Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.P DAN NY.L DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN MUHAJIRIN KECAMATAN
GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Disusun Oleh

SARIFUDIN
NPM : 018.02.0862

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN AGKATAN XIII.A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.P DAN NY.L DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN MUHAJIRIN KECAMATAN
GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Telah diperiksa dan disetujui pada :

Hari/tanggal :

Tempat :

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( Nurul Ilmi, S.Kep., Ners, M.Pd) ( Ns. Ni Ketut Merti, S.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahNya, sehingga laporan dengan judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah. Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian
syarat untu memenuhi kompetensi mata ajar Keperawatan Komunitas dan Keluarga.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan


bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada
pembimbing akademik dan pembimbing lahan yang telah bersedia membimbing kami
dengan penuh kesabaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Keperawatan dan pembaca lainnya.

Gunung Sari, 12 November 2018

(Penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................................1


B. Tujuan ........................................................................................................................4
C. Sistematika Laporan...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................6

A. Konsep Dasar Keluarga .............................................................................................6


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ..........................................................26
C. Konsep Dasar Penyakit……………………………………………………………
BAB III LAPORAN KASUS
A. pengumpulan Data………………………………………………………
B. Analisa Data…………………………………………………………….
C. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………..
D. Skala Prioritas……………………………………………………………
E. Rencana Keperawatan……………………………………………………..
F. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi………………………………………
BAB IV
A. pengumpulan Data………………………………………………………
B. Analisa Data…………………………………………………………….
C. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………..
D. Skala Prioritas……………………………………………………………
E. Rencana Keperawatan……………………………………………………..
F. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakuakan perawat untuk
mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat maupun sakit yang berada dalam
suatu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang berkaitan dengan tali perkawinan yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya baik anak kandung maupun anak adopsi. Keluarga
mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara Bio-Psiko-Sosio-Kultur-
Spiritual dan juga memenuhi fungsi reprodusksi untuk memenuhi fungsi reproduksi untuk
meneruskan kelangsungan menambah SDM.
Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah satunya adalah
keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah, tahap ini dimulai sejak anak berusia
6-12 Tahun, dalam tahap ini orang tua mempunyai tugas untuk memberikan perhatian
tentang kegiatan social, pendidikan, dan semangat belaja. Anak usia sekolah ini akan sering
bergaul dan bermain dengan teman sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap
perkembangan untuk mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi
anak.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat memberikan
perawatan dan melakukan pengkajian langsng dengan keluarga, apakah keluarga sudah
memenuhi tugas perkembangan anak pada usia ini atau belum, serta menjelaskan kepada
keluarga tugas perkembangan anak usia sekolah, selain itu perawat juga melakukan
pengkajian disekitar lingkungannya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberikan solusi kepada
keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit.
Keluarga Tn.P dan Ny.L merupakan salah satu keluarga yang menjadi sasaran penkajian
penulis yang terletak di dusun muhajirin desa sesela kecamatan gunung sari kabupaten
Lombok barat. Tn.P dan Ny.L memiliki dua anak dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah yang ditentukan dari anak pertama memasuki usia sekolah. Di masyatrkat masih
banyak keluarga yang belum tahu dan belum siap untuk menghadapi pada setiap tahap
perkembangan keluarga yang ada, atas dasar tersebut penulis sebagai mahasiswa profesi
keperawatan perlu melakukan atau memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan
keluarga dengan tahap perkembanagan anak usia sekolah pada keluarga Tn.P di Dusun
Muhajirin Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui tahap perkembangan keluarga
anak usia sekolah dan asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan proses keperawatan

dari pengkajian sampai evaluasi.

b. Mampu memandirikan keluarga dalam melaksanakan lima tugas keluarga di bidang

kesehatan.

c. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan tahap perkembangan keluarga

pada anak usia sekolah.

d. Mampu menganalisa dan membahas kesenjangan pada kasus dengan teori.

e. Mampu mengelola asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga

dengan anak usia sekolah dan membandingkan antar pengelolaan kasus dengan teori
C. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan :
BAB II Tinjauan Teori :
a. Konsep Dasar Keluarga
b. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
c. Konsep Dasar Penyakit
BAB III Laporan Kasus :
a. Pengumpulan Data
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
d. Skala Prioritas
e. Rencana Keperawatan
f. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi
BAB IV Pembahasan :
a. Pengumpulan Data
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
d. Skala Prioritas
e. Rencana Keperawatan
f. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. KONSEP DASAR KELUARGA


A. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungakan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social tiap hari (Duvall dalam
Mubarak 2009).
Menurut WHO (1962) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melaui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
B. Struktur Keluarga
1. Macam-macam Struktur Keluarga
Struktur keluarag terdiri atas bermacam-macam, di antaranya adalah.
a. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri atas sanak saudara dalam beberapa
generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam beberapa generasi
di mana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
2. Cirri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Friendmen (1998) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibbatkan emosional, konflik selesai, dan hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengiriman yakni mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabial tertutup,
adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang
isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi,
ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi, dan
komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar, diskualifikasi, ofensi
(bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
b. Struktur peran
Adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan dan struktur nilai
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak ( legimate Power), paksa
(coercive porwer), dan affektif power.
d. Struktur Norma
Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat
sekitar keluarga.
C. Tipe Keluarga
1. Traditional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
2. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja diluar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu
bekerja diluar rumah
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggal di rumah/ diluar rumah.
7. Dual Carrier
Suami istri atau keduanya berkarir dan tanpa anak
8. Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Sinle Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
menikah.
10. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
12. Communal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang
tua dari anak-anak.
14. Unmaried Parent and Child.
Ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
15. Cohibing Couple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

D. Peran Keluarga Dan Perawat Keluarga


1. Definisi Peran
Peran adalah seperangkat tingakah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Ada dua perspektif dasar
menyangkut peran orientasi strukturalis yang menekankan pengaruh normatif
(cultural), yaitu pengaruh yang berkaitan dengan status-status tertentu dan peran-
peran terkaitnya (Linton, 1945). Orientasi interaksi dari turner, 1970 yang
menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi sosial. Dalam teks ini
peran didefinisikan dalam pemahaman yang lebih structural, karena preskripsi-
preskripsi normatif dalam keluarga, meskipun berbeda-beda, secara reflektif masih
didefinisikan lebih baik (Nye, 1976).

2. Peran Formal Keluarga


Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah
tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manajer keuangan, dan tukang
masak). Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini,
maka akan lebih banyak tuntunan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memerankan beberapa peran pada waktu yang berbeda.
Jika sesorang anggota keluarga meninggalkan rumah, dan karenanya ia tidak
memenuhi suatu peran, maka anggota lain, akan mengambil alih kekosongan ini
dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi, peran dasar yang membentuk
posisi sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai berikut:
a. Peran sebagai provider atau penyedia.
b. Sebagai pengatur rumah tangga.
c. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit.
d. Sosialisasi anak.
e. Rekreasi.
f. Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal.
g. Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).
h. Peran seksual.
3. Peran Informal Keluarga
Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif dan maladaptive kesejahteraan
keluarga di antaranya sebagai berikut:
Peran adaptif antara lain:
a. Pendorong
Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,
memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia
dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran
mereka penting dan bernilai untuk didengarkan.
b. Pengharmonis
Yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota,
penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
c. Inisiator-kontributor
Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-
masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
d. Pendamai
Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
e. Pencari Nafkah
Yaitu peran yang dijanlankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik
material maupun nonmaterial anggota keluarga.
f. Perawatan Keluarga
Yaitu peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.
g. Penghubungan Keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitor
komunikasi dalam keluarga.
h. Pioneer Keluarga
Pioner keluarga yaitu membawa keluarga pindah kesuatu wilayah asing dan
mendapatkan pengalaman baru.
i. Sahabat
Penghibur dan coordinator. koordinator keluarga berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban
dan memerangi kepedihan.
j. Pengikut dan Saksi
Saksi sama dengan pengikut, kecuali dalam beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi
hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
Peran Maladptif
a. Penghalang
b. Dominator
Adalah kecendrungan memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan
memanipulasi anggota kelompok tertentu, membanggakan kekuasaannya,
bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya, dan tampil sempurna.
c. Penyalah
Suka menyalahkan orang lain.
d. Martir
Yaitu menginginkan apa-apa untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk anggota
keluarganya.
e. Distraktor dan orang yang tidak relevan. Distraktor bersifat tidak relevan, dengan
menunjukkan perilaku yang menarik perhatian, ia membantu keluarga
menghindari atau melupakan persoalan-persoalan yang menyedihkan dan
persoalan-persoalan yang sulit.

