PT. NESTLE
Disusun Oleh:
2314126 Aileen Velishya
2314025 Annisa Noviana
2314086 Farah Rasyidah
2314031 Fatimah Firdaus
2314064 Irsa Rizkiawati
4SI-1
STMIK LPKIA
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
KONSENTRASI SISTEM INFORMASI
BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ 2
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Permasalahan .................................................................................... 2
1.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 5
2.1 Manajemen Strategi..................................................................................................... 5
2.2 Langkah Penerapan Manajemen Strategis .................................................................. 6
2.3 SWOT.......................................................................................................................... 8
2.4 Critical Success Factor .............................................................................................. 11
2.5 Balanced Scorecard ................................................................................................... 12
2.6 Strategi Map .............................................................................................................. 13
2.7 Key Performance Indicator (KPI) ............................................................................. 14
BAB III.................................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 16
3.1 Tinjauan Singkat Perusahaan ................................................................................... 16
3.2 Sejarah PT Nestle ..................................................................................................... 16
3.3 Perspektif Keuangan dan Internal Bussiness ............................................................ 23
3.4 Perspektif Pelanggan Dan Learning & Growth ........................................................ 24
3.5 Analisis SWOT......................................................................................................... 24
3.6 Matrix SWOT ........................................................................................................... 25
3.7 Strategi Map ............................................................................................................. 27
3.8 Key Performance Indicator (KPI) ............................................................................ 28
BAB IV .................................................................................................................................... 45
PENUTUP ............................................................................................................................... 45
4.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 45
4.2 SARAN.................................................................................................................... 45
1
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
7
kekuatan yang terdapat dalam perusahaan serta menjalankan kebijaksanaan
perusahaan dengan baik dan tepat. Kebijaksanaan tersebut meliputi bidang
Pemasaran, Keuangan, Sumberdaya Manusia, Produksi dan sebagainya sehingga
memerlukan tinjauan manajemen strategi tertentu.
Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan penga
mbilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh,
disertai penetapan cara melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuan. Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer
mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor,
pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan
mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan
hanya di pasar lokal.
Oleh karena itu PT Nestle Indonesia membutuhkan perancanaan strategi
sistem informasi menggunakan alat bantu seperti analisis BSC, CSF dan SWOT
dalam menciptakan rencana strategik yang sesuai visi misi perusahaan agar
perusahaan selalu memiliki keunggulan kompetitif.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : membuat perencanaan manajemen
strategis menggunakan analisis BSC, CSF, SWOT.
2
2. Metodologi yang digunakan adalah metode Strategic Information System
Planning dari Ward dan Peppard
3. Melakukan analisis menggunakan alat bantu Balanced Scorecard, Critical
Success Factor, SWOT.
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak
alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan
suatu hasil yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi
jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
Visi, misi dan tujuan suatu organisasi akan menentukan arah yang akan dituju oleh
organisasi. Tanpa adanya visi, misi dan tujuan maka kinerja organisasi akan
berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan kurang jelas serta mudah
mudah diombang-ambing oleh situasi eksternal.
Memahami Lingkungan
Tujuan dari analisis lingkungan ini sendiri dimaksudkan agar dapat mengerti dan
memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen mempunyai kemampuan
6
merespon berbagai isi kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengerug yang
cukup kuat terhadap perusahaan. Lingkungan terdiri dari lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal berada didalam perusahaan sedangkan
lingkungan eksternal berada diluar perusahaan.
Memformulasikan Strategi
Mengimplementasikan Strategi
Evaluasi dan pengawasan merupakan tahap terakhir dalam proses strategi. Pada
dasarnya evaluasi mencakup 3 hal, yaitu:
1. Mereview faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi
yang sedang berlangsung.
2. Mengukur kinerja yang telah dilakukan
3. Mengambil berbagai tindakan perbaikan.
Evaluasi strategi sangat diperlukan sebab keberhasilan perusahaan dewasa ini tidak
menjadi jaminan keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang.
7
Yang dimaksud dengan Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan
oleh lembaga dalam usahanyang mengwujudkan visi. Dalam operasionalnya orang
berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi.
Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan
petunjuk garis besar cara pencapaian visi.
2.3 SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness),
peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal
perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-
tantangan yang dihadapi.
Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama
kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari
eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan
dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan
kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin suatu proyek riset
pada Universitas Stanford tepatnya dasawarsa 1960 an dan 1970 an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
8
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah
dari 4 (empat) sisi yang berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities)
yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
9
yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru
atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Fungsi SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok
persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal
(peluang dan ancaman).
Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapatmenggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Dari matriks SWOT diatas :
2. Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
10
3. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam
menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
4. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
5. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini
berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
11
Prioritas potensi investasi modal
Mengoptimalkan konsentrasi penyelesaian masalah penting
Mempermudah proses identifikasi
Memberikan gambaran lengkap tentang informasi
12
Perspektif pelanggan = bagaimana dapat menjadi supplier utama yang
paling bernilai bagi para pelanggan
Perspektif proses, bisnis internal = proses bisnis apa saja yang terbaik yang
harus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk
mencapai tujuan finansial dan kepuasan pelanggan
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran = bagaimana meningkatkan dan
menciptakan nilai secara terus menerus dalam kemampuan dan motivasi
karyawan
Strategy Map adalah sebuah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi
organisasi diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap unit bisnis
dengan menggunakan Kpi. Dengan menggunakan strategy map bisa di dilihat
dengan jelas keterkaitan antar visi, misi organisasi dengan Kpi. Strategy Map dibuat
dengan menghubungkan strategic objectif organisasi secara eksplisit dengan
masing-masing Kpi yang dikelompokan dalam ke empat perspektif balance
scorecard (financial, customer, internal business process dan Learning & growth ).
Kaplan memperkenalkan strategy map sebagai transformasi balance scorecard dari
sistem pengelolaan kinerja menjadi sistem manajemen strategik. Konsep ini
diperkenalkan pada tahun 2001.
13
map tidak ada strategi yang berdiri sendiri. Strategy Map menjadi bagian dari
framework balance scorecard untuk mendapatkan tampilan visual dari strategi
untuk value creation organisasi.
Key Performance Indicator (KPI) atau disebut juga sebagai Key Success
Indicator (KSI) adalah satu set ukuran kuantitatif yang digunakan perusahaan atau
industri untuk mengukur atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi tujuan
strategis dan operasional mereka. KPI bervariasi antar perusahaan atau industri,
tergantung pada prioritas atau kriteria kinerja. KPI dibuat setelah sebuah organisasi
memiliki strategi dan tujuannya. KPI membantu organisasi memastikan seberapa
jauh kemajuan tujuan yang telah dan akan dicapainya. Menurut Darmin A. Pella
(2008), sebuah indikator keberhasilan stratejik (strategic measures) yang baik perlu
memenuhi unsur-unsur berikut ini:
14
9. Data dan sumber daya tersedia (availability of data and resources).
10. Biaya pengukurannya tidak melebihi manfaatnya (cost of measures not
more than benefit of measures).
Pengukuran suatu kinerja ada 2 (dua) tipe, yaitu indikator kinerjalag dan lead.
Suatu indikator lag tanpa indikator lead tidak dapat memberitahu informasi
bagaimana hasil atau tujuan akan dicapai, atau memastikan bahwa ukuran yang
dibuat telah sesuai dengan tujuan stratejik organisasi. Begitu juga dengan indikator
lead tanpa indikator lag, hanya dengan indikator lead dapat fokus pada kinerja
jangka pendek, tapi kita tidak akan dapat melihat hasil atau tujuan organisasi secara
besar atau jangka panjang telah dicapai. Indikator lead harus memungkinkan kita
untuk mengambil tindakan pendahuluan untuk meningkatkan kesempatan
mencapai tujuan strategis (Improving Skills Consulting).Indikator lead dapat
diketahui sebelum resiko terjadi, yang menjelaskan suatu kondisi dari sebuah
proses. Indikator lag merupakan ukuran dari past performance dan diketahui
setelah resiko terjadi. Berikut adalah contoh-contoh KPI dari berbagai bidang.
15
BAB III
PEMBAHASAN
PT Nestle didirikan pada tahun 1867 oleh Henri Nestlé. Perusahaan ini
menghasilkan makanan dan minuman seperti makanan bayi, susu, kopi, cokelat,
dan lain-lain. Perusahaan ini masuk dalam bursa saham SWX Swiss Exchange.
