Anda di halaman 1dari 2

Problem Case Cementing

Suatu sumur akan dibor hingga kedalaman 7000 ft,. Untuk mencapai kedalaman tersbut, sumur
akan dibor dengan beberapa step. Pertama-tama sumur akan dipasang conductor casing dengan
outer diameter 20 inch hingga kedalaman 300 ft, kemudian pemboran akan dilanjutkan hingga
kedalaman 3000 ft dengan menggunakan bit berukuran 12.25 inch dengan menggunakan mud 11.5
ppg. Sebelum melanjutkan pemboran, drillstring akan ditarik dan dipasang casing dengan outer
diameter 9.625 inch. Setelah casing terpasang, akan dilakukan proses cementing, dimana slurry
cement dibuat dengan mencampurkan 1 sack semen kelas G dan air dimana water cement ratio
sebesar 60 %. Untuk mengatasi permasalahan formasi akan digunakan aditif bentonite untuk
mengurangi density dari slurry dengan komposisi 5 % dari berat semen dan aditif kalsium chloride
untuk mempercepat proses thickening dengan komposisi 8 % dari berat semen. Untuk proses
penyemanannya sendiri digunakan teknik primary cementing, dimana digunakan shoe joint antara
float collar dan guide shoe sepanjang 40 ft dengan menggunakan fluid spacer dengan densitas 12,5
ppg dengan volume 40 barel . Penyemenan diharapkan berhasil apabila posisi top semen di annulus
berada pada surface dan posisi top tail semen berada 10 ft di atas casing shoe. Diasumsikan bahwa
slurry cement akan diexcess sebesar 20 % untuk menghindari adanya ketidakstabilan ukuran
lubang.

Setelah preoses cementing selesai, pemboran akan kembali dilakukan dengan menggunakan bit
berukuran 8.5 inch hingga kedalaman 5000 ft. Sebelum melanjutkan pemboran, drillstring akan
ditarik dan dipasang casing dengan outer diameter 7.625 inch. Setelah casing terpasang, akan
dilakukan proses cementing, dimana slurry cement dibuat dengan mencampurkan 1 sack semen
kelas G dan air dimana water cement ratio sebesar 45 %. Untuk mengatasi permasalahan formasi
akan digunakan aditif calcium lignosulfanate untuk memperlambat proses thickening dari slurry
dengan komposisi 0.4 % dari berat semen dan aditif Latex berjenis LA-2 untuk mengurangi fluid
loss slurry dengan komposisi 0.55 % dari berat semen. Untuk proses penyemanannya sendiri
digunakan teknik primary cementing, dimana digunakan shoe joint antara float collar dan guide
shoe sepanjang 40 ft dengan menggunakan fluid spacer dengan densitas 12,5 ppg dengan volume
40 barel . Penyemenan diharapkan berhasil apabila posisi top semen di annulus berada pada surface
dan posisi top tail semen berada 10 ft di atas casing shoe. Diasumsikan bahwa slurry cement akan
diexcess sebesar 20 % untuk menghindari adanya ketidakstabilan ukuran lubang.

Setelah casing terpasang, akan dilakukan proses cementing. Setelah proses cementing selesai,
pemboran akan kembali dilakukan dengan menggunakan bit berukuran 6.5 inch hingga target
kedalaman yang telah ditentukan. Sebelum melanjutkan pemboran, drillstring akan ditarik dan
dipasang casing dengan outer diameter 5.5 inch. Setelah casing terpasang, akan dilakukan proses
cementing, dimana slurry cement dibuat dengan mencampurkan 1 sack semen kelas G dan air
dimana water cement ratio sebesar 40 % Untuk mengatasi permasalahan formasi akan digunakan
aditif calcium lignosulfanate untuk memperlambat proses thickening dari slurry dengan komposisi
8 % dari berat semen, aditif Latex berjenis LA-2 untuk mengurangi fluid loss slurry dengan
komposisi 10 % dari berat semen, dan aditif Liquid PNS untuk mengurangi viskositas dari slurry
dengan kommposisi 5 % dari berat semen. Untuk proses penyemanannya sendiri digunakan teknik
primary cementing, dimana digunakan shoe joint antara float collar dan guide shoe sepanjang 40
ft dengan menggunakan fluid spacer dengan densitas 12,5 ppg dengan volume 40 barel .
Penyemenan diharapkan berhasil apabila posisi top semen di annulus berada pada surface dan
posisi top tail semen berada 10 ft di atas casing shoe. Diasumsikan bahwa slurry cement akan
diexcess sebesar 20 % untuk menghindari adanya ketidakstabilan ukuran lubang.

Tentukan Density, Slurry Yield, Volume total semen (dalam cuft dan sack), displacement volume,
serta tekanan yang dibutuhkan untuk membuat top plug sampai di float collar yang digunakan pada
planning pemboran diatas dengan menggunakan software cementing! Bandingkan hasilnya
dengan perhitungan secara teoritis! Analisa hasil keduanya!

Notes :

Format Laporan :

1. Data
2. Hasil dan Pengolahan Data
3. Analisis
4. Kesimpulan

Dikumpulkan secara berkelompok yang terdiri dari 4 orang paling lambat softcopy dikirim tanggal
19 April 2019 ke bit.ly/problemcasecementing

Anda mungkin juga menyukai