4. Peran Perawat Keluarga


a. Pendidik
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan keperawatan
secara mandiiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
Kemampuan pendidikan perlu didukung oleh kemampuan memahami bagaimana
keluarga dapat melakukan peruses belajar mengajar.
b. Coordinator
Menurut ANA, praktik keperawatan komunitas merupakan praktik keperawatan
yang umum, menyeluruh, dan berlanjurt.
c. Pelaksana perawatan
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota keluarganya
yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga, baik di rumah,
klinik, maupun dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan langsung atau
demonstarasi asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga
mampu melakukan dirumah.
d. Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus dibina
dengan baik, perawat harus bersifat terbuka dan dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat,
kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan. Sebagai advokasi
klien, perawat berkewajiaban untuk melindungi hak keluarga. Misalnyya keluarga
dengan sosial ekonomi lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka
perawat dapat membantu keluarga mencari bantuan.
h. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga meningkatkan drajat
kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan
karena berbagai kendala yang ada. Agar dapat menjalankan peran fasilitator
dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui system pelayanan
kesehatan, misalnya system rujukan dan dana sehat.
i. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau
wabah.
j. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat, sehingga tercipta lingkungan yang sehat.
E. Fungsi Dan Tugas Keluarga
1. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat dijanlankan
Fungsi keluarga adalah sebagai berikut.
a. Fungsi biologis yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memellihara, dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadiian
anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.
c. Funsi sosial, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing, dan
meneruskan nilai-nilai budaya.
d. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
di masa mendatang.
e. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliknya.
2. Tugas Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Member perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
F. Tahap Perkembangan Keluarga
Berikut tahap-tahap perkembangan disertai dengan fungsi atau tugas pada tiap tahap
perkembangan.
1 Tahap I Pasangan Baru Menikah (berginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarag tersebut sudah memiliki keluarga baru.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan degan keluarga lain teman, dan kelompok social.
d. Merencanakan KB.
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjadi
orang tua.
2 Tahap II Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Membagi peran dan tanggung jawab.
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan.
d. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.
e. Memfasilitasi role learining anggota keluarga.
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3 Tahap III Keluarga Dengan Anak Prasekolah (family with Preschool)


Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia
5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan- kebutuhan dan
minat dari anak pra sekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi,
dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisai.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang juga
harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun di luar keluarga.

4 Tahap IV Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (family with school children)
Pada tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai
jumlah anggota maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Memeberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, dan semangat
belajar.
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan.
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembanagan daya intelektual.
d. Menyediakan aktivitas untuk anak.
e. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
5 Tahap V Keluarga Dengan Anak Remaja (family with teenagers)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antaralain sebagai berikut.
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja
yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan,kecurigan, dan permusuhan.
d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarganya.

6 Tahap VI Keluarga Dengan Anak Dewasa atau Pelepasan (launching center families)
Tahap ini dimualai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
bergantung pada jumlah anakdalam kelurga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Memperluas keluarga inti menjdi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
d. Mempersiapakan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami istri, kakek, dan nenek.

7 Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan (middle age family)


Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pension atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial
dan waktu santai.
c. Memulihkan hubungan antara generasi muda degan generasi tau.
d. Keakraban dengan pasangan.
e. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.
f. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan keakraban pasangan.

8 Tahap VIII Keluarga Usia Lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Tahap dari peruses keperawatan keluaraga adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga.
2. Perumusan diagnosis keperawatan.
3. Penyususnan perencanaaan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
5. Evaluasi.

1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga)
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
 Identitas anak
 Riwayat kehamilan dan persalinan
 Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
 Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
 Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai)
 Pemeriksaan fisik
Lengkapi dengan pengkajian fokus
o Bagaimana karakteristik teman bermain
o Bagaimana lingkungan bermain
o Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
o Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana
yang dimilikinya
o Bagaimana temperamen anak saat ini
o Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
o Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
o Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
o Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
o Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
o Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat
bermain
o Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
o Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
o Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
o Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan dalam merumuskan diagnosa keperawatan
pada keluarga dengan anak usia sekolah yaitu :
a. Masalah aktual/risiko
o Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
o Menarik diri dari lingkungan sosial
o Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
o Mudah dan Sering marah
o Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
o Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
o Keengganan melakukan kewajiban agama
o Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
o Gangguan komunikasi verbal
o Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
o Nyeri (akut/kronis)
o Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak
b. Potensial atau sejahtera
o Meningkatnya kemandirian anak
o Peningkatan daya tahan tubuh
o Hubungan dalam keluarga yang harmonis
o Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
o Pemeliharaan kesehatan yang optimal

