Anda di halaman 1dari 5

Biografi Barack Obama

Nama Lengkapnya adalah Barack Hussein Obama II. Ia dilahirkan pada tanggal
4 Agustus 1961. Ia merupakan Presiden ke 44 Amerika Serikat. Ia memiliki keturunan
Amerika-Afrika yang memegang jabatan penting sebagai presiden Amerika Serikat.
Barack Obama dilahirkan di rumah sakit Kapi’olani Medical Center for Women dan
Children di Honolulu, Hawaii. Ibunya bernama Ann Dunham, wanita kulit putih dari
Wichita, Kansas. Ayahnya bernama Barack Obama, Sr, dari Kogelo, Nyanza Propinsi,
Kenya.

Obama kecil tinggal cukup lama di Indonesia. Ia bersekolah di sekolah Lokal


di Jakarta, seperti Besuki Publik dan Sekolah Santo Fransiskus Sekolah Asisi, sampai
dia berumur sepuluh tahun. Obama kemudian kembali ke Honolulu, Hawaii dan tinggal
bersama ibu kakek / nenek, Madelyn dan Stanley Armour Dunham. Ibu Obama
menyusul anaknya kembali ke Hawaii pada tahun 1972. Kemudian pada tahun 1977,
Ibunya kembali lagi ke Indonesia di mana dia bekerja sebagai pekerja di bidang
antropologi. Dia tinggal di sana menghabiskan sisa dari hidupnya. Setelah itu kembali
ke Hawaii pada tahun 1994. Dan meninggal karena kanker ovarium pada tahun 1995.
Barack Obama sendiri setelah menyelesaikan SMA, ia pindah ke Los Angeles. Disana
ia belajar di Occidental College selama dua tahun.

Obama masuk Harvard Law School pada akhir 1988. Dia terpilih sebagai editor
di Harvard Law Review pada akhir tahun pertama ia kuliah disana. Setelah itu ia
menjadi presiden atau ketua Harvard Law Review di tahun kedua.

Pada Februari 2007, saat Obama mendeklarasikan diri sebagai calon presiden,
banyak media Indonesia yang menanggapi positif pencalonan Obama. Hal ini
dikarenakan, Obama pernah tinggal dan bersekolah di Indonesia selama 4 tahun.
Obama juga menganggap bahwa Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang
kuat dan patut diperhitungkan di dunia internasional. Tetapi, pada saat itu, Obama
masih jauh dari kata populer, atau setidaknya masih jauh dari kepopulerannya
sekarang. Saat itupun saya menganggap bahwa Obama tidak akan menang dalam
pemilihan presiden Amerika Serikat, mengingat banyak calon lain yang lebih kuat,
lebih populer, dan lebih kaya pengalaman politik daripada Obama. Dari poling-poling
yang diadakan pada saat itu pun, posisi Obama masih di bawah calon-calon lain.
Tetapi, Obama berhasil membuktikan bahwa kita harus percaya pada perubahan.
Perlahan namun pasti, Obama berhasil menjadi tokoh yang populer dan disegani,
bahkan masuk dalam majalah Time sebagai 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.
Pada akhir tahun 2007, Obama berhasil masuk 2 besar calon presiden dari Partai
Demokrat. Obama harus berhadapan dengan pesaing terberatnya, yaitu Hillary Clinton,
mantan first lady Amerika Serikat, saat Bill Clinton menjabat sebagai presiden. Hillary,
dengan pengalaman politiknya yang jauh lebih tinggi dari Obama, lebih mampu
mendapatkan simpati publik, pada mulanya. Tetapi bagaimanapun, yang dihadapi
Hillary adalah seorang Obama. Seorang yang fenomenal dan nyaris tanpa cacat, yang
pada akhirnya berhasil mengalahkan Hillary. Obama sendiri menyebut Hillary sebagai
lawan yang paling berat yang pernah dia hadapi. Obama mengaku, kemampuannya
berkembang sangat pesat, karena harus bersaing dengan orang sehebat Hillary. Saya
percaya, bahwa Hillary sangat layak memimpin Amerika Serikat, seandainya Obama
tidak pernah dilahirkan, atau setidaknya tidak mencalonkan diri sebagai presiden.

Pada partai final pemilihan presiden Amerika Serikat 2008-2012, Obama harus
berhadapan dengan Mc Cain, kandidat dari partai republik. Persaingan begitu ketat.
Pada awalnya, kedua calon berada pada posisi yang seimbang. Tetapi, seiring
berjalannya waktu, banyak kesalahan yang dilakukan oleh Mc Cain, yang membuat
dukungan kepada Obama semakin bertambah. Pada saat mendekati hari pemilihan
presiden pada 4 November 2008, Obama hampir dipastikan menang. Dan begitulah
juga hasil akhir pemilihan presiden Amerika Serikat yang paling mendebarkan
sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Obama berhasil menjadi presiden kulit hitam pertama sejak negara tersebut berdiri
tahun 1776. Pada pidato kemenangannya, Obama mengatakan, “Jika ada seseorang di
luar sana yang masih ragu bahwa Amerika adalah sebuah tempat di mana segala
sesuatu bisa terjadi, yang masih bertanya-tanya apakah mimpi para pendiri bangsa
ini masih bisa menjadi nyata di masa sekarang, yang masih mempertanyakan kekuatan
demokrasi, malam ini pertanyaan Anda terjawab”.

Pidato tersebut sama sekali bukan omong kosong, tetapi Obama berhasil
membuktikan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi. Obama berhasil menjadi presiden
Amerika Serikat, mungkin saja merupakan hal yang tidak mungkin 1,5 tahun yang lalu.
Ada orang kulit hitam yang selama ini hanya menjadi budak dan warga kelas dua, yang
berhasil menjadi presiden Amerika Serikat, mungkin juga tidak ada yang menganggap
itu mungkin. Tapi pada 4 November 2008, Obama membuktikan bahwa banyak hal
yang dianggap sebagian besar orang tidak mungkin, telah menjadi mungkin. Saat ini,
seringkali kita menganggap bahwa banyak hal yang tidak mungkin kita capai. Impian
kita, cita-cita kita, seringkali kita menganggap bahwa banyak hal yang kita inginkan
yang tampak mustahil untuk kita peroleh. Hari ini, Obama telah meyakinkan dunia
bahwa jika kita percaya maka perubahan pasti akan terjadi.

Berdasarkan hasil perhitungan suara pemilu, Barack Obama yang telah


dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden di Amerika Serikat dan Joseph Biden
yang dipilih telah dinyatakan wakil President dari Amerika Serikat. Kemudian pada
tahun 2014, ia terpilih sekali lagi menjadi Presiden hingga tahun 2017.

Ini 8 Warisan Politik Presiden AS Barack Obama

 Jaminan kesehatan
Dengan membidani kelahiran asuransi kesehatan terjangkau, Obama tidak
cuma menjamin akses layanan medis bagi belasan juta penduduk miskin AS. Ia
juga mengakhiri presepsi lama bahwa ongkos pengobatan bisa membuat
seseorang jatuh bangkrut. Sebelumnya AS dikenal memiliki sistem jaminan
kesehatan paling mahal dan paling timpang sedunia.
 Perlindungan iklim
Pertemuan antara Obama dan Presiden China, Xi Jinping, telah melahirkan
kesepakatan iklim bilateral antara dua produsen gas rumah kaca terbesar di
dunia dan kemudian membuka jalan bagi tercapainya Perjanjian Iklim Paris.
Sejak itu AS tidak hanya menyokong industri energi terbarukan, tetapi juga
membatasi jejak karbon perusahaan-perusahaan di dalam negeri.
 Eliminasi Osama
Pada 1 Mei 2011, Presiden Obama memerintahkan penyerbuan terhadap rumah
persembunyian milik pemimpin Al Qaeda di Abbottabad, Pakistan. Dengan
disaksikan secara langsung dari Gedung Putih, antara lain oleh Menteri Luar
Negeri Hillary Clinton, pasukan khusus AS membunuh gembong teror nomor
wahid, Osama bin Laden. Presiden AS Barack Obama menyaksikan secara
langsung dari Gedung Putih, termasuk Menlu Hillary Clinton, penyerbuan
terhadap rumah persembunyian milik pemimpin Al Qaeda di Abbottabad,
Pakistan, 1 Mei 2011. (White House) Legalisasi cinta Gedung Putih berpendar
cahaya pelangi setelah Mahkamah Agung AS melegalisasi pernikahan sesama
jenis Januari silam. "Kini kita berhasil menjamin kebebasan di semua negara
bagian untuk menikahi siapapun yang kita cintai," kata Obama. Putusan yang
didukung lima dari sembilan hakim itu tercapai setelah sang presiden
sebelumnya menempatkan dua hakim liberal di Mahkamah Agung.
 Hubungan dengan Kuba
Setelah bermusuhan selama lebih dari 50 tahun, AS dan Kuba akhirnya sepakat
menormalisasi hubungan kedua negara. Untuk itu Presiden Barack Obama
mencabut embargo ekonomi terhadap negara kepulauan tersebut. Proses
negosiasi yang berlangsung selama bertahun-tahun dilakukan secara rahasia di
Vatikan dan Kanada, dengan melibatkan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik
Sedunia, Paus Fransiskus.
 Kebangkitan ekonomi
Perekonomian AS sedang terpuruk dalam resesi ketika Obama dilantik menjadi
presiden pada 2009. Sejak tahun-tahun kegelapan tersebut, sektor swasta telah
menciptakan dua juta lapangan kerja baru. Dampak terbesar program ekonomi
Obama paling terasa pada industri otomotif AS yang sempat nyaris gulung tikar
dan kini mengalami pertumbuhan pesat
 Perang Afganistan dan Irak
Adalah Obama yang mengakhiri petualangan militer AS di Irak dan Afganistan
dengan menarik lebih dari 200.000 serdadu. Meski resmi berakhir, misi militer
AS di kedua negara masih berlangsung hingga kini, meski dengan skala yang
lebih kecil. Di kedua negara militer AS tetap aktif sebagai konsultan keamanan.
 Perjanjian nuklir Iran
Setelah ketegangan selama lebih dari satu dekade yang diwarnai oleh aksi
boikot dan embargo, Iran akhirnya sepakat menandatangani perjanjian nuklir
dengan AS dan lima negara lain. Intinya Teheran berjanji mengembangkan
teknologi nuklir hanya untuk tujuan damai. Sebagai gantinya AS mencabut
berbagai embarko ekonomi terhadap Iran.

Sumber:
https://www.biografiku.com/biografi-barack-obama/

Saleh, Miftahul. 2009. Dreams from My Father: Pergulatan Hidup Obama. Jakarta:
Mizan Pustaka

Santoso, Budi. 2008. Barack Obama Sang Presiden. Jakarta: Ganeca Exact

Anda mungkin juga menyukai