Anda di halaman 1dari 14

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No.

1, Mei 2015

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Studi terhadap RPP yang Disusun Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP di Kota Cimahi)
1)
Wikanengsih, 2)Nofiyanti, 3)Mekar Ismayani, 4)Indra Permana
1)
wikanengs@yahoo.com, 2)nofiyanti_rizky@yahoo.co.id, 3)mekarismayani@rocketmail.com,
4)
friendra@yahoo.com

1, 2, 3. 4)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Siliwangi

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang belum
memiliki kompetensi optimal dalam menyusun RPP. Fenomena tersebut ditemukan pada saat mereka
mengikuti PLPG dalam rangka serfitikasi guru di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa
Barat. Melalui penelitian ini, peneliti berharap mampu mengidentifikasi hal-hal yang kurang dikuasai
para guru, khususnya guru Bahasa Indonesia di Kota Cimahi dalam menyusun RPP sehingga hasil
penelitian tersebut dapat memberi masukan kepada para guru atau pihak dinas pendidikan untuk membina
para guru agar memiliki kemampuan dalam menyusun RPP sesuai dengan bidang keahliannya.
Permasalahan penelitian dibatasi dalam hal 1) kesesuaian RPP yang ditulis guru dengan Permendiknas
no. 41 tahun 2007 ; 2) kesalahan yang ditemukan dalam RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
digunakan guru di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi; 3) sikap guru terhadap penyusunan RPP;
dan 4) faktor penyebab kesulitan para guru Bahasa Indonesia di lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Cimahi pada saat menyusun RPP. Sampel dalam penelitian ini berupa RPP yang disusun guru kelas 7,8, 9
sebanyak 8 sekolah tingkat SMP yang diambil secara acak. Metode yang digunakan berupa metode
kualitatif. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa 1) RPP yang disusun responden banyak
mengandung ketidaksesuain dengan isi permendiknas nomor 41 tahun 2007 dalam komponen perumusan
tujuan pembelajaran, penyajian materi ajar dan organisasinya, kejelasan dan kerincian skenario
pembelajaran, kesesuain teknik/metode pembelajaran, dan kelengkapan instrumen penilaian; 2) kesalahan
yang terdapat dalam RPP yang disusun responden berhubungan dengan komponen yang dijelaskan dalam
poin 1 di atas; 3) responden memiliki sikap positif terhadap penyusunan RPP sehingga diperlukan
pembinaan dan dorongan untuk meningkatkan kemampuan mereka; 4) faktor penyebab kesalahan yang
dilakukan responden pada penyusunan RPP disebabkan kekurangmampuan mereka dalam bidang
pengetahuan (kognitif) teori penyusunan RPP sesuai tuntutan permendiknas nomor 41 tahun 2007.

Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Guru Profesional

ABSTRACT

This research is motivated by a number of Indonesian teachers of subjects that do not have
optimum competence in preparing the RPP. The phenomenon was discovered when they follow
in order serfitikasi PLPG teacher in the Department of Education and Culture of West Java.
Through this study, the researchers hope to be able to identify things that are less controlled by
the teachers, especially teachers Indonesian in Cimahi in preparing lesson plans so that the
results of such research can provide input to the teachers or the education department to train the
teachers to have the ability to draw up RPP according to their expertise. Research problems are
limited in terms of 1) the suitability of teachers' lesson plans written by Permendiknas no. 41 in
2007; 2) errors found in subjects Indonesian RPP used by teachers in the environment Cimahi
City Department of Education; 3) attitudes of teachers towards the preparation of the RPP; and
4) the causes difficulty Indonesian teachers in the Education Office Cimahi when preparing
lesson plans. The sample in this study are compiled RPP classroom teachers 7.8, 9 by 8 junior
high schools were taken at random. The method used in the form of qualitative methods.
Based on the analysis concluded that 1) RPP compiled respondent contains a lot of non-
conformance with the contents Permendiknas number 41 of 2007 in the components of the

106
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

formulation of learning goals, presentation of teaching material and organization, clarity and
detail of learning scenario, suitability techniques / methods of learning, and completeness of
assessment instruments; 2) the error contained in the RPP were composed of respondents
associated with components described in point 1 above; 3) respondents have a positive attitude
towards the preparation of lesson plans so that the necessary guidance and encouragement to
improve their skills; 4) factors causing mistakes made by respondents in the preparation of RPP
due to their incapacity in the field of knowledge (cognitive) theory of RPP preparation
according to the demands Permendiknas number 41 of 2007.

Keywords: Lesson Plans, Teachers

A. PENDAHULUAN fenomena itu, peneliti merasa tertarik untuk


meneliti RPP yang digunakan oleh para guru di
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan lingkungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi.
salah satu perangkat dalam sebuah Proses Belajar Melalui penelitian tersebut peneliti berharap
Mengajar yang harus disiapkan guru. Guru wajib mampu mengidentifikasi hal-hal yang kurang
memiliki kompetensi menyusun RPP sesuai dikuasai para guru, khususnya guru Bahasa
dengan ketetapan pemerintah. Permendiknas No 41 Indonesia di Kota Cimahi dalam menyusun RPP
Tahun 2007 tentang Standar Proses menetapkan sehingga hasil penelitian tersebut dapat memberi
aturan sebagai berikut: masukan kepada para guru atau pihak dinas
1. Perencanaan proses pembelajaran meliputi pendidikan untuk membina para guru agar
silabus dan RPP yang memuat identitas mata memiliki kemampuan dalam menyusun RPP sesuai
pelajaran, standar kompetensi (SK), dengan bidang keahliannya. Terlebih lagi,
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian berdasarkan UU Sisdiknas tahun 2003 pendidikan
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, di Indonesia harus mengandung pembinaan
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan karakter. Hal tersebut berdampak, guru harus
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan menyusun perangkat pembelajaran (salah satu di
sumber belajar. antaranya RPP) yang mengandung pembinaan
2. RPP dijabarkan dari silabus untuk karakter.
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian
3. Setiap guru pada satuan pendidikan ini mengkaji secara teoretik terhadap RPP yang
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap disusun oleh para guru Bahasa Indonesia di
dan sistematis . lingkungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi dengan
Mengacu pada Permendiknas di atas, kecakapan permasalahan yang akan diangkat adalah: (1)
guru dalam menyusun RPP merupakan hal yang Apakah RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia
tidak bisa ditawar lagi. Setiap guru mutlak yang digunakan oleh para guru di lingkungan
menguasai langkah dan cara menyusun RPP. Dinas Pendidikan Kota Cimahi telah sesuai dengan
Permendiknas no. 41 tahun 2007?; (2) Kesalahan
Berdasarkan data empiris di lapangan, peneliti apa saja yang ditemukan dalam RPP mata
sering menemukan kenyataan bahwa guru belum pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan guru
sepenuhnya memiliki kemampuan dalam di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi?; (3)
menyusun RPP. Salah satu yang peneliti temukan Bagaimana sikap guru terhadap penyusunan RPP?;
pada saat PLPG (Program Latihan Pendidikan dan (4) Apa faktor penyebab kesulitan para guru
Guru) yang merupakan salah satu program Bahasa Indonesia di lingkungan Dinas Pendidikan
sertifikasi guru dalam jabatan di mana peneliti Kota Cimahi pada saat menyusun RPP?
sebagai insruktur. Para guru yang berasal dari
berbagai kota/kabupaten khususnya di Jawa Barat B. KAJIAN TEORI DAN METODE
belum mampu menyusun RPP sesuai dengan
peraturan. Alasan yang dikemukakan mereka di 1. Kajian Teori
antaranya karena RPP yang digunakan di
sekolahnya merupakan RPP siap pakai yang telah a. Landasan Pengembangan RPP
disusun oleh tim MGMP atau oleh dinas terkait,
padahal seharusnya setiap guru harus memiliki Landasan yang dijadikan acuan dalam
kompetensi menyusun RPP. Dengan adanya mengembangkan RPP adalah:

107
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

1) PP Nomor 19 tahun 2005 tentang SNP pasal 20 karakteristik peserta didik di kelas tersebut.
yang mengemukakan bahwa perencanaan Karakteristik peserta didik dalam gaya belajar,
proses pembelajaran meliputi Silabus dan sebagaimana dikemukakan Brown (2007: 138)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bahwa “Dimensi gaya pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan menonjol dalam situasi ruang kelas formal, yakni
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, kecenderungan pembelajar pada masukan visual,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar; auditoris, dan atau kinestetis.
2) PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses: Untuk menciptakan keadaan yang melibatkan
a) Perencanaan proses pembelajaran meliputi semua gaya pembelajar di kelas maka rencana
silabus dan Rencana Pelaksanaan pelaksanaan pembelaajran dalam komponen
Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan teknik
mata pelajaran, standar kompetensi (SK), pembelajran harus tepat dan mengenai sasaran
kompetensi dasar (KD), indikator yang diharapkan. Skenario pembelajaran yang
pencapaian kompetensi, tujuan disusun dalam sebuah RPP harus benar-benar
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, menggambarkan kegiatan yang dapat mencapai
metode pembelajaran, kegiatan tujuan belajar yang ditetapkan sebelumnya.
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. d. Komponen RPP
b) RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik Sebuah RPP harus memenuhi komponen sebagai
dalam upaya mencapai KD. berikut: (1)Identitas Mata Pelajaran: mengandung
c) Setiap guru pada satuan pendidikan identitas yang jelas; (2)Standar Kompetensi: sesuai
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dengan kurikulum; (3)Kompetensi Dasar: sesuai
dan sistematis. dengan kurikulum; (4)Indikator Pencapaian
Kompetensi: mengandung kata-kata yang
b. Pengertian RPP operasional dan dapat diukur; (5) Tujuan
Pembelajaran: mencakup tiga ranah belajar,
RPP adalah rencana yang menggambarkan kognitif, sikap, dan psikomotor; (6) Materi Ajar:
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk Materi yang diberikan kepada peserta didik harus
mencapai satu kompetensi dasar. (Depdiknas: sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2007). RPP paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau Pengorganisasian matei harus menarik agar
beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan mendorong siswa untuk belajar; (7)Alokasi Waktu:
atau lebih. kesesuaian pengaturan waktu berdasarkan
keperluan setiap langkah; (8)Metode
c. Prinsip Penyusunan RPP Pembelajaran: ketepatan pemilihan metode;
(9)Kegiatan Pembelajaran: memperlihatkan proses
Terdapat beberapa prinsip penyusunan RPP, yaitu: belajar yang mengaktifkan siswa dalam mencapai
(1) memperhatikan perbedaan individu peserta ketiga ranah belajar; (10)Penilaian Hasil Belajar:
didik; (2) mendorong partisipasi aktif peserta mengacu pada tujuan pembelajaran; dan
didik; (3) mengembangkan budaya membaca dan (11)Sumber Belajar : menguakan berbagi macam
menulis; (4) memberikan umpan balik dan tindak sumber belajar.
lanjut; (5) keterkaitan dan keterpaduan; dan (6)
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. e. Langkah Penyusunan RPP

Keenam prinsip tersebut merupakan hal yang Langkah penyusunan RPP bisa dilakukan melalui
mutlak dipegang oleh guru pada saat menyusun langkah berikut: (a) mengisi kolom identitas; (b)
RPP karena terdapat keterkaitan antara prinsip menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
yang satu dengan yang lain. Perbedaan individu pertemuan yang telah ditetapkan; (c) menentukan
peserta didik yang merupakan prinsip pertama SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan (
sebagai salah satu contoh akan berkaitan dengan terdapat pada silabus yang telah disusun); (d)
prinsip yang ke-2, yaitu mendorong partisipasi merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK,
aktif peserta didik. Keaktifan peserta didik dalam KD, dan Indikator yang telah ditentukan; (e)
sebuah proses pembelajaran akan dipengaruhi oleh mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi

108
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. (2002: 87) mengemukakan bahwa seorang
Materi ajar merupakan uraian dari materi profesional menjalankan pekerjaannya sesuai
pokok/pembelajaran; (f) menentukan metode dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain
pembelajaran yang akan digunakan; (g) memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan
merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang tuntutan profesinya. Oleh karena itu, untuk
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir; (h) membangun guru profesional diperlukan beberapa
menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang persyaratan yang harus dipenuhi. RPP sebagai
digunakan; dan (i) menyusun kriteria penilaian, salah satu perangkat yang harus disiapkan sebelum
lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, memulai sebuah proses pembelaajran wajib
dll. dikuasai guru dalam menyusunnya. Dalam proses
pembelajaran sebuah RPP merupakan pedoman
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bagi guru untuk melakukan aktivitas di eklas.
menyusun RPP Sebuah pembelajaran akan berhasil dilaksanakan
jika RPP disusun sesuai dengan aturan.
1) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau Di kelas, guru merupakan seorang ‘bintang’ yang
lebih. harus dapat mengatur kegiatan siswa. Meskipun
2) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses proses pembelajaran yang dituntut kurikulum
dan hasil belajar yang harus dicapai oleh berupa keaktifan peserta didik namun jika guru
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. sebagai fasilitator tidak memiliki keahlian dalam
3) Tujuan pembelajaran dapat mencakupi mengelola kegiatan peserta didik maka proses
sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajran tidak akan berjalan sesuai harapan.
pembelajaran untuk beberapa indikator, yang Kendali proses pembelajaran tetap berada pada
penting tujuan pembelajaran harus mengacu seorang guru.
pada pencapaian indikator.
4) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah Tilaar (2002: 88) mengemukakan tugas seorang
pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila guru profesional memiliki tiga fungsi, yaitu 1)
dalam satu RPP terdapat tiga kali pertemuan, dalam bidang profesi, berfungsi untuk mengajar,
maka dalam RPP tersebut terdapat tiga langkah mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian
pembelajaran. Bila terdapat lebih dari satu masalah-masalah pendidikan; 2) dalam bidang
pertemuan untuk indikator yang sama, tidak kemanusiaan, berfungsi sebagai pengganti orang
perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap tua khususnya di dalam bidang peningkatan
untuk setiap pertemuannya. kemampuan intelektual peserta didik; 3) dalam
bidang kemsyarakatan berfungsi untuk memenuhi
g. Membangun Guru Profesional amanat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ikut
serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Indonesia.
Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama Menyusun dan mempersiapkan RPP untuk sebuah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, proses pembelajaran merupakan tugas pertama
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik bagi guru. RPP yang disusun guru dapat dijadikan
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan landasan untuk melaksanakan tugas-tugas lainnya
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan sehingga guru dapat menjalankan kewajibannya
menengah. Undang-undang tersebut sebagai guru yang profesional.
mengisyaratkan bahwa guru harus memiliki
kualifikasi dalam mempersiapkan perlengkapan 2. Metode
sebuah proses pembelajaran, di antarnya sebuah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Populasi dalam penelitian ini adalah RPP mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan guru
Kepiawaian guru dalam mempersiapkan, di tingkat SMP yang berada dalam naungan Dinas
melaksanakan dan mengevaluasi sebuah Pendidikan Kota Cimahi yang berjumlah 34 buah
pembelajaran mendapat apresiasi dari pemerintah sekolah. Sampel yang digunakan sebanyak 25%
berupa sertifikat melalui beberapa prosedur yang dari jumlah populasi, yaitu 8 sekolah, baik negeri
harus ditempuh sehingga guru yang bersangkutan maupun swasta. Pengambilan sampel dilakukan
memperoleh sebutan guru profesional. Tilaar secara acak dari setiap sekolah diambil masing-