3. Perencanaan
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan :
Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat
Intervensi :
o Diskusikan tentang tugas keluarga
o Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
o Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
o Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
o Ajarkan cara merawat anak dirumah
o Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

b. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan :
Ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
o Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
o Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
o Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
o Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
o Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
o Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
o Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membaut alternatif

c. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan :
Hubungan yang harmonis.dapat dipertahankan
Intervensi :
o Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
o Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
o Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah)
o Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah

4. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendak dicapai mengacu pada kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga
untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas
perkembangan keluarga dibidang kesehatan.

3. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim
Nasrin, 2003 )
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan
gagal ginjal (Brunner & Suddarth, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang
dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder,
terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat
diperbaiki (Doenges, 2000).
Tabel 2.1 : Klasifikasi hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committee 7

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole


(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Tabel. 2.3 Klasifikasi hipertensi hasil konsensus perhimpunan hipertensi


Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 Dan < 90
2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya.
Namun sejumlah interaksi beberapa energi homeostatik saling terkait. Defek awal
diperkirakan pada mekanisme pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal.
Faktor hereditas berperan penting bilamana ketidakmampuan genetik dalam
mengelola kadar natrium normal. Kelebihan intake natrium dalam diet dapat
meningkatkan volume cairan dan curah jantung. Pembuluh darah memberikan
reaksi atas peningkatan aliran darah melalui kontriksi atau peningkatan tahanan
perifer. Tekanan darah tinggi adalah hasil awal dari peningkatan curah jantung
yang kemudian dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu timbal
balik peningkatan tahanan perifer.
b. Hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini beberapa kondisi yang
menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
1) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui
mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume expation. Dengan penghentian
oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali setelah beberapa bulan.
2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal.
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular
berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara
langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien
dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous displasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait
dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.
3) Gangguan endokrin.
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi
sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan primer
aldosteron, kortisol, dan katekolamin. Pada aldosteronisme primer, kelebihan
aldosteron menyebabkan hipertensi dan hipokalemia. Aldosteronisme primer
biasanya timbul dari benigna adenoma korteks adrenal.
4) Coarctation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa
tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal. Penyempitan menghambat
aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan
darah diatas area kontriksi.
a. Neurogenik : tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatri.
b. Kehamilan
c. Luka bakar
d. Peningkatan volume vaskular
e. Merokok
f. kotin dalam rokok meningkatkan pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah.
3. Anatomi fisiologi
a. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa, karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan
otot serat lintang tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos.
1) Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis
kordis. Di sebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.
2) Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah
kiri bawah dari pertengahan rongga dada.
3) Ukuran
Lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan, beratnya kira-
kira 250 - 300 gr.
4) Lapisan-lapisannya
Lapisannya terdiri dari endokardium, miokardium, perikardium.
b. Peredaran darah jantung
Vena kava suferior dan inferior, mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang
dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis, membawa darah dari ventrikel dekstra
masuk ke paru-paru. Vena pulmonalis, membawa darah dari paru-paru masuk ke
atrium sinistra. Aorta, membawa darah dari ventrikel sinistra ke seluruh tubuh.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus, dindingnya terdiri dari
satu lapisan endotel.
c. Pergerakan jantung
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode :
 Periode konstriksi (periode sistole).
Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup,
katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup, valvula semilunaris
aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari
ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan
kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh.
 Periode dilatasi (periode diastole).
Suatu keadaan dimana jantung mengembang, katup bikus dan trikuspidalis
terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan
darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra, selanjutnya darah yang
ada di paru-paru melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah
dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
 Periode istirahat yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana
jantung berhenti kira-kira 1/10 detik.
4. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah sebuah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskuler.
Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga
dalam aorta dan dinding ventrikel kiri.Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri.
Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme
perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan vasodilatasi dengan
penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, reflek kontrol sirkulasi meningkatkan tekanan
arteri sistemik bila tekanan baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik
bila tekanan baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada
hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting sensitivitas
baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara tidak adekuat, sekalipun penurunan
tekanan tidak ada.
Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh
mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme
fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan mengakibatkan
peningkatan curah jantung. Bila ginjal berfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan
arteri meningkatkan diuresis dan penurunan tekanan darah. Kondisi patologis yang
mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan
meningkatkan tekanan arteri sistemik.
Renin dan angiotensin memegang peranan penting dalam pengaturan tekanan
darah. Ginjal memproduksi renin yaitu enzim yang bertindak pada substrat protein
plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian diubah oleh converting
enzym dalam paru menjadi angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin
II dan III mempunyai aksi vasokontriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan
mekanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat bermakna dalam
hipertensi terutama pada aldoteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibitingatau penghambatan pada
ekskresi garam (natrium) dengan akibat peningkatan tekanan darah.
Sekresi renin yang tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya tahanan
perifer vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar renin harus
diturunkan karena peningkatan arteriolar renal mungkin menghambat sekresi renin.
Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensi esensial akan
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ-organ vital. Hipertensi esensial
mengakibatkan hyperplasia medial (penebalan) arteriole-arteriole. Karena pembuluh
darah menebal, maka perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan organ
tubuh. Hal ini menyebabkan infrak miokard, stroke, gagal jantung dan gagal ginjal.
Autoregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan
dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses autoregulasi akan menurunkan
tahanan vaskular dengan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya akan
meningkatkan tahanan vaskular sebagai akibat dari peningkatan aliran. Autoregulasi
vaskular nampak menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi berkaitan
dengan overload garam dan air.
5. Pathway
6. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, menurut (Edward K Chung ,
1995):
a. Tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
b. Gejala yang lazing sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan mendis.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikal kiri.
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
f. Pemeriksaan renogram, pielogram intervena arteriogram renal.
g. Foto dada dan CT scan.
8. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkalai merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial, kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru
timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak, dan
jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migraine, sering ditemukan
sebagai gejala klinis hipertensi esensial.
Dalam perjalanan penyakit ini termasuk penyakit kronis dapat menyebabkan berbagai
macam komplikasi antara lain:
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Gangguan pada mata
9. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tenakan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung
hipertensi. Tekanan darah yang ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan
penyakit diabetes. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung.
Beberapa diet yang dianjurkan:
 Rendah garam
 Diet tinggi potassium
 Diet kaya buah dan sayur
 Diet rendah kolesterol
 Tidak mengonsumsi alcohol
b. Olahraga teratur
Olah raga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olahraga
isotonic dapat juga bias meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi primer, dan
mengurangi katekolamin plasma.
c. Penurunan berat badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalahhal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah tinggi.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai
kelompok obat antihipertensi seperti calcium channel blockers, ACE Inhibitor,
angiotensin. Hamper pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensiuntuk mencapai tekanaan darah yang dinginkan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
A. Identitas Kepala keluarga
Nama : Tn.P Pendidikan : SMA
Umur : 32 Pekerjaan : Tukang
Agama : Islam Alamat : Dusun Muhajirin
Suku : Sasak No.telpon :-

B. Komponen Keluarga
No Nama L/P Umur Hub/Klg Pekerjaan Pendidikan

1. Tn.P L 32 thn Suami Tukang cat SMA


2. Ny.L P 30 thn Istri IRT SMA

3. An.P L 7 thn Anak Pelajar SD

4. An.L P 4 thn Anak Pelajar PAUD

C. Genogram
Keterangan :

Laki-laki : Garis Pernikahan : Meninggal : X

Perempuan : Garis Keturunan :

Klien : Tinggal Serumah :

Klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, klien tinggal serumah bersama ayah, ibu,
kakek, nenek, paman, bibi dan dua sepupu perempuan.

D. Type Keluarga:
1 Jenis type keluarga :
Extenden Family/Keluarga Besar

2 Masalah yang terjadi dengan type tersebut :


Ny.L mengatakan terlalu sempit untuk type kelurga besar dengan ukuran rumah
yang kecil.

E. Suku Bangsa
1 Asal suku bangsa :
Tn.P dan Ny.L sama-sama berasal dari suku Sasak, mereka bias menerima
kebiasaan mereka satu sama lain, tidak ada perdebatan yang terlalu mencolok
untuk memicu perselisihan.

2 Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:


pada saat dikaji Ny.L mengatakan

F. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :


Agama Tn.P dan Ny.L adalah islam, Tn.P dan Ny.L selalu berusaha untuk memenuhi
sholat 5 waktu.

G. Status social ekonomi keluarga:


1. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.P sebagai kepala keluarga
2. Penghasilan : Ny.L mengatakan tidak menentu, biasanya 1.300.000.00/Bulan.
3. Upaya lain : tidak ada.
4. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : 1 sepeda motor
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan makan sehari-hari dan
kebutuhan sekolah anak.

H. Aktivitas Rekreasi Keluarga : keluarga Tn.P dan Ny.L berekreasi pada saat ada
acara tertentu, seperti kenaikan kelas An.P atau bahkan tidak pergi sama sekali.

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


A. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga Tn.P dan Ny.L memiliki 2 anak dan
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah (family with
school children).

B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:


Ny.L mengatakan Tn.P belum mampu memberikan perhatian pada semangat belajar
seperti mendampingi saat mengerjakan PR atau tugas sekolah yang lain, mendorong
anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan belum tahu cara yang tepat
dalam mengajarkan anak untuk bergaul.

C. Riwayat kesehatan keluarga inti:


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
An.P dan An.L tidak ada yang menderi penyakit berat hanya kadang terkena flu
dan demam biasa. Sedangkan Tn.P dan Ny.L mengalami keluhan hipertensi
2. Riwayat penyakit keturunan :
Tn.P dan Ny.L memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi.

3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga.


No Nama Umur BB Keadaan Kesehatan Imunisasi Masalah Tindakan
(BCG/Polio kesehatan Yang telah
/DPT/HB/C dilakukan
ampak)
1 Tn.P 32 thn Tn.P mengatakan Lengkap Hipertensi Beristirahat
bahwa biasanya sebentar
merasa lelah
setelah bekerja, dan
kadang-kadang
mengeluh pusing,
dan tengkuk terasa
berat. Saat dikai
TD: 140/90
2 Ny.L 30 thn Ny.L mengeluh Lengkap Hipertensi Beristirahat,
tiba-tiba pusing jika parah
saat melakukan baru
aktivitas dirumah mengunjungi
pada saat pagi atau pelayanan
dalam waktu yang kesehatan
tidak tentu. seperti
puskesmas
3 An.P 7 thn Keadaan An.P Lengkap Demam Beristirahat
sehat saat dikaji, dan diberikan
sekitar 6 bulan paracetamol.
yang lalu pernah
mengalami demam.
4 An. L 4 thn Keadaan An.L saat Tidak -
dikaji sehat, tidak terdapat
ada keluhan, masalah

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Keluarga Tn.P memanfaatkan Pusat pelayanan kesehatan yaitu puskesmas gunung
sari saat sakit.

D. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:


Tn.P dan Ny.L tidak pernah mengalami sakit yang terlalu parah, sekitar 2 bulan yang
lalu Tn.P pernah jatuh sakit dengan keluahan flu dan demam . sedangkan An.P
memiliki riwat penyakit terdahulu saat usia 3 tahun lalu mengalami muntaber dan
sempat dirawat RSUD kota mataram.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Rumah
1. Luas rumah: 5x6 𝑚2
2. Type rumah: Permanen
3. Kepemilikan: Pribadi
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Tiga buah kamar tidur, 1 ruang tamu.
5. Ventilasi/Jendela: ada 8 ventilasi yang terdapat dalam rumah, namun jendela
ruang tamu tidak pernah dibuka.
6. Pemanfaatan Ruangan: Ruang tamu, dapur, wc/toilet, 3 kamar tidur.
7. Septic Tank:
Ada letak : di belakang rumah berjarak 1,5 meter
8. Sumber air minum: Sumur gali.
9. Kamar mandi/WC: memiliki 1 buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset jongkok.
10. Sampah: dibung kesungai yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumah,
kadang-kadang dibakar.
11. Kebersihan lingkungan: keadangan lingkungan cukup bersih.
12. Denah rumah:
B
2 1
S U
3 7
T
4 5 6

Keterangan:
1. Ruang tamu 4. Dapur 7. Kamar tidur
2. Kamar tidur 5. Wc/kamar mandi
3. Ruang keluarga 6. Kamar tidur

B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1. Kebiasaan:
Tn.P Biasanya mengikuti rapat atau petemuan pada saat ada acara keagamaan di
masjid.
2. Aturan./kesepakatan:
Melakukan kegiatan gotong royong jika tetangga memiliki acara besar, seperti
pernikahan, dan berduka.
3. Budaya:
Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah sasak.

