Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH HISTOLOGI

JARINGAN TULANG

DISUSUN OLEH :

CITRA ADRIANAH ABIDIN


DEWI MAYANGSARI
MAULANA YUSUF
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan

fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu

fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam

cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang

mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya

dengan penyakit adalahhistopatologi.

Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,

termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda:

jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.

Jaringan penyokong adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan

dan jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi

tubuh,dan menguatkan bentuk tubuh

Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan

alat gerak aktif berupa otot. Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan

persendian tulang.Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa

tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri.

I.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur tulang,

macam-macam tipe tulang serta hubungan tulang dengan proses bergeraknya tubuh.
BAB II

ISI

Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu

tulang rawan (rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan

tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua

jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar.

Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi

intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang

dari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem

embrional.

Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam

matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam

mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulangmerupakan komponen utama dari

kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan

tempat melekatnya otot kerangka.

Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia yang berfungsi :

 Menyusun kerangka tubuh manusia.

 Menyokong struktur-struktur berdaging.

 Melindungi sistem tuas yang melipat gandakan kekuatan selama kontraksi

otot rangka dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.


Komposisi tulang

Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler (matriks).

Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas.

Matriks tulang terdiri atas bahan-bahan anorganik serta zat dasar yang amorf.

Matriks tulang

Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler

terdiri dari ± 70% garam anorganik dan 30% matriks organic.

95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar

proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam

pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang

lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada

jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur

tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit

mineral.

Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang

jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin

sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam

tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen.

Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam

pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai


jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam

salisilat) dan beberapa protein.

Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari

kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal –kristal

tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat,

magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan

anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan

organik khususnya serabut kolagen.

Macam-macam sel tulang :

1. Osteoprogenitor

Merupakan sel yang belum berdiffrensiasi, serupa dengan fibroblas. Sel-sel

tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk bermitosis. Umumnya terdapat pada

embrio selama pembentukan tulang, dan pada tulang dewasa terdapat pada

periosteum. Selain itu ia dijumpai di dekat semua permukaan bebas tulang seperti

periosteum, endosteum, batas kanalis Havers, dan trabekel tulang rawan yang

berdegenerasi karena bertumbuhnya lempeng epifisis.

2. Osteoblas

Osteoblas terdapat pada permukaan tulang (gambar 1) dan berfungsi antara

lain :

 Membuat tulang.

 Mensintesis komponen-komponen matriks tulang (kolagen dan glikoprotein).

Ada dua bentuk osteoblas, tergantung pada aktivitas metabolismenya, yaitu :


 Kuboid : Bila aktif mensintesis matriks.

 Gepeng : Bila kegiatan sintesis matriks menurun.

Selama sintesis matriks tulang, retikulum endoplasma dan badan golgi

berkembang dengan baik, inti bulat dan besar, memiliki kromatin halus yang tersebar.

Matriks yang baru disintesis belum mengalami kalsifikasi terletak di dekat osteoblas

dan disebut osteoid (gambar 1).

3. Osteosit (sel tulang)

Osteosit adalah sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan

matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Berbeda dengan kondrosit, osteosit

memiliki banyak juluran-juluran sitoplasma yang berhubungan satu sama lain. Dalam

matriks tulang, osteosit terdapat dalam lacuna, sedangkan juluran-juluran sitoplasma

(filopodia) terdapat dalam saluran-saluran halus yang disebut kenakuli (gambar 2).

Osteosit berbentuk agak pipih, retikulum endoplasma kasar dan badan golgi lebih

sedikit, kromatin inti lebih padat.


Uluran-uluran sitoplasma di dalam kenakuli saling berhubungan, sehingga

memungkinkan terjadinya aliran ion dan molekul-molekul kecil antar sel (misalnya

hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang). Dengan demikian

pertukaran antara osteosit dengan kapiler darah tergantung pada hubungan seluler

melalui kenakuli. Kenakuli menghubungkan antara :

1. Sel osteosit yang satu dengan sel osteosit tetangganya.

2. Sel osteosit dengan permukaan luar dan permukaan dalam tulang.

3. Sel osteosit dengan kapiler darah.

Osteosit berfungsi memelihara matriks tulang dan membebaskan kalsium dari

matriks tulang bila kadar kalsium meningkat.

4. Osteoklas

Osteoklas merupakan sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak

(gambar 1), biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan


matriks atau pada permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtu

lakuna Howship. Beberapa bukti menunjukkan bahwa osteoklas dibentuk dari

persatuan monosit berinti tunggi yang berasal dari darah. Osteoklas mengandung

banyak lisosom, mereka mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang

menyerang matriks tulang dan melepaskan zat dasar yang mengalami klasifikasi.

Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan pembersih

debris yang terbentuk selama responsi tulang. Adapun proses reabsorbsi tulang

berlangsung dengan cara :

1. Dekalsifikasi oleh asam organik yang menumpuk di bawah tepian juluran

osteoklas.

2. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan

melalui proses eksositosis.

Jaringan tulang dapat dibedakan berdasarkan :

a. Bentuknya

b. Jenis penyusunnya

c. Histologinya

Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Tulang pipa

Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan

yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah tulang betis,

tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil.

Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah disebut diafisis ,

kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis.
Pada anak – anak cakra epifisis berupa karti;ago yang mengandung osteoblas,

sedangkan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah lagi tingginya cakra

epifisis sudah sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang disebut rongga

sumsum tulang. Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah.

Contohnya tulang paha, tulang lengan atas, tulang jari tangan

2. Tulang pipih

Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya

terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga sehingga

tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat ,

contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak. Berfungsi

sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
Contohnya tulang belikat, tulang dada dan tulang rusuk

3. Tulang pendek

Bentuknya pendek dan bulat. Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya

ditemukan pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas – ruas tulang belakang.

Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih

Contohnya ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan tulang

pergelangan kaki.

Berdasarkan jenis penyusunnya serta sifat-sifat fisiknya, maka tulang

dibagi menjadi dua, yakni tulang rawan (kartilago) dan tulang sejati (bone).
A. Tulang rawan (cartilago)

Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang

disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau

perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang

rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.

Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat, (ii)

sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut lakuna,

(iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe. Pada

kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat dan

tidak bertumbuh lagi yaitu (i) tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang rawan

periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh tulang,

namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam perkembangan

tulang panjang.

Fungsi tulang rawan :

1. Menyokong jaringan lunak

2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab permukaan

rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran yang baik bagi

persendian.

3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir.

4. Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa

Komposisi tulang rawan

Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan

komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan).


Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu

rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks

rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut

elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk

dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut

kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.

Jenis-jenis tulang rawan

Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam

matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu :

1. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah

moderat.

2. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar

serabut elastik.

3. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks yang

umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen kasar.

1. Rawan Hialin

Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam

keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio

berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur

oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin

bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang. Serabut-serabut

kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Sel-sel

rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas dalam sitoplasma
kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan hialin terdapat

dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell nest (gambar 3).

Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian dalam terdapat

perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna disebut kapsul

yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di sekitar kapsula

disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung kondromukoid.

Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat. Matriks rawan

sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan kalsium terjadi

pada kehidupan yang sangat dini.

Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang

terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama

matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu

polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu

inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat),

kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang. Tulang rawan

hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujungujung ventral dari rusuk

dan persendian ada tulang.

2. Tulang rawan elastik


Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali

bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik

halus. Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya

elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang

rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung

secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur)

seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun

teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius),

epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks (gambar 4).

3. Tulang rawan fibrosa

Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan

diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di

dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam

simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat

dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan

suatu peralihan secara berangsur-angsur. Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium,

serabut kolagen banyak sekali sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit,
mengandung kondrosit yang mirip dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal

maupun dalam kelompok isogen kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil

dibandingkan dengan sel rawan biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang

sering mengalami tarikan, dan susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan

tersebut (gambar 5).

Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan

ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang,

pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan

kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong.

B. Jaringan tulang sejati (Bone)


Memiliki cirri-ciri :

Tersusun atas Osteosit (Sel Tulang) yangbdibentuk oleh Osteoblas (fibroblas

yang ikut serta dalam pembentukan tulang) dan dirombak oleh Osteoklas. Dibagi

menjadi Tulang Kompak (matriksnya tidak berongga) dan Tulang Spons (matriksnya

berongga) Satu unit tulang (Sistem Havers) terdiri atas :

 Lamella, Matriks yang terdiri dari mineral (mengeraskan tulang) dan serat

kolagen (memperkuat tulang)

 Lacuna, Ruang kecil diantara lamella, yang didalamnya mengandung Osteosit

 Kanalikuli, Saluran yang menghubungkan Osteosit, berfungsi menyalurkan

makanan dan mengeluarkan zat sisa

 Saluran Havers, Di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah. Memiliki

Saluran Volkman yang berfungsi menghubungkan dua Saluran Havers.

Berdasarkan matriksnya tulang dibedakan menjadi 2, yaitu:


1). Tulang Kompak

Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri

dari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu

tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf.

Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis.

Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-

rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar

menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang

berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting dalam nutrisi

osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya

tidak berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari periostem menembus

tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah

saluran Havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak

mengandung sistem Havers.

Tulang kompak memiliki susunan yang teratur dimana lamella tulang tersusun

konsentri mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu menurut kepanjangan

tulang. Lamella tulang terdiri atas (i) lamella sirkumfrensial luar, (ii) lamella

sirkufrensial dalam (iii) lamella interstisial, dan (iv) lamella konsentris. Lamella

sirkumfrensial luar terletak pada bagian di bawah periosteum, sedangkan lamella

sirkumfrensial dalam terdapat diatas endosteum. Kedua lamella medulla sebagai

pusat lamella sirkumfrensial luar memiliki lamella yang lebih banyak dibandingkan

dengan lamella sirkumfrensial dalam. Lamella interstisial merupakan lamella yang

terdapat diantara lamella konsentris dan berada diantara kedua lamella sirkumfrensial.
Lamella ini berjalan sejajar berbentuk segi tiga dan kadang-kadang tidak teratur. Ia

merupakan sisa-sisa lamella yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak

selama pertumbuhan

tulang.

Lamella konsentris dibentuk oleh serabut kolagen yang tersusun

konsentris/sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran

Havers dan lamella yang tersusun konsentris disebut sistem Havers. Di dalam saluran

havers terdapat:

a. pembuluh darah

b. pembuluh syaraf

c. pembuluh limfe

d. jaringan ikat

Sistem havers terdiri atas:

 Saluran sentral (Havers)

 Havers dikelilingi oleh 4-20 lamella yang tersusun konsentris

 Saluran sentral dilapisi oleh endosteum. Di dalamnya terdapa: pembuluh

darah, pembuluh syaraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat

 Saluran havers berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum & saluran

havers lain melalui saluran volkman Di dalam diafisis.

Lamella-lamella memperlihatkan suatu susunan khas. Terdiri atas sistem

havers. Sistem sirkumferensial luar dan dalam dan sistem intermediat. Setiap sistem

havers merupakan suatu serabut yang panjang, sering bercabang dua dan sejajar
dengan diafisis. Sel ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. oleh sebab

itu bersifat osteogenik. Sifat osteogenik periosteum berlangsung secara aposis dan

tidak

pernah secara interstitial. Dalam periosteum terdapat pembuluh darah. Pembuluh

syaraf dan limfe (pada rawan tidak ada)

Saluran havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan sebelah

luar oleh saluran Volkman. Saluran ini tidak dikelilingi oleh lamella tulang. Saluran

ini melewatkan pembuluh darah, pembuluh syaraf pembuluh limfe dan jaringan ikat.
2). Tulang spons

Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk dan

ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling berhubungan

dengan susunan yang tidak teratur. Pada penampang melintang terlihat bahwa

diantara lamella-lamella tulang terdapat osteosit. Rongga-rongga trabekula tulang

diisi oleh sumsum tulang, terutama sumsum tulang merah.


Secara histologi tulang dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Tulang primer = tulang immatur = woven

b. Tulang sekunder = tulang matur = lamellar

Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang, namun dalam

beberapa hal terdapat perbedaan antara lain:

a. Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang

sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu sama

lain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler.

b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang

sekunder banyak

c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit.

Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer,

dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekat

sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon.


Sistem sirkumferensial luar dan dalam terletak di sekitar rongga sumsum tepat

di bawah periosteum dengan lamella-lamella yang tersebar secara sirkuler. Sistem

sirkumferensial luar meliliki lamaella yang banyak dibandingkan dengan sitem

sirkumferensial dalam. Di antara sistem sirkumferensial terdapat banyak havers dan

diantara mereka ada kelompok lamella berbentuk segitiga atau tidak teratur yang

disebut sistem intermediet.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dari makalah ini adalah dapat diketahui bahwa tulang merupakan

salah satu bagian terpenting dari tubuh hewan/manusia. Tulang terdiri dari 4 macam

sel serta matriks penyusun tulang. Pembagian jenis tulang didasarkan pada 3 macam,

yakni bentuknya. Jenis penyusunyya, dan histologinya.


DAFTAR PUSTAKA

Cmpbell, dkk. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Uwais, 2010. Histologi. http://www. HISTOLOGITULANG.htm. diakses tanggal 4


Desember 2011.

Budi, 2011. Histologi tulang. http://www. HISTOLOGI/JARINGAN TULANG.htm.


diakses tanggal 4 Desember 2011.

Irawan, 2009. Tulang rawan dan keras. http://www. HISTOLOGI/My School Tulang
Rawan dan Tulang Keras.htm. diakses tanggal 4 Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai