Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

PENELITIAN PEMUKIMAN KUMUH DAN SAMPAH KAWASAN TEPIAN


SUNGAI KAHAYAN DALAM ASPEK SOSIAL BUDAYA
‘’METODE PENELITIAN KUALITATIF’’
TUGAS 1 (INDIVIDU)

DOSEN:
NOOR HAMIDAH, ST,.MUP.

DISUSUN OLEH:
NAMA: PRIMARISCO THOMAS
NIM: DBB 115 012

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “PENELITIAN KONDISI HUNIAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KAHAYAN DALAM
ASPEK SOSIAL BUDAYA’’ tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk menyelesaikan
tugas menganalisa pemukiman di daerah tepian sungai .

Meskipun telah berusaha menyelesaikan tugas peelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa tugas penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian
ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Batasan Masalah

1.5 Kegunaan Penelitian

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Metode Pengolahan Sampah

2.2 Dampak Positif dan Negatif Dalam Pengelolaan Sampah

BAB 3 Metodelogi Penelitian

3.1 gambaran umum lokasi

3.2 Metode Penelitian kualitatif

3.3 Analisa Penelitian

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu unsur pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan perumahan,
yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga negara Indonesia dan keluarganya, sesuai
harkat dan martabatnya sebagai manusia dan juga diiringi dengan adanya sarana dan prasarana
dasar fisik yang bagus. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang makin pesat, tuntutan
akan tersedianya berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat juga mengalami
peningkatan.

Pembangunan sarana dan prasarana merupakan salah satu hal penting dalam strategi
pengembangan wilayah, yang menyangkut aspek-aspek yang luas di bidang kependudukan, dan
berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial dalam rangka pemantapan
ketahanan nasional.

Sarana dan prasarana didalam suatu kawasan memiliki peranan yang sangat penting
dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta meningkatkan kesatuan dan persatuan
bangsa. Melalui pembangunan infrastruktur yang ditempuh dengan pembangunan sumber daya
air, transportasi, perumahan dan permukiman, energi dan ketenagalistrikan serta jaringan
komunikasi dan informatika, diharapkan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan
dapat dicapai dan daya saing ekonomi nasional secara global dapat ditingkatkan. Sistem jaringan
prasarana dasar fisik Sarana dan prasarana di gang Suhada dijalan Sumatera RT/RW 04/18 agak
kurang memadai sehingga perumahan di kawasan gang Suhada terkesan kumuh dikarenakan
kurangnya jaringan jalan yang terasa sempit, tidak adanya drainase dikarenakan telah tertimbun
tanah.

Hampir setiap hari sampah terlihat berserakan walaupun tempat sampah telah tersedia
disetiap rumah. Hal ini mendeskripsikan kurangnya kesadaran warga komplek tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan komplek. Sebaiknya, sebagai warga komplek, sudah
seharusnya setiap orang menanamkan sikap disiplin dalam menjaga kebersihan komplek.

Kesadaran dari masing-masing orang sangat ditekankan untuk lebih peduli terhadap
lingkungannya sendiri. Selain itu, saya juga mempunyai motivsi untuk mengukur seberapa jauh
keinginan warga komplek gang suhada dalam mengolah sampah-sampah tersebut

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang terdapat pada lokasi penelitian permukiman di daerah jl. Murjani
tepatnya di gg. Sari 45 RT 01, RW IX yaitu sampah. Banyaknya sampah yang berserakan
dikolong bawah rumah warga setempat akibat meledaknya jumlah sampah dan jauh dan
kurangnya tempat pembuangan sampah yang membuat warga setempat membuang sampah
dengan sembarangan, sehingga menimpulkan tumbuhnya bakteri berbahaya, zat-zat kimia yang
berbahaya hingga jentik-jentik yang berkembang menjadi nyamuk.

Setelah itu tempat sampah yang kecil, sedikit dan jarak tiap tempat sampah yang terlalu
jauh sehingga tempat sampat tidak cukup untuk menampung sampah yang ada akibat tingginya
jumlah sampah yang ada.

1.3 Tujuan Penelitian

Dapat kita ketahui kawasan pinggiran sungai adalah salah satu tempat bermukimnya
warga yang memiliki penghasilan rendah tidak terkecuali di kota palangka raya , seperti yang
kita tau palangka raya sekarang memiliki penduduk yang cukup meningkat dari sebelumnya
terutama di daerah kampung pahandut , banyaknya jumlah penduduk yang selalu bertambah
membuat sempitnya lahan yang baik dan bersih bagi suatu permukiman . seperti banyak nya
wadah wadah rumah masyarakat yang memiliki banyak sampah di area pemukiman mereka,
seperti yang kita tau juga dampak dari sampah yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan
salah satu bencana yaitu banjir, dan bahaya yang dapat terjadi juga iyalah penyakit DBD dan
Malaria di karenakan sampah merupakan habitat dari nyamuk nyamuk tersebut.

