Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang efektif,
mudah, serta murah untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi, mulai dari
anak, orang dewasa hingga orangtua. Imunisasi menjadi salah satu bentuk
intervensi kesehatan yang paling sukses dan efektif. Melalui imunisasi seseorang
diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi tertentu,
sementara tujuan akhir dari pemberian imunisasi missal adalah eradikasi suatu
penyakit.
Secara umum, imunisasi bertujuan untuk meningkatkan derajat kekebalan
tubuh, memberikan perlindungan dengan menginduksi respon memori terhadap
patogen tertentu atau toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen
atau nontoksik. Pencegahan penyakit infeksi dengan pemberian imunisasi
merupakan kemajuan dalam usaha imunoprofilaksis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Imunisasi
2. Apa Saja Imunisasi Program Pemerintah
3. Apa Saja Imunisasi Pada Anak dan Dewasa
4. Apa Saja Imunisasi Yang Saat Ini Digunakan

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Imunisasi
2. Untuk Mengetahui Imunisasi Program Pemerintah
3. Untuk Mengetahui Imunisasi Pada Anak Dan Dewasa
4. Untuk Mengetahui Imunisasi Yang Saat Ini Digunakan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Imunisasi


Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2006).
Sedangkan pengertian Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu
cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau sakit ringan.

2.2 Imunisasi Program Pemerintah


Imunisasi Program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang
sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi diberikan pada sasaran yang sehat untuk itu sebelum
pemberian Imunisasi diperlukan skrining untuk menilai kondisi sasaran.
Prosedur skrining sasaran meliputi:
 Kondisi sasaran;
 Jenis dan manfaat Vaksin yg diberikan;
 Akibat bila tidak diImunisasi;
 Kemungkinan KIPI dan upaya yang harus dilakukan; dan
 Jadwal Imunisasi berikutnya.

Imunisasi Program terdiri atas:


a. Imunisasi rutin;

2
Imunisasi rutin dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi
lanjutan.
 Imunisasi Dasar
Imunisasi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun. Imunisasi dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Imunisasi terhadap
penyakit:
- hepatitis B;
- poliomyelitis;
- tuberkulosis;
- difteri;
- pertusis;
- tetanus;
- pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus
Influenza tipe b (Hib); dan
- campak.

 Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasi dasar untuk
mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa
perlindungan anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar. Imunisasi
lanjutan diberikan pada:
- anak usia bawah dua tahun (Baduta);
- anak usia sekolah dasar; dan
- wanita usia subur (WUS).
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada Baduta terdiri atas
Imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,
pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza
tipe b (Hib), serta campak. Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak
usia sekolah dasar terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit campak,

3
tetanus, dan difteri. Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia
sekolah dasar diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang
diintegrasikan dengan usaha kesehatan sekolah. Imunisasi lanjutan yang
diberikan pada WUS terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit tetanus dan
difteri.

b. Imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi tertentu yang diberikan
pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai
dengan kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. Pemberian
Imunisasi tambahan dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/atau
lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai. Pemberian Imunisasi tidak
menghapuskan kewajiban pemberian Imunisasi rutin.
c. Imunisasi khusus.
Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan
masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu
antara lain berupa persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,
persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan
kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit tertentu. Imunisasi khusus berupa
Imunisasi terhadap meningitis meningokokus, yellow fever (demam kuning),
rabies, dan poliomyelitis.

2.3 Imunisasi Pada Anak dan Dewasa


a. Imunisasi Pada Anak
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit.
Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit
merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini,
2004, hlm.173).
Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

4
mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan
kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan
melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).
Manfaat imunisasi bagi anak yaitu mencegah penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematia. Imunisasi
pertama yang diberikan pada bayi dan balita sejak lahir adalah untuk
melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya antara lain TBC,
difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B.
Ke-lima jenis imunisasi yang wajib diperoleh adalah
- Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit
paru-paru yang sangat menular yang dilakukan sekali pada bayi sekali
pada bayi usia 0-11 bulan
- Imunisasi DPT yaitu merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin
mengandung racun kuman yang telah dihilangkan racunnya akan tetapi
masih dapat merangsang pembentukan zat anti(toxoid) untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,yang diberikan 3 kali pada
bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu.
- Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu
- Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit campak karena penyakit ini
sangat menular, yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan
- Imunisasi hepatis B, adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu
penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-
11 bulan, dengan interval minimal 4 minggu cakupan imunisasi lengkap
pada anak, yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang

5
didapatkan oleh seorang anak. Sejak tahun 2004 hepatitis-B disatukan
dengan pemberian DPT menjadi DPT-HB. (Proverati 2010)
b. Imunisasi Pada Orang Dewasa
Imunisasi dewasa dianjurkan bagi mereka yang berusia diatas 12 tahun
dan ingin mendapat kekebalan.Ada beberapa lasan mengapa orang dewasa
memerlukan imunisasi, yakni: pemberian imunisasi pada waktu anak-anak
tidak memberikan jaminan kekebalan yang tetap untuk seumur hidup, dan
imunisasi telah terbukti memiliki peran yang samapentingnya dengan diet dan
olehraga dalam menjaga kesehatan.
Jenis vaksin Berdasarkan produksinya dapat dibedakan beberapa jenis
antara lain:
- Vaksin hidup dilemahkan (live attenuated vaccines).
Proses melemahkan antigen tersebut dilakukan melalui pembiakan sel,
pertumbuhan jaringan embrionik pada suhu rendah atau pengurangan
gen pathogen secara selektif. vaksin ini memberikan imunitas jangka
panjang.
- Vaksin Dimatikan ( Killed Vacciine/Inactivated vaccine).
Mengandung organisme yang tidak aktif setelah melalui pemanasan
dan penambahan bahan kimia.
- Vaksin rekombinan.
Susunan vaksin ini (misal hep B) memerlukan epitop organisme yang
patogen. sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan
penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
- Vaksin plasma DNA (Plasmid DNA vaccines).
Dibuatkan berdasarkan isolasi DNA miroba mengandung kode antigen
yang patogen, masih dalam penelitian.
Jenis-jenis imunisasi yang diberikan untuk orang dewasa antara lain :
- Tetanus dan difteri (Td)
Bakteri tetanus masuk ke tubuh penderita melalui luka gores,
luka bakar, ataupun gigitan. Orang dewasa yang belum pernah
mendapat imunisasi tetanus akan diberikan vaksinasi Td (tetanus,

6
difteri). Setelah itu, setiap 10 tahun sekali, Anda akan diberikan dosis
penguat (booster).
- Hepatitis A
Vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis dengan jarak
antara 6 hingga 12 bulan. Mereka yang berisiko tinggi terserang
hepatitis A, seperti penyaji makanan, pemakai narkoba, serta
homoseksual, sebaiknya melakukan imunisasi ini. Dosis penguat akan
diberikan setiap 10 tahun sekali.
- Hepatitis B
Penyakit hepatitis B bisa memicu kanker hati. Karena itu,
sedapat mungkin, lakukanlah vaksinasi ini. Vaksin hepatitis B
diberikan sebanyak 3 dosis. Rentang waktu antara dosis pertama dan
kedua adalah 3 bulan. Antara yang kedua dan ketiga 6 bulan. Bila
respons baik, Anda tak perlu dosis penguat.
- Demam tifoid (tifus)
Bakteri tifus masuk melalui saluran pencernaan dan bisa
menyebar ke seluruh tubuh. Lingkungan yang tidak bersih menjadi
penyebar penyakit ini. Karena itu, Anda yang sering bepergian atau
bekerja di bidang jasa boga disarankan melakukan imunisasi tifoid,
yang dilakukan setiap 3 tahun.
- Varisela (cacar air)
Vaksinasi varisela dilakukan kepada orang-orang yang kontak
dekat dengan penderita cacar air, seperti petugas kesehatan dan orang-
orang yang tinggal serumah dengan penderita. Vaksinasi terdiri dari 2
dosis yang diberikan dengan jarak 4-8 minggu. Penguatan dilakukan
setiap 20 tahun.
- Influenza
Vaksinasi influenza sebaiknya dilakukan setiap tahun bagi
orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Juga dianjurkan bagi orang
muda yang menjadi jemaah haji. Selain itu, imunisasi juga disarankan
bagi petugas medis serta pengidap penyakit jantung, paru-paru kronis,

7
disfungsi ginjal, dan penyakit metabolisme (termasuk diabetes).
Pemberiannya sekali setahun.
- Pneumokok
Vaksinasi ini ditujukan bagi mereka yang berusia di atas 65
tahun. Tetapi, jika Anda mengidap penyakit paru-paru kronis, diabetes
melitus, kardiovaskular kronis, infeksi HIV, leukemia, gagal ginjal
kronis, atau mendapat kemoterapi imunosupresif, Anda perlu
mendapatkan vaksinasi. Dilakukan setiap 5 tahun.
- Human Papiloma Virus (HPV)
Sebanyak 99% kasus kanker serviks (leher rahim) disebabkan
oleh infeksi HPV. Saat ini, vaksin untuk HPV masih dalam taraf uji
klinis tahap ketiga. Diharapkan, dalam waktu singkat vaksinasi HPV
bisa diperoleh di Indonesia.

2.4 Imunisasi yang saat ini digunakan


a. Imunisasi sebelum menunaikan ibadah haji
Salah satu imunisasi yang saat ini sedang di gerakkan salah satunya
adalah imunisasi sebelum menunaikan ibadah haji
 Vaksin rutin
Calon jamaah haji harus melakukan vaksinasi wajib sebelum
berangkat ke Tanah Suci. Misalnya adalah polio, campak, gondok,
rubella, tetanus, difteri, dan pertusis. Vaksin ini diperlukan untuk
memberikan perlindungan bagi sistem kekebalan tubuh manusia.
 Vaksin influenza
Secara umum, siapa saja mungkin akan mengalami flu. Maka
penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin. Khusus bagi calon jamaah
haji lansia tidak boleh melewatkan vaksin, karena mereka rawan
terserang flu.
 Vaksin meningitis
Pemerintah Arab Saudi mewajibkan calon jamaah haji dari
negara manapun untuk melakukan vaksin meningitis. Karenanya, di

8
Negara Unta itu pernah terserang wabah meningitis pada saat ibadah
haji di tahun 1987 dan 2000. Maka, untuk mencegah meningitis,
Anda wajib melakukan vaksin agar tidak membahayakan diri.
b. Imunisasi sebelum menikah
Vaksin sebelum menikah tidak diwajibkan namun dianjurkan sangat
kuat untuk dilakukan. Jika tidak divaksin maka tidak akan terbentuk antibodi
perlindungan pada tubuh seseorang yang bisa menyebabkan seseorang
terkena penyakit. Pada pasangan yang ingin menikah dan memiliki keturunan
beberapa penyakit bisa menular saat kehamilan dan jika Anda tidak
terlindung maka bisa menimbulkan kecacatan pada bayi yang dikandung.
Beberapa jenis penyakit juga bisa menyebabkan infertilitas / gangguan
kesuburan dll.
Beberapa jenis vaksin yang biasa diberikan sebelum menikah antara
lain adalah :
- Imunisasi HPV = diberikan 3 kali (0 bulan-1/2 bulan-6 bulan). Vaksin
ini diperuntukkan dalam mencegah kanker serviks pada wanita.
- Imunisasi Hepatitis A dan B =diberikan 3 kali dengan jadwal yang
sama seperti vaksinasi HPV. Sebelum memvaksin sebaiknya dilakukan
pemeriksaan darah Hbs Ag dan Anti HbS.
- Imunisasi Varicella / cacar air = diberikan 1 kali untuk mencegah
penularan saat hamil ke bayi yang dikandung. Tidak bisa diberikan
saat hamil.
- Imunisasi MMR = diberikan 1 kali. Untuk mencegah Rubella saat
kehamilan yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat dan mencegah
infertilitas pada pria/ wanita. Tidak bisa diberikan saat hamil.
- Imunisasi TT = diberikan 1 kali dan sudah menjadi tidak wajib lagi.
Dulu diberikan pada saat banyak ibu melahirkan di dukun beranak
yang melakukan pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2006).
Imunisasi Program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang
sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi pada bayi dan anak adalah upaya yang dilakukan dengan
sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar
dari penyakit. Sedangkan Imunisasi dewasa dianjurkan bagi mereka yang berusia
diatas 12 tahun dan ingin mendapat kekebalan.

3.2 Saran
Dari makalah ini kami menyarankan bagi setiap masyarakat agar selalu
memperhatikan kesehatan. Salah satu caranya yaitu harus selalu aktif ke posyandu
atau tenaga kesehatan terdekat untuk melakukan imunisasi baik anak anak sampai
orang dewasa, karena dengan imunisasi kita dapat terhindar dari berbagai
penyakit.
Kami menyadari bahwa makalah masih jauh dari kata sempurna, jadi kami
mohon krit dan saran yang dapat membantu untuk penulisan makalah
kedepannya.

10

Anda mungkin juga menyukai