Anda di halaman 1dari 5

Review Buku Dasar-Dasar Logika

Karya : Jacobus Ranjabar, S.h, M.Si.

A. Apa itu logika ?

Istilah logika berasal dari bahasa Yunani, Logos, artinya sabda, pikian, ilmu. Secara etimologis,
logika adalah ilmu tentang pikiran atau ilmu menalar. Logika dapa didefinisikan sebagai ilmu tentang
metode-metode dan prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat dari
penalaran yang tidak tepat. Logika juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk
berpikir lurus (tepat).

Logika juga merupakan ilmu pengetahuan, dalam arti ini lapangan ilmu pengetahuan ialah
azaz-azas yang menetukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Berpikir adalah objek material
logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir disini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan
berpikir manusia ‘mengolah’, ‘mengerjakan’ pengetahuan yang telah diperolehnya. Suatu proses
kegiatan berpikir dalam menarik suatu kesimpulan disebut penalaran. Pada hakikatnya manusia itu
adalah makhluk yang berpikiri, bernalar, beremosi, dan beramal.

Sejarah singkat logika :

1. Aristoteles (384-322 SM), adalah orang pertama yang menemukan kriteria sistematis untuk
menganilisis dan mengevaluasi argumen-argumen, logika aristotoles disebut dengan logika silogistik.
bagaimana term term tersebut disusun dalam suatu argument.

2. Chrysippus (279-206 SM) , suatu logika yang elemen-elemen fundamentalnya adalah seluruh
proposisi.

3. Ahli fisika Gallen (129-199 SM), mengembangkan teori silogisme kategoris tersusun.

4. Abad Pertengahan, Peter Abelard (1079-11420), Abelard merekontruksi dan memperhalus logika
aritoteles dan chrysippus, seperti dikomunikasikan oleh Boethius dan ia melahirkan suatu teori tentang
sifat-sifat universal yang melacak ciri-ciri universal dari rem-term umum pada konsep dalam pemikiran
ketimbang pada sifat-sifat yang berada di luar pikiran.

5. Oxford william occam (1285-1349), Occam banyak menaruh perhatian pada logika modal, sejenis
logika yang mencakup gagasan, seperti kemungkinan, kepastian, keraguan , dan kepercayaan.

6. Gottfried wilhelm Leibniz(1646-1716), leibniz, seorang genius dlam sejumlah bidang, beusaha
mengembangkan suatu bahasa simbolik atau kalkulus yang dapat dipakai untuk menghentikan semua
bentuk petengkaran, entah dalam teologi, filsafat, entah dlam relasi relasi internasional.

7. Filsuf dan pakar matematika Augustus De Morgan (1806-1871), george Boole (1815-1864), William
Stanley Jevons (1835-1882), dan Jhon Venn (1834-1923).

8. Logika induktif bangkit kembali dan dikembangkan oleh filsuf Inggris Jhon Stuart Mill (1806-1873)

9. Gottlob frege (1848-1925), teori kuantifikasi.

10. Alfred notrh whitehead (1861-1947) dan Bertrad Russell (1872-1970), yang karya monumentalnya
Principia Matematica berusaha mengurangi seluruh kemurnian matematika dalam logika.

11. Kurt Geodel (1906-1978), menyatakan bahwa dalam suatu sistem formal apapun yang memadai
bagi sejumlah teori terdapat suatu formula uyang tidak dapat ditentukan, yaitu semacam formula,
bukan formila itu bukan juga negasinya yang dapat diasalakan dari aksioma-aksioma dari sistem itu.

B. Pengertian dan Pembidangan Filsafat

1. Filsafat Materialisme, orang yang begitu mengagungkan material

2. Flsafat hedonisme, orang yang begitu tinggi memandang tinggi kenikmatan dan kesenangan
dalam hidupnya
3. Filsafat liberalisme, orang yang berpandangan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan benegara
semestinya menaruh kepedulian yang besar terhadap kebebasan individu.