1866 Iklan susu kental manis MILKMAID produksi Anglo-Swiss Condensed Milk
Company
Sepasang kakak dan adik dari Amerika, Charles dan George Page, membantu
didirikannya Anglo-Swiss Condensed Milk Company. Dengan pasokan susu segar
yang berlimpah di Swiss, mereka memanfaatkan pengetahuan yang telah mereka
dapatkan di negara asal mereka untuk mendirikan pabrik susu kental manis pertama
di Eropa di Cham. Mereka mulai memasok kota-kota industri di Eropa dengan
16
produk bermerek MILKMAID, memasarkannya sebagai alternatif yang lebih aman
dan tahan lama dari susu segar.
Pendiri Nestlé, seorang ahli farmasi dari Jerman bernama Henri Nestlé,
menciptakan produk 'farine lactée' (yang artinya tepung dan susu) di Vevey, Swiss.
Produk ini merupakan kombinasi susu sapi, tepung gandum dan gula, dan Nestlé
menciptakannya bagi bayi-bayi yang tidak dapat menerima Air Susu Ibu, untuk
mengatasi tingginya angka kematian bayi saat itu. Sejak saat itu pula, Henri Nestlé
mulai menggunakan logo 'sarang burung' yang menjadi ikon hingga saat ini.
1873 Iklan susu kental manis MILKMAID produksi Anglo-Swiss Condensed Milk
Company
Nestlé secara resmi mulai hadir di Indonesia melalui impor susu kental manis
MILKMAID, atau yang kemudian dikenal dengan nama TJAP NONA.
Henri Nestlé menjual perusahaan dan pabriknya di Vevey kepada tiga pengusaha
lokal. Mereka mempekerjakan ahli kimia dan para pekerja ahli untuk meningkatkan
produksi dan penjualan.
17
1904 Para karyawan di sebuah pabrik cokelat di Swiss
Nestlé mulai menjual produk cokelat untuk pertama kalinya saat perusahaan
mengambil alih penjualan ekspor Peter & Kohler. Henri Nestlé sendiri memegang
peran kunci dalam pengembangan cokelat susu sejak 1875, saat ia memasok
tetangganya di Vevey, Daniel Peter, dengan susu kental manis, yang digunakan
oleh Peter untuk menciptakan produk cokelat komersial pertama pada 1880an.
Pada 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan sudah mulai
memanfaatkan anak-anak perusahaan di luar negeri untuk membangun sebuah
jaringan penjualan yang tersebar dari Afrika hingga Asia, Amerika Latin dan
Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan sempat menikmati periode
kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang berarti 'masa yang
indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.
Anglo-Swiss dan Nestlé bergabung untuk membentuk Nestlé & Anglo-Swiss Milk
Company. Perusahaan saat itu telah memiliki dua kantor pusat di Vevey dan Cham,
dan kemudian membuka kantor ketiga di London untuk mengendalikan penjualan
ekspor produk susu. Beberapa tahun setelah itu, Nestlé & Anglo-Swiss Milk
Company menambah varian produknya dengan susu kental tawar dan susu yang
disterilkan.
Melalui berbagai akuisisi, Nestlé mulai memasuki area-area baru yang sedang
bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari
area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada 1970an, perusahaan
melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Nestlé juga mulai menuai
kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan bahwa pemasaran produk
makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah satu perusahaan
18
pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health Organization
(WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh bisnisnya.
1969
Nestlé memasuki bisnis air mineral dengan membeli saham VITTEL, produk air
minum dari Perancis.
Pabrik Nestlé pertama di Indonesia dibuka di Jawa Timur untuk memproduksi susu
kental manis TJAP NONA secara lokal.
1974
Untuk pertama kalinya, Nestlé melebarkan bisnisnya di luar area makanan dan
minuman dengan menjadi pemegang saham kecil di perusahaan kosmetik global
L’Oréal.
1976
1977
1978
19
dan NESCAFÉ Plan untuk mengembangkan lebih jauh lagi rantai pasokan kakao
dan kopi yang berkelanjutan. Selain memperkuat posisinya di segmen tradisional
dan makanan beku, Nestlé juga memperkuat fokus di bidang gizi medis.
2006
2007
Fokus Nestlé pada bidang gizi medis semakin meningkat hingga Nestlé
mengakuisisi Novartis Medical Nutrition. Nestlé juga membeli perusahaan
makanan bayi Gerber dan perusahaan air mineral Swiss Sources Minérales
Henniez.
Forum Creating Shared Value pertama diadakan di New York dan menghadirkan
para ahli untuk membahas berbagai tantangan global di bidang gizi, air dan
pembangunan pedesaan serta peran bisnis dalam membantu mengatasi tantangan-
tantangan tersebut. Foum ini hingga kini menjadi sebuah acara tahunan. Nestlé juga
mendirikan divisi bisnis jasa boga dengan nama Nestlé Professional.
2010 Peluncuran Nestlé Cocoa Plan dan NESCAFÉ Plan untuk keberlanjutan rantai
pasokan
Nestlé mengakuisisi bisnis pizza beku Kraft Foods. Nestlé Cocoa Plan dan
NESCAFÉ Plan diluncurkan untuk mengembangkan rantai pasokan yang
berkelanjutan bagi perusahaan untuk komoditas kakao dan kopi, meningkatan
kondisi sosial komunitas petani dan memastikan profitabilitas pertanian kakao dan
kopi.
2011 Para ilmuwan di Nestlé Health Science dan Nestlé Institute of Health Sciences
20
Nestlé Health Science dan Nestlé Institute of Health Sciences didirikan untuk
meneliti produk-produk bergizi yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang
diciptakan untuk mencegah dan mengobati berbagai kondisi kesehatan kronis.
Nestlé menjadi perusahaan makanan pertama yang bekerja sama dengan Fair Labor
Association (FLA) untuk mengatasi isu tenaga kerja anak di rantai pasokan kakao.
21
Visi dan Misi Nestle
22
3.3 Perspektif Keuangan dan Internal Bussiness
23
3.4 Perspektif Pelanggan Dan Learning & Growth
Strength :
24
1. Reputasi perusahaan yang baik
2. Kualitas dan mutu produk yang baik
3. Tim pemasaran yang menjamin mutu produk
4. Promosi dan iklan yang besar
5. Jaringan pengembangan riset (R&D) yang kuat
6. Manajemen kontrol terdesentralisasi
Weakness :
1. Harga produk yang relatif mahal
2. Biaya promosi relatif mahal
3. Pangsa pasar yang tidak menjangkau semua tingkatan
Opportunity :
1. Menciptakan brand image yang positif terhadap produk Nestle
2. Populernya produk berbasis kesehatan yang menciptakan peluang
bagi Nestle
3. Membuka kafe atau gerai khusus produk Nestle untuk menjangkau
pasar
4. Melakukan aliansi promosi atau kolaborasi harga dengan perusahaan
lain
Threat :
1. Pandangan konsumen terhadap produk nestle mahal sehingga
konsumen beralih ke produk lain
2. Bahan baku yang relatif mahal
3. Pesaing dengan produk sejenis dengan kualitas tidak buruk dan
harga lebih murah.
25
1. Dengan reputasi dan brand image yang baik membuat produk Nestle
mudah mendapat kepercayaan dan mudah diterima masyarakat
2. Membuat produk berbasis kesehatan yang dengan kualitas dan mutu
yang baik
3. Dengan fasilitas R&D yang memadai memungkinkan Nestle untuk
membuat penelitian dan pengembangan terhadap produk berbasis
kesehatan
4. Dengan reputasi yang baik dan manajemen kontrol yang
terdesentralisasi membuat perusahaan Nestle terbuka pada kesempatan
untuk beraliansi atau berkolaborasi harga dengan perusahaan lain
Strategi SO
1. Menciptakan produk dengan keunggulan dan kualitas baik sehingga
harga yang relatif mahal tidak tidak menjadi masalah bagi konsumen
2. Promosi melalui kafe atau gerai dengan menawarkan berbagai produk
Nestle dan mengadakan berbagai promo
3. Membuat produk yang fokus pada kesehatan dan kualitas hidup
masyarakat dengan harga yang terjangkau
Strategi WT
1. Menggencarkan pemasaran dan meyakinkan konsumen akan kualitas
produk sehingga harga tidak menjadi masalah
2. Membuat iklan yang menarik dan membuat produk Nestle ada di benak
konsumen
3. Membuat produk dengan kemasan atau skala kecil (eceran) dengan
tetap menjamin mutu dan kualitas agar dapat dinikmati oleh semua
kalangan konsumen
Strategi ST
1. Membuat produk dengan harga menengah dengan kualitas terbaik
diantara produk sejenis
26
2. Membuat iklan yang menarik untuk meningkatkan penjualan
3. Mengiklankan atau melakukan promosi dengan fokus pada
keunggulan produk sejenis yang lebih murah.