109
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

masing satu RPP untuk setiap jenjang kelas. Hal C. HASIL DAN PEMBAHASAN
itu berarti RPP setiap sekolah diambil tiga buah.
Jumlah seluruh RPP yang dijadikan sampel 1. Hasil
sebanyak 24 buah.
a. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
kombinasi/cmixed method, yaitu metode penelitian 1) Kesesuaian RPP yang Disusun Guru Bahasa
yang menggabungkan antara metode kualitatif dan Indonesia Tingkat SMP di Kota Cimahi
metode kuantitatif. Creswell (2010:5) menjelaskan
tentang metode campuran sebagai pendekatan Untuk menjawab rumusan masalah pertama
penelitian yang mengombinasikan atau tentang kesesuaian RPP yang disusun guru Bahasa
mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk dan Sastra Indonesia tingkat SMP di Kota Cimahi
kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi- dengan permendiknas no. 41 tahun 2007, peneliti
asumsi filosofis, aplikasi pendekatan kualitatif dan terlebih dahulu memberikan penilaian terhadap
kuantitatif, dan pencampuran kedua pendekatan RPP tersebut sebagai langkah dalam
tersebut dalam satu penelitian. Penggunaan metode mengimplementasikan metode penelitian
penelitian ini diharapkan pengumpulan dan kuantitatif.
penganalisisan data lebih komprehensif, valid dan
reliable. Komponen RPP yang dinilai kesesuaiannya
dengan permendiknas no.41 tahun 2007, yaitu:
Prosedur penelitian ini terdiri atas (1) persiapan identitas mata pelajaran, standar kompetensi,
(mengidentifikasi masalah dan menyusun kompetensi dasar, indikator pencapaian
proposal); (2) pelaksanaan (mengumpulkan data kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
berupa RPP dari pihak sekolah tingkat SMP di organisasi materi ajar, pemilihan sumber/media
lingkungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi yang pembelajaran, skenario pembelajaran, kerincian
dijadikan sampel, menyebarkan angket terhadap skenario pembelajaran, kesesuaian teknik dengan
pihak sekolah yang dijadikan sampel penelitian, tujuan, dan kelengkapan instrumen penilaian.
mengolah dan menganalisis isi RPP berdasarkan Hal itu dilakukan untuk memperkuat data
unsur yang harus ada sesuai dengan Permendiknas kualitatif. Perpaduan antara hasil penilaian secara
no. 41 tahun 2007, dan menyusun hasil penelitian; kuantitatif dan kualitatif diharapkan dapat
dan (3) diseminasi laporan penelitian (melaporkan memperkuat hasil temuan terhadap kesesuaian
hasil penelitian kepada lembaga (STKIP Siliwangi RPP tersebut.
Bandung) dan menyelenggarakan seminar dan
lokakarya hasil penelitian di lingkungan Dinas Berdasarkan hasil penilaian kuantitatif terhadap
Pendidikan Kota Cimahi (tentatif) sesuai dengan RPP yang disusun guru mata pelajaran Bahasa dan
kondisi). Sastra Indonesia di Kota Cimahi untuk identitas
mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dasar, dan indikator pencapaian kompetensi,
adalah lembar pengamatan /pedoman analisis data semuanya (100%) mencapai skor penilaian 5
angket berupa lembar penilaian dan lembar angket (sangat sesuai). Data penilaian untuk unsur lainnya
yang ditujukan kepada guru pengguna RPP yang dijabarkan pada penjelasan di bawah ini.
menjadi sampel penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan 2) Data Hasil Penilaian terhadap RPP yang
mengumpulkan angket dan dokumen berupa RPP Disusun Guru di Kota Cimahi
dari guru pengguna RPP di setiap sekolah yang
dijadikan sampel. Tabel 4.1. Perumusan Tujuan Pembelajaran
No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase
Analisis data dilakukan melalui langkah berikut: 1. Sangat 1
Tidak
(1) mengidentifikasi dokumen RPP; (2) sesuai
menganalisis isi RPP; (3) menganalisis angket; (4) 2. Tidak 2
memverifikasi data kesalahan dalam RPP dan Sesuai
mensinkronkan dengan data hasil angket untuk 3. Kurang 3 4 16,6%
dibuat simpulan. Simpulan akan dijadikan sebagai sesuai
4. Sesuai 4 20 83,3%
landasan untuk menyusun materi seminar. 5. Sangat 5
Sesuai

110
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

Melalui Tabel 4.1 dapat dicermati bahwa sejumlah RPP hanya mencantumkan garis besar
perumusan tujuan pembelajaran yang terdapat dari isi materi pembelajaran dan pengorganisasian
dalam RPP yang disusun guru secara keseluruhan materi ajar yang tidak runtut serta menyimpang
menunjukkan 16,6% kurang sesuai dan 83,3% dari SK/KD.
dalam kategori sesuai.
Tabel 4.4. Pemilihan Sumber/Media
Beberapa penjelasan atas kenyataan ini dapat Pembelajaran
ditelusuri dari analisis kualitatif terhadap isi tujuan No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase
pembelajaran yang terdapat dalam RPP. Isi 1. Sangat 1
Tidak
perumusan tujuan pembelajaran berkecenderungan Sesuai
baik disebabkan oleh bentuk dari RPP yang 2. Tidak 2
disusun guru di mayoritas sekolah memiliki Sesuai
kesamaan. RPP yang berkategori kurang sesuai 3. Kurang 3 5 20,8%
mengandung rumusan tujuan pembelajaran yang Sesuai
4. Sesuai 4 19 79,16%
memiliki makna ganda dan tidak mencerminkan 5. Sangat 5
hasil belajar. Sesuai

Tabel 4.2. Kesesuaian Materi Ajar dengan Pemilihan sumber atau media pembelajaran dalam
Tujuan dan Karakteristik Peserta Didik RPP menunjukkan sebanyak 79,16% berada dalam
No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase kategori sesuai, sdangkan 5% berada dalam
1. Sangat 1
kategori kurang sesuai. Kenyataan yang dapat
Tidak
sesuai dilihat dari kategori kurang sesuai karena
2. Tidak 2 sumber/media pembelajaaran yang dipilih kurang
Sesuai sesuai dengan tujuan pembelajaran, Standar
3. Kurang 3 12 50% Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Sesuai
4. Sesuai 4 12 50%
5. Sangat 5 Tabel 4.5. Kejelasan Skenario Pembelajaran
Sesuai No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase
1. Sangat 1
Tidak
Kesesuain materi ajar dengan tujuan dan Sesuai
karakteristik peserta didik secara keseluruhan 2. Tidak 2
mencapai 50% berada pada kategori sesuai dan Sesuai
50% berada pada kategori kurang sesuai. Terkait 3. Kurang 3 13 54,1%
dengan kenyataan itu, lebih lanjut dapat dicermati Sesuai
4. Sesuai 4 11 45,8%
bahwa terdapat kecenderungan yang sama di 5. Sangat 5
beberapa sekolah yang berkategori kurang sesuai, Sesuai
yaitu pengorganisasian materi ajar yang kurang
sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa. Tabel 4.5 menunjukkan tentang kejelasan skenario
pembelajaran yaitu sebanyak 54.1% berada pada
Tabel 4.3. Pengorganisasian Materi Ajar kategori kurang sesuai dan 45,8% berada pada
No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase kategori sesuai. Hal ini dikarenakan bahwa
1. Sangat 1
didapatnya data tentang penyusunan langkah-
Tidak
Sesuai langkah pembelajaran yang kurang mencerminkan
2. Tidak 2 strategi/metode dan alokasi yang sesuai dengan
Sesuai setiap tahap.
3. Kurang 3 21 87,5%
Sesuai
4. Sesuai 4 3 12,5% Tabel 4.6. Kerincincian Skenario Pembelajaran
5. Sangat 5 No. Kualitatif Kualitatif Jumlah Prosentase
Sesuai 1. Sangat 1
Tidak
Sesuai
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 87,5% 2. Tidak 2
pengorganisasian materi ajar yang terdapat dalam Sesuai
RPP yang disusun guru berkategori kurang sesuai 3. Kurang 3 10 41,6%
Sesuai
dan 12,5% berkategori sesuai. Pengorganisasian
4. Sesuai 4 14 58,3%
materi yang berkategori kurang sesuai karena

111
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

5. Sangat 5 Tabel 4.9. Data No. 1


Sesuai No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
1. Kejelasan perumusan Rumusan tujuan
Kerincian skenario pembelajaran seperti tercantum tujuan pembelajaran pembelajaran
pada tabel 4.6 di atas menunjukkan sebanyak (tidak menimbulkan sangat jelas (tidak
penafsiran ganda dan menimbulkan
58,3% berada pada kategori sesuai, sedangkan mengandung perilaku makna ganda).
kategori kurang sesuai mencapai 41,6%. Kategori hasil belajar)
kurang sesuai diindikasikan oleh penyusunan 2. Pemilihan materi ajar Materi
langkah-langkah pembelajaran menyimpang dari (sesuai dengan tujuan dan pembelajaran tidak
karakteristik peserta dicantumkan sama
materi pembelajaran yang harus disampaikan. didik) sekali.
3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian
Tabel 4.7. Kesesuaian Teknik dengan Tujuan ajar (keruntutan, materi ajar tidak
Pembelajaran sistematika materi dan jelas karena tidak
No. Kuantitatif Kualitatif Jumlah Prosentase kesesuaian dengan mencantumkan
1. Sangat 1 alokasi waktu) materi sama sekali
Tidak 4. Pemilihan sumber/media Menggunakan
Sesuai pembelajaran (sesuai media
2. Tidak 2 dengan tujuan, materi, pembelajaran yang
Sesuai dan karakteristik peserta sesuai. Sumber
3. Kurang 3 7 29,1% didik) pembelajaran
Sesuai hanya
4. Sesuai 4 17 70,8% menggunakan
5. Sangat 5 buku paket yang
Sesuai tersedia di sekolah,
tidak dilengkapi
sumber sebagai
Tabel 4.7 tentang kesesuaian teknik dengan tujuan pelengkap (untuk
pembelajaran pada umumnya sudah sesuai yaitu menambah
mencapai 70,8%, sedangkan kategori kurang /memperkaya
pengetahuan
sesuai hanya mencapai 29,1%. Kekurangsesuaian
siswa).
itu terlihat pada beberapa RPP yang disusun, yaitu 5. Kejelasan skenario Skenario
penggunaan teknik pembelajaran tidak sesuai pembelajaran (setiap pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran. langkah tercermin terlihat cukup
stategi/metode dan jelas, namun tidak
alokasi waktu pada setiap disertai dengan
Tabel 4.8. Kelengkapan Instrumen Penilaian tahap) pengaturan alokasi
No. Kualitatif Kuantitatif Jumlah Prosentase waktu yang
1. Sangat 1 terencana dengan
Tidak baik.
Sesuai 6. Kerincian skenario Skenario
2. Tidak 2 pembelajaran (setiap pembelajaran
Sesuai langkah tercermin terlihat jelas,
3. Kurang 3 12 50% strategi/metode dan mengandung
Sesuai alokasi waktu pada setiap eksplorasi,
4. Sesuai 4 12 50% tahap) elaborasi dan
5. Sangat 5 konfirmasi
Sesuai 7. Kesesuaian teknik dengan Penggunaan teknik
tujuan pembelajaran pembelajaran
Tabel 4.8 tentang kelengkapan instrumen (soal, sesuai dengan
kunci, pedoman penskoran) berada pada kategori tujuan
pembelajaran
sesuai dan kurang baik, masing-masing mencapai 8. Kelengkapan instrumen Instrumen
50%. Kesalahan yang terjadi di antaranya karena (soal, kunci, pedoman penilaian lengkap,
penskoran instrumen kurang jelas dan tidak rinci. penskoran) namun pedoman
penilaian kurang
sesuai dengan
3) Analisis RPP yang Ditulis Guru Bahasa
pencapaian hasil
Indonesia pembelajaran.

Berdasarkan data RPP yang disusun guru Bahasa Tabel 4.10. Data No. 2
Indonesia di Kota Cimahi terdapat beberapa No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
kesalahan. Kesalahan tersebut terangkum dalam 1. Kejelasan perumusan Rumusan tujuan
hasil analisis yang terdapat pada tabel di bawah ini. tujuan pembelajaran pembelajaran

112
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

(tidak menimbulkan sangat jelas (tidak 2. Pemilihan materi ajar Materi


penafsiran ganda dan menimbulkan (sesuai dengan tujuan dan pembelajran hanya
mengandung perilaku makna ganda). karakteristik peserta mencantumkan
hasil belajar) didik) pokok-pokoknya .
2. Pemilihan materi ajar Materi 3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian
(sesuai dengan tujuan dan pembelajaran ajar (keruntutan, materi ajar tidak
karakteristik peserta hanya sistematika materi dan terlihat
didik) mencantumkan kesesuaian dengan alokasi keruntutannya,
pokok-pokoknya. waktu) begitu juga
3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian sistematika dan
ajar (keruntutan, materi ajar tidak alokasi waktunya.
sistematika materi dan terlihat 4. Pemilihan sumber/media Menggunakan
kesesuaian dengan keruntutannya, pembelajaran (sesuai media
alokasi waktu) begitu juga dengan tujuan, materi, pembelajaran yang
sistematika dan dan karakteristik peserta sesuai. Sumber
alokasi waktunya. didik) pembelajaran
4. Pemilihan sumber/media Menggunakan hanya
pembelajaran (sesuai media menggunakan
dengan tujuan, materi, pembelajaran yang buku paket yang
dan karakteristik peserta sesuai. Sumber tersedia di
didik) pembelajaran sekolah, tidak
hanya dilengkapi sumber
menggunakan sebagai pelengkap
buku paket yang (untuk menambah
tersedia di sekolah, /memperkaya
tidak dilengkapi pengetahuan
sumber sebagai siswa).
pelengkap (untuk 5. Kejelasan skenario Skenario
menambah pembelaajaran (setiap pembelajaran
/memperkaya langkah tercermin terlihat jelas, tidak
pengetahuan stategi/metode dan alokasi disertai dengan
siswa). waktu pada setiap tahap) pengaturan alokasi
5. Kejelasan skenario Skenario waktu yang
pembelaajaran (setiap pembelajaran terencana dengan
langkah tercermin terlihat cukup baik.
stategi/metode dan jelas, namun tidak 6. Kerincian skenario Langkah dalam
alokasi waktu pada setiap disertai dengan pembelajaran (setiap skenario
tahap) pengaturan alokasi langkah tercermin pembelajaran
waktu yang strategi/metode dan tidak rinci. Tidak
terencana dengan alokasi waktu pada setiap mencerminkan
baik. tahap) metode /startegi
6. Kerincian skenario Skenario pembelajaran yang
pembelajaran (setiap pembelajaran digunakan.
langkah tercermin terlihat jelas, Meskipun
strategi/metode dan mengandung mengandung tahap
alokasi waktu pada setiap eksplorasi, eksplorasi,
tahap) elaborasi dan elaborasi dan
konfirmasi yang konfirmassi
jelas setiap tahap namun isinya
7. Kesesuaian teknik dengan Teknik tidak sesuai
tujuan pembelajaran pembelajaran tidak dengan tahap-
sesuai dengan tahap tersebut.
tujuan 7. Kesesuaian teknik dengan Teknik
pembelajaran tujuan pembelajaran pembelajaran
8. Kelengkapan instrumen Instrumen evaluasi tidak sesuai
(soal, kunci, pedoman lengkap dengan tujuan
penskoran) pembelajaran
8. Kelengkapan instrumen Instrumen evaluasi
(soal, kunci, pedoman lengkap, namun
Tabel 4.11. Data No. 3 penskoran) kurang jelas dalam
No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
menyusun
1. Kejelasan perumusan Rumusan tujuan pedoman
tujuan pembelajaran pembelajaran penskoran/menent
(tidak menimbulkan sangat jelas (tidak ukan aspek-aspek
penafsiran ganda dan menimbulkan penilaian sebuah
mengandung perilaku makna ganda). tulisan yang
hasil belajar) berbentuk laporan.

113
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

Tabel 4.12. Data No. 4 penskoran) kurang jelas dalam


No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis menyusun
1. Kejelasan perumusan Rumusan tujuan pedoman
tujuan pembelajaran pembelajaran penskoran/menent
(tidak menimbulkan sangat jelas (tidak ukan aspek-aspek
penafsiran ganda dan menimbulkan penilaian sebuah
mengandung perilaku makna ganda). tulisan yang
hasil belajar) berbentuk laporan.
2. Pemilihan materi ajar Materi
(sesuai dengan tujuan dan pembelajran hanya Tabel 4.13. Data No. 5
karakteristik peserta mencantumkan No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
didik) pokok-pokoknya. 1. Kejelasan perumusan Tujuan pembelajaran
3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
ajar (keruntutan, materi ajar tidak (tidak menimbulkan jelas (tanpa
sistematika materi dan terlihat penafsiran ganda dan menimbulkan
kesesuaian dengan alokasi keruntutannya, mengandung perilaku penafsiran ganda)
waktu) begitu juga hasil belajar)
sistematika dan 2. Pemilihan materi ajar Materi pembelajaran
alokasi waktunya. (sesuai dengan tujuan tidak dicantumkan
4. Pemilihan sumber/media Mneggunakan dan karakteristik peserta sehingga tidak
pembelajaran (sesuai media didik) terlihat
dengan tujuan, materi, pembelajaran yang kesesuaiannya
dan karakteristik peserta sesuai. Sumber dengan tujuan dan
didik) pembelajaran karakteristik siswa
hanya 3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian
menggunakan ajar (keruntutan, materi ajar tidak
buku paket yang sistematika materi dan terlihat
tersedia di kesesuaian dengan keruntutannya.
sekolah, tidak alokasi waktu) Demikian juga
dilengkapi sumber sistematika dan
sebagai pelengkap kesesuainnya dengan
(untuk menambah alokasi waktu
/memperkaya 4. Pemilihan sumber/media Tidak sesuai dengan
pengetahuan pembelajaran (sesuai tujuan pembelajaran.
siswa). dengan tujuan, materi, Tidak mengandung
5. Kejelasan skenario Skenario dan karakteristik peserta sumber bacaan yang
pembelaajaran (setiap pembelajaran didik) lengkap untuk
langkah tercermin terlihat jelas, tidak memperkaya
stategi/metode dan alokasi disertai dengan pengetahuan siswa
waktu pada setiap tahap) pengaturan alokasi 5. Kejelasan skenario Skenario
waktu yang pembelaajaran (setiap pembelajaran cukup
terencana dengan langkah tercermin jelas (terdapatnya
baik. stategi/metode dan langkah eksplorasi,
6. Kerincian skenario Langkah dalam alokasi waktu pada setiap elaborasi dan
pembelajaran (setiap skenario tahap) konfirmasi)
langkah tercermin pembelajaran meskipun tidak
strategi/metode dan tidak rinci. Tidak disesuaikan dengan
alokasi waktu pada setiap mencerminkan alokasi waktu
tahap) metode /strategi 6. Kerincian skenario Skenario
pembelajaran yang pembelajaran (setiap pembelajran tidak
digunakan. langkah tercermin terlalu rinci, hanya
Meskipun strategi/metode dan kegiatan pokok saja
mengandung tahap alokasi waktu pada setiap yang dijelaskan.
eksplorasi, tahap)
elaborasi dan 7. Kesesuaian teknik Penggunaan teknik
konfirmassi dengan tujuan pembelajaran sesuai
namun isinya pembelajaran sesuai dengan tujuan
tidak sesuai pembelajaran
dengan tahap- 8. Kelengkapan instrumen Instrumen penilaian
tahap tersebut. (soal, kunci, pedoman tidak sesuai dengan
7. Kesesuaian teknik dengan Teknik penskoran) tujuan pembelajaran.
tujuan pembelajaran pembelajaran
tidak sesuai Tabel 4.14. Data No. 6
dengan tujuan No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
pembelajaran 1. Kejelasan perumusan Perumusan indikator
8. Kelengkapan instrumen Instrumen evaluasi tujuan pembelajaran dan tujuan
(soal, kunci, pedoman lengkap, namun