4. Filsafat sekuralisme, orang yang dalam pandangannya memisahkan kehidupan kenegaraan dan
kehidupan agama

5. Filasafat rasionalime, orang yang begitu mengutamakan akal atau rasio

Filasfat merupakan tejemahan dari kata philoshpia, yang berasal dari kata Yunani dan berati
cinta akan kebijaksanaan ( Philo itu cinta, dan Shopia itu kebijaksanaan). dalam bahas lain filasat
dikenal dengan sebutan Philoshpie (Inggris), PhiloShopie ( Perancis), Filsafah (Arab) sedangkan
orangnya disebut dengan filsuf/filosof/phloshopus.

Menurut sejarah Socrates lah yang menyebut dirinya sebagai philoshopus, yakni protes
terhadap kamu terpelajar yang menamai diri mereka shopsit (bijaksana). bijaksana memiliki 2 segi
arti, yang pertama memiliki pengertian yang mendalam dan yang kedua memiliki sikap hidup yang
benar. Jadi filsafat itu mencari kebijaksanaan. Dalam cakrawala lain shopia diartikan lebih luas lagi
daripada kebijaksanaan, diantaranya : kerajinan, kebenaran pertama, pengtahuan yang luas,
kebajikan intelektual, pertimbangan yang sehat, kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis.

Berfilsafat selalu diawali dengan rasa keheranan yang dimiliki oleh manusia dan rasa ingin
tahu dan diikuti dengan pertanyaan . rasa ingin tahu inilah menuntun manusia kepada
kepengetahuan. Pengtahuan itu merupakan hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan
seluruh keyakinan yang berupa kesadaran dalam menghadapi objek yang ingin dikenal.

Menurut Al kindi pengetahuan dibagi ke dalam pengtahuan Ilahi dan manusiawi :

 Pengetahuan Ilahi adalah pengetahuan yang bersumber langsung dari Allah SWT. Yang biasanya
ditujukkan kepada Nabi. Jadi model ini memegang iman atau keyakinan sebagai prinsipnya

 Pengetahuan manusiawi atau falsafati, dimana rasionalitas menjadi tolak ukurnya.

Sementara dari perolehannya , menurut darji dormodihardjo (1995:1) pengtahuan dibedakan


sebagai berikut;

 Pengtahuan indra/biasa, pengetahuan yang dioeroleh dari pancraindra manusia

 Pengtahuan ilmiah, pengtahuan yang diperoleh mengikuti metode dan sistem teertentu serta
bersifat universal

 Pengetahuan Filsafat, pengetahuan yang diperoleh dari perenungan yang sedalam-dalamnya


sampai kepada hakikatnya.

 Pengtahuan Agama, pengetahuan yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan terhadap suatu
ajaran agama.

Sementara dalam hubungan filsafat dan Tuhan tidaklah bertentangan karena sama-sama mencari
hakikat kebenaran dan kebenran itu berasal dari Tuhan. Filsafat mengeksplorasi keberanan, sedangkan
agama berbicara kebenaran dari Tuhan. Dipandang dari segi persamaan objek, maka filsafat dan agama
emiliki tujuan dan semngan yang sama, yang membedakan antara keduanya hanyalah jalan untuk
mencapai tujuan tersebut. Kalau agama mutlak itu kebenrana dari Tuhan sedangkan filsafat kebenaran
yang bersifat relatif.

Namun penulis berpendapat, “ filsafat adalah hukum tahu yang ada di dalam dan di luar hidup
yang diterjemahkan kehidupan untuk tahu akan ada, tahu untuk mengtahui apakah “tahu” itu ?
mengapa mencari “tahu” itu ? dimana “tahu” itu ? berada dan sampai kapan “tahu” itu? Bagaimana
mengartikan “tahu” siapa dan apa “tahu” itu ? dan terlebih untuk tujuan apakah “tahu” itu
sendiri”karena itulah ada ungkapan manusia yang mengatakan, “ada manusia tahu kalau ia tahu, ada
manusia yang tahu dengan ketidaktahuannya, ada manusia yang tidak tahu dengan ketahuannya, dan
ada manusia yang tidak tahu dengan ketidaktahuannya”

Filasafat itu terbagi atas 3 cabang utama yaitu : (1) ontologi, (2) epistemologi, (3) Aksiologi

1. Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada, ens, being, i’etre. Gambarannya terkesan
kepada pertanyaan seperti apakah manusia itu ?, apa yang dikatan adil ? apa warna putih itu ?. dalam
ontologi terdapat 2 bagian penting :

a. Metafisika umum, yang mempersoalkan hakikat yang ada secara umum. Persoalan seperti :

1. Apa yang dimaksud dg ada, keberadaan atau esksitensi itu ?

2. Bagaimana penggolongan dari yg ada, ?

3. Apa sifat dasar, kenyataan atau keberadaan ?

b. Metafisika khusus, yang mempersoalkan hakikat yang ada pada 3 bagian penting

1. Kosmologi, yauitu mempersoalkan tentang alam semesta termasuk segala isinya, kecuali
manusia. Persoalan kosmologi bertalian dengan :

a. Asal mula, perkembangan, dan struktur atau susunan alam.

b. Jenis keteraturan apa yang ada di alam

c. Apa hakikat yang ada di alam?

d. Hubungan sebab akibat ?

e. Ruang dan waktu itu apa ?

2. Antropologi, yang mempersoalkan hakikat-hakikat manusia, persoalan-persoalan antropologi


itu bertalian dengan :

a. Hubungan badan dan jiwa manusia ?

b. Apa yang dimaksud dgn kesadaran ?

c. Manusia sebagai makhluk bebas atau tidak bebas ?

3. Teologi, yang mempersoalkan hakikat Tuhan, yang merupakan konsekuensi terakhir dari
seluruh pandangan filsafat. Hal hal yang dibicarakan di dalamnya menyangkut kebaikan, kesucian,
kebenran, keadilanm dan sifat-sifat Tuhan. Immanuel kant berpendapat bahwa tidak bisa
dibuktikan, tapi harus berdasarkan keyakinan. Pendapay lain menyatakan bahwa pemahan
terhadap ciptaan Tuhan dari bukti ciptaan-Nya.

2. Epistemologi, secara garis besar membahas segenap proses dalam usaha mencari kebenaran
pengetahuan. Cuplikan yang tampil dalam upaya epistemologi memeperoleh kebenaran adalah dalam
pembahasannya terhadap asal, syarat, susunan, metode, dan validitas pengetahuan. Secara umum
kebenaran terbagi menjadi 4 jenis kebenaran yaitu kebenaran religius, kebenaran filosofis, kebenaran
estetis, dan kebenaran ilmiah

 Kebenaran religius adalah kebenaran yang memenuhi atau dibangun berdasarkan kaidah-kaidah
agama atau keyakinan tertentu. Keberanan religius diaanggap mutlak

 Kebenran filosopis merupakan kebenaran dari hasil perenungan dan pemikiran para ahli filsafat,
disebut juga kebenaran hakikat meskipun bersifat subjektif.

 Kebenaran estetis merupakanyang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita rasa estetis.

 Kebenaran ilmiah merupakan kebenran yang memnuhi syarat-syarat ilmiah.


3. Aksiologi, merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang nilai. Persoalan utama ada pada
hakikat nilai itu sendiri, krtiteria, dan keberadaan nilai itu sendiri. Nilai dapat diartikat sgi sesuatu yang
melekat. Sifat yang melekat berkaitan dengn baik atau jahat dan indah atau buruk.

Manfaat filsatat :

Ideal, tentak eksistensi manusia dan kemanusiaannya dalam dinamika kehidupan.

Praktis, membuat manusia mnggali, mengolah, dan memanfaatkan setiap potensi atau sumber daya
yang ada, baik yang ada di dalam diri atau diluar dirinya, melalui gerak menuju tingkat kehidupan yang
lebih baik dari masa sebelumnya.

Riil, manfaat yang ke”saat”an, manfaat mana yang mengantarkan manusia kepada pengertian dan
kebijakan , bijak-bijak-sanaan pada kebijaksanaan hidup untuk menerima kenyataan yang ada pada
masa ini terlepas dari masa lalu dan yang akan datang, dari ide-pengalaman pd harapan menuntun
manusia untuk menyadari ketidaksadarannya dan menerima keberadaan adanya.