Oleh karena itu kami memiliki tujuan untuk membahas atau melakukan riset tentang
bagaimana cara mengelola sampah di kampung pahandut sehingga dapat bermanfaat dan dapat
sedikit membantu memecahkan masalah di kampung pahandut tentang sampah.

1.4 Batasan Masalah

 Menetapkan Komplek Gang. Sari 45 RT.01.RW.IX sebagai objek penelitian.

1.5 Kegunaan Penelitian

 Sebagai tolak ukur terhadap pengolahan sampah-sampah dikomplek-komplek lain.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,


atau pembuangan dari material sampah. Metode dari pengolahan sampah tergantung dari tipe zat
sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah sampah dan ketersediaan area. Ada 5 metode
pengolahaan sampah antara lain pembuangan, pembakaran, daur ulang, pengkomposan, dan
minimilisasi sampah. Lalu ada jenis metode daur ulang yaitu mengambil bahan sampah untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik
dan mengumpulkan serta menggunakan kembali sampah yang dibuang. Ada pula metode
pengkomposan yang bisa digunakan sebagai pupuk dan pembangkit listrik karena mengandung
gas methana. Sampah yang bisa kita buat menjadi pupuk seperti sampah sisa makanan, kertas,
dan zat tanaman.

Metode minimalisasi sampah dapat kita lakukan dengan berbagai cara antara lain
penggunaan barng bekas siap pakai, memperbaiki barang yang rusak, dan menghindari
penggunaa barang sekali pakai. Tidak hanya itu, kita juga bisa mendesain produk supaya bisa
diisi ulang dan digunakan kembali.

2.2 Dampak Positif dan Negatif Dalam Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun
lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif ada yang negative.

1. Pengaruh yang baik


 Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
masyarakat dan lingkungannya, sebagai berikut :
 Sampah dapat dimanfaatkan untuk lahan semacam rawa-rawa dan daratan rendah.
 Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
 Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan
yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut
terhadap ternak.
 Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak
serangga atau binatang pengerat.
 Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah
 Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat.

b. Pengaruh negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sebagai
berikut:

1. Pengaruh terhadap kesehatan


 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembakbiakan vaktor penyakit seperti lalat dan tikus
 Insidesnsi penyakit demam berdarah akan meningkat karena vektor penyakit hidup dan
berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan.
 Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan, misalnya luka akibat
benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya.
 Gangguan psikosomasis misalnya sesak nafas, insomnia, stres dan lainnya.

2. Pengaruh terhadap lingkungan


 Estetika lingkungan menjadi kurang sedap di pandang mata.
 Proses pembusukkan sampah oleh microorganisme akan menghasilkan gas-gas
tertentu yang menimbulkan bau busuk
 Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran
yang lebih luas.
 Pembuangan sampah ke dalam pembuangan saluran air akan menyebabkan aliran air
terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
 Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan,
jembatan dan saluran air.
3. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menurunkan minat dan hasrat orang lain
(turis) untuk berkunjung
 Menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak pengelola
 Penelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya
masyarakat setempat
 Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak
memilki nilai ekonomis
 Penumpukkan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang dapat
menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi

Lokasi penelitian ialah permukiman yang berada di daerah jl. Murjani, tepat nya di gg. Sari
45 RT.01.RW.IX tepat di seberang tempat perbelanjaan sendy’s. kelurahan Pahandut, RW 3
Palangka Raya. Permukiman ini ialah permukiman yang berada di bantaran tepi sungai Kahayan.
Lokasi ini berdekatan dengan pusat Kawasan perdagangan yang ada dikota Palangka Raya.
Lokasi penelitian ini sering diidentikkan dengan lingkungan yang padat, kotor, dan kumuh.
Selain itu, ruang sempadan sungai tidak lagi terlihat karena lahan tersebut dimaksimalkan untuk
permukiman warga. Lokasi hunian yang terlalu sempit dengan sungai menimbulkan resiko
bencana banjir ketika sungai meluap ataupun pencemaran lingkungan daerah aliran sungai.
Selain itu kepadatan yang terlalu tinggi mengakibatkan minimnya ruang hijau dan vegetasi yang
ada di area permukiman ini.

3.2 Metode Penelitian Kualitatif

Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari
teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami.
Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif
analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu
peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan
interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah
menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri
metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:

 Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan
peneliti sebagai instrumen kunci.
 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
 Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan
oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian
yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
 Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data
untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk
menyusun abstraksi.
 Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.

Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam
bidang pendidikan yaitu untuk:

1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di


lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan
kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi
di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan
pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data
dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih
lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses
pengajaran, bimbingan, pengelolaan/manajemen kelas, kepemimpinan dan pengawasan
pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan
tugas profesi guru, dan lain-lain. Selain penelitian kualitatif yang digunakan dalam
bidang pendidikan adalah penelitian tindakan kelas.

3.3 Analisa Penelitian

Anda mungkin juga menyukai