C. Mobilitas Geografis Keluarga:


Menurut Ny.L selama ini sering mengunjungi sanak saudara.

D. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat:


Menurut Ny.L dalam keluarganya maupaun keluarga suami tidak terdapat pertemuan
khusus, biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran, atau acara
pernikahan sanak saudara.

E. System Pendukung Keluarga: menurut Tn.P dan Ny.L anaka-anak adalah


penyemangat saat lelah bekerja.

IV. STRUKTUR KELUARGA


A. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Menurut Ny.L dalam keluarganya selalu berkomunikasi menggunakan bahasa sasak.
B. Struktur Kekuatan Keluarga:
Menurut Ny.L Yang memegang kendali dalam rumah adalah mertua
C. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga):
Menurut Ny.L keluarganya memiliki peran masing-masing, Tn.A sebagai Kepala
keluaga berkewajiban mencari nafkah, sedangkan Ny.L sebagai ibu rumah tangga
yang mengurus dan mengatur keuangan keluarga, dan menyiapkan keperluan suami
pergi bekerja dan keperluan An.P dan An.L untuk pergi ke sekolah
D. Nilai dan Norma Keluarga:
Sebagi bagian dari masyarakat sasak, dan agama islam, keluarga memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang dianut seperti sopan santu terhadap orang tua, mengikuti
nyongkolan saat ada tetangga atau sanak saudara yang menikah dll.

V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Afektif:
Tn.P dan Ny.L belum bias melakukan peran mereka masing-masing secara sempurna,
Tn.A dan Ny.L belum biasa membagi waktu untuk peran sebagai orang tua anak usia
sekolah.
B. Fungsi Sosialisasi:
1. Kerukunan Hidup Dalam Keluarga:
Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai sejauh ini baik,
hanya saja Ny.L sering mendapat laporan dari sekolah kalau An.P kurang aktif
saat jam pelajaran berlangsung.
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Menurut Ny.L dirinya dan keluarga memiliki hubungan yang baik.
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Menurut Ny.L anggota keluarga yang paling dominan mengambil keputusan
adalah Mertunya.
4. Kegiatan keluarga waktu senggang:
Menurut Ny.L jika waktu senggang kegiatan mereka adalah duduk depan rumah
tau menonton Tv.
5. Partisipasi dalam kegiatan social:
Menurut Ny.L, Tn.P sering mengikuti kegiatan yang ada di Dusun.

C. Fungsi Perawatan Keluarga


1. Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya:
Menurut Ny.L keluarga jarang terkena sakit yang patrah, hanya demam dan flu
biasa dan kelelahan yang biasa dialami keluarga. Tidak tahu demam tersebut
gejala dari suatu penyakit.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Menurut Ny.L jika ada keluarga yang sakit seperti demam diberikan kompres.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit:
Menurut Ny.L Sejauh ini menggunakan obat bebas yang dijual di apotek terdekat
jika ada anggota keluarga yang sakit atau mengompres jika demam, jika terlalu
parah baru dibawa ke Puskesmas.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny.L mengatakan bisanya membersihkan rumah setiap pagi dan sore hari.
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
Ny.L mengatakan membawa anggota keluarganya ke puskesmas jika sakit parah.

D. Fungsi Reproduksi
1. Perencanaan jumlah anak: Ny.L dan Tn.P merencanakan 1 anak lagi.
2. Akseptor Ya: Ny.L menggunakan KB suntik

E. Fungsi Ekonomi
1. Upaya pemenuhan sandangan pangan:
Ny.L mengatakan pengasilan suaminya dirasa pas-pasan untuk memenuhi
kebutuhan sandang pangan dan papan keluarga.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


A. Stressor jangka pendek: Ny.L mengatakan sering kesal karena An.P malas belajar,
lebih banyak banyak bermain.
B. Stressor jangka panjang: Ny.L mengatakan sering merasa takut jika anaknya tidak
naik kelas
C. Respon keluarga terhadap stressor: Ny.L mengakatan dibiarkan berlarut-larut.
D. Strategi Koping: Ny.L mengatakan tidak ada strategi tertentu untuk menangani strees

