Anda di halaman 1dari 2

Semua cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan

interstitial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. (Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004).
Komposisi zat-zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan yang
dimakan serta air yang diminum. Urine normal berwarna jernih transparan, sedangkan
warna urine kuning muda berasal dari zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin).
Dari 1-2 liter urine yang dikeluarkan setiap hari oleh seorang dewasa normal, 95%nya
terdiri atas air. Sisa 5 persennya terdiri atas:
 Zat buangan nitrogen (urea yang diperoleh dari deaminasi protein,
asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses
penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot)
 Asam hipurat yang merupakan produk sampingan pencernaan sayuran
dan buah
 Badan keton
 Elektrolit
 Hormon atau katabolit hormon
 Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim
misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Tabel komposisi urine adalah sebagai berikut:

Komposisi Gram/24 jam


Air 12,00-14,00
Urea 25,00-28,50
Asam urat 0,60
Kreatin 1,50
Amonia 0,70
Asam kipurat 0,60
Allantoin 0,01
Hidrat arang 0,90
Asam oksalat 0,02
Asam laktat 0,01
Keton (aseton) 0,01
Asam amino 3,00
Klorida 12,00
Asam fosfat 2,30
Asam sulfat 1,80
K+ 2,00
Na+ 6,00
Ca+ 0,20
Mg2- 0,20
Fe3+ 0,01
(Winatasasmita, 1986)

Berbagai molekul tersebut dibuang dari tubuh melalui urine karena jumlahnya
yang berlebihan dapat membahayakan tubuh. Amonia, misalnya, dalam jumlah yang
berlebihan mengganggu metabolisme tubuh dengan mengubah kesetimbangan asam-
basa dalam tubuh, mengganggu toleransi terhadap glukosa dan mengurangi kepekaan
jaringan tubuh terhadap insulin. Sedangkan asam urat dalam jumlah berlebih dapat
berubah menjadi kristal asam urat yang menumpuk di persendian sehingga
menyebabkan nyeri dan radang pada sendi.

Dafpus:
 Tersedia di
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-
gdl-yenniprayo-5324&PHPSESSID=399686ecfcd40cbc90be048b8102fd84
diakses pada 13 Maret 2015
 Tersedia di
http://eprints.undip.ac.id/36547/2/isi_laporan_tesis_elektrolisa_amonia.pdf
diakses pada 14 Maret 2015.
 Tortora G, Nielsen M. Principles of human anatomy. Hoboken, NJ: J. Wiley;
2009.

Anda mungkin juga menyukai