Anda di halaman 1dari 21

PAPER

KEPERAWATAN ANAK I
OBESITAS

Dosen Pembimbing : Ns. Ignasia Nila Siwi, M.Kep

Disusun oleh :

Muhammad Firliansyah
Muhammad Habbib
Agra Nabil
Alfi Zunan Ahmada

S1 Keperawatan

Stikes Madani Yogyakarta


JL Wonosari Km. 10, Karanggayam, Sitimulyo,
Piyungan, Sitimulyo, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55792. (0274) 4353276.
2019/2020
A. Latar Belakang
1
Saat ini kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu masalah
kesehatan yang mendunia bagi anak-anak dan orang dewasa. Tahun 1998,
WHO menyatakan obesitas sudah dalam dalam tingkat epidemik yang kalau
dibiarkan akan menjadi obesitas global. Menurut data WHO pada awal tahun
2000an, sekitar 1 miliar orang mengalami kegemukan dan 30% diantaranya
megalami kegemukan berlebihan atau obesitas. (www.emedicinehealth.com)
Di Amerika Serikat, menurut Asosiasi Obesitas Amerika, angka obesitas pada
anak-anak dan remaja terus meningkat. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada
anak-anak sudah meningkat menjadi 20% pada tahun 2003 dari sekitar 5-6%
pada tahun 1989.
Secara umum, kegemukan dan obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai
akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Namun, kebanyakan hal
ini berlaku pada orang dewasa. Belum ada kesepakatan dalam hal definisi
kegemukan dan obesitas pada anak-anak. Sebagian menggunakan tabel Body
Mass Index (BMI) yang sudah dimodifikasi berdasarkan usia untuk mengukur
kegemukan dan obesitas pada anak-anak. Sebagian berpendapat bahwa anak-
anak yang memiliki kelebihan berat badan diatas 20% berat badan rata-rata
anak sehat pada usia tersebut sudah termasuk obesitas. Sebagian lagi
mengukur obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh diatas 25% untuk anak
laki-laki dan diatas 32% untuk anak perempuan.
Sebagian besar kegemukan dan obesitas adalah karena makan berlebihan. Hal
ini tergolong dalam obesitas primer. Sisanya, disebabkan karena penyakit atau
gangguan hormonal atau kelainan genetis yang tergolong dalam obesitas
sekunder.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian Obesitas

Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada


jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan
dengan kelebihan berat badan (over weight ),walaupun tidak selalu
identik.Anak bongsor mempunyai masa jaringan otot dan kerangka
tulang relative yang lebih banyak,sehingga berat,tinggi badan dan
penampilannya nampak lebih besar dari rata-rata anak seusia,tetapi
mereka termasuk obese.
2
2. Etiologi

Obesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi


kebutuhan tubuh untuk keperluan metabolisme dasar yang mencakup
metabolisme dasar,SDA,aktivitas jasmani,pembuangan sisa makanan
dan energi untuk pertumbuhan.Bila kelebihan energi ini
berkelanjutan,misalnya 500 kkal setiap hari,maka diperkirakan dalam
waktu satu minggu akan terjadi kenaikan BB sebanyak 450-500 g.

Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang


berlebihan,penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal
tersebut.Masukan energi yang berlebihan,yang biasanya dihubungkan
dengan bertambahnya nafsu makan,terdapat pada keadaan berikut :

a. Gangguan psikologik/emosional,dalam hal ini makanan merupakan


pengganti untuk mencapai kepuasan dalam mendapatkan rasa kasih
sayang,ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh
penderita sebelumnya.
b. Kelainan pada hipotalamus,kelenjar hipofisis,dan lesi otak lainnya
yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang.
c. Hiperinsulinisme,pada keadaan ini terjadi perendahan
lipolisis,peninggian sintesis dan ambilan lemak.
d. Kebiasaan pemberian makan,misal pemberian susu botol secara
berulang pada bayi setiap kali menagis dan rewel atau pemberian
makanan padat tinggi kalori sejak masa awal.
e. Predisposisi genetic,yang terdapat pada beberapa binatang tertentu
dan mungkun juga pada manusia.Hasil penelitian membuktikan
bahwa anak kembar monozigotik walaupun dibesarkan terpisah
mempunyai BB yang hampir sama dibandingkan dengan anak
kembar dizigotik yang dibesarkan bersama.

Penggunaan energi yang kurang mungkin ditemukan pada kedaan


berikut :

3
a. Merendahnya nilai metabolisme dasar,seperti perawatan baring
yang lama pada penyakit menahun
b. Endokrinopati,missal pada hipotiroidisme,sindrom adreno-genital
( sindrom chusing),sindrom Laurence-moon-biedl,sindrom pradel-
wili
c. Berkurangnya aktivitas jasmani,meskipun dalam hal ini tanpa
disertai masukan yang berlebih.