27
3.8 Key Performance Indicator (KPI)
Meningkatkan efisiensi biaya operasional
28
Key Performance Indicator Dictionary Perencanaan Anggaran yang
Efisien
Gambar 9.0 Key Performance Indicator Dictionary Perencanaan Anggaran yang Efisien
29
Pertumbuhan penjualan meningkat
30
Key Performance Indicator Dictionary Jumlah Pengembangan Produk
Baru
Gambar 12.0 Key Performance Indicator Dictionary Jumlah Pengembangan Produk Baru
31
Mendapatkan kepuasan dan loyalitas konsumen
Gambar 14.0 Key Performance Indicator Dictionary Pengurangan Jumlah Keluhan Konsumen
32
Key Performance Indicator Dictionary Terjadinya Pembelian
Berulang Oleh Konsumen
Gambar 15.0 Key Performance Indicator Dictionary Terjadinya Pembelian Berulang Oleh Konsumen
33
Memberikan produk yang berkualitas bagi konsumen
Gambar 17.0 Key Performance Indicator Dictionary Bahan Baku Sesuai Standar
34
Key Performance Indicator Dictionary Produk Sesuai SOP
35
Melakukan quality control pada semua produk
Gambar 20.0 Key Performance Indicator Dictionary Persentasi produk yang lulus SOP
36
Key Performance Indicator Dictionary Terjaganya Mutu Produk
37
Kesiapan peralatan yang mumpuni
38
Key Performance Indicator Dictionary Keterampilan Operator
39
Merekrut karyawan yang ahli dibidangnya
Gambar 26.0 Key Performance Indicator Dictionary Evaluasi Penilaian Kinerja Baru Pada 3 Bulan Masa
Percobaan
40
Memberikan pelatihan dan pengetahuan bagi karyawan
Gambar 28.0 Key Performance Indicator Dictionary Peningkatan hasil penilaian kinerja
41
Key Performance Indicator Dictionary Pengetahuan karyawan
terhadap keinginan pelanggan
Gambar 29.0 Key Performance Indicator Dictionary Pengetahuan karyawan terhadap keinginan pelanggan
42
Meningkatkan kapasitas mesin produksi
43
Key Performance Indicator Dictionary Jumlah Mesin Pabrik
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah menganalisa dan mempelajari sistem di PT Nestle, maka tim penulis
mengambil kesimpulan:
1. Perencanaan manajemen strategis ini dibuat untuk membantu perusahaan dalam
mengenali kekuatan dan kelemahan agar dapat menyiapkan strategi yang tepat
untuk mendapat keunggulan kompetitif
2. Perencanaan manajemen strategis menyajikan penilaian kinerja yang dibutuhkan
dan bermanfaat bagi organisasi agar tercapai tujuan bisnisnya.
4.2 SARAN
Saran yang diusulkan tim penulis dalam perencanaan manajemen strategi pada PT
Nestle Indonesia adalah perusahaan disarankan untuk melakukan pengembangan
strategi untuk jangka panjang, seperti melakukan berbagai kerjasama berupa aliansi
atau kolaborasi harga yang dapat memungkinkan perusahaan untuk mencapai
penjualan yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Selain itu PT Nestle
diharapkan dapat memantau perkembangan dari setiap aspek yang terkait untuk
pencapaian strategi. Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu
adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi,
sistem informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan
budaya organisasi.
45
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management text and
cases. USA: The Dryden Press
Ward, John & Peppard, Joe. (2002). Strategic Plaanning for Information System
(3rd ed.). Chichester: John Willey & Sons.
46