114
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

(tidak menimbulkan pembelajaran tidak tahap) SK/KD


penafsiran ganda dan sesuai dengan 7. Kesesuaian teknik dengan Tidak sesuai
mengandung perilaku SK/KD tujuan pembelajaran dengan tujuan
hasil belajar) pembelajaran
2. Pemilihan materi ajar Pengorganisasian 8. Kelengkapan instrumen Penskoran
(sesuai dengan tujuan materi ajar kurang (soal, kunci, pedoman instrumen kurang
dan karakteristik peserta runtut penskoran) jelas dan tidak
didik) rinci
3. Pengorganisasian materi Pengorganisasian
ajar (keruntutan, materi ajar tidak Tabel 4.16. Data No. 8
sistematika materi dan runtut No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis
kesesuaian dengan 1. Kejelasan perumusan Kurang runtut dan
alokasi waktu) tujuan pembelajaran tidak
4. Pemilihan sumber/media Tidak sesuai dengan (tidak menimbulkan mencerminkan
pembelajaran (sesuai tujuan pembelajaran penafsiran ganda dan tujuan
dengan tujuan, materi, mengandung perilaku pembelajaran
dan karakteristik peserta hasil belajar)
didik) 2. Pemilihan materi ajar Tidak
5. Kejelasan skenario Langkah-langkah (sesuai dengan tujuan dan mencantumkan
pembelaajaran (setiap pembelajaran karakteristik peserta materi ajar secara
langkah tercermin menyimpang dari didik) lengkap
stategi/metode dan materi pembelajaran 3. Pengorganisasian materi Tidak
alokasi waktu pada setiap dan SKKD ajar (keruntutan, mencantumkan
tahap) sistematika materi dan materi ajar secara
6. Kerincian skenario Langkah-langkah kesesuaian dengan alokasi lengkap
pembelajaran (setiap pembelajaran waktu)
langkah tercermin menyimpang dari 4. Pemilihan sumber/media Tidak sesuai
strategi/metode dan materi pembelajaran pembelajaran (sesuai dengan tujuan
alokasi waktu pada setiap dan SKKD dengan tujuan, materi, dan pembelajaran
tahap) karakteristik peserta
7. Kesesuaian teknik Tidak sesuai dengan didik)
dengan tujuan tujuan pembelajaran 5. Kejelasan skenario Antara kegiatan
pembelajaran pembelaajaran (setiap awal, inti, dan
8. Kelengkapan instrumen Penskoran instrumen langkah tercermin akhir tidak sinergi
(soal, kunci, pedoman penilaian kurang stategi/metode dan alokasi
penskoran) jelas dan tidak rinci waktu pada setiap tahap)

Tabel 4.15. Data No. 7 6. Kerincian skenario Skenario tidak


No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis pembelajaran (setiap rinci dan tidak
1. Kejelasan perumusan Kurang jelas dan langkah tercermin terlihat alokasi
tujuan pembelajaran (tidak tidak runtut strategi/metode dan waktu yang jelas
menimbulkan penafsiran alokasi waktu pada setiap
ganda dan mengandung tahap)
perilaku hasil belajar) 7. Kesesuaian teknik dengan Tidak sesuai
2. Pemilihan materi ajar Tidak tujuan pembelajaran dengan tujuan
(sesuai dengan tujuan dan mencantumkan pembelajaran
karakteristik peserta didik) materi ajar 8. Kelengkapan instrumen Penskoran
3. Pengorganisasian materi Tidak (soal, kunci, pedoman instrumen kurang
ajar (keruntutan, mencantumkan penskoran) jelas dan tidak
sistematika materi dan materi ajar meggambarkan
kesesuaian dengan alokasi hasil belajar.
waktu)
4. Pemilihan sumber/media Tidak sesuai Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
pembelajaran (sesuai dengan tujuan
diindentifikasi kesalahan-kesalahan yang terdapat
dengan tujuan, materi, dan pembelajaran
karakteristik peserta didik) dalam RPP yang ditulis responden. Kesalahan
5. Kejelasan skenario Antara kegiatan tersebut mayoritas dalam aspek berikut: 1) materi
pembelaajaran (setiap awal, inti, dan pembelajaran disajikan dalam pokok-pokoknya
langkah tercermin akhir tidak sinergi saja, bahkan ada RPP yang tidak mendeskripsikan
stategi/metode dan alokasi
waktu pada setiap tahap) materi pembelajaran sama sekali; 2) Organisasi
6. Kerincian skenario Langkah-langkah materi ajar tidak mengandung syarat penyusunan
pembelajaran (setiap pembelajaran materi ajar dalam sebuah RPP; 3) skenario
langkah tercermin menyimpang dari pembelajran belum sepenuhnya mencerminkan
strategi/metode dan materi
kegiatan yang akan dilaksanakan di kelas secara
alokasi waktu pada setiap pembelajaran dan
runtut, sistematis dan sesuai dengan alokasi waktu

115
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

yang direncanakan; 4) aspek eksplorasi, elaborasi, sepenuhya dibuat sesuai dengan tujuan
dan konfirmasi belum sepenuhnya dapat pembelajaran. Demikian juga kelengkapan dalam
dijabarkan dengan tepat; 5) teknik pembelajaran pedoman dan penentuan aspek yang dinilai.
yang digunakan belum sepenuhnya sesuai dengan
tujuan pembelajaran; 6) instrumen penilaian belum

4) Sikap Guru terhadap Penyusunan RPP

Tabel 4. 17. Hasil Angket terhadap Guru


Jawaban
Sangat Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat
No. Bentuk Tanggapan Guru Setuju f(%) f(%) f(%) Tidak
f (%) Setuju
f(%)
1. Kesan pertama saya beranggapan bahwa 100%
membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) itu sulit
2. Membuat Rencana Pelaksanaan 8,33% 87,5%
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
bahasa Indonesia merupakan hal baru bagi
saya
3. Saya menganggap bahwa pembuatan 66,6% 33,3%
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran Bahasa Indonesia itu
penting bagi saya karena untuk
mengarahkan/mempersiapkan kegiatan
proses belajar peserta didik dalam upaya
mencapai KD
4. Saya merasa terbantu dengan pembuatan `54,1% 45,8%
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum
diterapkan dalam proses pembelajaran
5. Dengan membuat Rencana Pelaksanaan 100%
Pembelajaran (RPP) menjadikan
pelaksanaan pembelajaran lebih menarik
dan terarah
6. Dengan membuat Rencana Pelaksanaan 25% 75%
Pembelajaran (RPP) menambah semangat
mengajar buat saya
7. Saya mengalami banyak kendala dalam 95,8% 4,16%
membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
8. Saya bertanya kepada teman guru bahasa 100%
Indonesia lainya, ketika mendapat kendala
dalam membuat RPP mata pelajaran
bahasa Indonesia
9. Dengan membuat RPP, saya menjadi guru 8,3% 91,6%
yang lebih kreatif karena memberi
wawasan bagi saya dalam mempersiapkan
proses pembelajaran

Berdasarkan data dalam tabel di atas, diketahui Hal ini berarti bahwa responden sangat menyadari
bahwa 100% responden menjawab bahwa bahwa RPP penting dalam peroses pembelajaran.
menyusun RPP itu sulit. Hal itu menandakan Hal itu berkaitan dengan pertanyaan selanjutnya
bahwa responden masih memerlukan pembinaan tentang RPP yang dapat membantu kelancaran
dan penambahan pengetahuan tentang menyusun proses pembelajaran yang menjawab sangat setuju
RPP yang baik. Pertanyaan tentang penyusunan 54, 1% dan setuju 45,9%. Demikian juga tentang
RPP merupaka pengalaman yang baru, dijawab pertanyaan bahwa adanya RPP dapat menjadikan
responden sebanyak 87,5% tidak setuju dan 8,33% pembelajaran lebih menarik yang menjawab sangat
menjawab setuju. Hal ini berarti bahwa mayoritas setuju sebanyak 100%. Tentang pengaruh RPP
responden sudah memiliki pengalaman dalam dapat menambah semangat mengajar bagi guru
menyusun RPP. Pertanyaan tentang pentingnya yang menjawab sangat setuju 25%, dan menjawab
menyusun RPP dalam mengarahkan proses setuju 75%. Hal itu diperkuat dengan pertanyaan
pembelajaran dijawab sangat setuju sebanyak tentang bertambahnya kekreatifan guru karena
66,6% dan setuju sebanyak 33,4%. menyusun RPP yang menjawab sangat setuju 8,3%

116
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

dan yang menjawab setuju sebanyak 91,7%. 6. Rencana yang menggambarkan prosedur dan
Responden yang menjawab pertanyaan tentang manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar yang diterapkan
banyaknya kendala dalam menyusun RPP 7. Rencana dalam pra pelaksanaan pembelajaran
sebanyak 95,8% setuju, dan 4,16% tidak setuju. 8. Sebuah rencana pembelajaran yang terarah
Jawaban tersebut sangat berkaitan dengan
pertanyaan nomor satu yaitu tentang sulitnya Jawaban atas pertanyaan tentang pengertian RPP di
menyusun RPP yang dijawab 100% setuju. atas menunjukkan bahwa responden (guru) pada
Pertanyaan tentang bertanya kepada teman jika umumnya sudah paham terhadap pengertian dan
menghadapi kendala pada saat menyusun RPP, makna yang terkandung dalam sebuah Rencana
100% responden menjawab setuju. Pelaksanaan Pembelajaran meskipun di antaranya
konsep tersebut disampaikan dengan sederhana.
Sikap-sikap tentang pentingnya menyusun sebuah
RPP sebagai persiapan dalam proses pembelajaran b) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang menduduki posisi persentase tinggi tersebut
menandakan bahwa responden memiliki sikap Berkaitan dengan pernah tidaknya responden
yang baik terhadap penyusunan RPP. Responden membuat RPP, semua responden menjawab
memiliki kesadaran dan berkemauan tinggi untuk pernah. Hal itu berarti responden sudah memiliki
mempersiapkan RPP sebelum mengajar meskipun pengalaman dalam menyusun RPP sehingga
sering menghadapi kendala. Usaha mereka dengan kemungkinan mereka dapat mengetahui kendala
bertanya kepada teman sejawat jika memiliki yang dihadapi pada saat menyusun RPP.
kendala pada saat menyusun RPP merupakan
sebuah sikap yang baik dan perlu difasilitasi. c) Kendala yang ditemukan pada saat menyusun
RPP
5) Faktor Penyebab Kesulitan Guru dalam
Menyusun RPP Pertanyaan nomor tiga berbunyi: “Kendala-kendala
apa sajakah yang Bapak/ibu temukan dalam
Untuk mengambil data yag berkaitan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
faktor-faktor penyebab guru mengalami kesulitan (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia?
dalam menyusun RPP terdiri atas tujuh pertanyaan. Responden menjawab pertanyaan ini bervariasi.
Empat pertanyaan sebagai pertanyaan utama, yaitu Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
pertanyaan nomor 3, 4, 5, dan 6. Pertanyaan nomor
1, 2, dan 7 merupakan pertanyaan pendukung Tabel 4. 19. Kendala Menyusun RPP
terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan utama. No. Uraian Jawaban
Data yang diperoleh atas pertanyaan tersebut 1. 1. Menentukan teknik yang tepat yang sesuai
kemudian disimpulkan sebagai faktor penyebab dengan materi pembelajaran
kesulitan guru dalam menyusun RPP. Berikut data 2. Merencanakan kegiatan inti yang mencakup
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
lengkap yang diperoleh. 2. Kepercayaan, ketekunan, dan keberanian peserta
didik.
Pertanyaan nomor satu berbunyi: “Menurut Bapak/ 3. Kepercayaan, ketekunan, dan keberanian peserta
Ibu apa yang dimaksud dengan Rencana didik.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ?” Responden 4. Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan
bahan ajar.
memberikan jawaban yang bervariasi atas 5. Kepercayaan, ketekunan, dan keberanian peserta
pertanyaan tersebut. Berikut data lengkapnya. didik.
6. Kepercayaan, ketekunan, dan keberanian peserta
a) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran didik.
7. Kepercayaan, ketekunan, dan keberanian peserta
didik.
Tabel.4. 18. Pengertian Rencana Pelaksanaan 8. Kekurangtahuan syarat RPP yang baik.
Pembelajaran
No. Uraian Jawaban Guru Data di atas menunjukkan bahwa responden
1. RPP adalah sebuah skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas. mengalami kendala dalam menyusun RPP
2. Untuk mempermudah proses pembelajaran mayoritas pada menentukan kepercayaan,
3. Untuk mempermudah proses pembelajaran ketekunan, dan keberanian peserta didik.
4. Rancangan atau desain pembelajaran yang Pernyataan tersebut sangat berkaitan dengan
memungkinkan terarahnya pembelajaran sesuai
tujuan
kekurangpahaman guru dalam menyusun
5. Untuk mempermudah proses pembelajaran teknik/metode pembelajaran yang dapat menggali

117
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

rasa percaya diri siswa sehingga mereka aktif pada RPP sesuai dengan ketentuan permendiknas no. 41
saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tahun 2007.
dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa
responden mengalami kesulitan dalam menentukan g) Kebermanfaaatan Menyusun RPP
metode/teknik pembelajaran seperti halnya dua
jawaban responden lain yang secara tersurat Pertanyaan tentang kemanfaatan menyusun RPP
mengemukakan kesulitan dalam menentukan dalam melaksanakan proses pembelajaran semua
metode dan teknik, sedangkan satu jawaban responden menjawab sangat bermanfaat. Hal itu
resonden yang lain mengemukakan menunjukkan bahwa responden memiliki
kekurangtahuannya para syarat yang baik untuk kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
menyusun sebuah RPP. menyusun RPP.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa
d) Langkah-langkah Menyusun RPP faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan guru
dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut: 1)
Langkah-langkah yang dilakukan responden dalam ketidaktahuan responden terhadap eksistensi
menyusun RPP cenderung menjawab hanya pada permendiknas no. 41 tahun 2007; 2)
menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. kekurangpahaman responden tentang teori
Para responden tidak menyampaikan langkah- (pedoman) penyusunan RPP.
langkah penyusunan RPP secara lengkap padahal
menyusun RPP bukan hanya menentukan indikator 2. Pembahasan Hasil Penelitian
dan tujuan pembelajaran saja. Masih banyak
langkah yang seharusnya dilakukan pada saat Kekurangsesuaian isi RPP yang disusun guru
menyusun RPP. Bahasa Indonesia dengan permendiknas nomor 41
tahun 2007 mencakup tujuh komponen, yaitu pada
Hal itu menunjukkan ketidakpahaman responden penetapan tujuan pembelajaran sebanyak 16,6%;
tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam penyajian materi ajar 50%; organisasi materi ajar
menyusun RPP. Hal itu tergambar dari jumlah 87,5%; kejelasan skenario pembelajaran 54,1%;
responden yang tepat menjawabnya, responden kerincian skenario pembelajaran 41,6%,
lainnya tidak menjawab sesuai dengan yang kesesuaian teknik pembelajaran 29,1%, dan
diharapkan. kelengkapan instrumen penilaian sebanyak 50%.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa responden
e) Cara Menentukan Indikator dan Tujuan belum mampu menyusun RPP yang sesuai dengan
Pembelajaran permendiknas nomor 41 tahun 2007. Komponen
RPP yang disusun yang sudah sesuai dengan
Cara yang dilakukan responden dalam menentukan kehendak permendiknas tersebut hanya pada
indikator dan tujuan pembelajaran dalam RPP komponen identitas mata pelajaran dan penulisan
hanya dua responden yang tepat (sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
teori). Responden yang lain mengemukakan Kesesuaian tersebut dikarenakan penulisan
bervariasi. Kevariasian itu kurang mendukung inti komponen itu hanya memindahkan dari fakta dan
pokok persolan yang ditanyakan. Hal itu isi kurikulum yang sudah ada.
menunjukkan kekurangpahaman responden dalam
menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Kenyataan atas hasil analisis data di atas tidak
sesuai dengan kualifikasi yang harus dimiliki oleh
f) Bagian RPP yang sulit Dijabarkan seorang guru profesional, sebagaimana
dikemukakan Tilaar (2002: 89) bahwa seorang
Pertanyaan nomor enam berisi tentang bagian RPP guru profesional harus menguasai falsafah
yang sulit dijabarkan oleh responden. Responden pendidikan nasional, menguasai pengetahuan yang
mengemukakan bahwa bagian RPP yang sulit luas khususnya bahan pelajaran yang akan
dijabarkan adalah bagian inti, yaitu dalam disampaikan kepada peserta didik, serta memiliki
menyusun langkah-langkah eksplorasi, elaborasi kemampuan teknis dalam penyusunan program
dan konfirmasi. pengajaran dan melaksanakannya.

Kekurangpahaman mereka dalam menjabarkan Data tentang ketidaksesuaian antara RPP yang
bagian tersebut mengindikasikan kurangnya disusun guru dengan permendiknas nomor 41
pengetahuan yang cukup tentang teori penyusunan tahun 2007 merupakan juga data kesalahan yang

118
P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

dilakukan guru pada saat menyusun RPP, yaitu guru. Sanjaya (2009: 50) mengemukakan bahwa
pada penyusunan tujuan pembelajaran, penyajian guru memegang peran penting dalam proses
materi ajar dan organisasinya, kejelasan dan pembelajaran.
kerincian skenario pembelajaran, kesesuaian teknik
dan kelengkapan instrumen penilaian. Kesalahan D. KESIMPULAN
guru dalam menyusun aspek-aspek tersebut belum
dikategorikan sebagai guru profesional, Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik
sebagaimana dikemukakan Tilaar (2002: 89) beberapa simpulan penelitian sebagai berikut.
bahwa seorang guru profesional dapat mengadakan 1. RPP yang disusun responden banyak
evaluasi di dalam proses belajar mengajar dan mengandung ketidaksesuain dengan isi
membimbing peserta didik untuk mencapai permendiknas nomor 41 tahun 2007 dalam
program belajar dan mengajar. komponen perumusan tujuan pembelajaran;
penyajian materi ajar dan organisasinya;
Ketidaksesuaian dalam pengorganisasian bahan kejelasan dan kerincian skenario pembelajaran;
ajar mencapai perolehan prosentase tertinggi yaitu kesesuain teknik/metode pembelajran, dan
87,5%. Hal itu menunjukkan bahwa responden kelengkapan instrumen penilaian.
belum memahami sepenuhnya tentang penyusunan 2. Kesalahan yang terdapat dalam RPP yang
bahan ajar. Hanafiah dan Suhana (2009: 31) disusun responden berhubungan dengan
mengemukakan bahwa penyajian bahan ajar dapat komponen yang dijelaskan dalam poin 1 di atas.
dilakukan melalui seluen kronologis, kausal, 3. Responden memiliki sikap positif terhadap
struktural. Logis, psikologis, spiral, dll. Tanpa penyusunan RPP sehingga diperelukan
penyajian bahan ajar dalam sebuah RPP pembinaan dan dorongan untuk meningkatkan
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian kemampuan mereka.
serius. 4. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan
responden pada penyusunan RPP disebabakan
Sekaitan dengan sikap guru terhadap penyusunan kekurangmampuan mereka dalam bidang
RPP dengan menganggap bahwa menyusun RPP pengtahuan (kognitif) teori penyusunan RPP
itu sulit dengan jawaban rresponden sebanyak sesuai tuntutan permendiknas nomor 41 tahun
100%, juga atas jawaban terhadap bukan hal yang 2007.
baru dalam menyusun RPP sebanyak 87,5%,
pentingnya menyusun RPP 66,6%; RPP dapat E. DAFTAR PUSTAKA
membantu proses pembelajaran yang dijawab
sebanyak 54,1%; RPP dapat menjadi pemicu Brown, D. 2008. Prinsip Pembelajaran dan
pembelajaran menjadi menarik dijawab 100%; Pengajaran Bahasa. Terjemahan.
RPP dapat menjadi penyemangat guru dalam Jakarta:Kedutaan Besar Amerika Serikat.
mengajar 75%; RPP dapat meningkatkan Creswell, J.W. 2010. Research Design.
kreatifitas guru 91%; serta selalu mengalami Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
kendala pada saat menyusun RPP dijawab 95% Mixed. Terjemahan. Jogjakarta:
maka hal itu menandakan bahwa mayoritas Pustaka Pelajar
responden memiliki sikap positif terhadap
penyusunan RPP. Atas kenyataan itu maka perlu Depdiknas (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun
diadakan pembinaan agar kemampuan mereka 2007 tentang Standar Proses: Jakarta:
dalam menyusun RPP menjadi lebih baik. Depdiknas.
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang SNP pasal 20.
Faktor penyebab kesulitan responden dalam Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembeljaran
menyusun RPP dikarenakan mereka kurang Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
memiliki kemampuan kognitif terhadap teori Jakarta: Kencana.
penyusunan komponen RPP yang sesuai Tilaar. H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan
permendiknas nomor 41 tahun 2007. Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Kekurangmampuan terhadap teori itu tergambar
dalam memilih metode/teknik pembelajaran. Hal
itu berkaitan dengan kekurangmampuan mereka
dalam menyusun langkah-langkah/skenario
pembelajaran yang semestinya dikuasai seorang

119

Anda mungkin juga menyukai