Filsafat adalah kegiatan intelektual yang ecara kritis radikal mencoba memahami haikakt sesuatu, atau
sejauh yang dapat dijangkau oleh akal budi mencari sebab akibat terdalam dari segala sesuatu dengan
segala implikasinya, berdasarkan kekuatan akal budi tanpa manggantungkan dir pada otoritas manapun
juga.

Secara etimologi, logika dalah ilmu yang disiplin ilmiah yang mempalajari jalan pikiran manusia yang
dinyatakan atau diungkapkan melalui bahasa.

Logika alami (natural,spontan,dengan naluri)

Penglaman adalah guru, melalui penderitaan kita belajar. Pengalaman adalah tempat belajar yang tidak
jarang sangat pahit. Maka logika scientifika adalah gantinya, yaitu ilmu praktis, normatif yamg
mempelajari hukum hukum, primsip-primsip, bentuk-bentuk pikiran manusia yagn jika dipatuhi akan
membimbing kita mencapai kesimpulan-kesimpulan yang lurus.

Imlu adalah kumpulah dari pengtahuan hasil penyelidikan pandangan yang logis teratur, kritis, dan
sistematis terhadap suatu objek.

Imu praktis yakni ilmu yang menuju ke pengertian yang benar, tidak hanya demi pengertian itu sendiri,
tetapi juga demi sesuatu lain yang praktis, lamgsung diarahkan pada pemakaian pengetahuan itu, jadi
menentukan bagaimana orang harus berbuat atau membuat sesuatu. Perinciannya adalah :

Normatif : mengatakan bagaimana kita harus berbuat, jadi membebankan kewajiban, keseharusan atau
larangan. Misal etika, logika scientifika, hukum

Positif : bagaimana orang harus membuat sesuatu, mencapai dan atau mendapatkan hasil tertentu.
Misal ilmu kedokteran,, dan ilmu teknik(dll)

Logika scientifika adalah seni, kecakapan, kemahiran yang menolomg sesorang dalam mengusut jalan
pikiran yang kusut, yang tidak betul. Sejauh merupakan sifat manusia, yakni kecakapan, kemahiran
dalam mempergunakan dan menerapkan hukum hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk pemikiran yang
betul dan sah.

Logika adalah suatu ilmu yang mempersoalkan pemiiran dan bebearapa proses pembantunya. Pebedaan
ilmu positif dan ilmu normatif “yaitu sesuatu sebagaimana adanya” dan “sesuatu sebagaimana harus
harusnya ada”, antara yang nyata dan ideal.

Logika adalah suatu ilmu dan juga merupaka suatu art(cara kerja). Art mengajakan kita bagaimana
caranya menggunakan pengetahuan dalam praktik untuk mencapai suatu tujuan.

Hubungan logika dengan psikologis, dan metafisika.

Psikologiterutama mempelajari pekembangan pikiran tentang pengalaman-pengalaman alat-alat indera.


Psikologi mempelajari tentang sejarah perkrmbangan berpikir dan atau proses-proses subjektif yang
beerlangsung didalam jiwa yang melibatkan pertimbangan perasaan, sedangkan logika adalah
ilmu-ilmu yang mempelajari cara bepikir valid sesuai dgn kenyataan dan keridaknyataan yang ada di
dunia. Metafisika adalah suatu cabang ilmu pengtahuan yang mempelajari hakikat realitas yang
sebenarnya, dan dalam usahanya ia harus mengkritikinya.

Pembagian logika yaitu, 1. pengertian atau ide, term, tanda. 2. keputusan atau kalimat proposisi. 3.
penalaran,penyimpula, deduksi. 4. induksi.

Term-tem adalah kata atau beberapa kata yg memilik suatu pengertian yg membuatu suatu konsep atau
ide menjadi nyata, jadi term adalah bentuk lahiriah dari pengertian pengertian (ide-ide)

Proposisi adalah bentuk lahiriah dari keputusan-keputusan.

Anda mungkin juga menyukai