BIOKIMIA
1. INDRA PENGLIHAT
A. Kornea
Lapisan tenggah kornea terdiri dari serat kolagen dan fibrolast, dan permukaan dalamnya
adalah epitel selapis gepeng. Bagian tengah dari kornea menerima oksigen dari udara. Di
dalam kornea terdapat keratin sulfat dan dermatin sulfat. Mereka merupakan proteoglikan
yang terletak diantara serat-serat kolagen dan berperan penting dalan transparansi kornea.
Sklera yang berwarna putih adalah lapisan jaringan ikat tebal yang terbuat sebagian besar
dari kolagen dan fibroblast. Sclera menutupi seluruh bola mata kecuali kornea. (tortora GJ,
2009)
B. Aqueous Humor
Di bentuk oleh kapiler di badan siliaris, mengalir ke anterior melalui pupil, dan direabsorbsi
oleh kanal schlemm di pertemuan iris dan kornea. Aqueous humor mengisi rongga anterior
bola mata. Aqueous humor normal terdiri dari:
Air 99,9% dan solid 0,1% yang termasuk protein (koloid).
Karena adanya barrier pada aqueous humor (5-16 mg%) lebih sedikit dari pada
kadar protein plasma (6-7 gm%). Akan tetapi, saat terjadi inflamasi uvea
(iridosiklitis), barrier darah aqueous rusak dan kadar protein aqueous meningkat
(plasmoid aqueous)
Komponen asam amino pada aqueous humor adalah 5 mg/kg air
Komponen non koloid: glukosa 6 mmol/kg air, urea 7 mmol/ kg air, askorbat 0,9
mmol/kg air, asam laktat 7,4 mmol/kg air, Cl-10 mmol/kg air, HCO3-34 mmol/kg
air.
Oksigen terdapat pada aqueous dalam keadaan terlarut
Komposisi aqueous humor pada ruang anterior berbeda dengan aqueous humor di ruang
posterior karena pertukaran metabolic. Perbedaan utamanya adalah:
Vitamin A terdapat dalam sitoplasma sel batang dan dalam lapisan pigmen retina. Dengan
demikian, vitamin A normalnya selalu tersedia untuk membentuk retinal ketika
dibutuhkan. Akan tetapi, ketika terdapat retinal berlebih dalam retina, itu akan dikonversi
kembali menjadi vitamin A, sehingga mengurangi jumlah pigmen sensitive cahaya dalam
retina. Tanpa vitamin A, jumlah retinal dan rhodopsin yang dapat dibentuk sangat
berkurang. Hal ini menyebabkan kebutaan malam hari karena jumlah cahaya yang tersedia
pada malam hari sangat sedikit untuk dapat menimbulkan penglihatan yang adekuat.
(guyton AC, 2000)
Metabolisme Mata
Mata terdiri dari sel-sel yang mentransmisikan atau memfokuskan cahaya dan sel-sel ini
tidak bias diisi dengan struktur yang tebal, seperti mitokondria atau pembuluh kapiler yang
tebal. Epitel kornea membuat sebagian besar dari ATPnya secara aerobik dari
mitokondrianya yang sedikit tetapi masih memetabolisme beberapa glukosa secara
anaerobik. Oksigen diambil dengan difusi dari udara. Lensa mata terdiri dari serat-serat
yang harus tetap refraksi ganda untuk mentransmisikan dan memfokuskan cahaya, jadi
mitokondria hampir tidak ada. Sejumlah kecil ATP yang dibutuhkan (untuk keseimbangan
ion) dapat dibuat dari glikolisis anaerobik walaupun produksi energy rendah. Lensa dapat
mengambil glukosa dan melepaskan laktat ke dalam badan vitreus dan aqueous humor. Itu
tidak memerlukan oksigen dan pembuluh darah. (C, 2009)
A. Kornea
Lapisan kornea yang paling aktif metabolismenya adalah epitel dan endotel. Seperti
jaringan lainnya, epitel dapat memetabolisme glukosa baik secara aerobik maupun dan
anaerobik menjadi karbon dioksida, air, dan asam laktat. Dengan demikian, dalam kondisi
anaerobik, asam laktat berakumulasi di kornea. (AK., 2007)
B. Lensa
Lensa membutuhkan pasokan energy (ATP) terus-menerus untuk transport aktif ion-ion
dan asam-asam amino, menjaga dehidrasi lensa, dan untuk sintesis protein dan glutation
terus-menerus. Sebagian besar produksi energy digunakan di epitel yang merupakan
tempat utama dari semua proses transport aktif. Hanya 10-20% ATP yang dihasilkan
digunakan untuk sintesis protein. Lensa kristalin sebagai struktur yang avaskular dependen
untuk metabolismenya dalam pertukaran zat kimia dengan aqueous humor.
Glukosa sangat penting untuk kegiatan normal lensa. Aktivitas metabolic lensa sebagian
besar terbatas pada epitel dan korteks. Di dalam lensa, 80% glukosa dimetabolisme secara
anaerobik oleh jalur glikolisis, 15% oleh jalur pentose heksosa monofosfat
(HMP) shunt dan sebagian kecil melalui siklus asam sitran Kreb’s oksidatif. Jalur sorbitol
relative tidak signifikan dalam lensa normal, tetapi ini sangat penting dalam produksi
katarak pada pasien diabetes dan galaktosemia. (AK., 2007)
2. INDERA PENDENGARAN
Dipersyarafi syaraf kranial viii (oktavus) yg bercabang dua yaitu: syaraf auditorius
(pendengaran) & syaraf vestibularis (keseimbangan)
Bunyi merupakan vibrasi (getaran) di uadara yg hanya dpt di dengar oleh telinga manusia
antara 20 – 20.000 hertz
Vibrasi berjalan melalui udara sekitar 1,238 km/jam
Manusia mempunyai kekuatan individu utk mempersepsi suara
Persepsi manusia thd suara keras tgt: amplitudo, suara tinggi tgt frekuensi, kualitas
bunyi/timbre berkaitan erat dgn kompleksitas vibrasi
Secara anatomi telinga terbagi atas 3 bagian: telinga luar, telinga tengah, telinga dalam
Telinga luar tdd: daun telinga (pinna auricularis, tunggal = pinnae auriculares, jamak) yg
berfungsi menangkap & mengarahkan gelombang suara, lorong (liang) telinga (eksternal
auditory meatus) yg mengandung rambut halus & kelenjar lilin (minyak = sebaseus),
gendang telinga (membran tympani)
Getaran pd membrana tympani akan diteruskan oleh osikula auditiva menuju sel
pendengaran (organ corti)
Telinga tengah tdd: tulang pendengaran mis (maleus, inkus, stapes) atau malas martil,
landasan, sanggurdi.
Telinga dalam tdd 2 ruangan yang berhubungan satu dgn lainnya ruang yg tdk teratur
labyrint (oseosa), rumah siput & kanalis semisirkularis & labyrint membranicus (sakula,
otrikula & 3 buah saluran rumah siput skala vestibularis, duktus kokhlearis, skala tympani
Bunyi dpt di dengar manusia melalui transmisi getaran bunyi yg tdd:
1. Transmisi udara (aerotymponal) > sumber suara getarkan udara > daun telinga >lubang
telinga > mem-brana tympani > bergetar > osicula auditiva > perylimph > membran basalis
bergetar > organ corti bergetar > syaraf auditorius > bunyi
2. Transmisi tulang (craniotymponal) > getaran berjalan melalui penghantar tulang >
getaran sumber suara > menggetarkan tulang kepala > menggetarkan perylimph pada skala
vestibuli > skala tympani > penghantaran udara
Penghantaran melalui tlg dpt dilakukan dgn percobaaan rine, sdgkan penghantaran bunyi
melalui tlg kmd dilan-jutkan melalui udara dpt dilakukan dgn percobaan weber
Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tmbh usia makin berkurang daya tangkap
suara atau bunyi yg dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/dtk
Bila intensitas suara hanya 60 db (desibel), maka batas frekuensi suara adalah 500 – 15.000
siklus/dtk, bila 20 db maka batas frekuensi suara adalah 70 – 15.000 siklus/dtk serta suara
yg kuat & keras batas frekuensi adalah 30 – 20.000 siklus/dtk dpt dicapai
Lorong telinga mengandung rambut-2 halus & kelenjar lilin/minyak
Rambut-2 halus melindungi lorong telinga dari kotoran/debu atau hewan kecil, sementara
kelenjar lilin bila bercampur dgn kotoran akan membentuk suatu materi yg lunak & mdh
dibersihkan dgn cotton bud
Kelenjar minyak mempunyai 3 jenis: padat, semipadat & encer
Padat agak sulit dibersihkan, dgn bantuan alkohol 70% akan larut, semipadat paling mudah
dibersihkan sedangkan cair akan menggangu pergaulan
Membran tympani berfungsi sebagai penerima gelombang suara
Tulang pendengaran tdd mis (maleus, inkus, stapes) atau malas = martil, landasan,
sanggurdi
Pada kokhlea terdapat membrana kanalis semisirkularis posterior, superior & lateralis serta
saluran (duktus) kokhlearis (membran labirint) > terdapat organ corti
Bila kokhlea dipotong secara melintang maka akan terlihat skala vestibuli & skala tympani
yg berisi cairan perylimph & saluran (duktus) kokhlearis yg berisi cairan endolimph
Bila kedua cairan tersebut terganggu (bergelombang) maka keseimbangan tubuh kita kan
terganggu.
Bila kita diputar beberapakali dengan mata tertutup, kemudian secara tiba-2 dihentikan,
lalu mata dibuka dan melihat jauh ke depan maka kita akan melihat adanya kunang-2 atau
nystagmus.
3. INDERA PENCIUMAN
Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-
2 halus yg berfungsi untuk menyerap kotoran yg masuk melalui sistem pernafasan
Tingkatan rongga hidung terdiri dari air entering (aliran udara), inferior nasal concha, midle
nasal concha, superior nasal concha & serabut akar & jaringan syaraf penciuman
Syaraf penciuman, syaraf kranial i > olfaktori yg berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan
yg masuk melalui hirupan nafas
Manusia dpt membedakan berbagai macam bau, bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau, tetapi mempunyai suatu kemampuan yang ditentukan oleh prinsip komposisi
Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor, namun dapat membedakan 600 aroma yg
berbeda reseptornya disebut khemoreseptor
Wanita lebih dalam membaui sesuatu karena superior nasal concha pd wanita lebih luas,
sehingga lebih bisa mendeteksi aroma
Kemampuan membaui setiap individu berbeda tergantung dari:
1. Susunan rongga hidung, hidung yg mancung/besar lebih baik membaui drpd hidung
pesek/kecil
2. Variasi fisiologis > pada wanita menjelang menstruasi atau saat hamil lbh peka daripada
yg tidak
3. Konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih menyengat daripada bau yg tidak busuk
4. Spesies (jenis) > spesies tertentu mempunyai kemampuan survival tergantung pada
sistem pembaunya sehingga indera pembau yg sangat peka > pd jarak tertentusudah dpt
membaui > pd anjing (canis domestica).
4. INDERA PENGECAP
Indera pengecap terletak pada lidah
Lidah merupakan suatu rawan (cartilago) yg akarnya tertanam pada bagian posterior
rongga mulut (cavum oris) dekat dgn katup epiglotis yg menuju ke laryng
Pada lidah terdapat puting-2 pengecap (taste bud) yg dapat mendeteksi segala macam rasa
Rasa manis (sweat) > pd ujung lidah; rasa asin (salt) > samping lidah (kiri & kanan) agak
ke depan; rasa asam (sour) > samping lidah (kiri & kanan) agak ke belakang dari rasa asin;
rasa pahit (bitter) > pangkal lidah; sedangkan bagian tengah lidah merupakan rasa pedas
Pedaspun mempunyai rasa pedas manis, pedas asin, pedas asam & pedas pahit
Untuk menghindari kerusakan syaraf pengecap, dianjurkan tdk memakan/meminum yang
terlalu panas
5. INDRA PERABA
1. Protein penyusun kulit yang utama adalah keratin, kolagen, elastin, dan melanin.
a. Keratin
Gambar 2. Keratin
Keratin menrupakan protein struktural terpenting dari jaringan epitel yang memberi
fungsi struktural. Banyak ditemukan dikulit bagian lapisan tanduk, kuku, dan rambut.
Secara biokimia, keratin merupakan untaian -heliks yang panjang diselingi oleh
segmen nonheliks pendek. -heliks merupakan suatu asam amino. Keratin terbagi
menjadi dua tipe, yaitu tipe I merupakan keratin asam dan tipe II merupakan keratin
b. Kolagen
Salah satu yang membedakan kulit dengan organ lainnya adalah penentu kekuatan
jaringan ikat dan merupakan komponen yang paling banyak jumlahnya pada mamalia.
Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan
Gambar 3. Kolagen
c. Elastin
Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%), dan sedikit 4-
dapat merenggang dan memendek seperti karet, hal ini dimungkinkan adanya interaksi
hidrofobik dirantai samping. Pada peregangan ini, ikatan hilang teapi masih ada ikatan
d. Melanin
Menalin adalah produk dari sel melanosit yang berfungsi untuk membedakan warna
kulit.
Gambar 5. Melanin
Melanin disintesis dalam dua bentuk yakni berwarna gelap cokelat kehitaman (terdapat
pada rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (pada pulau
terasa lebih halus dan elastis. Akibat kekurangan estrogen misalnya pada saat terjadi
menopause, akan menyebabkan penuaan pada kulit. Proses penuaan ini kan
menyebabkan perubahan fisiologis pada kulit, seperti kulit kering, permukaan kulit
kasar dan bersisik, kulit menjadi kendor dan berkerut, serta terlihatnya garis-garis
Fase 1. Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Dimana produksi hormon mulai menurun,
bebas dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini
biasanya tidak tampak dari luar, karena itu, pada tahap ini seseorang akan
merasa tampak normal. Tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini
Fase 2. Transisi
Terjadi pada saat usia mencapai 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun
Fase 3. Klinik
Terjadi pada saat usia sudah mencapai 45 tahun keatas. Pada masa ini produksi
kulit berubah dengan pigmentasi yang tidak merata, kuku menipis dan mudah
patah, serta rambut rontok. Penipisan kulit menyebabkan kulit mudah terluka
faktor dalam tubuh. Seperti genetik, hormonal, dan rasial. Fenomena ini tidak dapat
usia.
Terjadi akibat beberapa faktor dari luar, seperti pola diet, stress, obat atau bahan
kimia, dan faktor lingkungan seperti matahari, kelembaban udara, suhu dapat