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


A. Pemenuhan gizi :
Ny.L mengatakan belum mampu memenuhi kebutuhan gizi seimbang, dikarenakan
jarang membeli buah-buhan untuk dikonsumsi setlah makan. Yang biasa Ny.L masak
adalah makanan-makanan santan, asinan, dan pedas yang disukai Tn.P dan Keluarga.
B. Upaya lain:
Ny.L mengatakan tidak ada upaya lain untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
VIII. HARAPAN KELUARGA
A. Terhadap masalah kesehatannya:
Ny.L berharap tidak ada anggota keluarganya yang jatuh sakit dan selalu dalam
keadaan sehat.
B. Terhadap petugas kesehatan:
Ny.L mengharapkan petugas kesehatan dapat membantunya suatu saat jika ada
anggota keluarganya yang sakit.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No Variable Nama anggota keluarga
Tn.P Ny.L An.P An.L
1 Riwayat Hipertensi Hipertensi Tidak merasa sakit Tidak merasa sakit
penyakit saat dikaji saat dikaji.
ini

2 Keluhan yang Sering pusin dan Sering pusing Tidak ingin makan, Tidak adaa keluhan
dirasakan terasa tegang di lebih suka jajanan
tengkuk warung.

3 Tanda dan Pusing, tengkuk Pusing, mata Tidak ada tanda atau Tidak ada tanda
gejala terasa berat berkunag-kungan, gejala yang atau gejala yang
ditunjukan saat ditunjukan saat
ppengkajian pengkajian
4 Riwayat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumnya

5 TTV TD: 150/100 TD: 140/ 80 Suhu: 37 c Suhu: 37 c


Suhu: 36 c Suhu:36 c Nadi : 82x/menit Nadi:95x/menit
Nadi : 78x/menit Nadi: 60x/menit RR: 18x/menit RR: 20x/menit
RR: 18x/menit RR: 16x/menit
6 System N: 78 x/menit N: 60x/menit N: 82x/menit N: 95x/menit
Cardiovaskul TD: 150/100 TD:140/80 I: I:
er I: I: P: P:
P: P: P P
P P A: A:
A: A:

7 System RR: RR: RR: RR:


Respirasi I: I: I: I:
P: P: P: P:
P P P: P:
A: A: A: A:

8 System Gi. I: I: I: I:
Trac P: P: P: P:
P: P: P: P:
A: A: A: A:

9 System RR: RR: RR: RR:


persyarafan

10 System Ekstermitas atas Ekstermitas atas Ekstermitas atas Ekstermitas atas


musculoskele I; I; I; I;
tal Ekstermitas bawah Ekstermitas bawah Ekstermitas bawah Ekstermitas bawah
P: P: P: P:
11 System - - - -
Genetalia

X. FOKUS PENGKAJIAN ANAK


A. Karakteristik teman bermain:
B. Lingkungan bermain:
C. Durasi waktu bermain di sekolah:
D. Sarana yang mendukung tumbuh kembang anak:
E. Tempramen anak saat ini:
F. Pola anak saat menginginkan sesuatu:
G. Prestasi yang dicapai saat ini:
H. Kegiatan yang diikuti anak selain dirumah:
I. Sudahkah memperoleh imunisasi ulang selama disekolah:
J. Pernahkan mendapatkan kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain:
K. Penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini:
L. Adakah sumber bacaan lain selain selain buku sekolah dan apa jenisnya:
M. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga:

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar masalah kesehatan


1 Aktual Ketidak berdayaan mengerjakan tugas sekolah
2 Kurang/tidak sehat Kurangnya peran orang tua dalam menemani anak belajar
3 Defisit -
B. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 S:
- An.P mengatakan kesulitan
mengerjakan tugas rumah yang
dikerjakan oleh guru, dan biasanya
dikerjakan disekolah/mencontek
punya teman kelasnya.
- Ny.L mengatakan baik dirinya atau
Tn.P jarang menemani anaknya
mengerjakan tugas rumah yang
diberikan guru disekolah,
dikarenakan anak lebih sering
bermain diluar rumah dengan teman
sebayanya tanpa pengawasan orang
tua.
O:
2

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. SKALA PRIORITAS
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
F. IMPLEMNTASI DAN EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai