Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN KE-12

AIR DAN TANAH UNTUK THAHARAH DALAM ILMU FIQIH DAN ILMU KIMIA
DOSEN PENGAMPU: ASIYAH NURRAHMAJANTI, M.Si

TANGGAL PERCOBAAN: SENIN, 03 DESEMBER 2018

TANGGAL LAPORAN: SENIN, 11 DESEMBER 2018

DISUSUN OLEH:

NENG SRI HARTATI 1177040049

KELOMPOK 4

MUHAMMAD QAYYIM K 1177040048

RAHMA NURAZIZAH 1177040060

RENITA SETIAWATI 1177040063

SILVA SILVIANI 1177040072

KIMIA III-B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga laporan
praktikum ini tersusun hingga selesai. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Praktikum Kimia Anorganik, Bu Asiyah dan teman-teman
seperjuangan yang telah berkontribusi baik dengan doa maupun pemikirannya.

Harapan saya,semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki dan menambah isi laporan
praktikum ini menjadi lebih baik lagi,karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
saya yakin banyak kekurangan dalam laporan ini.

Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum kimia anorganik ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 1
A. TUJUAN ..................................................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI .......................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 6
METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................................................................... 6
A. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................. 6
B. DIAGRAM ALIR/SKEMA ........................................................................................................ 7
C. PROSEDUR KERJA................................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 9
TABEL PENGAMATAN ................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 13
BAB IV ................................................................................................................................................. 18
KESIMPULAN .................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 20
PERHITUNGAN .............................................................................................................................. 20
PERSAMAAN REAKSI ................................................................................................................... 20
DOKUMENTASI ............................................................................................................................. 21

ii
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A. TUJUAN
- Mengidentifikasi jenis-jenis zat yang dapat menyerap sinar UV-Vis
- Menentukan senyawa yang dikandung oleh sel bakteri
- Menentukan tanah dan air yang baik untuk bersuci
- Mengidentifakasi kandungan tanah yang dapat mengabsorpsi zat kimia

B. DASAR TEORI
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil
pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Tanah merupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.

Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan peredaran air, udara dan panas,
aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik,
dan mudah tidaknya akar dapat menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan
membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Struktur tanah
dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu
terdapat ruang pori di dalam dan di antara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus
mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya
gaya dari luar, seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori-
pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehingga infiltrasi tertahan
dan run-off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan
diatas. Dan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk
pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan aspek struktur daripada aspek
tekstur tanah (Sarief, 1986: 50-51)

Tanah organik adalah jenis tanah permukaan yang memiliki campuran bahan-bahan organik
dan sisa sisa pelapukan tanaman atau hewan. Ciri-ciri tanah organik adalah teksturnya lunak,
berwarna tua, serta mudah sekali berubah bentuk jika ditekan (mudah dihancurkan ketika
kering). Tanah organik memiliki tingkat kuat geser yang kecil dan kopresibilitas tinggi. Bahan-
bahan organik yang terdapat pada tanah organik memiliki tingkat kohesi dan plastisitas yang
1
rendah. Tanah anorganik adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan baik secara kimia
ataupun fisis(Dunn:1980)

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan dibawah permukaan
tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air. Selain air sungai, air hujan, dan air
tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan
dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk
kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah
mencapai ± 70%.

Persyaratan air untuk berwudhu, yakni tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna,
sebenarnya sejalan dengan persyaratan pengadaan air bersih. Batasan jumlah air 2 qullah dapat
ditafsirkan sebagai perkiraan minimum air tergenang yang masih mampu untuk mengatasi
polusi. Adapun air mengalir masih diperbolehkan dalam volume yang lebih kecil lagi karena
terpenuhinya aerasi untuk kebutuhan reaksi-reaksi oksidasi dan penguapan zat-zat yang lebih
volatil daripada air (W. Purnamasari: 2015).

Adapun tanah, jika dipertimbangkan sebagai representasi senyawa-senyawa aluminosilikat,


memiliki kemampuan membersihkan kotoran seperti najis berat yang berasal dari air liur anjing,
termasuk kandungan mikroorganisme-mikroorganisme yang ada di dalamnya, dan zat-zat lain
yang merupakan kandungan keringat yang merupakan medium dan makanan bagi tumbuhnya
mikroorganisme-mikroorganisme patogen sebagai hikmah dari pelaksanaan tayamum
(Suhendar:2013).

Hikmah tayamum sebagai interaksi lapisan tipis partikel-partikel debu tanah dengan
kandungan keringat dapat didekati pemahamannya dengan cara kerja bedak talk (magnesium
silikat) yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme-mikroorganisme. Partikel-
partikel tanah yang terdispersikan dalam air memiliki kemampuan mengikat zat-zat berwarna
dan gula terlarut. Adapun kandungan ion-ion anorganik, secara umum sudah diketahui mampu
diadsorpsi oleh tanah maupun debu tanah (Kalista:2013).

Air yang di gunakan untuk bersuci bukanlah air sembarangan karena setiap bentuk dan jenis
air yang ada memiliki hukum yang berbeda beda dalam agama Islam. Agama Islam sendiri
mengklasifikasikan pembagian air kedalam empat macam jenis:

1. Air Mutlak (Air suci dan mensucikan), artinya air yang masih murni, tidak tercampur
apapun di dalamnya, dapat digunakan untuk bersuci dengan tidak makruh (air mutlak
artinya air yang sewajarnya). Air yang dapat dipakai bersuci ialah air yang bersih , (

2
suci dan mensucikan ) yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari bumi yang belum
dipakai untuk bersuci. Seluruh ulama sepakat, bahwa air mutlak bisa digunakan untuk
bersuci. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai hal tersebut. Air yang suci dan
mensucikan ialah : Air hujan, air sumur, air laut, air sungai, air salju, air telaga, dan air
embun
2. Air Suci dan Dapat Mensucikan, Tetapi Makruh Digunakan, yaitu, air yang
musyammas (air yang dipanaskan dengan matahari) di tempat logam yang bukan emas;
Air yang sangat panas, karena ditakutkan orang yang menggunakannya tidak akan
menyempurnakan wudhu nya; dan air yang sangat dingin, karena juga ditakutkan orang
yang menggunakannya tidak menyempurnakan wudhu’nya.
3. Air Suci Tetapi Tidak Dapat Mensucikan: a. Air musta’mal (telah digunakan untuk
bersuci) menghilangkan hadats dan menghilangkan naijs walaupun tidak berubah
rupanya , rasanya dan baunya. Perbedaan pendapat di kalangan ulama terjadi saat
menentukan apakah air musta’mal itu suci dan mensucikan ataukah suci tetapi tidak
mensucikan. Dan perbedaan ini terjadi dikarenakan sudut pandang yang berbeda
mengenai dalil yang ada, dan dalil tersebut juga sama-sama shahih. Pendapat Yang
Mengatakan Air Musta’mal adalah suci Tetapi Tidak Mensucikan dan b. Air Mutlak
Yang Berubah Sifatnya Sedangkan macam kedua dari air yang dihukumi suci tetapi
tidak dapat digunakan untuk bersuci (thaharah) adalah air mutlak yang berubah salah
satu sifatnya atau semuanya (bau, warna dan rasanya). misalnya air itu berubah
dikarenakan bercampur dengan sesuatu yang suci, seperti air teh, kopi, sirup dan lain-
lain. Maka hukumnya suci dapat dikonsumsi, tetapi tidak dapat digunakan untuk
bersuci.
4. Air Mutanajis, yaitu air yang kena najis (kemasukan najis), sedang jumlahnya kurang
dari dua kullah , maka air yang semacam ini tidak suci dan tidak dapat mensucikan. Jika
lebih dari dua kullah dan tidak berubah sifatnya, maka sah untuk bersuci. Dua kullah
sama dengan 216 liter , jika berbentuk bak , maka besarnya = panjang 60 cm dan dalam
/tinggi 60 cm.

Dalam Quran dan Hadits yang berkaitan dengan kajian ilmu fikih (fiqh) disebutkan bahwa
air dan tanah merupakan benda yang dijadikan medium taharah (thaharah). Kedua benda ini
akan selalu ada menyertai manusia sepanjang zaman, walaupun zat pembersih datang silih
berganti di setiap zaman dan tempat. Walaupun sabun dan deterjen sampai saat ini digunakan,
ide pencarian bahan-bahan pembersih alternatif ternyata kembali lagi ke bahan-bahan mineral-
mineral tanah. Kaolin sebagai tanah liat menjadi bahan pengisi (filler) yang efektif dan sinergis

3
dengan mekanisme kerja sabun, sementara zeolit mampu untuk meningkatkan kinerja deterjen
tanpa memiliki resiko pencemaran lingkungan. Sementara itu, air tidak akan pernah dapat
digantikan kedudukannya untuk membersihkan. Zat pembersih apapun akan dikembalikan ke
lingkungan bersama air, dan pada dasarnya kembali terserap tanah, dikatalisis menjadi bentuk-
bentuk zat yang lebih aman bagi lingkungan.

Pengakuan dunia sains terhadap air sebagai pembersih utama di muka bumi terlihat dari
predikat yang diberikan kepada air sebagai pelarut universal. Tanpa terjadi pelarutan,
pembersihan tidak akan terjadi sampai tingkat molekuler atau ionik. Kegiatan melulur tubuh
atau wajah dengan menggunakan rempahrempah sesungguhnya merupakan penggunaan prinsip
kerja zat aktif permukaan dari biosurfaktan utama tumbuhan, yakni saponin . Prinsip tersebut
telah digunakan pula pada kain, seperti lerak untuk kain batik, dan lebih jauh lerak telah diuji
efektif untuk pembersihan karat logam. Sabun dan deterjen yang datang di kemudian hari tetap
memiliki mekanisme kerja yang sama seperti zat-zat aktif permukaan alami tersebut. Zat aktif
permukaan tidak memiliki kemampuan apa-apa jika tidak ada air, yang membilas dan
mengangkat surfaktan itu dari permukaan objek-objek yang dibersihkan (Ryanitha:2015).

Berbeda dengan air dan tanah yang mendapatkan pengakuan tentang sifat-sifat khasnya,
debu justru banyak diteliti dengan latar belakang karena bahayanya dapat mengganggu
kesehatan, seperti penyebab alergi, ketercemarannya dengan logam beratnya, penyebab sakit
paru-paru dan jantung, pembawa kuman, dan pembawa bahan-bahan organik volatil berbahaya
bagi pernafasan. Tanpa diteliti lebih seksama, hal ini menjadi kontradiktif dengan ajaran Islam,
karena debu tanah dijadikan medium bersuci dalam tayamum. Percobaan interaksi larutan
campuran garam dapur dan sukrosa dengan debu yang diperoleh dari dinding interior rumah-
rumah penduduk dan dinding kendaraan bus, menunjukkan bahwa debu tanah memiliki
kemampuan mengadsorpsi sangat baik terhadap kedua jenis senyawa yang menjadi representasi
zat anorganik maupun organik tersebut. Kemampuannya tersebut makin meningkat jika rasio
senyawa-senyawa silikat atau aluminosilikat terhadap yang lainnya makin meningkat
(Majidah:2015) .

Dua parameter umum yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air sebagai sumber
air bersih adalah COD (chemical oxygen demand) dan BOD (biological oxygen demand).
Volume air memiliki pengaruh terhadap laju kenaikan COD dan BOD-nya, makin bertambah
volumenya makin lambat kenaikan COD dan BOD-nya. Harga COD dan BOD menunjukkan
banyaknya zat terlarut yang dapat dioksidasi dengan oksigen, baik secara aerobik maupun
anaerobik. Oksidasi secara anaerobik tidak menguntungkan karena zat-zat yang dioksidasi tidak

4
mudah terlepas ke lingkungan. Penanganan air yang disirkulasi menunjukkan kenaikan COD
dan BOD yang lambat, sedangkan yang tidak disirkulasi kenaikannya lebih cepat.

COD maupun BOD dinyatakan dalam mg/L, yakni kadar keperluan oksigen (mg) untuk
mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam volume air (L). Perbedaannya, BOD hanya tertuju
terhadap bahan-bahan organik yang mampu diuraikan oleh mikroorganisme air, sementara
COD termasuk juga bahan-bahan anorganik. Dengan demikian biasanya harga COD hampir
selalu lebih tinggi nilainya dibandingkan BOD. Cara penetapannyapun berbeda, COD dapat
ditentukan dengan cara titrasi redoks, sedangkan BOD biasanya ditetapkan dari data perubahan
kadar oksigen terlarut selama penyimpanan sampel air, adakalanya ditambahkan
mikroorganisme untuk mendapatkan selisih kadar oksigen yang signifikan selama waktu
penyimpanan (inkubasi). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sampel air yang diaerasi
tidak menunjukkan perubahan COD-nya selama waktu penyimpanan air secara terbuka di
udara, sedangkan volume memiliki pengaruh penurunan nilai COD-nya. Penanganan aerasi
menyebabkan BOD-nya tetap naik selama waktu penyimpanan, namun air yang diaerasi dan
volumenya yang lebih besar cenderung memiliki nilai BOD yang lebih rendah (Priyanka:2015).

Selain dengan cara penetapan kadar kebutuhan oksigen (COD dan BOD), cara umum yang
lain untuk menyelidiki penurunan atau kenaikan kadar zat-zat terlarut dalam air adalah
spektofotometri UV-visible, khususnya zat-zat organik. Zatzat yang tergolong anorganik,
terutama dari senyawa-senyawa logam transisi atau non logam yang memiliki ikatan rangkap,
dapat pula dianalisis kadarnya dengan spektrofotometri UV-visible.

Pemakaian metode analisis COD dan BOD, serta spektrofotometri UVvisible, lebih lanjut
dapat digunakan untuk menyelidiki peranan tanah sebagai adsorben. Pengurangan bahan-bahan
organik karena aktivitas adsorpsi oleh tanah dapat pula ditentukan dengan ketiga metode ini
(Majidah:2015).

5
BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN

Alat Ukuran Jumlah Bahan Konsentrasi Jumlah


Neraca Analitik - 1 Air Bejana - 5 mL
Pipet Tetes - 2 Air Sumur - 5 mL
Oven - 1 Air Laut - 5 mL
Magnetic Stirrer - 1 Air Sungai - 5 mL
Labu Erlenmeyer 100 mL 2 Air Danau - 5 mL
Hot Plate - 1 Air Hujan - 5 mL
Spatula - 1 Tanah Kebun - 20 g
Kaca Arloji - 1 Tanah - 20 g
Pekarangan
Batang Pengaduk - 2 Tanah Pinggir - 20 g
Jalan
Gelas Kimia 200 mL 1 Akuades - Secukupnya
Botol Semprot - 1 Minuman - 150 mL
Probiotik
Cawan Porselen - 1 NaCl - 42 g
Labu Ukur 50 mL 1
Lumpang & Alu - 1
Sentrifuge - 1
Gelas Ukur 50 mL 1

6
B. DIAGRAM ALIR/SKEMA
- Eksperimen Tanah

Tanah Kebun, Tanah Pekarangan, dan Tanah


Pinggir Jalan

- Rendam dalam akuades semalam - Rendam dengan akuades semalam - Freezer


- Oven 105°C 1 hari - Oven 300°C 1 hari
- Dinginkan - Dinginkan
- Timbang

Hasil tanah oven 105°C, 300 °C, dan


freezer
- Timbang 2,5 g
- Tambahkan 50 mL larutan campuran
probiotik dan NaCl
- Stirrer 10 menit
- Diamkan
- Ambil bagian yang bening
- Uji spektrofotometer UV-Vis λ= 400-600 nm

Nilai Absorbansi setiap sampel tanah

- Preparasi Larutan Probiotik

Cimory Original
- Ambil 50 mL

- Encerkan dengan NaCl sampai 500 mL

Larutan ProNaCl
(putih)

- Blanko
NaCl 2g

- Larutkan sampai 50 mL

Larutan ProNaCl
(putih)
7
- Eksperimen Air
Air Bejana, Air Sungai, Air Sumur, Air
Danau, Air Laut, dan Air Hujan

- Freezer
- Cairkan H-4 jam praktikum
- Ukur absorbansi pada spektrofotometer UV-Vis pada λ= 400-600 nm
Nilai Absorbansi
Setiap Sampel Air

C. PROSEDUR KERJA
- Percobaan Air

Air bejana, air sungai, air sumur, air hujan, air laut, dan air danau diambil dan
difreezer. Lalu dicairkan 4 jam sebelum praktikum. Setelah cair, air tersebut diukur
absorbansinya pada λ 400-600 nm.

- Preparasi Larutan probiotik

Larutan probiotik diambil 50 mL dan diencerkan dengan NaCl 40 g sampai 500 mL.

- Preparasi Blanko

NaCl 2 g dilarutkan dalam 50 mL air

- Percobaan Tanah

Tanah kebun, tanah pekarangan, dan tanah pinggir jalan diperlakukan tiga bagian.
Pertama, dioven 105°C. Kedua, dioven 300°C. Ketiga, di freezer. Lalu masing- masing
ditimbang 2,5 g dan ditambahkan dengan 50 mL campuran probiotik + NaCl. Distirrer
selama 10 menit, diamkan, dan ukur absorbansinya pada 400-600 nm.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


TABEL PENGAMATAN
1. A. Tabel Pengamatan Air
λ (nm) Air Air Air Air Air Air Laut
Bejana Sumur Hujan (A) Danau Sungai (A)
(A) (A) (A) (A)
400 0,099 0,000 0,033 0,023 0,086 0,010
410 0,083 0,008 0,029 0,021 0,094 0,009
420 0,068 0,008 0,023 0,019 0,083 0,007
430 0,056 0,006 0,021 0,018 0,074 0,007
440 0,051 0,006 0,020 0,017 0,073 0,006
450 0,046 0,006 0,018 0,015 0,070 0,003
460 0,038 0,007 0,017 0,015 0,067 0,003
470 0,035 0,007 0,017 0,013 0,060 0,003
480 0,030 0,006 0,017 0,013 0,062 0,002
490 0,029 0,006 0,017 0,012 0,061 0,000
500 0,027 0,006 0,019 0,011 0,058 0,000
510 0,024 0,006 0,016 0,010 0,056 0,001
520 0,023 0,005 0,015 0,009 0,054 0,001
630 0,021 0,005 0,016 0,008 0,052 -0,000
540 0,020 0,005 0,016 0,007 0,050 -0,001
550 0,019 0,005 0,021 0,006 0,049 -0,002
560 0,018 0,004 0,021 0,006 0,048 -0,002
570 0,017 0,004 0,020 0,005 0,046 -0,002
580 0,016 0,002 0,021 0,005 0,044 -0,002
590 0,015 0,002 0,021 0,005 0,043 -0,002
600 0,013 0,002 0,021 0,005 0,043 -0,002
Tabel 3. 1 Tabel hasil Absorbansi Berbagai sampel Air

B. Grafik

Grafik hubungan Absorbansi sampel terhadap


panjang gelombang
0.12
0.1
Absorbansi (A)

0.08
0.06
0.04
0.02
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
-0.02
Panjang gelombang (λ)
Series1 Series2 Series3
Series4 Series5 Series6
Series7 Series8

Grafik 3. 1 Air

9
Ket :
series 1 = air sumur y = -0,0003x + 0,0084
R² = 0,8449

series 2 = air hujan y = -0,0003x + 0,0229


R² = 0,1454

series 3 = air danau y = -0,0009x + 0,0215


R² = 0,9634

series 4 = air sungai y = -0,0023x + 0,0858


R² = 0,9222

series 5 = air laut y = -0,0006x + 0,0083

R² = 0,8867

series 6 = air bejana (1 hari) y = -0,0001x + 0,0058


R² = 0,0667

series 7 = bejana (7 hari) y = -0,0006x + 0,0279


R² = 0,8504

series 8 = air bejana (14 hari) y = -0,0034x + 0,0731


R² = 0,7979

10
2. A. Tabel Pengamatan Tanah

105°C 300°C
Standar
𝜆 Standar Tanah Blanko Tanah Pinggir Tanah
Tanah Kebun Tanah Pinggir Tanah Kebun
(nm) Blanko Pekarangan 𝜆 (nm) NaCl Jalan Pekarangan
Jalan
NaCl (A) (A)
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
400 0,081 1,02 -1159,26 0,812 -902,469 1,384 -1608,64 400 0,081 0,942 -1062,96 1,058 -1206,17 0,738 -811,111
410 -0,081 0,978 1307,407 0,78 1062,963 1,308 1714,815 410 -0,081 0,902 1213,58 1,003 1338,272 0,707 972,8395
420 -0,074 0,937 1366,216 0,745 1106,757 1,266 1810,811 420 -0,074 0,875 1282,432 0,971 1412,162 0,678 1016,216
430 -0,046 0,91 2078,261 0,723 1671,739 1,232 2778,261 430 -0,046 0,848 1943,478 0,936 2134,783 0,655 1523,913
440 -0,018 0,881 4994,444 0,698 3977,778 1,199 6761,111 440 -0,018 0,822 4666,667 0,906 5133,333 0,651 3716,667
450 -0,2 0,848 524 0,672 436 1,157 678,5 450 -0,2 0,793 496,5 0,869 534,5 0,623 411,5
460 -0,04 0,823 2157,5 0,649 1722,5 1,128 2920 460 -0,04 0,766 2015 0,841 2202,5 0,602 1605
470 -0,061 0,796 1404,918 0,629 1131,148 1,099 1901,639 470 -0,061 0,747 1324,59 0,812 1431,148 0,58 1050,82
480 -0,059 0,773 1410,169 0,609 1132,203 1,069 1911,864 480 -0,059 0,718 1316,949 0,788 1435,593 0,557 1044,068
490 -0,054 0,75 1488,889 0,597 1205,556 1,045 2035,185 490 -0,054 0,702 1400 0,766 1518,519 0,543 1105,556
500 -0,054 0,729 1450 0,577 1168,519 1,017 1983,333 500 -0,054 0,683 1364,815 0,744 1477,778 0,527 1075,926
510 -0,049 0,709 1546,939 0,563 1248,98 0,994 2128,571 510 -0,049 0,664 1455,102 0,724 1577,551 0,514 1148,98
520 -0,045 0,693 1640 0,552 1326,667 0,971 2257,778 520 -0,045 0,649 1542,222 0,703 1662,222 0,501 1213,333
530 -0,042 0,673 1702,381 0,539 1383,333 0,95 2361,905 530 -0,042 0,629 1597,619 0,687 1735,714 0,493 1273,81
540 -0,037 0,655 1870,27 0,524 1516,216 0,924 2597,297 540 -0,037 0,611 1751,351 0,662 1889,189 0,478 1391,892
550 -0,038 0,637 1776,316 0,511 1444,737 0,904 2478,947 550 -0,038 0,594 1663,158 0,644 1794,737 0,466 1326,316
560 -0,032 0,62 2037,5 0,497 1653,125 0,887 2871,875 560 -0,032 0,581 1915,625 0,629 2065,625 0,452 1512,5
570 -0,028 0,6 2242,857 0,48 1814,286 0,86 3171,429 570 -0,028 0,563 2110,714 0,609 2275 0,437 1660,714
580 -0,021 0,589 2904,762 0,47 2338,095 0,841 4104,762 580 -0,021 0,866 4223,81 0,591 2914,286 0,426 2128,571
590 0,398 0,845 -112,312 0 100 0,818 -105,528 590 0,398 0,527 -32,412 0,569 -42,965 0,415 -4,27136
600 0,085 0,827 -872,941 0 100 0,8 -841,176 600 0,085 0,52 -511,765 0,562 -561,176 0,411 -383,529
Tabel 3. 2 105 dan 300 oC

11
Freezer Grafik
Standar Tanah Pinggir Tanah
𝜆 Blanko Tanah Kebun
Grafik Absorbansi Sampel terhadap
Jalan Pekarangan
(nm) NaCl 1.5 Panjang Gelombang
(A) y = -0,0155x + 0,9465
Abs % Abs % Abs %
y = -0,0271x + 1,3392 R² = 0,5798

Absorbansi (A)
400 0,081 0,812 -902,469 0,831 -925,926 1,575 -184,444 1 R² = 0,98
410 -0,081 0,779 1061,728 0,793 1079,012 1,506 1959,259
420 -0,074 0,749 1112,162 0,762 1129,73 1,452 2062,162 0.5
y = -0,0285x + 0,8675
430 -0,046 0,724 1673,913 0,733 1693,478 1,395 3132,609 R² = 0,7205
440 -0,018 0,699 3983,333 0,708 4033,333 1,345 7572,222
0
450 -0,2 0,671 435,5 0,682 4410 1,292 7460 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
460 -0,04 0,648 1720 0,656 1740 1,251 3227,5 λ (nm)
Series1 Series2 Series3
470 -0,061 0,628 1129,508 0,635 1140,984 1,214 2090,164
480 -0,059 0,604 1123,729 0,616 1144,068 1,175 2091,525 Grafik 3. 2 Tanah 105oC
490 -0,054 0,588 1188,889 0,597 1205,556 1,142 2214,815
500 -0,054 0,568 1151,852 0,581 1175,926 1,104 2144,444 Grafik absorbansi sampel tanah terhadap
panjang gelombang
510 -0,049 0,553 1228,571 0,569 1261,224 1,076 2295,918 y = -0,0237x + 1,0266
1.2
520 -0,045 0,539 1297,778 0,554 1331,111 1,047 2426,667 R² = 0,9792 y = -0,0172x + 0,9037
1
R² = 0,693
530 -0,042 0,523 1345,238 0,538 1380,952 1,017 2521,429

Absorbansi
0.8
540 -0,037 0,505 1464,865 0,518 1500 0,985 2762,162 0.6
550 -0,038 0,489 1386,842 0,504 1426,316 0,955 2613,158 0.4 y = -0,016x + 0,7214
R² = 0,9792
560 -0,032 0,471 1571,875 0,488 1625 0,935 3021,875 0.2
570 -0,028 0,457 1732,143 0,472 1785,714 0,897 3303,571 0
580 -0,021 0,547 2704,762 0,46 2290,476 0,872 4252,381 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
590 0,398 0 100 0 100 0,566 -42,211 Panjang gelombang
Series1 Series2 Series3
600 0,085 0 100 0 100 0,557 -555,294
Tabel 3. 3 Freezer Grafik 3. 3 Tanah 300oC

12
Grafik absorbansi sampel tanah terhadap
panjang gelombang
2
y = -0,0427x + 1,5821 R² = 0,947
1.5
Absorbansi

y = -0,0297x + 0,8841
1 R² = 0,7477

0.5
y = -0,0285x + 0,8637
R² = 0,7151
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
Panjang gelombang

Grafik 3. 4 Tanah Freezer

Ket:

series 1 = tanah kebun

series 2 = tanah pinggir jalan

series 3 = tanah pekarangan

PEMBAHASAN

Pada Praktikum kali ini, dilakukan dua percobaan yaitu air dan tanah. Tujuannya yaitu
untuk menentukan air dan tanah yang baik untuk bersuci. Prinsip percobaan kali ini didasarkan
pada analisis spektrofotometer Uv-Vis. Sampel air yang digunakan yaitu air bejana, air sumur,
air sungai, air hujan, air danau, dan air laut. Sedangkan sampel tanah yaitu tanah kebun, tanah
pekarangan, dan tanah pinggir jalan.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengetahui interaksi molekul terhadap
sinar UV adalah dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Adsorpsi cahaya UV-Vis
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron dari orbital-orbital ke keadaan dasar
yang berenergi rendah ke orbital keadaan interaksi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap
kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Adsorpsi cahaya
tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi
yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron-elektron itu mengatasi kekangan
inti dan pindah ke luar ke orbital baru yang lebih tinggi energinya.

13
Jenis materi yang dapat menyerap sinar UV-Vis yaitu materi yang memiliki gugus
kromofor dan gugus auksokrom. Gugus kromofor merupakan senyawa organik yang memiliki
ikatan rangkap yang terkonjugasi. Gugus auksokrom mengandung pasangan elektron bebas
yang disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Suatu zat atau senyawa yang bukan
kromofor dapat direaksikan dengan zat lain yang menghasilkan suatu kromofor sehingga dapat
dianalisis dengan spektrofotometri uv-vis. Sampel pada spektofotometer uv-vis harus berupa
larutan, karena jika sampel berupa padatan atau suspensi dimana partikel berukuran besar, maka
penyerapan sinar oleh partikel tersebut akan banyak, sehingga pembacaan pada detektor
menjadi akurat. Pada larutan, partikel sampel tersebar dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga
tidak semua sinar terserap tetapi ada sebagian yang terlewatkan.

Dalam islam berwudhu dan mandi besar digunakan air bersih. Ini karena air merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia
lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik. Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya
kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk
melakukan replikasi. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah
bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen.
Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.

Dalam kajian ilmu fikih dikenal sebagai air mutlak yaitu air yang suci dan dapat
digunakan untuk bersuci serta untuk mencuci. Seperti untuk berwudhu, mandi dan
membersihkan dari najis, contohnya adalah air laut. Nabi SAW pernah ditanyakan mengenai
air laut, beliau menjawab: “ air laut tersebut thohur ( suci lagi mensucikan), bahkan bangkainya
pun halal.” Kandungan air laut dapat bermanfaat untuk manusia karena air laut banyak
mengandug garam-garam yang dapat bermanfaat bagi kesehatan, kandungannya antara lain
klorida 55%, magnesium 4%, sulfat 8%, natrium 31%, potassium 1%, kalsium 1%.
Sedangkan air bejana dihukumi sebagai air musta’mal, musta’mal ini adalah air sisa
yang mengenai badan manusia karena telah digunakan untuk wudhu atau mandi. Air musta’mal
disini maksudnya bukanlah air yang sengaja ditampung dari bekas mandi atau wudhu. Tetapi
adalah percikan air wudhu atau air mandian yang bercampur dengan air dalam bejana. Dalam
beberapa ungkapan hadis, air musta’mal tidaklah najis, sehingga penggunaannya adalah sah.
Dalam air mck yg didiamkan selama 2 minggu itu mengandung logam besi didalamnya karena
sumbernya sama dari dalam tanah. Sampel sampel air tersebut diuji untuk mengetahui air mana
saja yang baik untuk bersuci.
14
Air merupakan pelarut universal, sehingga tidak pernah ditemukan air alami dalam
keadaan murni sebagai zat tunggal H2O. Di dalam air, baik itu yang berasal dari air laut atau air
sungai, mengandung zat-zat berupa CO2, SO2, SO3, O2, dan lain-lain. Kandungan gas-gas
tersebut biasanya bersifat korosif dan penyebab oksidasi. Sedangkan zat lain yang terdapat dlam
air adalah zat yang bersifat cair juga. Kandungan zat cair dalam air berupa asam, basa, dan
minyak yang berasal dari limbah industri.
Tanah dapat dijadikan sebagai medium pembersih. Hal ini dapat dilihat analoginya dari
penanganan wadah yang terkena najis berat air liur anjing. Tanah yang dicampur air akan
menghasilkan suspensi tanah yang makin memperkuat sifat adsorben karena permukaannya
jauh makin luas. Dalam tayamum, tanah atau debu tanah yang digunakan harus merupakan
tanah yang bersih. Hal ini makin memperkuat argumentasi bahwa representasi utama tanah
adalah mineral-mineral silikat dan aluminosilikat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
tingkat penyerapan suatu zat terlarut oleh tanah makin meningkat seiring dengan berkurangnya
zat-zat lain selain silikat dan aluminosilikat dalam tanah. Lebih lanjut, jika kita
menginterpretasikan tanah untuk tayamum sebagai debu dari tanah, daya adsorpsinya jauh lebih
besar lagi jika dibandingkan dengan tanah dalam ukuran butiran-butiran kasar biasa karena
masalah luas permukaannya.

Pertama, percobaan pada air. Semua sampel air masing-masing dimasukkan ke dalam botol
dan disimpan dalam freezer kemudian 4 jam sebelum praktikum di cairkan pada suhu ruang,
tujuannya agar sampel yang akan diuji tidak terkontaminasi lagi. Kemudian diukur
absorbansinya menggunakan instrument spektrofotometer. Dalam percobaan ini digunakan
akuades sebagai larutan blanko. Penggunaan spektrofotometer ini sesuai dengan prinsipnya,
yaitu mengubah cahaya polikromatik menjadi monokromatik yang kemudian didispersi dan
diteruskan ke kuvet masuk ke dalam partikel yang ada dalam larutan yang selanjutnya diserap
amplifier dan terdeteksi oleh detector kemudian terbaca di monitor. Pengukuran absorbansi ini
untuk menentukan sampel air mana yang lebih baik digunakan untuk bersuci karena semakin
kecil nilai absorbansinya bisa dipakai untuk bersuci karena tidak terjadi penyerapan dari zat
yang terkandung dalam sampel dengan kata lain bersih dari pengotor. Energi dari sinar UV-Vis
digunakan untuk mendorong perpindahan elektron dari orbital ikatan atau orbital non-ikatan ke
salah satu orbital anti-ikatan yang kosong. Setelah itu diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 400-600 nm dengan spektrofotometer UV-VIS.

Berdasarkan hasil dari grafik 3.1 , dapat diketahui bahwa sampel air sumur memiliki
regresi paling kecil, hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki kandungan logam
terkecil dan merupakan sampel paling baik untuk diigunakan dalam berwudhu.
15
Percobaan yang kedua adalah perlakuan pada sampel tanah. Tanah adalah bagian
permukaan bumi yang terdiri dari pada mineral dan bahan organik. Tanah digunakan sebagai
alat pembersih karena tanah memiliki sifat sebagai zat adsorben. Ini karena tanah memiliki
kandungan karbon yang teraktifkan dengan pemanasan dalam oven (pemanasan dalam oven
juga untuk menghilangkan zat pengotor yang atsiri). Padatan dalam tanah meliputi 50% masa
keseluruhan tanah, 45% dari zat anorganik, dan 5% zat organik. Sisanya diisi oleh 25% udara
dan 25% air. Dari semuanya itu nampaklah bahwa tanahlah yang mengandung semua
komponen kehidupan karena terdapat pula udara dan air dalam jumlah yang tidak dapat
diabaikan. Tanah telah memunculkan berbagai kehidupan yaitu tumbuhan hewan dan juga
manusia. Manusia diciptakan dari tanah yang kemudian ditunjuk sebagai khalifah-Nya di atas
tanah ini (bumi). Sebagaimana yang telah di cantumkan dalam Alquran:

“ dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. 15:26)

Dalam aturan Islam, untuk bersuci air lebih baik dari tanah. Ketika ada air, tidak boleh
bersuci dengan tanah. Dan tanah digunakan ketika air tidak ada. Tapi pada bersuci untuk najis
berat, keduanya digunakan untuk menyucikan bejana dari jilatan anjing. Dicuci tujuh kali, salah
satunya menggunakan tanah.
Sampel tanah yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tanah kebun, tanah pekarangan
rumah serta tanah pinggir jalan. Preparasi sampel yang dilakukan untuk semua tanah yaitu tanah
dibagi menjadi 3 bagian, bagian pertama tanah ditambah dengan akuades dan disimpan selama
semalam kemudian dioven pada suhu 105oC semalam. Bagian kedua sama seperti bagian
pertama akan tetapi pengovenan dilanjutkan pada suhu 300oC semalam. Sedangkan bagian
ketiga yaitu tanah disimpan dalam freezer. Perbedaan tersebut dilakukan untuk mengetahui
pengaruh perubahan suhu dalam proses penyerapan yang dilakukan tanah. Selanjutnya sampel
tanah diambil sebanyak 2,5 gram dan ditambahkan dengan larutan probiotik dan larutan NaCl.
Campuran probiotik dan garam ini untuk pembuatan larutan yang mengandung bakteri
(campuran yg diserap). Probiotik merupakan minuman yang berisi bakteri yang baik. Dalam
islam salah satu aplikasi tanah yang digunakan ketika seseorang terkena air liur anjing yang
mengandung banyak sekali bakteri, yang dapat diadsorbsi oleh tanah ini karena kandungan sel
bakteri terdiri dari dinding sel yang beratnya mencapai 40% berat kering sel bakteri. Kemudian
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400-600 nm dengan spektrofotometer UV-VIS.
Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter, dan lebih sering lagi oleh ahli
nutrisi. Setelah pengkonsumsian antibiotik atau sebagai bagian dari pengobatan candidiasis.
Banyak probiotik disediakan dalam sumber alaminya seperti Lactobacillus pada yoghurt dan
16
sauerkraut, Carnobacterium, bacillus, dan Pseudomonas.. Beberapa mengklaim probiotik
mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sejatinya probiotik adalah larutan berisi
mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang dalam hal ini ikan budidaya. Mikroba itu antara
lain bakteri asam laktat.
Ada empat senyawa kimia makromolekul komponen utama sel makhluk hidup yaitu
asam nukleat, protein, polisakarida, dan lemak/lipid. Walaupun setiap jenis sel memiliki
komponen yang beraneka ragam, tetapi hampir semua sel memiliki kandungan makromolekul
protein paling banyak diantara semua makromolekul lainnya.
Tanah memiliki sifat absorben sebab memiliki kandungan yang mengabsopsi bahan-
bahan kimia. Dalam ilmu fikih disebutkan bahwa tanah atau debu tanah yang digunakan untuk
tayamum adalah tanah atau debu tanah yang bersih. Kebersihan tanah yang dimaksud dalam
ilmu fikih sejalan dengan makna tanah yang didominasi mineral silika, silikat, dan
aluminosilikat. Semua tanah permukaan memiliki daya serap terhadap zat warna terlarut. Daya
serapnya makin meningkat seiring setelah penanganannya dengan suhu yang lebih tinggi. Hasil
penanganan pada suhu 110°C menunjukkan lebih besar daya serapnya dibandingkan dengan
yang tidak ditangani, dan yang paling tinggi daya serapnya adalah tanah yang dikalsinasi (500
–700°C). Terutama hasil pengeringan dan kalsinasi, asal sampel tanah memberikan hasil yang
berbeda dalam hal daya serapnya terhadap zat warna, tanah dari pinggir jalan raya memiliki
daya serap lebih rendah dibandingkan dengan tanah pekarangan rumah, dan tanah pekarangan
rumah lebih rendah dibandingkan dengan tanah kebun.

17
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan pada percobaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

- Jenis-jenis zat yang dapat diserap oleh sinar UV yaitu materi yang memiliki gugus
kromofor dan gugus auksokrom yang berupa larutan.
- Senyawa yang dikandung oleh bakteri yaitu asam nukleat, protein, polisakarida, dan
lemak/lipid yang dapat menjadi indikasi kuantitas bakteri dalam larutan.
- Air yang baik untuk bersuci diantaranya air mutlak yaitu air yang suci dan dapat
digunakan untuk bersuci serta untuk mencuci, dan air musta’mal, musta’mal ini adalah
air sisa yang mengenai badan manusia karena telah digunakan untuk wudhu atau mandi.
Serta air yang mengandung logam terkecil, seperti air sumur. Sedangkan tanah yang
baik untuk bersuci harus yang berada di permukaan tanah, pasir, dinding atau batu.
- Kandungan tanah yang dapat mengadsorpsi zat kimia yaitu mineral silika, silikat, dan
aluminosilikat

18
DAFTAR PUSTAKA
A. Ryanitha, “Studi Pendahuluan Daya Serap Tanah terhadap Saliva Anjing dan Zat Warna
Rhodamin B dengan Metode Spektroskopi Sinar Tampak dan Inframerah,” dalam The
4th Indonesian Student Conference on Science and Mathematics (ISCSM-2015),
Bandung, 2015.

C. Priyanka, P. Kumar, S. P. Bankar and L. Karthik, "In Vitro Antibacterial Activity and Gas
Chromatography – Mass Spectroscopy Analysis of Acacia karoo and Ziziphus
mauritiana Extracts" Journal of Taibah University for Science, no. 9, pp. 13-19, 2015.

Dunn,S. 1980. Dasar-dasar Analisis Geoteknik. Semarang:IKIP Semarang Press

D.Suhendar, R. Kharismawati, E. Maryam, I. Rahadian dan A. Ryanitha, “Studi Spektrum UV-


Vis dan FTIR dari Saliva Anjing Sebelum dan Setelah Dikontakkan dengan Sampel
Tanah” dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2013, Bandung, 2013.

H. H. Murray, Applied Clay Mineralogy: Occurrences, Processing and Application of Kaolins,


Bentonites, Palygorskite-Sepiolite, and Common Clays, Amsterdam: Elsevier, 2007.

H. Majidah, “Studi Pendahuluan Sifat Fisika dan Kimia Debu Tanah dalam Aplikasi
Tayamum,” Skripsi, Jurusan Kimia UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2015.

N. N. Kalista, “Pengaruh Konsentrasi Zeolit Hasil Rekayasa pada Bedak Obat terhadap Daya
Antimikroba Patogen E. Coli dan Antijamur C. Albicans,” Skripsi, Jurusan Kimia UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung, 2013.

Sarief,S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: PT. Pustaka Buana

Suhendar,Dede. 2013. Buku Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: UIN SGD

W. Purnamasari, “Studi Pendahuluan Air Wudhu Berdasarkan Dinamika Sifat Fisika, Kimia,
dan Biologi Air dalam Volume dan Lamanya Penyimpanan,” Skripsi, Jurusan Kimia
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2015.

19
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
(𝒂𝒃𝒔 𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐)−(𝒂𝒃𝒔 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍)
% Daya Absorbanasi Tanah = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝒂𝒃𝒔 𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐

 λ = 400 nm
 105°C
0,081−1,02
- % TK = 𝑥100% = -1159,26 %
0,081
0,081−0,812
- % TPJ = 𝑥100% = -902,47 %
0,081
0,081−1,384
- % TP = 𝑥100% = -1608,64 %
0,081

 300°C
0,081−0,942
- % TK = 𝑥100% = -1062,96 %
0,081
0,081−1,058
- % TPJ = 𝑥100% = -1206,17 %
0,081
0,081−0,738
- % TP = 𝑥100% = -811,11 %
0,081

 Freezer
0,081−0,812
- % TK = 𝑥100% = -902,47 %
0,081
0,081−0,831
- % TPJ = 𝑥100% = -925,93 %
0,081
0,081−1,575
- % TP = 𝑥100% = -1844,44
0,081

PERSAMAAN REAKSI

H2O (l) → 2H+ + OH-


Probiotik (aq) + NaCl (aq) → ProNaCl (aq)

20
DOKUMENTASI

Gambar 1 Tanah 105 C Gambar 2 Tanah 300 C Gambar 3 Sentrifugasi Lar.Probiotik

Gambar 4 Lar. Probiotik + NaCl Gambar 5 Tanah + Probiotik NaCl Gambar 6 Tanah Distirer

Gambar 7 Pasir Hitam pada stirretr

21
Grafik absorbansi sampel tanah terhadap
panjang gelombang
2
y = -0,0427x + 1,5821 R² = 0,947
1.5
Absorbansi

y = -0,0297x + 0,8841
1 R² = 0,7477

0.5
y = -0,0285x + 0,8637
R² = 0,7151
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
Panjang gelombang

Grafik Absorbansi Sampel terhadap


1.5 Panjang Gelombang
y = -0,0155x + 0,9465
y = -0,0271x + 1,3392 R² = 0,5798
Absorbansi (A)

1 R² = 0,98

0.5
y = -0,0285x + 0,8675
R² = 0,7205
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
λ (nm)
Series1 Series2 Series3

Grafik absorbansi sampel tanah terhadap


panjang gelombang
1.2 y = -0,0237x + 1,0266
R² = 0,9792 y = -0,0172x + 0,9037
1
R² = 0,693
Absorbansi

0.8
0.6
0.4 y = -0,016x + 0,7214
R² = 0,9792
0.2
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
Panjang gelombang
Series1 Series2 Series3

Grafik hubungan Absorbansi sampel terhadap


panjang gelombang
0.12
0.1
Absorbansi (A)

0.08
0.06
0.04
0.02
0
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600
-0.02
Panjang gelombang (λ)
Series1 Series2 Series3
Series4 Series5 Series6
Series7 Series8

22

Anda mungkin juga menyukai