dengan menggunakan sedikit minyak atau margarine sampai
makanan cukup layu dan yang biasanya ditumis adalah sayuran dan bumbu-
bumbu. Langkah yang perlu diperhatikan :
1) Tidak menumis sayuran dengan suhu tinggi dalam waktu yang lama,
karena akan merusak gizi dalam sayuran
2) Bahan makanan yang ditumis warnanya harus masih segar dan tidak
terlalu layu
3) Untuk menumis daging dengan suhu tinggi dalam waktu lama dapat
ditutup, supaya matang sempurna.
Cara pengolahan makanan untuk anak balita, pilih proses yang menghasilkan tekstur
makanan yang lunak dengan kandungan air tinggi, yaitu direbus, diungkep, atau dikukus.
Pengolahan secara kombinasi atau dipanggang dan digoreng boleh dilakukan, asalkan
tidak menghasilkan tekstur yang keras. Beberapa pilihan kombinasi seperti direbus
dahulu, kemudian dipanggang, dan kemudian di goreng.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan makanan untuk anak
balita yang mengalami status gizi kurang agar terlihat lebih menarik menurut Moehyi
(dalam Cahya : 2009) yaitu :
a. Aroma Makanan. Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang
sangat kuat dan mampu merangsang anak balita sehingga membangkitkan selera.
Tetapi untuk anak balita sebaiknya tidak berbau tajam sehingga tidak menyengat
penciuman anak balita.
b. Bumbu masakan dan bahan penyedap. Berbagai macam rempah-rempah digunakan
sebagai bumbu masak untuk memberikan rasa pada makanan. Selain rempah-rempah
rasa makanan dapat diperbaiki atau dipertinggi dengan bahan penyedap. Tetapi untuk
makanan anak balita gizi kurang, bumbu yang digunakan sebaiknya tidak tajam,
tidak pedas, tidak asam dan sebisa mungkin menggunakan bahan penyedap yang
alami, seperti menambahkan gula putih ke dalam masakan
c. Keempukan makanan. Anak balita masih mempunyai pencernaan yang belum
sempurna dan kemampuan mengunyah yang masih sangat kurang sehingga makanan
yang diberikan untuk anak balita harus empuk dan tidak alot.
d. Kerenyahan makanan. Makanan yang dimasak menjadi kering tetapi tidak keras
sehingga enak dimakan. Misalnya menggoreng kerupuk yang salah akan
menghasilkan kerupuk yang keras dan tidak renyah.