3. Patofisiologi

Obesitas terjadi bila asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi.
Asupan energi berlebih akan disimpan di jaringan lemak. Menurut
jumlah sel lemak, obesitas dapat terjadi karena hipertrofi sel lemak dan
atau hiperplasia sel lemak. Penambahan dan pembesaran sel lemak
paling cepat pada masa tahun pertama kehidupan dan mencapai
puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa dewasa, tidak
akan terjadi hiperplasia sel lemak, tetapi hanya terjadi hipertrofi sel
lemak. Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak selain terjadi
hipertrofi sel lemak juga terjadi hiperplasia sel lemak (Jameson dan
Harrison, 2013; Soetjiningsih, 1995). Sebuah konsep "set point" berat
badan yang didukung oleh mekanisme fisiologis berpusat di sekitar
sistem penginderaan dalam jaringan adiposa yang mencerminkan
cadangan lemak dan reseptor, atau "adipostat," yang ada di pusat
hipotalamus. Ketika simpanan lemak berkurang, sinyal adipostat
rendah, dan hipotalamus merespon dengan merangsang rasa lapar dan
penurunan pengeluaran energi untuk menghemat energi. Sebaliknya,
ketika penyimpanan lemak berlimpah, sinyal meningkat, dan
hipotalamus merespon dengan menurunkan rasa lapar dan
meningkatkan pengeluaran energi (Jameson dan Harrison, 2013).

4. Patogenesis

4
Kelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan
disimpan sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh
lain.Selain itu obesitas mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya
jumlah dan ukuran adiposit {sel lemak}.Jumlah adiposity ini akan
bertambah bila terjadi masukan kalori yang meningkat,terutama pada
janin dan masa bayi,rangsang untuk menambah jumlah sel adiposity ini
akan berlangsung terus sampai pubertas,tetapi dengan intensitas yang
menurun.Selama periode penurunan berat badan,besar sel lemak
berkurang tetapi jumlahnya tetap.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan diagnostic

1) DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai


skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah
dan lokasi dari lemak tubuh.
2) BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah
dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD,
jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak
tubuh.
3) Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh
diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang
menyerupai forseps).

Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik),


penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang
tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas

b. Pemeriksaan laboratorium

5
Test Darah

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah


untuk memeriksa kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol
tinggi, masalah jantung, dan gangguan hati. Dengan tes darah,
dokter mungkin dapat menangkap dan merawat kondisi tertentu
sebelum mereka menjadi masalah.

6. Manifestasi klinis

Anak dengan obesitas akibat diet kalori tinggi,tidak hanya lebih berat
tetapi juga lebih tinggi dari anak seusia,seperti juga terlihat dri umur
tulangnya yang lebih melanjut.Karena masa pubertas timbul lebih
awal,pada akhirnya anak yang cepat tumbuh dan matang itu akan
mempunya tinggi badan yng relative lebih rendah dibandingkan anak
sebayanya.

Ditinjau dari segi diagnostic praktis,bentuk perawakan tubuh lebih


mempunyai nilai diagnostic daripada berat badan.Pada raut muka
nampak hidung dan mulut yang berbentuk kecil dengan dagu yang
relative ganda.Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh,suatu keadaan yang menimbulkan perasaan kurang
menyenangkan pada anak lelaki.Abdomen cenderung membuncit dan
menggantung serupa dengan bentuk pendulum { bandul lonceng }
sering disertai adanya stria newarna putih bungur.Walaupun masih
dalam ukuran normal,genitalia eksterna anak lelaki nampak lebih kecil
dan hanya sedikit tersembul keluar,yang disebabkan karena seakan-
akan penis tersebut terpendam dalam jaringan lemak
sekitarnya.Pertumbuhan genitalia anak perempuan umumnya berjalan
normal,demikian pula haid pertama tidak terlambat.Ekstermitas bagian
proksimal terlihat besar,sehingga akan nampak lengan atas yang besar
dengan tangan yang relative kecil dan jari yang berbentuk
runcing.Pada tungkai nampak paha yang besar,mungkin disertai
kelainan koksavara dengan genu valgum.

6
Gangguan psikologik berupa kelainan emosional sering dijumpai pada
anak dengan obesitas,meskipun terlihat ia dapat menyesuaikan
diri.Karena malu ia enggan untuk bermain dan bergaul dengan
temannya atau menghindar untuk berolahraga.Kelainan emosional ini
mungkin menjadi penyebab atau merupakan akibat keadaan obesitas.

Manifestasi kliniknya dapat juga berupa sebagai berikut :

a. Wajah membulat.
b. Pipi tembem.
c. Dagu rangkap.
d. Leher relatif pendek.
e. Dada membusung, dengan payudara yang membesar karena
mengandung jaringan lemak
f. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
g. Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha
bagian dalam saling menempel dan bergesekan. Akibatnya,
timbullah lecet.
h. Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam
jaringan lemak (burried penis).

7. Komplikasi

a. Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung


atau peningkatan tekanan darah.
b. Gangguan metabolisme glukosa. Misalnya, diabetes mellitus tipe II
c. Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang, berupa kaki
pengkor atau tergelincirnya bagian sambungan tulang paha
(terutama pada anak laki-laki) serta pertumbuhan tulang yang harus
menahan beban yang lebih berat dari yang semestinya.
d. Asma dan gangguan pernapasan seperti sleep apnea.
e. Ketidaknormalan pertumbuhan
f. Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering
bergesekan.

7
g. Gangguan mata; seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap
cahaya, dan batas pandangannya jadi lebih sempit.
h. Gangguan fungsi hati
i. Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri
dari lingkungan misalnya karena diolok-olok temannya.
j. Hiperlipidemia (<>iHyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar
lemak (kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah.

8. Penatalaksanaan medis

a. Pengaturan Diet

1) Jenis diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet


seimbang sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi diet
harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada
tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa
penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori
dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada
obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit
penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low
calorie diet ).

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :

a) Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan


pertumbuhan normal.

8
b) Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%,
lemak 20-30% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 15-
20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.
c) Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun
dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur
dalam tahun + 5) gram per hari.

2) Tatanan diet

Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi


makan, dan frekuensi makan.

Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara
ini terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan
cepat akan kembali pada keadaan semula. pengaturan diet yang
tepat adalah efektif untuk jangka panjang. Prinsip dasarnya
adalah diet makanan sehat dan seimbang.

Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan


melakukan kegiatan fisik adalah hal yang dianjurkan untuk
mempertahankan penurunan berat badan, selain itu mengurangi
lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-paru.
Kombinasi diet dan obat dapat membantu menurunkan berat
badan jangka lama. http://www.epuppetry.com/diet/diet-yang-
tepat-bagi-penderita-obesitas/

3) Pola makan

Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi


makanan mengandung tinggi gula/lemak atau minuman-
minuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum
merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun
atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada
makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah

9
dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian
ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan
sebanyak seminggu 2 kali pemberian; ikan yang dimaksud
adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang
mengandung asam lemak omega 3.

b. Pengaturan kegiatan fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju


metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya.
Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang
menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang,
menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik
selama 20-30 menit per hari.

Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkana

Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam


Jalan kaki 3 km/jam 150

Jalan kaki 6 km/jam 300

Joging 8 km/jam 480

Lari 12 km/jam 600

Tenis tunggal 360

Tenis ganda 240

Golf 180

Berenang 350

Bersepeda 660
c. Modifikasi kebiasaan makan

10
1. Frekuensi

Umumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal


pemberian ASI, karena ASI dapat diberikan setiap saat sesuka
bayi. Pada bayi yang mendapatkan PASI biasanya pemberian
minum dilakukan setiap 3jam,sebanyak 6xsehari dan bila perlu
ditambah 1-2 kali pada malam hari. Pada bayi BBLR diberikan
minum dengan porsi yang lebih sedikit , tetapi lebih sering.
Pada dasarnya makin kecil berat lahir bayi , makin kecil porsi
minuman dan waktu pemberiannya.

Bila bayi mulai diperkenalkan dengan makanan


pelengkap,maka jarak waktu pemberian makanan utama adalah
3-4jam dan diantaranya diberikan 2x makanan pelengkap
berupa buah dan bikuit. Penjadwalan hendaknya diatur agar
waktu pemberian makan disesuikan dengan kebiasaan pada
orang dewasa . jadi, bila bayi telah mendapat nasi tim ,maka
jadwal makan secara umum adalah sebagai berikut : 3x makan
pagi,siang,dan sore ; 2kali ASI/PASI waktu pagi bangun tidur
dan maalam sebelum tidur,2kali buah atau kue yang di berikan
antara waktu makan;dan bila perlu tambahan minum malam
hari .jadwal ini hendaknya dipertahankan sampai anak usia
lanjut. Pada usia sekolah waktu makan sore di ubah menjadi
makan malam ,seperti halnya pada orang dewasa .

2. Volume

Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan


kebutuhan normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal
menurut tinggi badannya. Bila pada awal penanganan
didapatkan bahwa anak telah mengkonsumsi makanan dengan
jumlah kalori yang berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu
dilakukan pengurangan jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar
200-500 kalori sehari, agar berat badan tidak selalu bertambah,
atau dengan target penurunan berat 0,5 kg per minggu. Jika kita

11
mentargetkan penurunan berat badan, maka penurunan badan
ditargetkan sampai mencapai 10% di atas berat badan ideal.
Tetapi, bila kita tidak mentargetkan penurunan berat badan,
maka yang terpenting adalah mempertahankan berat badan agar
tidak bertambah karena anak masih bertambah tinggi.

3. Makanan selingan

Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi


makanan mengandung tinggi gula/lemak atau minuman-
minuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum
merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun
atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada
makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah
dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian
ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan
sebanyak seminggu 2 kali pemberian; ikan yang dimaksud
adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang
mengandung asam lemak omega 3.

4. Makanan tinggi serat

Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan


karena tinggi serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun
rendah kalori) sehingga dapat menurunkan asupan makan,
selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi lemak.
Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet
tinggi serat juga akan mengakibatkan mineral yang penting
untuk proses tumbuh kembang anak ikut keluar. Pemberian
jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak>2 tahun
adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan
pengaturan diet, perlu diperhatikan asupan dengan kandungan
garam cukup, yaitu 5 g per hari serta masukan zat besi, kalsium
dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu dengan

12
sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup.
Karbohidrat sebaiknya berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan
protein 15-20% sehingga cukup untuk tumbuh kembang
normal.

http://www3.who.int/whosis/core/core_select_process.cfm

http://my.opera.com/tarndang/blog/obesitas-bagaimana-
penanganannya

A. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Obesitas

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan


dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada
klien anak obesitas ádalah :

a. Anamnesis :

1) Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity


rebound, remaja
2) Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)
3) Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri
pinggul
4) Riwayat gaya hidup :

a) Pola makan/kebiasaan makan


b) Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi

5) Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang


disertai dengan resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia
muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe
II

b. Pemeriksaan fisik :

13
Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas

c. Pemeriksaan penunjang :

analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi


paru (jika ada tanda-tanda kelainan).

d. Pemeriksaan antropometri :

Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal


(BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut
obesitas bila BB > 120% BB Ideal.

Rumus Broca

Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagi berikut :

Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100)

Dari perhitungan rumus tersebut, jika berat badan seseorang


melebihi angka 15% dari berat badan normal (TB-100), maka ia
dapat dikategorikan dalam tingkat kegemukan (obese).

e. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95


kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.

Metode Indeks Massa Tubuh (IMT)

Metode IMT sangat cocok bagi orang-orang yang ingin mengetahui


berat badannya ditinjau dari segi kesehatan. Keuntungan utama dari
penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai nilai
biologis.

Berdasarkan usia anak, hasil perhitungan nilai IMT dibagi menjadi


empat kategori berikut :

1) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan


(underweight)

14
2) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
3) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan
berat badan (at risk of overweight)
4) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan
(overweight),

http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-pada-
anak_01.html

Cara pintar mengatasi kegemukan anak

a) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness


(tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.
b) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Nanda (1990), bahwa diagnosa keperawatan merupakan


keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial.

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan obesitas yang


mungkin timbul adalah:

a. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


disfungsional pola makan, faktor herediter
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style,
physical bulk
c. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga
sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik,
internalisasi umpan balik negative
e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen sebuah
obesitas remaja

15
3. Perencanaan dan Tindakan keperawatan

Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi


keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah-masalah klien (Hidayat A,A,2007).

Dx.1 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan disfungsional pola makan, faktor herediter

Tujuan 1 : klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang


benar

Kriteria Hasil : pola dan kebiasaan makan remaja mulai terlihat


dengan jelas

Intervensi :

1) Selalu menjaga apapun yang berkaitan dengan makan, meliputi


:waktu makan, jumlahnya, dimana biasanya makanan itu dimakan,
makan sendiri atau dengan orang lain, perasaan yang memicu
keinginan unti\uk makan
2) Identifikasi stimulus makanan karena biasanya berpengaruh
terhadap obesitas : sering merasa lapar, iklan-iklan makanan di
televisi, rasa dan penampilan fisik dari makanan.
3) Kaji lingkungan saat makan untuk menentukan kemungkinan yang
dapat menyebabkan obesitas, meliputi : dimana makanan itu
dimakan, makn sendiri atau dengan orang lain, perasaan saat
mengkonsumsi makanan, aktivitas yang dikerjakan ketika makan.
4) Analisa data terdahulu tentang pola makan dan factor lain yang
berhubungan senagai dasar untuk membuat keputusan.

Dx.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style,


physical bulk

Tujuan : klien akan meningkatkan aktivitas fisik

16
Kriteria hasil : remaja melakukan olahraga dan aktivitas yang disukai
secara rutin

Intervensi :

1) Kaji pola aktivitas dan aktivitas yang penting dari remaja


2) Buat program aktivitas seperti lari, berenag, bersepeda, aerobic,
atau olahraga setelah pulang sekolah
3) Dorong aktivitas rutin seperti berjalan dan menaiki tangga
4) Dorong untuk lebih meningkatkan aktivitas saat stress

DX. 3 Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga


sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi

Tujuan : klien akan medapatkan support yang adekuat

Kriteria Hasil: remaja terlibat dalam program-program dasar sekolah

intervensi:

1) Menerapkan program sekolah penurunan berat badan untuk


mendorong pencapaian target

a) menggunakan sistem buddy


b) menggunakan teman sebagai sponsor dan positif reinforcers
c) memberikan penguatan untuk perubahan berat badan:
pujiansosial, kontrak nyata yang mendapatkan penghargaan
sederhana
d) grafik perubahan berat badan positif dan tampilan grafik dalam
program dimana orang lain dapat melihatnya
e) menyediakan pendidikan gizi

2) Mempunyai anggota keluarga yang berfungsi sebagai monitor di


rumah untuk membantu dalam kemajuan mencapai tujuan dan
mendorong remaja dengan pernyataan positif

17
Dx.4 gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan
fisik, internalisasi umpan balik negative

Tujuan : pasien akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan


perasaan dan keprihatinan

Kriteria Hasil :

a. Remaja mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang


masalah
b. Remaja mempertahankan sikap positif terhadap program
penurunan berat badan

intervensi:

1) Mendorong anak untuk membicarakan perasaan-nya dan


keprihatinan karena ini dapat memfasilitasi koping
2) Memperkuat prestasi
3) dorong perawatan yang baik, kebersihan, dan sikap untuk
meningkatkan penampilan dan meningkatkan harga diri
4) bantu dengan mengeksplorasi aspek positif dari penampilan dan
cara-cara untuk meningkatkan aspek ini

Dx. 5 : perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen


sebuah obesitas remaja

Tujuan : klien/keluarga akan telibat dalam program penurunan berat


badan

Kriteria hasil/hasil yang diharapkan :

a. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada


anak
b. support keluarga dalam pencapaian tujuan

Intervensi :

18
1) keluarga berpendidikan tentang program penurunan berat badan,
meliputi nutrisi yang berhubungan dengan intake makan dan
olahraga, support psikoligi
2) mendorong keluarga untuk :

a) gunakan reinforcement yang sesuai


b) ubah makanan dan lingkungan makan
c) mempertahankan sikap yang tepat tentang program
d) membantu dalam memonitor kebiasaan makan, food intake,
aktivitas fisik, perubahan berat
e) hilangkan makanan sebagai hadiah, karena hal ini dapat
berkontribusi untuk obesitas
f) mendorong remaja dengan perkataan positif, dalam rangka
untuk meningkatkan self-esteem

Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi:

1) Anak akan mengikuti diet yang menyediakan hilangnya kadar lemak


tanpa mempengaruhi pertumbuhan, aktivitas normal, dan
kesejahteraan psikologis.
2) Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.
3) Anak akan memodifikasi perilaku makan.
4) Anak dan keluarga akan mendapat dukungan psikologis.

4. Evaluasi

Keefektifan dari intervensi keperawatan adalah dengan melakukan


reassessment secara terus menerus berdasarkan pada petunjuk observasi
dan hasil yang diharapkan :

a. klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar


b. klien akan meningkatkan aktivitas fisik
c. klien akan mendapatkan support yang adekuat
d. klien mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan
berat badan

19
e. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada
anak

DAFTAR PUSTAKA

Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas

http://medicastore.com/penyakit/61/Hiperlipidemia.html

http://my.opera.com/tarndang/blog/obesitas-bagaimana-penanganannya

http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-pada-anak_01.html

http://www.igdrsml.co.cc/2010/03/o-b-e-s-i-t-s.html

http://www.symptomfind.com/diseases-conditions/obesity-tests-diagnosis/

http://www3.who.int/whosis/core/core_select_process.cfm

Makrum.A.HA.1991.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta;Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia
20
www.americanheart.org,diakse tanggal 4 Mei 15.00

www.cdc.gov,diakses tanggal,6 Mei 2010,14.00

www.emedicinehealth.com,diakses tanggal,4 Mei 2010,15.00

21

Anda mungkin juga menyukai